Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Upaya untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan yang berkualitas, di antaranya adalah dengan meningkatkan akses
terhadap pelayanan kesehatan dasar. Peran puskesmas dan jaringannya
sebagai institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan di jenjang
pertama yang terlibat langsung dengan masyarakat menjadi sangat penting.
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya. (Kementrian Kesehatan RI, 2016)
Untuk meningkatkan kinerja puskesmas, diperlukan informasi yang
lengkap tentang puskesmas, di antaranya berkaitan dengan kondisi bangunan
puskesmas dan sarananya, kondisi jaringan puskesmas, dan tenaga di
puskesmas. Semua itu digunakan sebagai masukan pengambilan keputusan
dalam proses manajemen pembangunan puskesmas di setiap jenjang
administrasi kesehatan. (Kementrian Kesehatan RI, 2016)
Dalam era globalisasi saat ini, banyak terjadi perubahan baik di bidang
kesehatan maupun di bidang teknologi. Perubahan - perubahan ini berdampak
terhadap perkembangan kesehatan di Indonesia. Hal ini merupakan tantangan
bagi dunia kesehatan untuk menghadapi hal tersebut (Depkes, 2000).
Upaya-upaya kesehatan yang ada baik preventif, promotif, kuratif dan
rehabilitatif sebagai dasar dari sistem kesehatan harus terus dikembangkan
sehingga derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik dapat lebih
ditingkatkan. Diharapkan dengan penanganan yang tepat maka visi dari
Departemen Kesehatan yang disampaikan Menteri Kesehatan yaitu Menuju
Indonesia Sehat 2025 dapat segera tercapai (Depkes, 2000).
Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta juga tidak ketinggalan dalam
mencanangkan visi daerah di bidang kesehatan yaitu Jakarta Sehat untuk
semua. Untuk mencapai visi tersebut Dinas Kesehatan Propinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta menetapkan syarat-syarat yang harus dicapai oleh

1
jajarannya yaitu melalui Standard Pelayanan Minimal (SPM) DKI Jakarta
yang telah dibuat acuan dalam Surat Keputusan Gubernur No. 12 Tahun
2007.
Puskesmas Kecamatan Sawah Besar sebagai salah satu unit pelaksana
Teknis Dinas Kesehatan DKI Jakarta memiliki kewajiban untuk
melaksanakan SK Gubernur tersebut dengan menerapkan pola-pola
pelayanan kesehatan baik secara Individu maupun Kesehatan Masyarakat
yang mengacu kepada SPM tersebut. Melalui Visi dan Misi yang telah
dicanangkan oleh Puskesmas Kecamatan Sawah Besar diharapkan
pencapaian tersebut dapat dilakukan secara optimal.

1.2 Puskesmas
1.2.1 Definisi Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) adalah salah satu sarana
pelayanan kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia. Puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya
(Permenkes No. 75 tahun 2014).
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diberikan oleh puskesmas kepada
masyarakat mencakup perencanaan, pelaksanaaan, evaluasi, pencatatan,
pelaporan, dan dituangkan dalam suatu sistem (Permenkes No.75 tahun
2014).
Di Indonesia, puskesmas merupakan tulang punggung pelayanan
kesehatan tingkat pertama. Konsep Puskesmas dilahirkan tahun 1968 ketika
dilangsungkan Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) I di Jakarta,
dimana dibicarakan upaya pengorganisasian system pelayanan kesehatan di
tanah air, karena pelayanan kesehatan tingkat pertama pada waktu itu
dirasakan kurang menguntungkan dan dari kegiatan-kegiatan seperti BKIA,
BP, dan P4M dan sebagiannya masih berjalan sendiri-sendiri dan tidak

2
berhubungan. Melalui Rekerkesnas tersebut timbul gagasan untuk
menyatukan semua pelayanan tingkat pertama kedalam suatu organisasi yang
dipercaya dan diberi nama Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).
Dengan paradigma baru ini, mendorong terjadi perubahan konsep yang
sangat mendasar dalam pembangunan kesehatan, antara lain :
1. Pembangunan kesehatan yang semula lebih menekankan pada upaya
kuratif dan rehabilitatif menjadi lebih fokus pada upaya preventif dan
kuratif tanpa mengabaikan kuratif - rehabilitatif
2. Pelaksanaan upaya kesehatan yang semula lebih bersifat terpilah- pilah
(fragmented) berubah menjadi kegiatan yang terpadu (integrated).
3. Sumber pembiayaan kesehatan yang semula lebih banyak dari pemerintah
berubah menjadi pembiayaan kesehatan lebih banyak dari masyarakat.
4. Pergeseran pola pembayaran dalam pelayanan kesehatan yang semula fee
for service menjadi pembayaran secara pra - upaya.
5. Pergeseran pemahaman tentang kesehatan dari pandangan komsutif
menjadi investasi.
6. Upaya kesehatan yang semula lebih banyak dilakukan oleh pemerintah
akan bergeser lebih banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai mitra
pemerintah (partnership).
7. Pembangunan kesehatan yang semula bersifat terpusat (centralization)
menjadi otonomi daerah (decentralization).
8. Pergeseran proses perencanaan dari top down menjadi bottom up
seiring dengan era desentralisasi.
Menurut Permenkes no 75 tahun 2014 Pembangunan kesehatan yang
diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan masyarakat
yang:
1. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat
2. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu Hidup dalam
lingkungan sehat

3
3. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat

1.2.2 Wilayah Kerja Puskesmas


Dalam rangka pemenuhan Pelayanan Kesehatan yang didasarkan pada
kebutuhan dan kondisi masyarakat, Puskesmas dapat dikategorikan
berdasarkan karakteristik wilayah kerja dan kemampuan penyelenggaraan.
Puskesmas dikategorikan menjadi (Permenkes No.75 tahun 2014) :
A. Puskesmas Kawasan Perkotaan
Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi
paling sedikit 3 (tiga) dari 4 (empat) kriteria kawasan perkotaan sebagai
berikut :
1. Aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduknya pada sektor
non agraris, terutama industri, perdagangan dan jasa
2. Memiliki fasilitas perkotaan antara lain sekolah radius 2,5 km, pasar
radius 2 km, memiliki rumah sakit radius kurang dari 5 km, bioskop, atau
hotel
3. Lebih dari 90% (sembilan puluh persen) rumah tangga memiliki listrik
4. Terdapat akses jalan raya dan transportasi menuju fasilitas perkotaan
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas kawasan
perkotaan memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Memprioritaskan pelayanan UKM
2. Pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi Masyarakat
3. Pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat
4. Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas
dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan
5. Pendekatan pelayanan yang diberikan berdasarkan kebutuhan dan
permasalahan yang sesuai dengan pola kehidupan masyarakat perkotaan.

4
B. Puskesmas Kawasan Pedesaan
Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi
paling sedikit 3 (tiga) dari 4 (empat) kriteria kawasan pedesaan sebagai
berikut :
1. Aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduk pada sektor agraris
2. Memiliki fasilitas antara lain sekolah radius lebih dari 2,5 km, pasar dan
perkotaan radius lebih dari 2 km, rumah sakit radius lebih dari 5 km, tidak
memiliki fasilitas berupa bioskop atau hotel
3. Rumah tangga dengan listrik kurang dari 90% (sembilan puluh persen)
4. Terdapat akses jalan dan transportasi menuju fasilitas
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas kawasan pedesaan
memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi masyarakat
2. Pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakat
3. Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas
dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan
4. Pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola
kehidupan masyarakat perdesaan.

C. Puskesmas Kawasan Terpencil dan Sangat Terpencil


Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan dengan karakteristik
sebagai berikut :
1. Berada di wilayah yang sulit dijangkau atau rawan bencana, pulau kecil,
gugus pulau, atau pesisir
2. Akses transportasi umum rutin 1 kali dalam 1 minggu, jarak tempuh
pulang pergi dari ibukota kabupaten memerlukan waktu lebih dari 6 jam,
dan transportasi yang ada sewaktu-waktu dapat terhalang iklim atau cuaca;
dan
3. Kesulitan pemenuhan bahan pokok dan kondisi keamanan yang tidak
stabil.

5
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas kawasan terpencil
dan sangat terpencil memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Memberikan pelayanan UKM dan UKP dengan penambahan kompetensi
tenaga kesehatan
2. Dalam pelayanan UKP dapat dilakukan penambahan kompetensi dan
kewenangan tertentu bagi dokter, perawat, dan bidan
3. Pelayanan UKM diselenggarakan dengan memperhatikan kearifan lokal
4. Pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola
kehidupan masyarakat di kawasan terpencil dan sangat terpencil
5. Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas
dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan dan
6. Pelayanan UKM dan UKP dapat dilaksanakan dengan pola gugus
pulau/cluster dan/atau pelayanan kesehatan bergerak untuk meningkatkan
aksesibilitas.
Puskesmas harus didirikan pada setiap kecamatan. Dalam kondisi tertentu,
pada 1 (satu) kecamatan dapat didirikan lebih dari 1 (satu) Puskesmas.
Kondisi tertentu sebagaimana dimaksud ditetapkan berdasarkan pertimbangan
kebutuhan pelayanan, jumlah penduduk dan aksebilitas.
Puskesmas merupakan perangkat pemerintah daerah tingkat II, sehingga
pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh bupati setelah
mendengar saran tekhnis dari kantor wilayah departemen kesehatan provinsi.

1.2.3 Pelayanan Kesehatan


Pelayanan kesehatan menyeluruh yang diberikan puskesmas meliputi :
- Promotif (peningkatan kesehatan)
- Preventif (upaya pencegahan)
- Kuratif (pengobatan)
- Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)

6
1.2.4 Visi Puskesmas
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas
adalah tercapainya Kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat.
Kecamatan sehat adalah gambaran masyarakat Kecamatan di masa depan
yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang
hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat memiliki kemampuan
untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata,
serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Indikator Kecamatan sehat yang ingin dicapai mencakup empat indikator
utama, yaitu :
1. Lingkungan sehat
2. Perilaku sehat
3. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu
4. Derajat kesehatan penduduk Kecamatan
Rumusan visi untuk masing-masing Puskesmas harus mengacu pada visi
pembangunan kesehatan Puskesmas di atas yakni, terwujudnya Kecamatan
sehat yang harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat serta
wilayah Kecamatan setempat.

1.2.5 Misi Puskesmas


1. Menggerakan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di
wilayah kerjanya.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya

7
1.2.6 Strategi Puskesmas
Strategi puskesmas untuk mewujudkan pembangunan kesehatan
(Mubarak. 2014) antara lain :
1. Pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh (comprehensive health
care service)
2. Pelayanan kesehatan yang menerapkan pendekatan yang menyeluruh
(holistic approach)
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan
untuk mewujudkan masyarakat yang (Permenkes No.75 tahun 2014) :
1. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat
2. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
3. Hidup dalam lingkungan sehat
4. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.

1.2.7 Fungsi Puskesmas


Menurut Permenkes No.75 tahun 2014, puskesmas menyelenggarakan fungsi:
1. Penyelenggaraan Unit Kesehatan Masyarakat/UKM tingkat pertama di
wilayah kerjanya.
Dalam menjalankan fungsinya Puskesmas berwenang :
 Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan
masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan
 Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan
 Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan
 Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat
yang bekerjasama dengan sektor lain terkait
 Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan
upaya kesehatan berbasis masyarakat

8
 Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
Puskesmas
 Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan
 Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses,
mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan
 Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat,
termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon
penanggulangan penyakit.
2. Penyelenggaraan Unit Kesehatan Perorangan/UKP tingkat pertama di
wilayah kerjanya
Dalam menjalankan fungsinya Puskesmas berwenang :
 Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu
 Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya
promotif dan preventif
 Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
 Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan
keamanan dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung
 Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip
 koordinatif dan kerja sama inter dan antar profesi
 Melaksanakan rekam medis
 Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan
akses Pelayanan Kesehatan
 Melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan
 Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya
 Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan
Sistem Rujukan.

9
3. Wahana pendidikan tenaga kesehatan
Proses dalam melaksanakan fungsinya dilakukan dengan cara :
 Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan
kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri.
 Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana
menggali dan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan
efisien.
 Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan
rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan
ketentuan bantuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.
 Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.
 Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam
melaksanankan program puskesmas.

1.2.8 Upaya Kesehatan Puskesmas


Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat tingkat
pertama dan kesehatan perseorangan tingkat pertama. Upaya kesehatan
dilaksanakan secara terintegrasi dan berkesinambungan (Permenkes No. 75
tahun 2014).
Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama meliputi upaya kesehatan
masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan.
1. Upaya kesehatan masyarakat esensial meliputi :
a. Pelayanan promosi kesehatan
b. Pelayanan kesehatan lingkungan
c. Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana
d. Pelayanan gizi
e. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
2. Upaya kesehatan masyarakat pengembangan merupakan upaya kesehatan
masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya yangsifatnya inovatif
dan/atau bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan
dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi

10
sumber daya yang tersedia di masing-masing Puskesmas. Upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama dilaksanakan dalam bentuk :
a. Rawat jalan
b. Pelayanan gawat darurat
c. Pelayanan satu hari (one daycare)
d. Home care
e. Rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan

1.2.9 Peran Puskesmas


Konteks otonomi daerah saat ini, puskesmas mempunyai peran yang
sangat vital sebagai institusi pelaksana teknis. Puskesmas dituntut memiliki
kemampuan manajerial dan wawasan jauh kedepan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan. Peran tersebut ditunjukkan dengan ikut serta
menentukan kebijakan daerah melalui sistem perencanaan yang matang dan
realistis, tatalaksana kegiatan yang tersusun rapi, serta sistem evaluasi dan
pemantauan yang akurat. Puskesmas juga dituntut berperan dalam
pemanfaatan teknologi informasi terkait upaya peningkatan pelayanan
kesehatan secara komperhensif dan terpadu(Permenkes No.75 tahun 2014).

Gambar 1. Sistem Rujukan Puskesmas

11
1.3 Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Sawah Besar
1.3.1 Letak Wilayah
Kecamatan Sawah Besar adalah salah satu kecamatan terletak di wilayah
Kotamadya Jakarta Pusat. Kecamatan ini memiliki jumlah penduduk Sebesar
133,079 jiwa dan luas wilayah 6.2 km2.
1.3.2 Batas Wilayah Kecamatan Sawah Besar

Gambar 2. Peta Wilayah Kecamatan Sawah besar

Batas Wilayah Kecamatan Sawah Besar adalah sebagai berikut :


A. Sebelah Utara : Jl Mangga Dua Raya/ Rel KA Kemayoran – Kota/
Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara
B. Sebelah Timur : Kali Mati – Beka lapangan udara Kemayoran, Jl
Angkasa, Jl Gunung Sahari Raya
C. Sebelah Barat : Rel KA Layang Gambir – Kota, Kali Ciliwung /
Kecamatan Taman Sari Jakarta Barat
D. Sebelah Selatan : Jl Kalileo, Jl Abdul Rachman Saleh, Jl Taman
Pejambon

12
1.3.3 Keadaan Demografi
Tabel 1. Luas Wilayah, Jumlah RW/ Kelurahan, Jumlah Penduduk,
Jumlah Rumah tangga dan Kepadatan Penduduk Kecamatan Sawah
Besar Tahun 2017
Luas RW Jumlah Kepadatan
Jumlah
No. Kelurahan Wilayah Rumah Penduduk
Penduduk
(Ha) Tangga per km2
1 Karang Anyar 51,10
13 33.540 11.131 65.636
2 Kartini 53,69
9 28.178 9.431 51.419
3 Pasar Baru 188,95
8 15.817 5.358 8373
4 Mangga Dua 129,08
12 34.944 11.898 27.069
Selatan
5 Gunung Sahari 197,65 7 20.600 6.801 10.422
Utara
Jumlah 6.2 49 133.079 40.896 21.411
Sumber : Laporan Kelurahan Tahun 2017 Luas Wilayah, Jumlah
RW/Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga, dan Kepadatan
Penduduk di Kecamatan Sawah Besar

Dilihat dari data pada tabel di atas, Kecamatan Sawah Besar memiliki
luas wilayah sekitar 6.2 km2 dengan jumlah penduduk 133,079 jiwa.

Tabel 2. Data Luas Wilayah dan Jumlah KK, RT, dan RW Kecamatan
Sawah Besar Tahun 2017
Luas Wilayah
No Kelurahan KK RT RW
(km2)
1 Karang Anyar 0.5 8817 13 13
2 Kartini 0.5 8984 9 9
3 Pasar Baru 1.9 5779 8 8
4 Mangga Dua 1.3 10848 12 12
Selatan
5 Gunung Sahari 2.0 6468 7 7
Utara
Jumlah 6.2 40896 49 49
Sumber : Laporan Kelurahan Luas Wilayah dan Jumlah KK, RT, dan
RW di Kecamatan Sawah Besar Tahun 2017

13
Dilihat dari data pada tabel di atas, didapatkan luas wilayah dan jumlah
KK, RT, dan RW terluas di Kecamatan Sawah Besar adalah Kelurahan
Mangga Dua Selatan.

Tabel 3. Data Fasilitas Kesehatan di Wilayah Kecamatan Sawah


Besar Tahun 2017
No Jenis Fasilitas Kesehatan Jumlah
1 Praktek dokter spesialis 60
2 Praktek dokter umum 119
3 Praktek dokter gigi 53
4 Apotik 64
5 Posyandu 53
6 Balai Pengobatan 24
7 Praktek bidan swasta 9
8 Puskesmas 5
9 Laboratorium klinik 5
10 Klinik 24 jam 3
11 Rumah Sakit 2
12 RB Puskesmas 1
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Sawah Besar Tahun
2017
Dilihat dari data pada tabel di atas, sarana kesehatan paling banyak
adalah praktek dokter umum dan sarana kesehatan paling sedikit adalah Ruang
Bersalin Puskesmas.

1.4 Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan Sawah Besar


1.4.1 Kedudukan Puskesmas Sawah Besar
Puskesmas Kecamatan Sawah Besar, terletak di Kecamatan Sawah Besar
kota administrasi Jakarta Pusat yang memiliki luas wilayah 6,21 km2 terbagi
dalam 5 kelurahan, 49 RW, 598 RT dengan total penduduk 129.814 jiwa
dengan kepadatan penduduk jiwa 20,88 /KM2.
Puskesmas Kecamatan Sawah Besar memiliki 5 wilayah Kelurahan yaitu:
A. Kelurahan Mangga Dua Selatan
B. Kelurahan Karang Anyar
C. Kelurahan Kartini

14
D. Kelurahan Pasar Baru
E. Kelurahan Gunung Sahari Utara
Puskesmas Kecamatan Sawah Besar yang terletak di Jl. Mangga Dua
Dalam No 1 Kota Administrasi Jakarta Pusat adalah Puskesmas Kecamatan di
Wilayah Kecamatan Sawah Besar yang membawahi 3 Puskesmas Kelurahan.
Seluruh Puskesmas Tersebut memberikan pelayanan dasar kepada masyarakat
di lingkungan wilayah Kecamatan Sawah Besar. Puskesmas Kelurahan di
Wilayah Kecamatan Sawah Besar seperti terdapat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4. Nama dan Alamat Puskesmas Kelurahan kecamatan Sawah Besar

No Nama Puskesmas Alamat Nomor Telpon


1 Karang Anyar Jalan Selatan Taman Pancasila (0271) 494820
Jalan Kartini Raya No. 8, RT 2 /
(021) 62318830
2 Kartini RW.8

Jalan Krekot Bunder Raya


(021) 3440087
3 Pasar Bru No.10, RT.3/RW.6

4 Mangga Dua Selatan - -

5 Gunung Sahari Utara - -


Kecamatan Sawah Jalan Mangga Dua Dalam,
6 -
Besar RT.1/RW.12

Puskesmas Kecamatan Sawah Besar saat ini menerapkan Pola Pengelolaan


Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) sesuai dengan SK
Gubernur Nomor 2086 Tahun 2006 mengenai Penunjukkan 44 Puskesmas
Kecamatan di DKI Jakarta sebagai Puskesmas Kecamatan BLUD bertahap.
Pola Pengelolaan Keuangan BLUD (PPK-BLUD) memiliki 4 pola kinerja
yang harus disinkronisasi dengan kegiatan Pelayanan Bidang Kesehatan
Puskesmas, antara lain :
A. Pola Penghitungan Satuan Biaya
B. Pola Standar Pelayanan Minimal

15
C. Pola Tata Kelola
D. Pola Rencana Bisnis Anggaran

1.4.2 Visi dan Misi beserta Prinsip-Prinsip Dasar Puskesmas


Kecamatan Sawah Besar
Visi Puskesmas Kecamatan Sawah Besar :
“Menjadi puskesmas terbaik kebanggaan DKI Jakarta”
Misi Puskesmas Kecamatan Sawah Besar :
1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia secara terus-
menerus
2. Meningkatkan mutu pelayanan yang berorientasi pada kepuasan
pelanggan
3. Meningkatkan sarana dan prasarana dengan standar mutu berbasis
teknologi
4. Menciptakan lingkungan kerja yang harmonis dan kekeluargaan
5. Menjalin hubungan kerjasama yang harmonis dengan lintas sektor

Prinsip - Prinsip Dasar :


Budaya dan tata nilai yang dikembangkan oleh Puskesmas Kecamatan Sawah
Besar dalam sistem PPK-BLUD adalah sebagai berikut :
Budaya Kerja :
A. Profesional
B. Ramah
C. Ikhlas
D. Melayani dengan amanah
Tata Nilai :
A. Integritas
B. Profesional
C. Akuntabel
D. Sinergi
E. Visioner

16
1.4.3 Dasar Hukum
Dasar Hukum Penyelenggaraan Puskesmas adalah:
1. Undang-Undang No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
3. Undang-Undang No.23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah
4. SPM Bidang Kesehatan Kemenkes Tahun 2015
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128/Menkes/SK/II/2004 tentang
Kebijakan Dasar Puskesmas.
6. Permenkes No.75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas

1.4.4 Tujuan Umum dan Khusus


Tujuan Umum :
Mendapatkan gambaran hasil pelaksanaaan kegiatan pelayanan kesehatan
perorangan, kesehatan masyarakat serta manajeman puskesmas kecamatan
Sawah Besar tahun 2017
Tujuan Khusus :
 Diketahui Hasil kegiatan Program Kesehatan Masyarakat Puskesmas
Kecamatan Sawah Besar
 Diketahui Hasil kegiatan Pelayanan Kesehatan Puskesmas Kecamatan
Sawah Besar
 Diketahui Pelaksanaan manajemen Puskesmas Kecamatan Sawah Besar
 Diketahui profil Puskesmas Sawah Besar
 Diketahui Sarana Penunjang Pelayanan di Puskesmas Sawah Besar
 Mengevaluasi Pelaksanaan Program Kesehatan Masyarakat Puskesmas
Kecamatan Sawah Besar.

17
1.4.5 Program Peningkatan Gizi di Puskesmas Kecamatan Sawah
Besar

Tabel 5. Nama dan Alamat Puskesmas Kelurahan kecamatan Sawah Besar

No. Indikator Target


1. Persentase kasus balita gizi buruk yang mendapat perawatan 100%
2. Persentase balita yang ditimbang berat badannya 78%
3. Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI 70%
Eksklusif
4. Persentase rumah tangga mengonsumsi garam beriodium 86%
5. Persentase balita 6-59 bulan yang mendapat kapsul vitamin A 87%
6. Persentase ibu hamil yang mendapatkan Tablet Tambah Darah 95%
(TTD) minimal 90 tablet selama masa kehamilan
7. Persentase ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang 80%
mendapat makanan tambahan
8. Persentase balita kurus yang mendapat makanan tambahan 85%
9. Persentasi remaja putri yang mendapatkan TTD (Tablet 25%
Tambah Darah)
10. Persentase Ibu nifas yang mendapatkan Vitamin A 95%
11. Persentase bayi lahir dengan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) 47%
12. Persentase bayi dengan berat badan lahir rendah (berat badan < 9%
2500 gram)
13. Persentase balita mempunyai buku KIA/ KMS 72%
14. Persentase balita ditimbang yang naik berat badannya (N/D) 72%
15. Persentasi balita yang tidak naik berat badannya (T) 4%
16. Persentase balita tidak naik berat badannya setelah ditimbang 4%
dua kali berturut-turut (2T)
17. Persentase balita di Bawah Garis Merah (BGM) 0%
18. Persentase Ibu hamil dengan anemia 0%
Sumber: Laporan Puskesmas Sawah Besar Tahun 2018

18
Dari 18 indikator yang terdapat dalam program tersebut, yang tidak terdapat
datanya, yaitu :
1. Persentase balita di Bawah Garis Merah (BGM)
2. Persentase Ibu hamil dengan anemia

1.4.6 Cakupan Hasil Kegiatan Program Gizi Periode Januari-Agustus


2018
Program gizi/PSM dilaksanakan setiap tahun kalender mulai bulan Januari
sampai dengan bulan Desember. Berikut adalah jenis kegiatan gizi yang
dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Sawah Besar.
a. Pembinaan Kader
Pembinaan kader merupakan program yang bertujuan meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan serta memotivasi kader agar meningkatkan
kinerjanya. Pembinaan ini dilaksanakan dalam bentuk pertemuan yang
membahas mengenai manajemen posyandu seperti pencatatan pelaporan
posyandu dan masalah-maslah yang timbul di posyandu.Selain itu dilakukan
penyuluhan kesehatan tentang masalah gizi dan kesehatan, seperti gizi
seimbang, Kadarzi, dan PHBS. Pembinaan tersebut berjalan baik dengan
adanya tali ikatan Forum Komunikasi Kader.
b. Pelacakan dan Pencatatan Gizi Buruk
Kegiatan pelacakan dan kunjungan rumah balita gizi kurang dan gizi
buruk ini bertujuan untuk konfirmasi kasus yang dilaporkan, melihat kondisi
sosial ekonomi balita sasaran, pemantauan status gizi balita serta pemberian
PMT-Pemulihan.

19
Tabel 6. Data Balita Gizi Buruk yang mendapat PMT di Puskesmas Wilayah
Kerja Kecamatan Sawah Besar Januari - Agustus Tahun 2018
Jumlah Balita Gizi Buruk
No Kelurahan Sasaran mendapatkan PMT Target
Jumlah Persentase (%)
1. Karang Anyar 2 2 100
2. Kartini 1 1 100
3. Pasar Baru 0 0 0
4. Mangga Dua 5 5 100
Selatan 100
5. Gunung Sahari 0 0 0
Utara
6. Kecamatan 0 0 0
Sawah Besar
Sumber: Laporan Evaluasi Program Gizi Kecamatan Sawah Besar Januari-
Agustus 2018

Tabel 7. Cakupan balita kurus yang mendapat makanan tambahan di


Puskesmas Wilayah Kerja Kecamatan Sawah Besar Januari – Agustus 2018
Jumlah Balita Kurus mendapatkan
No Kelurahan Sasaran PMT Target
Jumlah Persentase (%)
1. Karang Anyar 68 68 100
2. Kartini 27 27 100
3. Pasar Baru 10 9 90
4. Mangga Dua 46 46 100
Selatan 85
5. Gunung Sahari 4 4 100
Utara
6. Kecamatan 0 0 0
Sawah Besar
Sumber: Laporan Evaluasi Program Gizi Kecamatan Sawah Besar Januari-
Agustus 2018

c. Penimbangan Balita dan Operasi timbang


Kegiatan operasi timbang adalah kegiatan penimbangan seluruh balita di
posyandu. Apabila ada balita yang belum ditimbang saat penimbangan, kader
posyandu dapat melaksanakan operasi timbang dengan cara melakukan
penimbangan ulang diluar jadwal posyandu maupun dengan kunjungan rumah.
Tujuannya yaitu untuk meningkatkan cakupan balita yang datang ke posyandu,

20
menjaring balita bawah garis merah (BGM) maupun balita gizi kurang dan gizi
buruk. Pelaksana kegiatan ini adalah kader posyandu dan dilaksanakan 2x/tahun.
Tabel 8. Cakupan Persentase balita yang ditimbang berat badannya di
Puskesmas Wilayah Kerja Kecamatan Sawah Besar Januari – Agustus 2018

Jumlah Balita yang ditimbang Berat


No Kelurahan Sasaran Badannya Target
Jumlah Persentase (%)
1. Karang Anyar 11283 6717 59,5
2. Kartini 6842 4147 60,6
3. Pasar Baru 3112 1811 60,4 78
4. Mangga Dua 9823 6990 71,1
Selatan
5. Gunung Sahari 3851 2740 71,1
Utara
6. Kecamatan 5490 3320 60,4
Sawah Besar
Sumber: Laporan Evaluasi Program Gizi Kecamatan Sawah Besar Januari-Agustus 2018

d. Intervensi Balita BGM (Program PMT – P 90 hari)


Berat badan yang berada pada pita hijau selalu dipersepsikan sebagai gizi
baik, sementara berat badan dengan pita kuning merupakan warning kepada ibu-
ibunya agar jangan sampai memasuki ke pita merah atau biasa di sebut BGM,
karena apabila pada KMS sudah tercantum garis merah, dapat cenderung
dikatakan anak tersebut mengalami gizi buruk.

Tabel 9. Cakupan Balita di Bawah Garis Merah (BGM) di Puskesmas


Wilayah Kerja Kecamatan Kecamatan Sawah Besar Januari – Agustus 2018

Jumlah Balita di Bawah Garis Merah


No Kelurahan Sasaran (BGM) Target
Jumlah Persentase (%)
1. Karang Anyar 11283 110 0,9
2. Kartini 6842 45 0,65
3. Pasar Baru 3112 139 4,4
4. Mangga Dua 9823 250 2,5
Selatan 0
5. Gunung Sahari 3851 180 4,6
Utara
6. Kecamatan 5490 145 2,6
Sawah Besar

21
Sumber: Laporan Evaluasi Program Gizi Kecamatan Sawah Besar Januari-Agustus 2018

e. Penyuluhan dan Pertemuan Orang Tua Balita Resiko Tinggi


Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan orang tua balita
resti mengenai gizi dan kesehatan balita.Yang dimaksud balita resti disini adalah
balita bawah garis merah (BGM), Gizi Kurang dan Gizi Buruk.Sasarannya yaitu
orang tua balita resti yang ada di wilayah Kecamatan Sawah Besar. Bentuk
kegiatannya antara lain pengukuran antropometri (BB, TB/PB) untuk menentukan
status gizi, pemberian materi mengenai gizi balita.
f. Program ASI Eksklusif
Pemberian ASI Eksklusif merupakan salah satu periode penting dari 1000
Hari Pertama Kehidupan (HPK) anak.Untuk itu dilaksanakan kegiatan ini untuk
dapat meningkatkan cakupan pemberian ASI terutama ASI Eksklusif untuk bayi
0-6 bulan.

Tabel 10. Cakupan bayi < 6 Bulan yang Mendapat ASI Eksklusif di
Puskesmas Wilayah Kerja Kecamatan Kecamatan Sawah Besar Januari –
Agustus 2018
Jumlah Balita < 6 bulan yang ASI
No Kelurahan Sasaran Eksklusif Target
Jumlah Persentase (%)
1. Karang Anyar 975 229 23,4
2. Kartini 583 91 15,6
3. Pasar Baru 245 139 56,7
4. Mangga Dua 858 250 29,1
Selatan 70
5. Gunung Sahari 292 180 61,6
Utara
6. Kecamatan 564 215 38,1
Sawah Besar
Sumber: Laporan Evaluasi Program Gizi Kecamatan Sawah Besar Januari- Agustus
2018

22
g. Pemantauan garam beryodium dalam rumah tangga
Salah satu indikator keluarga sadar gizi (KADARZI) yaitu mengkonsumsi
garam beryodium, yang mana tujuannya yaitu untuk mengurangi prevalensi
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY).
Sasaran kegiatan ini adalah kader posyandu. Bentuk kegiatannya antara
lain pemberian materi mengenai garam yodium dan persiapan kegiatan
pemantauan garam yodium yang akan dilaksanakan di posyandu. Persiapannya
yang dilakukan antara lain pendataan jumlah sasaran dan kebutuhan iodium test
untuk semua posyandu, pencatatan dan pelaporan.
Namun, di Kecamatan Sawah Besar program ini belum dilaksanakan
dikarenakan tidak adanya penemuan kasus kekurangan yodium, sehingga tidak
ada data mengenai cakupan rumah tangga yang mengonsumsi garam beryodium.
h. Pemberian Vitamin A pada Balita 6-59 Bulan dan Ibu Dalam Masa
Nifas.
Tujuan dari kegiatan ini yaitu sebagai salah satu bentuk upaya akselerasi
cakupan vitamin A. Bentuk kegiatannya yaitu kegiatan pemberian vitamin A pada
anak yang belum mendapatkan vitamin A pada bulan Februari.
Kegiatan ini dilaksanakan baik melalui pemberian vitamin A di posyandu,
kunjungan rumah, atau day care.

Tabel 11. Cakupan Balita 6-59 Bulan yang Mendapat Vitamin A di


Puskesmas Wilayah Kerja Kecamatan Sawah BesarJanuari – Agustus 2018

Jumlah Balita 0-59 bulan mendapat


No Kelurahan Sasaran Vitamin A Target
Jumlah Persentase (%)
1. Karang Anyar 10268 1901 18,5
2. Kartini 6259 1207 19,2
3. Pasar Baru 2867 644 22,4
4. Mangga Dua 8965 1947 21,7
Selatan 87
5. Gunung Sahari 4088 772 18,8
Utara
6. Kecamatan 564 468 82,9
Sawah Besar

23
Sumber: Laporan Evaluasi Program Gizi Kecamatan Sawah Besar Januari- Agustus
2018

i. Suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD) bagi Ibu Hamil


Merupakan pemberian 90 tablet tambah darah selama masa kehamilan
untuk mencegah stunting dan mencegah anemia dalam ibu hamil.

Tabel 12. Cakupan Ibu Hamil yang Mendapat TTD di Puskesmas Wilayah
Kerja Kecamatan Sawah Besar Januari – Agustus 2018

Jumlah Ibu Hamil mendapat TTD


No Kelurahan Sasaran Jumlah Persentase Target
(%)
1. Karang Anyar 213 211 99
2. Kartini 174 174 100
3. Pasar Baru 53 53 100
4. Mangga Dua 186 184 98,9
Selatan 95
5. Gunung Sahari 67 66 98,5
Utara
6. Kecamatan 265 265 100
Sawah Besar
Sumber: Laporan Evaluasi Program Gizi Kecamatan Sawah Besar Januari-Agustus 2018

Tabel 13. Presentase Ibu Hamil dengan Anemia di Puskesmas Wilayah Kerja
Kecamatan Sawah Besar Januari – Agustus 2018

Jumlah Ibu Hamil dengan Anemia


No Kelurahan Sasaran Jumlah Persentase Target
(%)
1. Karang Anyar 213 77 36,1
2. Kartini 174 41 23,5
3. Pasar Baru 53 22 41,5
4. Mangga Dua 186 37 19,8
Selatan 0
5. Gunung Sahari 67 11 16,4
Utara
6. Kecamatan 293 190 64,8
Sawah Besar
Sumber: Laporan Evaluasi Program Gizi Kecamatan Sawah Besar Januari- Agustus 2018

24
j. Intervensi Bumil KEK
PMT-Pemulihan merupakan pemberian makanan tambahan yang
diberikan kepada ibu hamil yang mengalami kekurangan energy kronik (KEK).

Tabel 14. Cakupan Ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang Mendapat
Makanan Tambahan di Puskesmas Wilayah Kerja Kecamatan Sawah Besar
Januari – Agustus 2018

Jumlah Ibu Hamil KEK mendapat


No Kelurahan Sasaran PMT Target
Jumlah Persentase (%)
1. Karang Anyar 14 14 100
2. Kartini 14 14 100
3. Pasar Baru 6 6 100
4. Mangga Dua 20 20 100
Selatan 80
5. Gunung Sahari 9 9 100
Utara
6. Kecamatan 35 35 100
Sawah Besar
Sumber: Laporan Evaluasi Program Gizi Kecamatan Sawah Besar Januari-Agustus
2018

k. Suplementasi TTD REMATRI (Tablet tambah darah bagi remaja


putri)
Suplementasi tablet tambah darah bagi remaja putri bertujuan untuk
mengurangi prevalensi anemia pada remaja putri. Pada Puskesmas Kecamatan
Sawah Besar.

Tabel 15. Cakupan Remaja Putri mendapat TTD di Puskesmas Wilayah


Kerja Kecamatan Sawah Besar Januari-Agustus2018

Jumlah Remaja Putri mendapat TTD


No Kelurahan Sasaran Jumlah Persentase Target
(%)
1. Karang Anyar 1293 220 17
2. Kartini 1034 96 9,2
25
3. Pasar Baru 1223 382 31,2
4. Mangga Dua 1250 586 46,8

25
Jumlah Remaja Putri mendapat TTD
No Kelurahan Sasaran Jumlah Persentase Target
(%)
Selatan
5. Gunung Sahari 640 300 46,8
Utara
6. Kecamatan 2393 684 28,5
Sawah Besar
Sumber: Laporan Evaluasi Program Gizi Kecamatan Sawah Besar Januari-Agustus 2018

l. Pencatatan Bayi Berat Lahir Rendah


Pencatatan ini dilakukan untuk melihat presentase bayi berat lahir rendah
agar selalu dalam pemantauan sehingga dikemudian hari tidak mengalami
stunting.

Tabel 16. Presentase bayi dengan berat badan lahir rendah (berat badan <
2500) gram di Puskesmas Wilayah Kerja Kecamatan Sawah Besar Januari –
Agustus 2018

Jumlah Bayi dengan BBLR


No Kelurahan Sasaran Jumlah Persentase Target
(%)
1. Karang Anyar 975 3 0,3
2. Kartini 583 2 0,3
3. Pasar Baru 245 3 1,2
4. Mangga Dua 858 4 0,4
Selatan 9
5. Gunung Sahari 292 2 0,6
Utara
6. Kecamatan 654 5 0,7
Sawah Besar
Sumber: Laporan Evaluasi Program Gizi Kecamatan Sawah Besar Januari-Agustus 2018

26
m. Pemberian dan Pencataan Balita yang Mempunyai KIA/KMS

Tabel 17. Persentase balita mempunyai buku KIA/ KMS di Puskesmas


Wilayah Kerja Kecamatan Sawah Besar Januari – Agustus 2018

Jumlah Balita mempunyai KIA/KMS


No Kelurahan Sasaran Jumlah Persentase Target
(%)
1. Karang Anyar 11283 9909 87,8
2. Kartini 6842 3287 48
3. Pasar Baru 3112 2025 65
4. Mangga Dua 9823 7297 74,2
Selatan 72
5. Gunung Sahari 3851 2291 59,4
Utara
6. Kecamatan 5490 4219 76,8
Sawah Besar
Sumber: Laporan Evaluasi Program Gizi Kecamatan Sawah Besar Januari-Agustus 2018

n. Pemantauan pertumbuhan balita 12x per tahun


Dari pemantauan dan penimbangan balita yang dilakukan, dapat
ditemukan balita yang naik beratnya saat ditimbang, balita yang tidak naik
beratnya, dan balita yang tidak naik beratnya setelah ditimbang dua kali berturut-
turut.

Tabel 18. Cakupan Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya (N/D)
di Puskesmas Wilayah Kerja Kecamatan Sawah Besar Januari-Agustus
Tahun 2018
Jumlah Balita Ditimbang Naik Berat
No Kelurahan Sasaran Badannya Target
Jumlah Persentase (%)
1. Karang Anyar 11283 2382 21,1
2. Kartini 6842 1335 19,5
3. Pasar Baru 3112 869 27,9
4. Mangga Dua 9823 2796 28,4
Selatan 72
5. Gunung Sahari 3851 1670 43,3
Utara
6. Kecamatan 5490 3290 59
Sawah Besar

27
Sumber: Laporan Evaluasi Program Gizi Kecamatan Sawah Besar Januari-Agustus 2018

Tabel 19. Cakupan Balita yang Tidak Naik Berat Badannya (T) di
Puskesmas Wilayah Kerja Kecamatan Sawah Besar Januari-Agustus Tahun
2018

Jumlah Balita Ditimbang Tidak Naik


No Kelurahan Sasaran Berat Badannya Target
Jumlah Persentase (%)
1. Karang Anyar 11283 2179 19,3
2. Kartini 6842 1007 14,7
3. Pasar Baru 3112 748 24
4. Mangga Dua 9823 1768 17,9
Selatan 4
5. Gunung Sahari 3851 773 20
Utara
6. Kecamatan 5490 641 11,6
Sawah Besar
Sumber: Laporan Evaluasi Program Gizi Kecamatan Sawah Besar Januari-Agustus 2018

Tabel 20. Cakupan Balita Tidak Naik Berat Badannya Setelah Ditimbang
Dua Kali Berturut-turut (2T) di Puskesmas Wilayah Kerja Kecamatan
Sawah Besar Januari-Agustus Tahun 2018

Jumlah Balita ditimbang Tidak Naik


No Kelurahan Sasaran Berat Badannya 2T Target
Jumlah Persentase (%)
1. Karang Anyar 11283 106 0,9
2. Kartini 6842 42 0,6
3. Pasar Baru 3112 107 3,4
4. Mangga Dua 9823 150 1,5
Selatan 4
5. Gunung Sahari 3851 4 0,1
Utara
6. Kecamatan 5490 58 1
Sawah Besar
Sumber: Laporan Evaluasi Program Gizi Kecamatan Sawah Besar Januari-Agustus 2018

o. Konseling Gizi Setiap Hari Kerja


Pelayanan konseling gizi pada pasien rawat jalan yang datang ke Klinik
Gizi meliputi pasien rujukan Poli MTBS, Poli umum, Poli KIA, dan Poli TB Paru.

28
Selain itu terdapat pula pasien yang datang atas kemauan sendiri, rujukan dari
puskesmas kelurahan dan posyandu.
p. Kegiatan Peningkatan Kapasitas Petugas Tentang Konseling
Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA)
Kegiatan Peningkatan Kapasitas Petugas Tentang Konseling Pemberian
Makan Bayi dan Anak (PMBA) ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan petugas dalam melaksanakan konseling PMBA dalam rangka
menunjang keberhasilan program 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Sasaran
dari kegiatan ini adalah petugas gizi puskesmas kelurahan dan kecamatan serta
kader posyandu dari 4 kelurahan yang ada di wilayah Kecamatan Sawah
Besar.Kegiatan ini dilaksanakan 1x/ tahun selama 3 hari yang diisi oleh
narasumber profesional.Kegiatan ini terdiri dari pemberian materi dan praktik.
q. Peningkatan dan Pengembangan Saka Bhakti Husada (SBH)
Saka Bhakti Husada adalah wadah pengembangan, pengetahuan,
pembinaan keterampilan, penambahan pengalaman dan pemberian kesempatan
bagi anggota pramuka (SMP-SMA) untuk membaktikan dirinya kepada
masyarakat dalam bidang kesehatan. Kegiatan ini bertujuan untuk mewujudkan
kader pembangunan di bidang kesehatan, yang dapat membantu melembagakan
norma hidup sehat bagi semua anggota gerakan pramuka dan masyarakat
dilingkungannya. Kegiatan pembinaan ini dilaksanakan sebanyak 7 kali setahun
dengan narasumber profesional.
r. Peningkatan Kapasitas Petugas Petugas Konselor ASI
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
petugas dalam melaksanakan Konseling Menyusui.Sasaran dari kegiatan ini
adalah petugas kesehatan (dokter, perawat, bidan, ahli gizi).Bentuk kegiatannya
adalah pemberian materi dan praktik dari narasumber profesional.Melalui
kegiatan ini diharapkan dengan meningkatnya keterampilan petugas dapat
meningkatkan cakupan pemberian ASI Eksklusif.

29
1.5 Identifikasi Masalah
Dari berbagai hasil pencapaian program kegiatan gizi yang dievaluasi di
Puskesmas Kecamatan Sawah Besar periode Januari – Agustus 2018 maka
didapatkan identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Persentase Balita Gizi Buruk yang Mendapat PMT di Puskesmas Wilayah
Kerja Kelurahan Pasar Baru Januari – Agustus 2018 Sebesar 0%
2. Persentase Balita Gizi Buruk yang Mendapat PMT di Puskesmas Wilayah
Kerja Kelurahan Gunung Sahari Utara Januari – Agustus 2018 Sebesar 0%
3. Persentase Balita Gizi Buruk yang Mendapat PMT di Puskesmas Wilayah
Kerja Kecamatan Sawah Besar Januari – Agustus 2018 Sebesar 0%
4. Persentase Balita Kurus yang Mendapat Makanan Tambahan di
Puskesmas Wilayah Kerja Kelurahan Karang Anyar Januari – Agustus
2018 Sebesar 100%
5. Persentase Balita Kurus yang Mendapat Makanan Tambahan di
Puskesmas Wilayah Kerja Kelurahan Kartini Januari – Agustus 2018
Sebesar 100%
6. Persentase Balita Kurus yang Mendapat Makanan Tambahan di
Puskesmas Wilayah Kerja Kelurahan Pasar Baru Januari – Agustus 2018
Sebesar 90%
7. Persentase Balita Kurus yang Mendapat Makanan Tambahan di
Puskesmas Wilayah Kerja Kelurahan Mangga Dua Selatan Januari –
Agustus 2018 Sebesar 100%
8. Persentase Balita Kurus yang Mendapat Makanan Tambahan di
Puskesmas Wilayah Kerja Kelurahan Gunung Sahari Utara Januari –
Agustus 2018 Sebesar 100%
9. Persentase Balita Kurus yang Mendapat Makanan Tambahan di
Puskesmas Wilayah Kerja Kecamatan Sawah Besar Januari – Agustus
2018 Sebesar 0%
10. Persentase Balita yang Ditimbang Berat Badannya di Puskesmas Wilayah
Kerja Sekecamatan Sawah Besar Januari – Agustus 2018 Sebesar 63,85%

30
11. Persentase Balita di Bawah Garis Merah (BGM) di Puskesmas Wilayah
Kerja Sekecamatan Sawah Besar Januari – Agustus 2018 Sebesar 2,6%
12. Persentase Bayi < 6 Bulan yang Mendapat ASI Eksklusif di Puskesmas
Wilayah Kerja Sekecamatan Sawah Besar Januari – Agustus 2018 Sebesar
37,4%
13. Persentase Balita 6 – 59 Bulan yang Mendapat Vitamin A di Puskesmas
Wilayah Kerja Sekecamatan Sawah Besar Januari – Agustus 2018 Sebesar
30,5%
14. Persentase Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD)
Minimal 90 Tablet selama Kehamilan di Puskesmas Wilayah Kerja
Sekecamatan Sawah Besar Januari – Agustus 2018 Sebesar 99,4%
15. Persentase Ibu Hamil dengan Anemia di Puskesmas Wilayah Kerja
Sekecamatan Sawah Besar Januari – Agustus 2018 Sebesar 33,6%
16. Persentase Ibu Hamil KEK yang Mendapat Makanan Tambahan di
Puskesmas Wilayah Kerja Sekecamatan Sawah Besar Januari – Agustus
2018 Sebesar 83,3%
17. Persentase Remaja Putri mendapat TTD di Puskesmas Wilayah Kerja
Kelurahan Karang Anyar Januari – Agustus 2018 Sebesar 17%
18. Persentase Remaja Putri mendapat TTD di Puskesmas Wilayah Kerja
Kelurahan Kartini Januari – Agustus 2018 Sebesar 9,2%
19. Persentase Remaja Putri mendapat TTD di Puskesmas Wilayah Kerja
Kelurahan Pasar Baru Januari – Agustus 2018 Sebesar 46,8%
20. Persentase Remaja Putri mendapat TTD di Puskesmas Wilayah Kerja
Kelurahan Mangga Dua Selatan Januari – Agustus 2018 Sebesar 46,8%
21. Persentase Remaja Putri mendapat TTD di Puskesmas Wilayah Kerja
Kelurahan Gunung Sahari Utara Januari – Agustus 2018 Sebesar 46,8%
22. Persentase Remaja Putri mendapat TTD di Puskesmas Wilayah Kerja
Kecamatan Sawah Besar Januari – Agustus 2018 Sebesar 28,5%
23. Persentase Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) (BB <2500gr)
di Puskesmas Wilayah Kerja Sekecamatan Sawah Besar Januari – Agustus
2018 Sebesar 0,5%

31
24. Persentase Balita yang Mempunyai Buku KIA/KMS di Puskesmas
Wilayah Kerja Kelurahan Karang Anyar Januari – Agustus 2018 Sebesar
87,8%
25. Persentase Balita yang Mempunyai Buku KIA/KMS di Puskesmas
Wilayah Kerja Kelurahan Kartini Januari – Agustus 2018 Sebesar 48%
26. Persentase Balita yang Mempunyai Buku KIA/KMS di Puskesmas
Wilayah Kerja Kelurahan Pasar Baru Januari – Agustus 2018 Sebesar 65%
27. Persentase Balita yang Mempunyai Buku KIA/KMS di Puskesmas
Wilayah Kerja Kelurahan Mangga Dua Selatan Januari – Agustus 2018
Sebesar 74,2%
28. Persentase Balita yang Mempunyai Buku KIA/KMS di Puskesmas
Wilayah Kerja Kelurahan Gunung Sahari Utara Januari – Agustus 2018
Sebesar 59,4%
29. Persentase Balita yang Mempunyai Buku KIA/KMS di Puskesmas
Wilayah Kerja Kecamatan Sawah Besar Januari – Agustus 2018 Sebesar
76,8%
30. Persentasi Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya (N/D) di
Puskesmas Wilayah Kerja Sekecamatan Sawah Besar Januari – Agustus
2018 Sebesar 33,2%
31. Persentase Balita Ditimbang yang Tidak Naik Berat Badannya (T) di
Puskesmas Wilayah Kerja Sekecamatan Sawah Besar Januari – Agustus
Tahun 2018 Sebesar 17,9%
32. Persentase Balita Tidak Naik Berat Badannya Setelah Ditimbang Dua Kali
Berturut-turut (2T) di Puskesmas Wilayah Kerja Sekecamatan Sawah
Besar Januari – Agustus Tahun 2018 Sebesar 1,25%

1.6 Rumusan Masalah


Setelah didapatkan identifikasi masalah dari program gizi di Puskesmas
Kecamatan Sawah Besar maka dengan cara menghitung dan membandingkan
nilai kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang telah
terjadi (observed) akan dipilih dua masalah yang menjadi prioritas utama untuk

32
diselesaikan. Selanjutnya dilakukan perumusan masalah untuk membuat
perencanaan yang baik sehingga masalah yang ada dapat diselesaikan. Rumusan
masalah meliputi 4 W 1 H (What, Where, When, Whose, How much) Rumusan
masalah dari program gizi Puskesmas adalah sebagai berikut :
1. Persentase Balita Gizi Buruk yang Mendapat PMT di Puskesmas Wilayah
Kerja Kelurahan Pasar Baru Januari – Agustus 2018 Sebesar 0%
2. Persentase Balita Gizi Buruk yang Mendapat PMT di Puskesmas Wilayah
Kerja Kelurahan Gunung Sahari Utara Januari – Agustus 2018 Sebesar 0%
3. Persentase Balita Gizi Buruk yang Mendapat PMT di Puskesmas Wilayah
Kerja Kecamatan Sawah Besar Januari – Agustus 2018 Sebesar 0%
4. Persentase Balita Kurus yang Mendapat Makanan Tambahan di
Puskesmas Wilayah Kerja Kelurahan Karang Anyar Januari – Agustus
2018 Sebesar 100%
5. Persentase Balita Kurus yang Mendapat Makanan Tambahan di
Puskesmas Wilayah Kerja Kelurahan Kartini Januari – Agustus 2018
Sebesar 100%
6. Persentase Balita Kurus yang Mendapat Makanan Tambahan di
Puskesmas Wilayah Kerja Kelurahan Pasar Baru Januari – Agustus 2018
Sebesar 90%
7. Persentase Balita Kurus yang Mendapat Makanan Tambahan di
Puskesmas Wilayah Kerja Kelurahan Mangga Dua Selatan Januari –
Agustus 2018 Sebesar 100%
8. Persentase Balita Kurus yang Mendapat Makanan Tambahan di
Puskesmas Wilayah Kerja Kelurahan Gunung Sahari Utara Januari –
Agustus 2018 Sebesar 100%
9. Persentase Balita Kurus yang Mendapat Makanan Tambahan di
Puskesmas Wilayah Kerja Kecamatan Sawah Besar Januari – Agustus
2018 Sebesar 0%
10. Persentase Balita yang Ditimbang Berat Badannya di Puskesmas Wilayah
Kerja Sekecamatan Sawah Besar Januari – Agustus 2018 Sebesar 63,85%

33
11. Persentase Balita di Bawah Garis Merah (BGM) di Puskesmas Wilayah
Kerja Sekecamatan Sawah Besar Januari – Agustus 2018 Sebesar 2,6%
12. Persentase Bayi < 6 Bulan yang Mendapat ASI Eksklusif di Puskesmas
Wilayah Kerja Sekecamatan Sawah Besar Januari – Agustus 2018 Sebesar
37,4%
13. Persentase Balita 6 – 59 Bulan yang Mendapat Vitamin A di Puskesmas
Wilayah Kerja Sekecamatan Sawah Besar Januari – Agustus 2018 Sebesar
30,5%
14. Persentase Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD)
Minimal 90 Tablet selama Kehamilan di Puskesmas Wilayah Kerja
Sekecamatan Sawah Besar Januari – Agustus 2018 Sebesar 99,4%
15. Persentase Ibu Hamil dengan Anemia di Puskesmas Wilayah Kerja
Sekecamatan Sawah Besar Januari – Agustus 2018 Sebesar 33,6%
16. Persentase Ibu Hamil KEK yang Mendapat Makanan Tambahan di
Puskesmas Wilayah Kerja Sekecamatan Sawah Besar Januari – Agustus
2018 Sebesar 83,3%
17. Persentase Remaja Putri mendapat TTD di Puskesmas Wilayah Kerja
Kelurahan Karang Anyar Januari – Agustus 2018 Sebesar 17%
18. Persentase Remaja Putri mendapat TTD di Puskesmas Wilayah Kerja
Kelurahan Kartini Januari – Agustus 2018 Sebesar 9,2%
19. Persentase Remaja Putri mendapat TTD di Puskesmas Wilayah Kerja
Kelurahan Pasar Baru Januari – Agustus 2018 Sebesar 46,8%
20. Persentase Remaja Putri mendapat TTD di Puskesmas Wilayah Kerja
Kelurahan Mangga Dua Selatan Januari – Agustus 2018 Sebesar 46,8%
21. Persentase Remaja Putri mendapat TTD di Puskesmas Wilayah Kerja
Kelurahan Gunung Sahari Utara Januari – Agustus 2018 Sebesar 46,8%
22. Persentase Remaja Putri mendapat TTD di Puskesmas Wilayah Kerja
Kecamatan Sawah Besar Januari – Agustus 2018 Sebesar 28,5%
23. Persentase Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) (BB <2500gr)
di Puskesmas Wilayah Kerja Sekecamatan Sawah Besar Januari – Agustus
2018 Sebesar 0,5%

34
24. Persentase Balita yang Mempunyai Buku KIA/KMS di Puskesmas
Wilayah Kerja Kelurahan Karang Anyar Januari – Agustus 2018 Sebesar
87,8%
25. Persentase Balita yang Mempunyai Buku KIA/KMS di Puskesmas
Wilayah Kerja Kelurahan Kartini Januari – Agustus 2018 Sebesar 48%
26. Persentase Balita yang Mempunyai Buku KIA/KMS di Puskesmas
Wilayah Kerja Kelurahan Pasar Baru Januari – Agustus 2018 Sebesar 65%
27. Persentase Balita yang Mempunyai Buku KIA/KMS di Puskesmas
Wilayah Kerja Kelurahan Mangga Dua Selatan Januari – Agustus 2018
Sebesar 74,2%
28. Persentase Balita yang Mempunyai Buku KIA/KMS di Puskesmas
Wilayah Kerja Kelurahan Gunung Sahari Utara Januari – Agustus 2018
Sebesar 59,4%
29. Persentase Balita yang Mempunyai Buku KIA/KMS di Puskesmas
Wilayah Kerja Kecamatan Sawah Besar Januari – Agustus 2018 Sebesar
76,8%
30. Persentasi Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya (N/D) di
Puskesmas Wilayah Kerja Sekecamatan Sawah Besar Januari – Agustus
2018 Sebesar 33,2%
31. Persentase Balita Ditimbang yang Tidak Naik Berat Badannya (T) di
Puskesmas Wilayah Kerja Sekecamatan Sawah Besar Januari – Agustus
Tahun 2018 Sebesar 17,9%
32. Persentase Balita Tidak Naik Berat Badannya Setelah Ditimbang Dua Kali
Berturut-turut (2T) di Puskesmas Wilayah Kerja Sekecamatan Sawah
Besar Januari – Agustus Tahun 2018 Sebesar 1,25%

35

Anda mungkin juga menyukai