Anda di halaman 1dari 6

Nama : Eka Agustina

NPM : 1514051025

Kelas : THP A

PENGEMBANGAN PRODUK BARU MIE INSTANT UBI UNGU


DENGAN BUMBU SAUS PEDAS CAMPUR DAUN KENIKIR

(Mata Kuliah Uji Sensori)

Mie merupakan makanan yang terbuat dari tepung, campuran minyak,


garam dan bahan tambahan lainnya. Dalam pengembangan produk, pihak industri
selalu memperhatikan faktor-faktor yang menjadi tolak ukur untuk kualitas mie
instan. Faktor-faktor tersebut meliputi rasa, harga, promosi dan ketersediaan
produk. Karakter utam dari mie instan adalah mie instan memiliki aroma yang
menggugah selera, tingkat kekenyalan yang pas dan empuk, memiliki cita rasa
yang khas dengan rasa yang berbeda-beda.

Mie intsant ubi ungu adalah varian mie instan baru yang berbeda dari
produk-produk mie instan sebelumnya. Meninjau dari bahan baku mie instan yang
umumnya berasal dari tepung terigu menimbulkan kekhawatiran akan
ketergantungan konsumen terhadap tepung terigu. Seperti yang diketahui,
Indonesia bukan merupakan Negara penghasil gandum yang kemudian akan
diolah menjadi tepung terigu. Selain itu, Indonesia juga memiliki potensi
karbohidrat dalam umbi-umbian yang dapat menggantikan tepung terigu sebagai
bahan baku utama salah satunya adalah ubi ungu . Ubi merupakan bahan baku
yang mudah didapatkan, dikembangkan dan dibudidayakan. Selain itu warna dari
ubi ini akan menjadi daya tarik konsumen.

Selain merubah bahan baku utama dari tepung, kita dapat merubah rasa
atau bumbu yang mejadi citra utama dari produk mie instan. Untuk mengimbangi
rasa dasar dari ubi yang diolah menjadi tepung maka bumbu yang dibuat berbeda
dari bumbu-bumbu sebelumnya. Perencanaan bumbu yang digunakan adalah saus
pedas yang dicampur dengan daun kenikir. Pemilihan daun kenikir disebabkan
karena di beberapa daerah di Indonesia menghasilkan kenikir dalam jumlah besar
dan memiliki aroma yang sangat segar dan enak. Produk ini akan memiliki
kandungan gizi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan produk-produk mie
instan sebelumnya. Selain itu produk Indomie produk ini juga bisa menjadi
pelopor gaya hidup yang sehat dengan mengkonsumsi sayuran dan umbi-umbian.
Oleh sebab itu tujuan dari pengembangan Mie ubi ungu adalah untuk mengurangi
ketergantungan produsen terhadap bahan baku, meningkatkan variasi produk
untuk mempertahankan pangsa pasar, serta mengembangkan produk dari ubi ungu
dan daun kenikir.

Konsumen sasaran dalam dunia pemasaran adalah segmentasi pasar.


Segmentasi pasar merupakan proses pengelompokan pasar kedalam segmen yang
berbeda-beda.

1. Segmentasi dari segi demografis

Secara umum, produk mie ubi ungu yang dilengkapi dengan saus pedas
campur daun kenikir dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia, baik
dari segi gender, usia (anak-anak hingga dewasa), agama, dan profesi.

a. Jenis Kelamin
Mie instan ini dapat di konsumsi untuk semua gender, baik laki-laki
maupun wanita
b. Usia
Masyarakat yang menjadi segmen dari mie instan bila di lihat dari
demografis usia adalah anak-anak berumur 4 tahun hingga lanjut usia bias
mengkonsumsi mie instan. Produk ini lebih cocok dikonsumsi oleh orang
dewasa yang membutuhkan kepraktisan dalam memasak .
c. Agama
Rasa Mie instan tersebut cocok bagi semua agama yang ada di Indonesia,
sebab semua produk tersebut sudah melalui pemeriksaan oleh tim MUI
yang memberikan sertifikat HALAL bagi mie-mie tersebut.

d. Kelas sosial (profesi)


semua kelas sosial mengkonsumsi bias mengkonsumsi mie instan.

2. Segmentasi dari segi geografis


a. Wilayah
Kebanyakan produk-produk mie instan cocok untuk seluruh daerah di
Indonesia, karena mie instan sesuai untuk daerah dataran tinggi maupun
rendah.
b. Kepadatan
Kepadatan penduduk di Indonesia identik dengan kesibukan yang tinggi
sehingga membutuhkan produk yang praktis dan tidak memakan waktu
yang banyak.

3. Segmentasi Psikografis
Produk ini di pasarkan untuk semua kalangan, namun produk ini
diutamakan untuk kalangan mahasiswa seperti anak kos dikarenakan produk
mie instan sudah menjadi gaya hidup dan kebiasaan dari mahasiswa. Harga
yang ditawarkan di pasaran juga sangat terjangkau.

4. Segmentasi Perilaku
Hadirnya produk mie ubi ungu dengan wajah baru yaitu dengan
mengunakan tepung ubi ungu dan dilengkapi saus pedas ini membuat
masyarakat menyambutnya dengan antusias, karena selain merupakan produk
makanan mie yang disajikan dengan instan, harga yang ditawarkan terjangkau,
kandungan gizi yang ditawarkan lebih banyak, dan varian serta aroma yang
sangat segar.

Pengembangan produk ubi jalar ini diperlukan panelis yang mewakili


konsumen baik anak-anak, remaja, maupun dewasa. Panelis konsumen digunakan
untuk mengetahui penerimaan konsumen terhadap produk mie instan sebelum
produk dipasarkan. Pengujian yang dilakukan yaitu uji kesukaan skala hedonik.
Uji hedonik digunakan untuk mengetahui apakah konsumen menyukai atau
menerima produk yang akan dipasarkan atau tidak. Apabila sebagian besar panelis
konsumen tersebut menyatakan kesukaannya terhadap produk mie ubi ungu, maka
produk siap untuk di pasarkan. Setelah produk dipasarkan, dalam suatu
perusahaan diperlukan satu atau lebih panelis terlatih yang digunakan untuk
mengevaluasi setiap produk yang dihasilkan, dan juga kita dapat menjaga kualitas
mie intant ubi ungu yang dihasilkan. Panelis terlatih dalam perusahaan dapat
memberikan pendapat berupa masukan dan saran terhadap produk yang akan
dipasarkan, sehingga produk yang akan dipasarkan memiliki kualitas yang sama.
Panelis dapat memberikan masukan mengenai hal yang penting dalam produk
seperti atribut produk yaitu rasa dan tekstur maupun kemasan yang digunakan.

Atribut penting dalam produk mie instant ubi ungu ini yaitu rasa dan tekstur.
Rasa produk perlu diperhatikan terutama rasa dari mie instant ubi ungu dan
bumbu sendiri yang memiliki rasa pedas campur rasa segar daun kenikir agar
konsumen yang mengonsumsinya dapat merasakan rasa yang khas dari ubi ungu
dan daun kenikir. Untuk memperoleh rasa mie yang konstan, maka perusahaan
harus memasok bahan ubi ungu dari tempat yang sama sehingga diperoleh produk
yang dihasilkan berkualitas sama dari segi rasa. Pengembangan dari mie intant ubi
ungu ini adalah dengan adanya penambahan bumbu pedas yang dicampur dengan
aroma segar dari daun kenikir. Selain itu warna ungu dari ubi sendiri dapat
menjadi daya tarik konsumen. Tekstur yang dihaapkan yaitu memiliki kekenyalan
yang pas dan empuk.
Penerapan pengujian kualitatif dapat berupa focus group, focus panel, dan one
in one interview. Pengujian kualitatif dilaksanakan dengan berdiskusi panelis,
dimana dalam kelompok diskusi tersebut terdapat seorang moderator yang
mengatur jalannya diskusi, pengujian kualitatif ini dilakukan secara focus group.
Setiap panelis diminta untuk mencicipi produk mie instant ubi ungu dan
memberikan pendapatnya mengenai atribut produk seperti rasa dan tekstur.
Setelah semua panelis mengemukakan pendapatnya selanjutnya panelis berdiskusi
mengenai atribut produk serta panelis memberikan masukan terhadap produk yang
diujikan agar produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang lebih baik lagi dan di
akhir diskusi mederator menyampaikan kesimpulan dari diskusi panelis tersebut.
Dengan melakukan pengujian kulitatif tersebut maka kita dapat memperoleh
kesimpulan mengenai atribut produk secara langsung karena dalam diskusi,
panelis yang telah mencicipi produk dapat langsung mengemukakan pendapatnya
mengenai produk tersebut.

Pengujian afektif kuantitatif dilakukan dengan pengujian kesukaan hedonik.


Pada pengujian ini panelis diminta untuk mencicipi sampel produk mie instant ubi
ungu dengan saus pedas campur daun kenikir lalu panelis memberikan respon
berupa skor pada kuesioner yang telah disediakan. Tingkat respon yang
disediakan dapat berupa 1 = Sangat tidak suka, 2 = Tidak suka, 3 = Agak suka, 4
= Suka, 5 = Sangat suka. Panelis dapat memberikan responnya terhadap tingkat
kesukaannya terhadap produk yang disajiakan. Pengujian kesukaan hedonik ini
dilakukan untuk mengetahui apakah produk mie intant ubi ungu dengan berbagai
varian rasa dapat diterima secara luas oleh konsumen. Apabila pada akhir
pengujian disimpulkan bahwa sebagian besar konsumen menyukai produk mie
instant ubi ungu dengan bumbu tersebut, maka produk dapat segera dipasarkan
secara luas di berbagai daerah.

Pertimbangan-pertimbangan dasar dalam pengembangan produk mie


intant ubi ungu yaitu pada bahan dasar ubi ungu yang digunakan untuk produksi.
Ubi ungu yang digunakan harus memiliki kualitas yang baik, tidak cacat serta
memiliki rasa manis yang sesuai dengan kriteria perusahaan. Kualitas ubi dari
pemasok ubi ungu harus memiliki kualitas yang sama setiap kali akan diproduksi
sehingga hasil akhir dari produk mie intant ubi ungu memiliki kualitas produk
yang tetap. Selain itu, hal yang perlu diperhatikan adalah mengenai tekstur mie
intant memiliki kekenyalan yang pas, dan diperlukan kemasan yang baik agar mie
dapat bertahan lama setelah dipasarkan. Bentuk kemasan dengan gambar mie
berwarna ungu membuat konsumen lebih tertarik untuk membeli. Oleh karena itu,
perlu adanya ide kreatif dari pihak perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai