Ada, etika dan moral saling mempengaruhi, maka keduanya tentu memiliki hubungan yang erat
dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Norma sebagai bentuk perwujudan dari etika
dan moral yang tumbuh dan berkembang di masyarakat. Norma tersebut dapat berbeda-beda
antara satu daerah dengan daerah lainnya. Meski tiap daerah memiliki norma yang berbeda-beda
namun tujuannya tetap sama, yaitu mengatur kehidupan bermasyarakat agar tercipta suasana yang
mendukung dalam hidup bermasyarakat. Sedangkan hukum merupakan suatu bagian yang tidak
dapat dipisahkan dari kehidupan bermasyarakat yang memiliki etika, moral, dan norma-norma di
dalamnya. Hukum berperan sebagai `penjaga` agar etika, moral, dan norma-norma dalam
masyarakat dapat berjalan dengan baik. Apabila terjadi pelanggaran terhadap etika, moral, dan
norma maka hukum akan berperan sebagai pemberi sanksi. Sanksi tersebut dapat berupa sanksi
sosial sebagai akibat dari pelanggaran norma-norma sosial masyarakat dan sanksi hukum apabila
norma-norma yang dilanggar juga termasuk dalam wilayah peraturan hukum yang berlaku.
2. Berfilsafat artinya berfikir. Apakah setiap proses berfikir dapat di katakan berfilsafat?
Berpikir dikatakan berfilsafat, apabila berpikir tersebut memiliki tiga ciri utama,
yaitu: radikal, sistematik, dan universal. Berpikir radikal, artinya berpikir sampai ke
akar-akar persoalan, berpikir terhadap sesuatu dalam bingkai yang tidak tanggung-
tanggung, sampai kepada konsekueisinya yang terakhir. Berpikir sistematik, artinya
berpikir logis, yang bergerak selangkah demi selangkah (step by step) dengan penuh
kesadaran, dengan urutan yang bertanggung jawab. Berpikir unifersal, artinya berpikir
secara menyeluruh, tidak terbatas pada bagian-bagian tertentu, tetapi mencakup
keseluruhan aspek yang konkret dan absrtak atau yang fisik dan metafisik.
Kelompok 3: endokrin
Alviah
Arie r
Dilla
Kharisma g
M. Iqbal
Nicken
Siti sri
Yudi