Anda di halaman 1dari 9

CASE REPORT

URETRITIS GONORE AKUT

Oleh:
Imaduddin Baskoro Hadinegoro
110 2011 123

Pembimbing:
dr. Yanto Widiantoro, Sp.KK

dr. Hilman Wildan Latief, Sp.DV

DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


SMF KULIT DAN KELAMIN RSUD DR. SLAMET GARUT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
2018
STATUS PASIEN

1.1. Identitas Pasien

Nama : Nn. I
Umur : 21 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Status Pernikahan : Belum menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Penjaga counter pulsa
Alamat : Kp. Rawa Gidi, RT/RW 04/02 Desa Rawa Melak ,
Kab.Garut
Suku : Sunda
Ruangan : Poli Kulit

1.2. Anamnesis
Autoanamnesis di Poliklinik Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Slamet
Garut

A. Keluhan Utama :
Keluar nanah dari saluran kencing disertai nyeri saat buang air kecil.
B. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien laki-laki berumur 21 tahun datang ke poliklinik kulit (RSUD) dr
Slamet Garut dengan keluhan keluar nanah di saluran kencing disertai nyeri
saat buang air kecil sejak 3 hari SMRS. Awalnya keluar cairan jernih
kemudian setelah beberapa hari cairan yang keluar tersebut menjadi berwarna
kuning kental. Keluhan keluar nya nanah di sertai dengan nyeri ketika buang
air kecil, ketika ereksi dan ujung kemaluan berwarna kemerahan yang terasa
panas. Pasien mengaku sering tidak menyadari saat nanah keluar dan celana
dalam pasien kerap basah tanpa di sadari.
Pasien belum menikah namun memiliki pacar. Pasien mengaku
pertama kali berhubungan sex 2 tahun yang lalu dengan pacar nya. Sejak 2
tahun yang lalu hingga saat ini pasien sudah 4 kali berganti pacar dan pasien
sudah melakukan hubungan sex sebanyak lebih dari 20 kali dengan ke - 4
pacar nya tersebut. Pasien mengaku melakukan hubungan sex melalui
kelamin dengan kelamin dan oral dengan kelamin, pasien menyangkal
berhubungan sex melalui anal dengan kelamin. Pasien tidak pernah
melakukan hubungan sex dengan menggunakan kondom. Pasien juga
menyangkal berhubungan sex dengan sesama jenis. Pasien terakhir kali
berhubungan sex dengan pacar nya 1 minggu yang lalu. Pasien menyangkal
adanya hubungan sex saat sudah timbul gejala.
Pasein tidak pernah berhubungan sex dengan pasangan bayaran. Pasien
merupakan perokok dan peminum alkohol namun menyangkal pernah
berhubungan sex saat mabuk. Pasien mengaku tidak pernah menggunakan
narkoba jenis apapun, tidak pernah memasang tindik dan mentato badan.

C. Riwayat Penyakit Dahulu :


Pasien mengaku tidak memiliki keluahan yang sama sebelumnya
D. Riwayat Penyakit Keluarga :
Pasien mengaku tidak ada yang memiliki keluhan yang sama pada
keluarga
E. Riwayat Alergi :
Pasien tidak memiliki riwayat alergi makanan, cuaca, dan obat.

1.3. Pemeriksaan Fisik


A. Keadaan Umum
Keadaan umum : Sakit Sedang
Kesadaran : Kompos Mentis
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 36.5 c
B. Status Generalis
Kepala : Normochepal
a. Wajah : Simetris kiri dan kanan
b. Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
c. Hidung : Septum deviasi (-), sekret (-)
d. Telinga : Normal, tanda radang (-)
e. Kulit : Tidak ada kelainan
Leher : Tidak terdapat pembersaran KGB
a. Kulit : Tidak ada kelainan
Dada : Bentuk normal, pergerakan simetris
a. Paru-paru : Tidak dilakukan
b. Jantung : Tidak dilakukan
c. Kulit : Tidak ada kelainan
Pungung : Bentuk normal
a. Kulit : Tidak ada kelainan
Perut : Datar lembut
Ekstremitas atas : Tidak terdapat piting edema, akral hangat
a. Kulit : Tidak ada kelainan
Ekstremitas bawah : Tidak terdapat piting edema, akral hangat
a. Kulit : Tidak ada kelainan
Pubis : Tidak ada kelainan
Lipat paha : Tidak ada kelainan
Batang Penis : Tidak ada kelainan
Kepala Penis : Orificium uretra eksternum hiperemis
OUE : Cairan berwarna kuning kental berjumlah + 0.5cc
Skrotum : Tidak ada kelainan
C. Status Dermato - Venereology

Pubis :
 Inspeksi : Rambut pubis tumbuh teratur, sikatrik (-), kutu (-)
lesi (-)
 Palpasi : Nyeri tekan (-), massa (-)

Inguinal : Pembesaran KGB (-) Nyeri tekan ( - )

Skrotum :
 Inspeksi : Bengkak (-), hematom (-), lesi (-), kemerahan (+)
 Palpasi : nyeri tekan (-), tidak simetris, caput epididimis (+)

Penis :
 Inspeksi : Bengkak (+), hematom (-), lesi (-), kemerahan (+), preputium
(sudah disirkumsisi)
 Palpasi : nyeri tekan (+), massa (-)

OUE :
 Inspeksi : Sekret purulent (+) berbau amis, eritema (+), sikatrik (-),
ulkus (-)
 Palpasi : Nyeri tekan (+), massa (-)

Perianus :
 Inspeksi : Lesi (-)
 Palpasi : Nyeri tekan (-), massa (-)

Anuskopi :
 Inspeksi : Sekret (-), luka (-), nodul (-), pustul (-)
Rectal toucher : Spinkter ani baik, nyeri tekan (-), pembesaran prostat (-),
sekret (-), darah (-)
1.4. Diagnosa Banding
Uretritis gonore akut

Uretritis non gonore


1.5. Pemeriksaan Laboratorium
Pewarnaan Gram :
Ditemukan bakteri diplokokus gram negatif di dalam dan diluar sel
leukosit polimorfonuklear. PMN > 5 / LP.

1.6. Resume
Seorang pasien laki-laki berumur 21 tahun datang dengan keluhan
keluar nanah dari saluran kencing disertai nyeri ketika buang air kecil sejak 3
hari SMRS, nanah yang keluar tersebut keluar bewarna kuning kental, nanah
keluar menetes tanpa disadari pasien. Pasien juga mengeluh nyeri saat ereksi
dan ujung kemaluan terasa perih.
Pasien memiliki riwayat kontak seksual dengan lawan jenis diluar
nikah sejak 2 tahun yang lalu, pasien mengaku telah berganti pacar sebanyak
4 kali dan sudah melakukan sex lebih dari 20 kali dengan ke 4 pacar nya
tersebut, pasien terakhir melakukan hubungan sex sejak 1 minggu SMRS
dengan pacar nya.
Dari hasil pemeriksaan fisik di dapatkan pada status generalis tidak ada
kelinan, pada status venerology tampak orificium uretra eksternum hiperemis,
disertai dengan keluarnya cairan tubuh yang mukopurulen berjumlah + 0.5 cc.
Pada pemeriksaan gram ditemukan bakteri diplokokus gram negatif di dalam
dan diluar sel leukosit polimorfonuklear. PMN > 5 / LP.
1.7. Diagnosis Kerja
Uretritis Gonore Akut
1.8. Pemeriksaan penunjang lainnya
 Kultur
 Tes definitif
1.9. Penatalaksanaaan
Umum:
• Menjelaskan tentang penyakit yang diderita serta upaya pengobatannya
• Pasangan pasien juga harus diperiksa dan diobati
• Menjelaskan tentang pentingnya minum obat
• Jangan berhubungan seks dengan bukan istri
• Mengingatkan pasien bahwa yang telah dilakukan nya adalah hal yang
dilarang oleh agama dan beresiko terkena penyakit sexual lain nya
• Menyarankan pasien untuk segera menikah

Khusus:
Pengobatan Uretritis Gonokokkus
 Cefixime, 400 mg PO dosis tunggal
Pengobatan Uretritis Non Gonokokkus
 Doksisiklin 2x100mg per hari PO selama 7 hari

Prognosis
Quo Ad vitam : Ad bonam
Quo Ad Functionam : Ad bonam
Quo Ad Sanationam : Ad bonam

Anda mungkin juga menyukai