Disusun Oleh :
Budiana
NPM. 110170011
Pembimbing :
dr.Farid Ma’ruf
dr. Jamaludin
BAB I
BAGIAN UTAMA
2
2. Bentuk Keluarga
Keluarga besar (extended family) adalah keluarga yang disamping terdiri
dari suami, istrri, dan anak-anak kandung, juga terdiri dari sanak saudara lainnya,
baik menurut garis vertikal (ibu, bapak, kakek, nenek, mantu, cucu, cicit) dan
ataupun menurut garis horizontal (kakak, adik, ipar) yang dapat berasal dari
pihak suami atau pihak istri (Azwar, 1997). Dari tabel di atas terlihat bahwa
keluarga ini terdiri dari 9 anggota keluarga yang bertempat tinggal dalam satu
rumah sehingga dapat disimpulkan bahwa bentuk keluarga ini adalah extended
family.
3. Family Genogram
B. STATUS PENDERITA
1. Identitas Pasien
a. Tanggal Periksa : 2 Mei 2016
b. Nama : Ny. Sunenah
c. Usia : 55 tahun
d. Jenis Kelamin : Perempuan
e. Status : Menikah
f. Agama : Islam
g. Suku bangsa : Jawa
h. Kewarganegaraan : Indonesia
i. Pekerjaan : Wiraswasta
j. Pendidikan : Tidak Tamat SD
k. Penghasilan/bulan :-
l. Alamat : Desa Panguragan Kulon
Blok I
Kec : Panguragan
Kab: Cirebon
4
2. Hasil Anamnesis
a. Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)
1) Keluhan utama : Nyeri seperti tertusuk- tusuk jarum
2) Onset : sekitar satu tahun
3) Lokasi : seluruh tubuh
4) Kualitas : Seperti tertusuk – tusuk jarum
5) Kuantitas : Hilang timbul
6) Kronologis : Ny. Sunenah sering merasa nyeri seperti tertusuk
– tusuk jarum yang kadang timbul pada
sebagian extremitas maupun kadang timbul
pada bagian tubuh yang lainnya.
Pada awalnya nyeri yang dirasakan
tidak begitu menggangu Ny. Sunenah
dalam menjalankan kegiatannya
sehari- hari, namun semakin lama nyeri yang
dirasakan semakin berat. Ny. Sunenah merasa
agak baikan saat ia mulai mengurut sendiri
pada daerah nyeri.
7) Perberat : Capek, lelah dan telat makan.
8) Peringan : Tidur, minum obat warung.
9) Penyerta : Malaise, gemetar, nafsu makan menurun, berat
badan menurun
d. Sosial Ekonomi
Community : dilingkungan rumahnya ny. Sunenah sering berkumpul
dengan para saudarannya untuk berinteraksi, dan kadang
bila ada pekerjaan serabutan ibu Sunenah bersedia untuk
ikut bekerja.
5
e. Review of System
Ibu Sunenah mengalami nyeri seperti ditusuk-tusuk jarum hampir
di seluruh tubuh. Selain merasakan nyeri, Ibu Sunenah merasakan lemas,
gemetar, nafsu makan turun, disertai berat badan turunb dan merasakan
dingin pada siang hari. Riwayat buang air kecil pada malam hari yang
sering dan sampai mengganggu tidur. Awalnya bisa sampai 10x BAK
namun sekarang berkurang jadi 1-2 kali.
d. Pemeriksaan toraks
1) Inspeksi : simetris, nafas normal, tidak ada bekas luka
2) Palpasi : fremitus simetris, nafas tidak ada yang tertinggal
3) Perkusi : batas jantung normal, sonor dikedua lapang paru
6
3. Fungsi Patologis
8
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap kesehatan Ny. Sunenah
adalah sebagai berikut:
a. Sanitasi lingkungan buruk
b. Pelayanan kesehatan dapat diakses
c. Perekonomian keluarga yang ditopang bersama
d. Menu makanan yang tidak cukup seimbang
Penyakit penyerta :-
3. Aspek Faktor Risiko Internal (Intrinsik)
a. Usia : 55 tahun
b. Jenis kelamin : wanita
c. Nutrisi : sering minum teh Manis dan mengkonsumsi makanan
yang mengandung karbohidrat
d. Perilaku : kebiasaan makan kurang teratur, kebiasaan mencuci
tangan tanpa menggunakan sabun.
e. Kebiasaan : Buang air besar di kolam
f. Life style : sering berolahraga
g. RPK : di dalam keluarga ada riwayat penyakit hipertensi dan
hiperglikemia
h. Ras : jawa
4. Aspek Faktor Risiko Eksternal (Extrinsik)
a. Dukungan sosial keluarga :
Keluarga sepenuhnya mendukung dalam setiap hal yang dilakukan
ny. Sunenah baik yang berhubungan dengan kesehatan maupun dengan
masalah pemenuhan kebutuhan hidup.
b. Fisik rumah :
2
Luas 10 x 7 meter
c. Bangunan tempat tinggal :
kurang memenuhi syarat kesehatan, sirkulasi udaha buruk,
pencahayaan buruk, kebersihan kurang terawat, atap menggunakan asbes.
d. Lingkungan pemukiman :
kebersihan lingkungan rumah kurang terjaga, masih banyak sampah
didepan rumah warga sehingga menimbulkan bau yang kurang sedap.
e. Pendidikan :
Tidak tamat SD
f. Pekerjaan :
Buruh tani
g. Layanan kesehatan :
Puskesmas Panguragan
Penanganan Komprehensif
1. Personal Care
a. Plan Penegakkan diagnosis
DM tipe II
Px Penunjang
1) Pemeriksaan Darah Lengkap
10
2) Urinalisis
3) Rujuk
b. Terapi Farmakologis dan non Farmakologis
1) Terapi farmakologis
a) Sulfonylurea
b) Biguanid
c) inhibitor alfa glukosidase
d) insulin sensitizing agent
2) Terapi non – farmakologis
a) Prinsip dasar diit diabetes
Prinsip dasar diit diabetes adalah pemberian kalori sesuai
dengan kebutuhan. Cara sederhana untuk mengetahui kebutuhan
dasar adalah sebagai berikut:
Untuk wanita : (Berat Badan Ideal x 25 kalori) ditambah 20 %
untuk aktifitas
Untuk pria : (Berat Badan Ideal x 30 kalori) ditambah 20 %
untuk aktifitas
Prinsip kedua adalah menghindari konsumsi gula dan
makanan ynag mengandung gula didalamnya. Sebaiknya juga
menghindari konsumsi hidrat arang hasil dari pabrik yang berupa
tepung dengan segala produknya. Hidrat arang olahan ini akan
lebih cepat diubah menjadi gula di dalam darah.
b) Latihan Jasmani
c) Edukasi Penyakit
Penjelasan singkat tentang penyakit-penyakit di atas,
mencakup faktor predisposisi dan faktor pemicu,
pencegahan dan penanganan dini.
d) Monitoring
1) Pasien diminta kembali atau menghubungi dokter keluarga
2) Pengawasan rumah pasien
3) Pengawasan keadaan sosial keluarga pasien
4)
2. Family Focused
1. Dukungan keluarga terhadap kesembuhan
a) Farmakologis:
Mengawasi pasien dalam meminum obat yang diberikan oleh
dokter dengan harapan pasien menjadi lekas sembuh.
b) Non farmakologis
1) Menyiapkan makanan dengan nutrisi yang cukup untuk pasien
2) Menyediakan lingkungan keluarga yang kondusif (tenang, saling
mendukung antar anggota keluarga terutama kepada pasien, saling
berbagi cerita dan memberikan solusi atas permasalahan pasien)
3) Memberikan sugesti positif kepada pasien agar mau sembuh
4) Mengajak pasien refreshing untuk coping stressor-nya
5) Menyediakan lingkungan rumah yang kondusif untuk seluruh anggota
keluarga, terutama untuk pasien.
2. Dukungan psikologis keluarga
a) Perbaiki APGAR Score
12
pada community
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
b. Personal
15
B. Diabetes Melitus
1. DEFINISI
16
Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang
yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat
kekurangan insulin baik absolut maupun relatif.
Penyakit diabetes terdapat pada sekitar 1% wanita usia reproduksi dan 1-2%
diantaranya akan menderita diabetes gestasional. Diabetes melitus (DM)
merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristi hiperglikemia
(meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi karena kelainan sekresi insulin,
kerja insulin atau keduanya.
2. EPIDEMIOLOGI
Pada tahun 2000 menurut WHO diperkirakan sedikitnya 171 juta orang di
seluruh dunia menderita Diabetes Mellitus, atau sekitar 2,8% dari total populasi.
Insidensinya terus meningkat dengan cepat, dan diperkirakan pada tahun 2030,
angka ini akan bertambah menjadi 366 juta atau sekitar 4,4% dari populasi dunia.
Menurut survei yang dilakukan WHO, Indonesia menempati urutan ke-4 dengan
jumlahpenderita diabetes terbesar di dunia setelah India, Cina dan Amerika
Serikat. Dengan prevalensi 8,6% dari total penduduk, diperkirakan pada tahun
1995 terdapat sekitar 4,5 juta pengidap diabetes, sedangkan pada tahun 2025
diperkirakan meningkat menjadi 12,4 juta penderita, sedangkan dari data Depkes,
jumlah penderita diabetes rawat inap maupun rawat jalan di rumah sakit
menempati urutan pertama dari seluruh penyakit endokrin. Pada tahun 1992, lebih
dari 100 juta pendudukdunia menderita diabetes dan pada tahun 2000 jumlahnya
meningkat menjadi 150 juta yangmerupakan 6% dari populasi dewasa. Sehingga
secara global WHO memperkirakan PTM (penyakit tidak menular) telah
menyebabkan kematian sekitar 60% dan kesakitan 43% di seluruh dunia.
Di Indonesia sendiri, berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
tahun 2007, dari 24417 responden berusia >15 tahun, 10,2% mengalami Toleransi
Glukosa Terganggu (kadar glukosa 140-200 mg/dl setelah puasa selama 14 jam
dan diberi glukosa oral 75 gram). Sebanyak 1,5% mengalami Diabetes Melitus
yang terdiagnosis dan 4,2% mengalami Diabetes Melitus yang tidak terdiagnosis.
Baik DM maupun TGT lebih banyak ditemukan pada wanita dibandingkan pria,
dan lebih sering pada golongan dengan tingkat pendidikan dan status sosial
17
rendah. Daerah dengan angka penderita DM paling tinggi yaitu Kalimantan Barat
dan Maluku Utara yaitu 11,1 %, sedangkan kelompok usia penderita DM
terbanyak adalah 55-64 tahun yaitu 13,5%. Beberapa hal yang dihubungkan
dengan risiko terkena DM adalah obesitas (sentral), hipertensi, kurangnya
aktivitas fisik dan konsumsi sayur-buah kurang dari 5 porsi perhari.
Etiologi Klasifikasi
Melalui bidang farmakologi, dapat diberikan obat oral yang terdiri dari
3 golongan, yaitu sulfonylurea, biguanid, inhibitor alfa glukosidase,
dan insulin sensitizing agent.
20
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Gustaviani Reno. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam 4th. Departemen Ilmu Penyakit
Soegondo S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam 4th . Pusat Penerbitan Departemen
Sudoyo Aru.W, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam ed IV, jl III.
LAMPIRAN
23