Anda di halaman 1dari 44

DASAR PEMBUATAN

PERJANJIAN KERJA
1. KECAKAPAN KEDUA BELAH PIHAK
2. KEMAMPUAN ATAU KECAPAKAPAN MELAKUKAN
PERBUATAN HUKUM
3. ADANYA PEKERJAAN YANG DIPERJANJIAKAN DAN
4. PEKERJAAN YANG DIPERJANJIKAN TIDAK
BERTENTANGAN DENGAN KETERTIBAN UMUM,
KESUSILAAN DAN PERATURAN
PERUNDANGUNDANGAN YANG BERLAKU
CATATAN : Jika tidak dipenuhi
- 1 DAN 2 maka DAPAT DIBATALKAN
- 3 DAN 4 maka BATAL DEMI HUKUM
JENIS PERJANJIAN KERJA,
PSL 56 AYAT (1) UU No. 13 Tahun 2003

1. PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU


Perjanjian antara pekerja/buruh dengan pengusaha untuk mengadakan
hubungan kerja dalam waktu tertentu atau untuk pekerjaan tertentu

2. PERJANJIAN KERJA WAKTU TIDAK TERTENTU


Perjanjian antara pekerja/buruh dengan pengusaha untuk mengadakan
hubungan kerja dalam waktu tidak tertentu atau parmanent
PENGATURAN PKWT
PEKERJAAN SEKALI SELESAI, SEMENTARA
SIFATNYA
1. Didasarkan atas selesainya pekerjaan tertentu.
2. Dibuat untuk paling lama 3 tahun
3. Apabila selesai dari yang diperjanjikan, putus demi hukum
4. Harus dicantumkan batasan suatu pekerjaan dinyatakan
selesai
5. Karena kondisi tertentu, pekerjaan belum dapat
diselesaikan, dapat dilakukan pembaharuan.
6. Pembaharuan dilakukan setelah melebihi masa tenggang
waktu 30 hari setelah berakhir perjanjian kerja
7. Selama tenggang waktu tidak ada hubungan kerja
8. Para pihak dapat mengatur lain ketentuan pembaharuan
dan tenggang waktunya
PENGATURAN PKWT
PEKERJAAN BERSIFAT MUSIMAN
• Pekerjaan yang pelaksanaannya tergantung pada
musim atau cuaca
• Hanya dapat dilakukan untuk satu jenis pekerjaan
pada musim tertentu
• Pekerjaan yang harus dilakukan untuk memenuhi
pesanan atau target, sebagai pekerjaan musiman
• Diberlakukan untuk pekerja/buruh yang melakukan
pekerjaan tambahan
• Untuk pekerjaan memenuhi pesanan atau target
sebagai pekerjaan tambahan, pengusaha harus
membuat daftar nama pekerja/buruh
• Tidak dapat dilakukan pembaharuan
PENGATURAN PKWT
BERHUBUNGAN DENGAN PRODUK BARU
• Dilakukan untuk pekerjaan yang berhubungan
dengan produk baru, kegiatan baru, atau produk
tambahan yang masih dalam percobaan atau
penjajagan
• Dapat dilakukan paling lama 2 tahun dan dapat
diperpanjang satu kali paling lama 1 tahun
• Hanya boleh diberlakukan untuk melakukan
pekerjaan diluar kegiatan utama atau diluar
pekerjaan yang biasa dilakukan perusahaan
PEKERJA HARIAN LEPAS
• Wajib membuat Perjanjian Kerja Harian Lepas secara tertulis
• Perjanjian kerja harian lepas dapat dibuat berupa daftar pekerja
yang melakukan pekerjaan, sekurang-kurangnya memuat :
nama/alamat perusahaan, alamat/alamat pekerja, jenis pekerjaan
yang dilakukan, besarnya upah dan/atau imbalan lainnya.
• Daftar pekerja disampaikan kepada instansi yang bertanggung
jawab dibidang ketenagakerjaan setempat, selambat-lambatnya 7
hari kerja sejak mempekerjakan pekerja
• Pekerjaan tertentu yang berubah-ubah dalam hal waktu dan
volume pekerjaan serta upah didasarkan pada kehadiran
• Dilakukan kurang dari 21 hari dalam 1 bulan
• Apabila bekerja lebih dari 21 hari atau lebih selama 3 bulan
berturut-turut, berubah menjadi PKWTT
• Perjanjian Kerja Harian Lepas dikecualikan dari ketentuan jangka
waktu PKWT pada umumnya
PENCATATAN PKWT
• Wajib dicatatkan kepada instansi yang
bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan
Kabupaten/Kota setempat, selambat-
lambatnya 7 hari kerja
sejakpenandatanganan
• Pekerja harian lepas, dicatatkan daftar
pekerja/buruh kepada instansi yang
bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan
setempat.
PERUBAHAN PKWT MENJADI PKWTT
• Tidak dibuat dalam bahas Indonesia dan huruf latin, sejak
adanya hubungan kerja.
• Pekerjaan bersifat musiman tidak dibuat untuk satu jenis
pekerjaan pada musim tertentu dan tidak dibuat terhadap
pekerjaan tambahan, sejak adanya hubungan kerja.
• Pekerjaan produk baru, dilakukan tidak sesuai dengan
ketentuan jangka waktu dan perpanjangan serta
dilakukan pembaharuan, sejak dilakukan penyimpangan
• Pembaharuan untuk pekerjaan sekali selesai atau
sementara sifatnya, tidak melalui tenggang waktu 30 hari
• Hak pekerja dan prosedur penyelesaiannya dilakukan
sesuai ketentuan perundang-undangan bagi PKWTT
PERATURAN PERUSAHAAN
• Peraturan yang dibuat secara tertulis oleh Pengusaha
yang memuat syarat-syarat kerja dan tata tertib
perusahaan
• Dasar hukum Peraturan Perusahaan:
1. Undang Undang No. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan
2. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
48/Men/2004 tanggal 8 April 2004 tentang Tata Cara
Pembuatan dan Pengesahan Peraturan Perusahaan
Serta Pembuatan dan Pendaftaran Perjanjian Kerja
Bersama
TUJUAN
PERATURAN PERUSAHAAN
1. memberikan kepastian syarat-syarat kerja di
perusahaan
2. meningkatkan kegairahan dan ketenangan
bekerja
3. meningkatkan produktivitas kerja, akhirnya
akan meningkatkan taraf hidup pekerja dan
keluarganya
MATERI
PERATURAN PERUSAHAAN
a. Hak dan kewajiban Pengusaha
b. Hak dan kewajiban pekerja
c. Syarat kerja
d. Tata tertib perusahaan
e. Jangka waktu berlakunya
PEMBUATAN
PERATURAN PERUSAHAAN
1. Disusun dan menjadi tanggung jawab
perusahaaan
2. Memperhatikan saran dan pertimbangan
dari wakil pekerja
3. Dalam hal telah terbentuk Serikat Pekerja
(SP), maka wakil pekerja adalah pengurus SP
4. Perwakilan pekerja dipilih secara demokratis
PROSES MENDAPATKAN SARAN DAN
PERTIMBANGAN
• Pengusaha harus menyampaikan naskah
rancangan Peraturan Perusahaan (PP) kepada
perwakilan Pekerja/Buruh
• Saran dan pertimbangan harus sudah diterima
Pengusaha dalam waktu 14 (empat belas) hari
kerja sejak diterimanya naskah Peraturan
Perusahaan (PP)
• Dalam waktu 14 (empat belas) hari kerja, tidak
memberikan saran dan pertimbangan,
Pengusaha dapat mengajukan permohonan
pengesahan disertai bukti
PERSYARATAN
PERMOHONAN PENGESAHAN
PERATURAN PERUSAHAAN
1. Mengajukan permohonan secara tertulis
2. Melampirkan naskah Peraturan Perusahaan
rangkap 3 (tiga) yang telah ditandatangani
oleh Pengusaha
3. Melampirkan bukti telah dimintakan saran
dan pertimbangan dari perwakilan
Pekerja/Buruh
PERMOHONAN PENGESAHAN
PERATURAN PERUSAHAAN
1. Nama dan alamat perusahaan
2. Nama Pimpinan perusahaan
3. Wilayah operasi perusahaan
4. Status perusahaan
5. Jenis atau bidang usaha
6. Jumlah pekerja menurut jenis kelamin
7. Status hubungan kerja
8. Upah tertinggi dan terendah
9. Nama dan alamat SP/SB (bila ada)
10. Nomor pencatatan SP/SB (bila ada)
11. Masa berlaku PP
12. Pengesahan Peraturan Perusahaan yang ke berapa
PENGESAHAN
PERATURAN PERUSAHAAN
1. Pengesahan sudah diberikan dalam waktu 30 (tiga puluh)
hari kerja sejak naskah diterima
2. Dalam hal pembuatan telah sesuai ketentuan dan
apabila waktu 30 (tiga puluh) hari kerja terlampaui,
Peraturan
3. Perusahaan dianggap telah mendapatkan pengesahan
4. Dalam hal tidak memenuhi persyaratan, harus
diberitahukan secara tertulis kepada Pengusaha
5. Dalam waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja
sejak tanggal pemberitahuan, Pengusaha wajib
mengembalikan kepada Menteri atau pejabat yang
ditunjuk
PERUBAHAN
PERATURAN PERUSAHAAN
• Perubahan harus berdasarkan kesepakatan
antara Pengusaha dan SP/SB dan atau wakil
pekerja/buruh
• Perubahan harus mendapatkan pengesahan
kembali
• Perubahan dianggap tidak ada apabila belum
mendapatkan pengesahan.
PEMBAHARUAN
PERATURAN PERUSAHAAN
• Pengusaha wajib mengajukan pembaharuan paling lama 30 (tiga
puluh) hari kerja sebelum berakhirnya masa berlaku Peraturan
Perusahaan
• Pembaharuan dilakukan sebagaimana pengaturan permohonan
pengesahan Peraturan Perusahaan
• Dalam pembaharuan, apabila terdapat perubahan materi dari
Peraturan Perusahaan sebelumnya, perubahan tersebut harus
didasarkan atas kesepakatan Pengusaha dengan wakil
Pekerja/Buruh
• Ketentuan dalam Peraturan Perusahaan yang telah berakhir masa
berlakunya, tetap berlaku sampai ditandatanganinya PKB atau
disahkan Peraturan Perusahaan baru
• Dalam hal perundingan pembuatan PKB telah dilakukan, belum
mencapai kesepakatan, Pengusaha wajib mengajukan
permohonan pengesahan pembaharuan Peraturan Perusahaan
KETENTUAN PERATURAN
PERUSAHAAN
• Pengusaha mempekerjakan pekerja sekurang-kurangnya 10 (sepuluh)
orang wajib membuat Peraturan Perusahaan
• Melalui berlaku sejak disahkan
• Masa berlakunya 2 (dua) tahun dan wajib diperbaharui setelah habis
masa berlakunya
• Selama berlakunya PP, Pengusaha wajib melayani kehendak SP/SB untuk
pembuatan PKB
• Selama perundingan belum mencapai kesepakatan, PP berlaku sampai
habis jangka waktu berlakunya
• Ketentuan dalam PP tidak boleh bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
• Perubahan PP hanya dapat dilakukan atas dasar kesepakatan Pengusaha
dan wakil pekerja
• Perubahan PP harus mendapat pengesahan
• Pengusaha wajib memberitahukan dan menjelaskan isi PP serta
memberikan naskah PP atau perubahannya kepada pekerja
SANKSI
• Tindak Pidana Pelanggaran
• Denda paling sedikit Rp. 5.000.000 dan paling
banyak Rp. 50.000.000 (pasal 188) :
a. Tidak membuat Peraturan Perusahaan
Pasal 108 ayat ( 1)
b. Tidak melakukan pembaharuan
Pasal 111 ayat ( 3 )
• Tidak memberitahukan dan menjelaskan isi
serta memberikan naskah Peraturan Perusahaan
atau perubahannya kepada pekerja.
Pasal 114
PROSES PENGESAHAN
PERATURAN PERUSAHAAN
1. Meneliti kelengkapan dokumentasi dan materi Peraturan Perusahaan
2. Mengembalikan permohonan Pengusaha dalam waktu paling lama 7 (tujuh)
hari kerja sejak diterima permohonan, untuk dilengkapi atau diperbaiki
3. Perusahaan wajib menyampaikan naskah Peraturan Perusahaan dalam waktu
paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal diterimanya
pengembalian Peraturan Perusahaan
4. Apabila tidak dikembalikan dalam waktu paling lama 14 (empat belas) hari
kerja, dapat dianggap perusahaan belum memiliki Peraturan Perusahaan
5. Pengesahan Peraturan Perusahaan wajib menerbitkan Surat Keputusan dalam
waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja
6. Dalam hal waktu 30 (tiga puluh) hari kerja terlampaui dan Peraturan
Perusahaan telah memenuhi syarat, Peraturan Perusahaan dianggap telah
mendapatkan pengesahan
7. Catatan :
1. Akibat No. 4 perusahaan dikenakan sanksi pidana pelanggaran sebagaimana
diatur pasal 188 UU Ketenagakerjaan
PERJANJIAN KERJA BERSAMA (PKB)
• Perjanjian yang merupakan hasil
perundingan antara Serikat Pekerja/Serikat
Buruh yang tercatat pada instansi yang
bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan dengan Pengusaha, atau
beberapa Pengusaha atau perkumpulan
Pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja,
hak dan kewajiban kedua belah pihak
DASAR HUKUM PEMBUATAN PKB
1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan
Bagian Ketujuh Pasal 116 – 133
1. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No. 48/Men/2004 tanggal 8
April 2004 Tentang Tata Cara Pembuatan
dan Pengesahan Peraturan Perusahaan
serta Pembuatan dan Pendaftaran
Perjanjian Kerja Bersama
TUJUAN
PERJANJIAN KERJA BERSAMA
1. Mengusahakan perbaikan syarat-syarat
kerja
2. Meningkatkan kegairahan dan ketenangan
bekerja di perusahaan
MATERI
PERJANJIAN KERJA BERSAMA
1. Nama, tempat kedudukan serta alamat SP/SB
2. Nama, tempat kedudukan serta alamat Pengusaha
3. Nama serta tanggal pencatatan SP/SB
4. Hak dan kewajiban Pengusaha
5. Hak dan kewajiban SP/SB beserta pekerja
6. Jangka waktu dan tanggal mulai berlakunya PKB
7. Tanda tangan para pihak pembuat PKB
8. Penandatanganan oleh wakil harus ada surat kuasa
dilampirkan pada PKB
PEMBUATAN PKB
1. Hanya dapat dibuat 1 (satu) PKB, berlaku bagi
seluruh pekerja di perusahaan yang bersangkutan
2. Perusahaan yang memiliki cabang, dibuat PKB Induk
berlaku di semua cabang dan dapat dibuat PKB
turunan yang berlaku di masing-masing cabang
3. PKB Induk menurut ketentuan yang berlaku umum
di seluruh cabang perusahaan, PKB turunan memuat
pelaksanaan PKB induk yang disesuaikan dengan
kondisi cabang perusahaan masing-masing
4. PKB turunan belum disepakati, PKB induk tetap
berlaku
PERSYARATAN PEMBUATAN PKB
1. Dirundingkan SP/SB atau beberapa SP/SB yang
tercatat pada instansi yang bertanggung jawab
di bidang ketenagakerjaan dengan Pengusaha
atau beberapa Pengusaha.
2. Harus didasari itikad baik dan kemauan bebas
kedua belah pihak
3. Dilakukan secara menyeluruh untuk mufakat
4. Lamanya perundingan ditetapkan berdasarkan
kesepakatan dan dituangkan dalam Tata Tertib
Perundingan
PERUNDINGAN PEMBUATAN PKB
1. Tempat perundingan dilakukan di kantor perusahaan
atau kantor SP/SB atau tempat lain sesuai dengan
kesepakatan kedua belah pihak.
2. Biaya perundingan menjadi beban Pengusaha,
kecuali disepakati oleh kedua belah pihak.
3. Tim perunding sesuai dengan kedudukan dengan
ketentuan masing-masing pihak paling banyak 9
orang dengan kuasa penuh.
4. SP/SB yang tidak terwakili dalam tim perunding
dapat menyampaikan aspirasinya secara tertulis
kepada Tim Perunding sebelum dimulai perundingan
SYARAT SP/SB UNTUK
MERUNDINGKAN PKB
1. SP/SB telah tercatat berdasarkan UU No. 21
Tahun 2000
2. Memenuhi pengesahan sebagaimana diatur
pasal 119 dan pasal 120 UU Nomor 13 Tahun
2003
3. Mengajukan permintaan secara tertulis
SERIKAT PEKERJA MEMBUAT PKB
1. dalam hal 1 (satu) SP memiliki anggota lebih dari 50 % dari
jumlah pekerja 2. mendapat dukungan lebih 50 % dari jumlah
seluruh pekerja/buruh di perusahaan melalui pemungutan suara
2. bila tidak mendapat dukungan, SP dapat mengajukan kembali
perundingan PKB, setelah 6 (enam) bulan sejak dilakukan
pemungutan suara
3. dalam hal lebih dari 1 (satu) SP maka SP yang memiliki jumlah
keanggotaan lebih dari 50 % dari jumlah pekerja melakukan
koalisi, sehingga tercapai lebih 50 % dari jumlah pekerja
4. membentuk tim perunding yang keanggotaannya ditentukan
secara proporsional
5. pemungutan suara diselenggarakan panitia (wakil pekerja dan
pengurus SP) disaksikan oleh Pengusaha dan pihak pejabat yang
bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan
6. keanggotaan SP dibuktikan dengan Kartu Anggota
PROSES PELAKSANAAN HAK
LEBIH DARI 1 SP/SB
1. SP/SB yang berhak mewakili pekerja melakukan perundingan
PKB adalah SP yang mewakili anggota lebih dari 50 % dari
seluruh jumlah pekerja.
2. Penentuan SP/SB yang berhak dilakukan melalui verifikasi yang
dilakukan oleh Panitia yang terdiri dari wakil pengurus SP/SB
disaksikan wakil instansi yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan dan Pengusaha.
3. Verifikasi dilakukan berdasarkan Kartu Tanda Anggota (KTA),
apabila terdapat KTA lebih dari satu, KTA yang terakhir yang sah
4. Pelaksanaan dilakukan di tempat-tempat lainnya diatur
sedemikian rupa, sehingga tidak mengganggu proses produksi
dalam waktu 1 hari kerja yang disepakati SP/SB.
5. Pengusaha maupun SP/SB dilarang melakukan tindakan yang
mempengaruhi pelaksanaan verifikasi.
Lanjutan…
1. SP/SB diberikan kesempatan untuk menjelaskan program
pembuatan PKB dalam waktu 14 hari dan dilakukan 3 hari
setelah tanggal diumumkannya pemungutan suara.
2. Pelaksanaan penjelasan tersebut dilakukan diluar jam kerja pada
tempat-tempat yang disepakati SP dan Pengusaha.
3. Dalam waktu paling lambat 7 hari sebelum pemungutan suara,
SP dapat membuktikan keanggotannya pada Pengusaha, maka
pemungutan suara tidak perlu dilaksanakan
4. Panitia pemungutan suara menyelesaikan waktu pelaksanaan
pemungutan suara diluar jam kerja sehingga tidak mengganggu
proses produksi.
5. Tempat pemungutan suara ditetapkan berdasarkan kesepakatan
antara panitia dengan Pengusaha.
6. Hasil pemungutan suara, setelah ditandatangani oleh panitia dan
saksi-saksi
TATA TERTIB PERUNDINGAN
1. Tujuan pembuatan tata tertib
2. Susunan tim perunding
3. Lamanya masa perundingan
4. Materi perundingan
5. Tempat perundingan
6. Tata cara perundingan
7. Cara penyelesaian apabila terjadi kebuntuan
perundingan
8. Sahnya perundingan
9. Biaya perundingan
PENDAFTARAN PKB
• Pengusaha mendaftarkan kepada instansi yang bertanggung
jawab di bidang ketenagakerjaan
• Pengajuan pendaftaran, melampirkan naskah PKB dalam rangkap
3 bermaterai cukup yang telah dibubuhkan tanda tangan
Pengusaha dan SP/SB
• Penelitian dalam waktu 7 hari kerja sejak tanggal diterimanya
permohonan, meliputi kelengkapan pernyataan formal dan materi
PKB.
• Persyaratan dan materi telah terpenuhi, dalam waktu 7 hari kerja
sejak selesainya penelitian, harus menerbitkan Surat Keputusan
Pendaftaran.
• Apabila persyaratan dan atau materi bertentangan dengan per-
UU-an, memberi catatan pada surat keputusan pendaftran.
• Catatan menurut pasal-pasal yang bertentangan dengan per-UU-
an
PENGAJUAN PENDAFTARAN PKB
1. Nama dan alamat perusahaan
2. Nama Pimpinan perusahaan
3. Wilayah operasi perusahaan
4. Status permodalan perusahaan
5. Jenis atau bidang usaha
6. Jumlah pekerja menurut jenis kelamin
7. Status hubungan kerja
8. Upah tertinggi dan terendah
9. Nama dan alamat SP/SB
10. Nomor pencatatan SP/SB
11. Jumlah anggota SP
12. Masa berlaku PKB
13. Pendaftaran yang ke ……
MAKSUD PENDAFTARAN
• Sebagai alat monitoring dan evaluasi
pengaturan syarat kerja di perusahaan
• Sebagai rujukan utama dalam hal terjadi
perselisihan pelaksanaan PKB
MASA BERLAKUNYA PKB
• Berlakunya 2 (dua) tahun
• Dapat diperpanjang paling lama 1 (satu)
tahun berdasarkan kesepakatan secara
tertulis
• Perundingan pembuatan dapat dimulai
paling cepat 3 (tiga) bulan sebelum berakhir
• Dalam hal tidak mencapai kesepakatan, tetap
berlaku untuk paling lama 1 (satu) tahun
• Dapat mengadakan perubahan
PERPANJANGAN ATAU
PEMBAHARUAN PKB
• Dalam hal terdapat 1 (satu) SP, tidak
mempersyaratkan jumlah anggota SP
• Apabila terdapat lebih dari 1 (satu) SP, SP yang
anggotanya lebih dari 50 %, bersama-sama SP
yang membuat terdahulu
• Dalam hal tidak ada SP yang anggotanya lebih
dari 50 % dapat membuat koalisi
• Apabila hal tersebut tidak terpenuhi SP
membentuk Tim
• Perunding, yang keanggotannya ditentukan
secara proporsional
PERUBAHAN PKB
• Perubahan PKB yang sedang berlaku, harus
berdasarkan kesepakatan
• Perubahan menjadi bagian yang terpisahkan
dari PKB yang sedang berlaku
KEWAJIBAN PARA PIHAK
• Wajib melaksanakan ketentuan yang ada
dalam PKB
• Wajib memberitahukan atas perubahannya
kepada pekerja
• Pengusaha harus mencetak dan membagikan
kepada setiap pekerja atas biaya perusahaan
• Pengusaha mendaftarkan
KEWAJIBAN PENGUSAHA, SP/SB
• Melaksanakan ketentuan yang ada dalam
PKB
• Wajib memberitahukan isi PKB dan
perubahannya kepada seluruh pekerja
PERUNDINGAN PEMBUATAN PKB
TIDAK MENCAPAI KESEPAKATAN
• Menjadwalkan kembali perundingan dengan waktu paling lama 30
hari setelah perundingan gagal, apabila perundingan pembuatan
PKB tidak selesai disepakati dalam Tata Tertib
• Membuat pernyataan secara tertulis tidak dapat diselesaikan
memuat :
• a. Materi yang belum disepakati
• b. Pendirian para pihak
• c. Risalah perundingan
• d. Tempat, tanggal dan tanda tangan para pihak.
• Salah satu pihak atau kedua belah pihak melaporkan kepada
instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan.
• Penyelesaian instansi, sesuai mekanisme penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industrial UU Nomor 2 Tahun 2004
PENYELESAIAN MELALUI MEDIASI
• Penyelesaian melalui mediasi, para pihak atau salah satu pihak tidak menerima
anjuran, berdasarkan kesepakatan para pihak mediator melaporkan kepada
Menteri untuk menetapkan langkah-langkah penyelesaian.
• Laporan mediator memuat
• a. Materi yang belum disepakati
• b. Pendirian para pihak
• c. Pendirian para pihak
• d. Kesimpulan perundingan
• e. Pertimbangan dan saran penyelesaian
• Menteri dapat menunjuk pejabat untuk menyelesaikan pembuatan PKB.
• Penyelesaian pembuatan PKB juga tidak mencapai kesepakatan, salah satu pihak
dapat mengajukan ke Pengadilan Hubungan Industrial daerah hukum tempat
pekerja bekerja.
• Daerah hukum tempat pekerja bekerja melebihi 1 daerah hukum gugatan
diajukan pada PHI yang daerah hukumnya mencakup domisili perusahaan.
KETENTUAN KHUSUS
• dalam 1 (satu) perusahaan hanya dapat dibuat 1 (satu) PKB
• mulai berlaku sejak ditandatangani, kecuali ditentukan lain
• perjanjian kerja tidak boleh bertentangan dengan PKB
• dalam hal Perjanjian Kerja tidak memuat aturan yang diatur
dalam PKB, maka berlaku aturan-aturan dalam PKB
• dilarang mengganti PKB dengan PP
• apabila tidak ada lagi SP, maka ketentuan yang ada dalam PP tidak
boleh lebih rendah dari PKB
• SP bubar atau pengalihan kepemilikan, PKB tetap berlaku sampai
berakhir
• dalam hal merger, yang berlaku adalah PKB yang paling
menguntungkan pekerja
• merger antara perusahaan yang belum memiliki PKB dengan yang
telah memiliki PKB, maka yang berlaku adalah PKB tersebu

Anda mungkin juga menyukai