Anda di halaman 1dari 6

Diagnosa keperawatan

a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nausea dan vomitus yang menetap.
b. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan akibat vomitus dan asupan cairan
yang tidak adequat.
c. Ketakutan berhubungan dengan efek hiperemesis pada kesejahteraan janin.
d. Gangguan rasa nyaman : nyeri (perih) berhubungan dengan muntah yang berlebihan, peningkatan
asam lambung.
e. Kurang pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan berhubungan dengan keterbatasan
informasi.
f. Resiko perubahan integritas kulit berhubungan dengan penurunan darah dan nutrisi kejaringan-
jaringan sekunder akibat dehidrasi
g. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakadekuatan sumber energi sekunder.

3. Intervensi keperawatan
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nausea dan vomitus yang
menetap.
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil :
1) Klien akan mengkonsumsi asupan oral diet yang mengandung zat gizi yang adequat.
2) Klien tidak mengalami nausea dan vomitus.
3) Klien akan menoleransi diit yang telah di programkan.
4) Klien akan mengalami peningkatan berat badan yang sesuai selama hamil.

Intervensi Rasional

a) Catat intake dan output a) menentukan hidrasi cairan dan


pengeluaran melalui muntah.
b) Anjurkan makan dalam porsi kecil b) dapat mencukupi asupan nutrisi yang
tapi sering dibutuhkan tubuh.
c) Anjurkan untuk menghindari c) dapat merangsang mual dan muntah
makanan yang berlemak. d) makanan selingan dapat mengurangi
d) anjurkan untuk makan makanan atau menghindari rangsang mual
selingan seperti biskuit, roti dan teh muntah yang berlebih.
(panas) hangat sebelum bagun tidur
pada siang hari dan sebelum tidur.e) untuk mempertahankan
e) Catal intake TPN, jika intake oral keseimbangan nutrisi.
tidak dapat diberikan dalam
periode tertentu. f) untuk mengetahui integritas inukosa
f) Inspeksi adanya iritasi atau Iesi mulut.
pada mulut. g) untuk mempertahankan integritas
g) Kaji kebersihan oral dan personal mukosa mulut.
hygiene serta penggunaan cairan
pembersih mulut seseringh) mengidenfifikasi adanya anemi dan
mungkin. potensial penurunan kapasitas
h) Pantau kadar Hemoglobin dan pcmbawa oksigen ibu. Klien dengan
Hemotokrit kadar Hb < 12 gr/dl atau kadar Ht <
37 % dipertimbangkan anemi pada
trimester I.
i) menetapkan data dasar ; dilakukan
i) Test urine terhadap aseton, secara rutin untuk mendeteksi situasi
albumin dan glukosa. potensial resiko tinggi seperti
ketidakadekuatan asupan karbohidrat,
Diabetik kcloasedosis dan Hipertensi

b. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan akibat vomitus dan asupan cairan
yang tidak adequat.
Tujuan : kebutuhan cairan terpenuhi
Kriteria hasil :
1) Keseimbangan cairan dan elektrolit akan kembali ke kondisi normal, yang terbukti dengan turgor
kulit normal, membran mukosa lembab, berat badan stabil, tanda-tanda vital dalam batas normal;
elektrolit, serum, hemoglobin, hematokrit, dan berat jenis urin akan berada dalam batas normal.
2) Klien tidak akan muntah lagi
3) Klien akan mengkonsumsi asupan dalam jumlag yang adequat.

Intervensi rasional

a) Tentukan frekuensi atau beratnya a) Memberikan data berkenaan dengan


mual/muntah. semua kondisi. Peningkatan kadar
hormon Korionik gonadotropin
(HCG), perubahan metabolisme
karbohidrat dan penurunan motilitas
gastrik memperberat mual/muntah
b) Tinjau ulang riwayat kemungkinah pada kehamilan.
masalah medis lain (misalnya b) Membantu dalam
Ulkus peptikum, gastritis. mengenyampingkan penyebab lain
untuk mengatasi masalah khusus
c) Kaji suhu badan dan turgor kulit, dalam mengidentifikasi intervensi.
membran mukosa, c) Sebagai indikator dalam membantu
TD,
input/output dan berat jenis urine. mengevaluasi tingkat atau kebutuhan
Timbang BB klien setiap hari. hidrasi
d) Anjurkan peningkatan asupan
minuman berkarbonat, makan d) Membantu dalam meminimalkan
sesering mungkin dengan jumlah mual/muntah dengan menurunkan
sedikit. Makanan tinggi karbonat keasaman lambung.
seperti : roti kering sebelum bangun
dari tidur.

c. Ketakutan berhubungan dengan efek hiperemesis pada kesejahteraan janin.


Tujuan : ketakutan klien teratasi
Kriteria hasil : klien memverbalisasi perasaan dan kekhawatirannya tentang kesejahteraan janin.
Rasional
Intervensi

a) Memperlihatkan sikap menerima a) Memperlihatkan sikap menerima


rasa takut klien. rasa takut klien
b) Mendorong untuk mengungkapakanb) Pengetahuan tentang risiko
perasaan dan kekhawatirannya. potensial pada janin dapat
membantunya menghilangkan rasa
c) Memberi informasi yang takut.
berhubungan dengan risiko potensialc) Strategi koping yang efektif
yang dapat terjadi pada janinnya. dibutuhkan untuk memampukan
klien mengatasi penyakit yang
dideritanya dan efek-efek penyakit
tersebut

d. Gangguan rasa nyaman : nyeri (perih) berhubungan dengan muntah yang berlebihan, peningkatan
asam lambung.
Tujuan : nyeri hilang/berkurang.
Kriteria hasil :
1) Klien mengungkapkan secara verbal.
2) Nyeri hilang atau berkurang
3) pasien dapat beristirahat dengan tenang.

Intervensi Rasional

a) kaji skala nyeri, karakteristik, a) menentukan perubahan dalam


kualitas, frekuensi dan lokasi nyeri. tingkat nyeri dan mengevaluasi nilai
skala nyeri. Mengidentifikasi sumber
sumber multiple dan jenis nyeri.
b) Anjurkan penggunaan tekhnik b) menggunakan strategi ini sejalan
relaksasi dan distraksi. dengan pemberian analgesic untuk
mengurangi atau mengalihkan
respon terhadap nyeri.
c) Yakinkan pada klien bahwa perawat
c) ketakutan bahwa nyari akan tidak
mengetahui nyeri yang
dapat diterima seperti peningkatan
dirasakannya dan akan berusaha
ketegangan dan ansietas yang nyata
membantu untuk mengurangi nyeri
dan menurunkan toleransi nyeri.
tersebut.
d) memungkinkan pengkajian terhadap
d) Berikan kembali skala pengkajian
keefektifan analgesic dan
nyeri
mengidentifikasi kebutuhan terhadap
tindak lanjut bila tidak efektif.
e) Catat keparahan nyeri pasien membantu dalam menunjukkan
e)
dengan bagan. kebutuhan analgesic tambahan atau
pendekatan alternative terhadap
penatalaksanaan nyeri.
f) Kolaborasi pemberian analgesik
f) analgesic lebih efektif bila diberikan
sesuai indikasi. pada awal siklus nyeri.

e. Kurang pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan berhubungan dengan keterbatasan


informasi.
Tujuan: klien mengerti tentang perubahan fisiologis dan pskologis yang normal dan tanda-tanda
bahaya kehamilan.
Kriteria hasil:
1) Klien menjelaskan perubahan fisiologis dan pskologis normal berkaitan dengan kehamilan
trimester pertama..
2) Klien menunjukkan perilaku perawatan diri sendiri yang meningkatkan kesehatan.
3) Mengidentifikasi tanda-tanda bahaya kehamilan.

Intervensi Rasional

a) Jelaskan tentang Hiperemesis a) untuk mengetahui seberapa dalam


Grvidarum dan kaji pengetahuan pengetahuan pasien tentang
pasien. penyakitnya dan tentang
penatalaksanaannya di rumah.
b) Berikan pendidikan kesehatan b) untuk meningkatkan pengetahuan
tentang hiperemesis gravidarum. pasien tentang hiperemesis
gravidarum.
c) Buat hubungan perawat-klien yang c) peran penyuluh atau konselor dapat
mendukung dan terus menerus. memberikan bimbingan antisipasi
dan meningkatkan tanggunmg
jawab individu terhadap kesehatan.
d) Evaluasi pengetahuan dan
d) memberikan informasi untuk
keyakinan budaya saat ini berkenaan
membantu mengidentifikasi
dengan perubahan
kebutuhan-kebutuhan dan membuat
fisiologis/psikologis yang normal
rencana keperawatan.
pada kehamilan, serta keyakinan
tentang aktivitas, perawatan diri dan
sebagainya.
e) Klarifikasi kesalahpahaman. e) ketakutan biasanya timbul dari
kesalahan informasi dan dapat
mengganggu pembelajaran
f) Tentukan derajad motivasi untuk selanjutnya.
belajar. f) klien dapat mengalami kesulitan
dalam belajar kecuali kebutuhan
g) Pertahankan sikap terbuka terhadap untuk belajar tersebut jelas.
keyakinan klien/pasangan. g) penerimaan penting untuk
mengembangkan dan
h) Jawab pertanyaan tentang mempertahankan hubungan.
perawatan dan pemberian makan h) memberikan informasi yang dapat
bayi. bermanfaat untuk membuat pilihan.
i) Identifikasi tanda bahaya membantu klien membedakan yang
i)
kehamilan, seperti perdarahan, normal dan abnormal sehngga
kram, nyeri abdomen akut, sakit membantunya dalam mencari
punggung, edema, gangguan perawatan kesehatan pada waktu
penglihatan, sakit kepala dan yang tepat.
tekanan pelvis.

f. Resiko perubahan integritas kulit berhubungan dengan penurunan darah dan nutrisi kejaringan-
jaringan sekunder akibat dehidrasi
Tujuan : Tidak terjadi ganguan integritas kulit.
Kriteria hasil : mengidentifikasi dan menunjukkan perilaku untuk mempertahankan kulit halus,
kenyal, utuh.

Intervensi Rasional

a) Observasi kemerahan, pucat,


a) area ini meningkat risikonya untuk
ekskoriasi. kerusakan dan memerlukan
pengobatan lebih intensif.
b) Dorong mandi tiap 2 hari 1x, b) sering mandi membuat kekeringan
pengganti mandi tiap hari. kulit.
c) Gunakan krim kulit dua kali sehari
c) melicinkan kulit dan mengurangi
dan setelah mandi. gatal.
d) Diskusikan pentingnya perubahan
posisi sering, perlu untuk
d) meningkatkan sirkulasidan perfusi
mempertahankan aktivitas. kulit dengan mencegah tekanan lama
e) Tekankan pentingnya masukan pada jaringan.
nutrisi/cairan adequat. e) perbaikan nutrisi dan hidrasi akan
memperbaiki kondisi kulit.

g. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakadekuatan sumber energi sekunder.


Tujuan : Pasien dapat beraktivitas secara mandiri.
Kriteria hasil :
1) Pasien dapat memperlihatkan kemajuan khususnya tingkat yang lebih tinggi.
2) Pasien mengidentifikasi faktor-faktor yang menurunkan toleransi aktivitas.

Intervensi Rasional

a) Tingkatkan tirah baring/duduk. a) meningkatkan istirahat dan


Berikan lingkungan yang tenang; ketenangan.
batasi pengunjung sesuai keperluan.
b) Ubah posisi dengan sering. Berikanb) meningkatkan fungsi pernapasan
perawatan kulit yang baik. dan meminimalkan tekanan pada
area tertentu untuk menurunkan
risiko kekurangan jaringan.
c) Tingkatkan aktivitas sesuai
c) tirah baring lama dapat menurunkan
toleransi, bantu melakukan latihan kemampuan. Ini dapat terjadi karena
rentang gerak sendi pasif/aktif. keterbatasan aktivitas yang
mengganggu periode istirahat.
d) Dorong penggunaan tekhnik
d) meningkatkan relaksasi dan
manajemen stress. Contoh relaksasi penghematan energy, memusatkan
progresif, visualisasi, bimbingan kembali perhatian dan dapat
imajinasi. meningkatkan koping.
e) Kolaborasi pemberian obat sesuai e) membantu dalam manajemen
indikasi: sedatif, agen antiansietas, kebutuhan tidur.
contoh diazepam (valium);
lorazepam(ativan).

Anda mungkin juga menyukai