PENDAHULUAN
1
jajarannya yaitu melalui Standard Pelayanan Minimal (SPM) DKI Jakarta
yang telah dibuat acuan dalam Surat Keputusan Gubernur No. 12 Tahun
2007.
Puskesmas Kecamatan Sawah Besar sebagai salah satu unit pelaksana
Teknis Dinas Kesehatan DKI Jakarta memiliki kewajiban untuk
melaksanakan SK Gubernur tersebut dengan menerapkan pola-pola
pelayanan kesehatan baik secara Individu maupun Kesehatan Masyarakat
yang mengacu kepada SPM tersebut. Melalui Visi dan Misi yang telah
dicanangkan oleh Puskesmas Kecamatan Sawah Besar diharapkan
pencapaian tersebut dapat dilakukan secara optimal.
1.2 Puskesmas
1.2.1 Definisi Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) adalah salah satu sarana
pelayanan kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia. Puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya
(Permenkes No. 75 tahun 2014).
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diberikan oleh puskesmas kepada
masyarakat mencakup perencanaan, pelaksanaaan, evaluasi, pencatatan,
pelaporan, dan dituangkan dalam suatu sistem (Permenkes No.75 tahun
2014).
Di Indonesia, puskesmas merupakan tulang punggung pelayanan
kesehatan tingkat pertama. Konsep Puskesmas dilahirkan tahun 1968 ketika
dilangsungkan Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) I di Jakarta,
dimana dibicarakan upaya pengorganisasian system pelayanan kesehatan di
tanah air, karena pelayanan kesehatan tingkat pertama pada waktu itu
dirasakan kurang menguntungkan dan dari kegiatan-kegiatan seperti BKIA,
BP, dan P4M dan sebagiannya masih berjalan sendiri-sendiri dan tidak
2
berhubungan. Melalui Rekerkesnas tersebut timbul gagasan untuk
menyatukan semua pelayanan tingkat pertama kedalam suatu organisasi yang
dipercaya dan diberi nama Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).
Dengan paradigma baru ini, mendorong terjadi perubahan konsep yang
sangat mendasar dalam pembangunan kesehatan, antara lain :
1. Pembangunan kesehatan yang semula lebih menekankan pada upaya
kuratif dan rehabilitatif menjadi lebih fokus pada upaya preventif dan
kuratif tanpa mengabaikan kuratif - rehabilitatif
2. Pelaksanaan upaya kesehatan yang semula lebih bersifat terpilah- pilah
(fragmented) berubah menjadi kegiatan yang terpadu (integrated).
3. Sumber pembiayaan kesehatan yang semula lebih banyak dari pemerintah
berubah menjadi pembiayaan kesehatan lebih banyak dari masyarakat.
4. Pergeseran pola pembayaran dalam pelayanan kesehatan yang semula fee
for service menjadi pembayaran secara pra - upaya.
5. Pergeseran pemahaman tentang kesehatan dari pandangan komsutif
menjadi investasi.
6. Upaya kesehatan yang semula lebih banyak dilakukan oleh pemerintah
akan bergeser lebih banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai mitra
pemerintah (partnership).
7. Pembangunan kesehatan yang semula bersifat terpusat (centralization)
menjadi otonomi daerah (decentralization).
8. Pergeseran proses perencanaan dari top down menjadi bottom up
seiring dengan era desentralisasi.
Menurut Permenkes no 75 tahun 2014 Pembangunan kesehatan yang
diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan masyarakat
yang:
1. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat
2. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu Hidup dalam
lingkungan sehat
3
3. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat
4
B. Puskesmas Kawasan Pedesaan
Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi
paling sedikit 3 (tiga) dari 4 (empat) kriteria kawasan pedesaan sebagai
berikut :
1. Aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduk pada sektor agraris
2. Memiliki fasilitas antara lain sekolah radius lebih dari 2,5 km, pasar dan
perkotaan radius lebih dari 2 km, rumah sakit radius lebih dari 5 km, tidak
memiliki fasilitas berupa bioskop atau hotel
3. Rumah tangga dengan listrik kurang dari 90% (sembilan puluh persen)
4. Terdapat akses jalan dan transportasi menuju fasilitas
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas kawasan pedesaan
memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi masyarakat
2. Pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakat
3. Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas
dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan
4. Pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola
kehidupan masyarakat perdesaan.
5
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas kawasan terpencil
dan sangat terpencil memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Memberikan pelayanan UKM dan UKP dengan penambahan kompetensi
tenaga kesehatan
2. Dalam pelayanan UKP dapat dilakukan penambahan kompetensi dan
kewenangan tertentu bagi dokter, perawat, dan bidan
3. Pelayanan UKM diselenggarakan dengan memperhatikan kearifan lokal
4. Pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola
kehidupan masyarakat di kawasan terpencil dan sangat terpencil
5. Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas
dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan dan
6. Pelayanan UKM dan UKP dapat dilaksanakan dengan pola gugus
pulau/cluster dan/atau pelayanan kesehatan bergerak untuk meningkatkan
aksesibilitas.
Puskesmas harus didirikan pada setiap kecamatan. Dalam kondisi tertentu,
pada 1 (satu) kecamatan dapat didirikan lebih dari 1 (satu) Puskesmas.
Kondisi tertentu sebagaimana dimaksud ditetapkan berdasarkan pertimbangan
kebutuhan pelayanan, jumlah penduduk dan aksebilitas.
Puskesmas merupakan perangkat pemerintah daerah tingkat II, sehingga
pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh bupati setelah
mendengar saran tekhnis dari kantor wilayah departemen kesehatan provinsi.
6
1.2.4 Visi Puskesmas
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas
adalah tercapainya Kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat.
Kecamatan sehat adalah gambaran masyarakat Kecamatan di masa depan
yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang
hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat memiliki kemampuan
untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata,
serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Indikator Kecamatan sehat yang ingin dicapai mencakup empat indikator
utama, yaitu :
1. Lingkungan sehat
2. Perilaku sehat
3. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu
4. Derajat kesehatan penduduk Kecamatan
Rumusan visi untuk masing-masing Puskesmas harus mengacu pada visi
pembangunan kesehatan Puskesmas di atas yakni, terwujudnya Kecamatan
sehat yang harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat serta
wilayah Kecamatan setempat.
7
1.2.6 Strategi Puskesmas
Strategi puskesmas untuk mewujudkan pembangunan kesehatan
(Mubarak. 2014) antara lain :
1. Pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh (comprehensive health
care service)
2. Pelayanan kesehatan yang menerapkan pendekatan yang menyeluruh
(holistic approach)
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan
untuk mewujudkan masyarakat yang (Permenkes No.75 tahun 2014) :
1. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat
2. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
3. Hidup dalam lingkungan sehat
4. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
8
Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
Puskesmas
Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan
Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses,
mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan
Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat,
termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon
penanggulangan penyakit.
2. Penyelenggaraan Unit Kesehatan Perorangan/UKP tingkat pertama di
wilayah kerjanya
Dalam menjalankan fungsinya Puskesmas berwenang :
Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu
Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya
promotif dan preventif
Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan
keamanan dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung
Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip
koordinatif dan kerja sama inter dan antar profesi
Melaksanakan rekam medis
Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan
akses Pelayanan Kesehatan
Melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan
Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya
Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan
Sistem Rujukan.
9
3. Wahana pendidikan tenaga kesehatan
Proses dalam melaksanakan fungsinya dilakukan dengan cara :
Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan
kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri.
Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana
menggali dan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan
efisien.
Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan
rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan
ketentuan bantuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.
Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.
Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam
melaksanankan program puskesmas.
10
sumber daya yang tersedia di masing-masing Puskesmas. Upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama dilaksanakan dalam bentuk :
a. Rawat jalan
b. Pelayanan gawat darurat
c. Pelayanan satu hari (one daycare)
d. Home care
e. Rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan
11
1.3 Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Sawah Besar
1.3.1 Letak Wilayah
Kecamatan Sawah Besar adalah salah satu kecamatan terletak di wilayah
Kotamadya Jakarta Pusat. Kecamatan ini memiliki jumlah penduduk Sebesar
133,079 jiwa dan luas wilayah 6.2 km2.
1.3.2 Batas Wilayah Kecamatan Sawah Besar
12
1.3.3 Keadaan Demografi
Tabel 1. Luas Wilayah, Jumlah RW/ Kelurahan, Jumlah Penduduk,
Jumlah Rumah tangga dan Kepadatan Penduduk Kecamatan Sawah
Besar Tahun 2017
Luas RW Jumlah Kepadatan
Jumlah
No. Kelurahan Wilayah Rumah Penduduk
Penduduk
(Ha) Tangga per km2
1 Karang Anyar 51,10
13 33.540 11.131 65.636
2 Kartini 53,69
9 28.178 9.431 51.419
3 Pasar Baru 188,95
8 15.817 5.358 8373
4 Mangga Dua 129,08
12 34.944 11.898 27.069
Selatan
5 Gunung Sahari 197,65 7 20.600 6.801 10.422
Utara
Jumlah 6.2 49 133.079 40.896 21.411
Sumber : Laporan Kelurahan Tahun 2017 Luas Wilayah, Jumlah
RW/Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga, dan Kepadatan
Penduduk di Kecamatan Sawah Besar
Dilihat dari data pada tabel di atas, Kecamatan Sawah Besar memiliki
luas wilayah sekitar 6.2 km2 dengan jumlah penduduk 133,079 jiwa.
Tabel 2. Data Luas Wilayah dan Jumlah KK, RT, dan RW Kecamatan
Sawah Besar Tahun 2017
Luas Wilayah
No Kelurahan KK RT RW
(km2)
1 Karang Anyar 0.5 8817 13 13
2 Kartini 0.5 8984 9 9
3 Pasar Baru 1.9 5779 8 8
4 Mangga Dua 1.3 10848 12 12
Selatan
5 Gunung Sahari 2.0 6468 7 7
Utara
Jumlah 6.2 40896 49 49
Sumber : Laporan Kelurahan Luas Wilayah dan Jumlah KK, RT, dan
RW di Kecamatan Sawah Besar Tahun 2017
13
Dilihat dari data pada tabel di atas, didapatkan luas wilayah dan jumlah
KK, RT, dan RW terluas di Kecamatan Sawah Besar adalah Kelurahan
Mangga Dua Selatan.
14
D. Kelurahan Pasar Baru
E. Kelurahan Gunung Sahari Utara
Puskesmas Kecamatan Sawah Besar yang terletak di Jl. Mangga Dua
Dalam No 1 Kota Administrasi Jakarta Pusat adalah Puskesmas Kecamatan di
Wilayah Kecamatan Sawah Besar yang membawahi 3 Puskesmas Kelurahan.
Seluruh Puskesmas Tersebut memberikan pelayanan dasar kepada masyarakat
di lingkungan wilayah Kecamatan Sawah Besar. Puskesmas Kelurahan di
Wilayah Kecamatan Sawah Besar seperti terdapat pada tabel di bawah ini.
15
C. Pola Tata Kelola
D. Pola Rencana Bisnis Anggaran
16
1.4.3 Dasar Hukum
Dasar Hukum Penyelenggaraan Puskesmas adalah:
1. Undang-Undang No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
3. Undang-Undang No.23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah
4. SPM Bidang Kesehatan Kemenkes Tahun 2015
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128/Menkes/SK/II/2004 tentang
Kebijakan Dasar Puskesmas.
6. Permenkes No.75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas
17
1.4.5 Program Peningkatan Gizi di Puskesmas Kecamatan Sawah
Besar
18
Dari 18 indikator yang terdapat dalam program tersebut, yang tidak terdapat
datanya, yaitu :
1. Persentase balita di Bawah Garis Merah (BGM)
2. Persentase Ibu hamil dengan anemia
19
Tabel 6. Data Balita Gizi Buruk yang mendapat PMT di Puskesmas Wilayah
Kerja Kecamatan Sawah Besar Januari - Agustus Tahun 2018
Jumlah Balita Gizi Buruk
No Kelurahan Sasaran mendapatkan PMT Target
Jumlah Persentase (%)
1. Karang Anyar 2 2 100
2. Kartini 1 1 100
3. Pasar Baru 0 0 0
4. Mangga Dua 5 5 100
Selatan 100
5. Gunung Sahari 0 0 0
Utara
6. Kecamatan 0 0 0
Sawah Besar
Sumber: Laporan Evaluasi Program Gizi Kecamatan Sawah Besar Januari-
Agustus 2018
20
menjaring balita bawah garis merah (BGM) maupun balita gizi kurang dan gizi
buruk. Pelaksana kegiatan ini adalah kader posyandu dan dilaksanakan 2x/tahun.
Tabel 8. Cakupan Persentase balita yang ditimbang berat badannya di
Puskesmas Wilayah Kerja Kecamatan Sawah Besar Januari – Agustus 2018
21
Sumber: Laporan Evaluasi Program Gizi Kecamatan Sawah Besar Januari-Agustus 2018
Tabel 10. Cakupan bayi < 6 Bulan yang Mendapat ASI Eksklusif di
Puskesmas Wilayah Kerja Kecamatan Kecamatan Sawah Besar Januari –
Agustus 2018
Jumlah Balita < 6 bulan yang ASI
No Kelurahan Sasaran Eksklusif Target
Jumlah Persentase (%)
1. Karang Anyar 975 229 23,4
2. Kartini 583 91 15,6
3. Pasar Baru 245 139 56,7
4. Mangga Dua 858 250 29,1
Selatan 70
5. Gunung Sahari 292 180 61,6
Utara
6. Kecamatan 564 215 38,1
Sawah Besar
Sumber: Laporan Evaluasi Program Gizi Kecamatan Sawah Besar Januari- Agustus
2018
22
g. Pemantauan garam beryodium dalam rumah tangga
Salah satu indikator keluarga sadar gizi (KADARZI) yaitu mengkonsumsi
garam beryodium, yang mana tujuannya yaitu untuk mengurangi prevalensi
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY).
Sasaran kegiatan ini adalah kader posyandu. Bentuk kegiatannya antara
lain pemberian materi mengenai garam yodium dan persiapan kegiatan
pemantauan garam yodium yang akan dilaksanakan di posyandu. Persiapannya
yang dilakukan antara lain pendataan jumlah sasaran dan kebutuhan iodium test
untuk semua posyandu, pencatatan dan pelaporan.
Namun, di Kecamatan Sawah Besar program ini belum dilaksanakan
dikarenakan tidak adanya penemuan kasus kekurangan yodium, sehingga tidak
ada data mengenai cakupan rumah tangga yang mengonsumsi garam beryodium.
h. Pemberian Vitamin A pada Balita 6-59 Bulan dan Ibu Dalam Masa
Nifas.
Tujuan dari kegiatan ini yaitu sebagai salah satu bentuk upaya akselerasi
cakupan vitamin A. Bentuk kegiatannya yaitu kegiatan pemberian vitamin A pada
anak yang belum mendapatkan vitamin A pada bulan Februari.
Kegiatan ini dilaksanakan baik melalui pemberian vitamin A di posyandu,
kunjungan rumah, atau day care.
23
Sumber: Laporan Evaluasi Program Gizi Kecamatan Sawah Besar Januari- Agustus
2018
Tabel 12. Cakupan Ibu Hamil yang Mendapat TTD di Puskesmas Wilayah
Kerja Kecamatan Sawah Besar Januari – Agustus 2018
Tabel 13. Presentase Ibu Hamil dengan Anemia di Puskesmas Wilayah Kerja
Kecamatan Sawah Besar Januari – Agustus 2018
24
j. Intervensi Bumil KEK
PMT-Pemulihan merupakan pemberian makanan tambahan yang
diberikan kepada ibu hamil yang mengalami kekurangan energy kronik (KEK).
Tabel 14. Cakupan Ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang Mendapat
Makanan Tambahan di Puskesmas Wilayah Kerja Kecamatan Sawah Besar
Januari – Agustus 2018
25
Jumlah Remaja Putri mendapat TTD
No Kelurahan Sasaran Jumlah Persentase Target
(%)
Selatan
5. Gunung Sahari 640 300 46,8
Utara
6. Kecamatan 2393 684 28,5
Sawah Besar
Sumber: Laporan Evaluasi Program Gizi Kecamatan Sawah Besar Januari-Agustus 2018
Tabel 16. Presentase bayi dengan berat badan lahir rendah (berat badan <
2500) gram di Puskesmas Wilayah Kerja Kecamatan Sawah Besar Januari –
Agustus 2018
26
m. Pemberian dan Pencataan Balita yang Mempunyai KIA/KMS
Tabel 18. Cakupan Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya (N/D)
di Puskesmas Wilayah Kerja Kecamatan Sawah Besar Januari-Agustus
Tahun 2018
Jumlah Balita Ditimbang Naik Berat
No Kelurahan Sasaran Badannya Target
Jumlah Persentase (%)
1. Karang Anyar 11283 2382 21,1
2. Kartini 6842 1335 19,5
3. Pasar Baru 3112 869 27,9
4. Mangga Dua 9823 2796 28,4
Selatan 72
5. Gunung Sahari 3851 1670 43,3
Utara
6. Kecamatan 5490 3290 59
Sawah Besar
27
Sumber: Laporan Evaluasi Program Gizi Kecamatan Sawah Besar Januari-Agustus 2018
Tabel 19. Cakupan Balita yang Tidak Naik Berat Badannya (T) di
Puskesmas Wilayah Kerja Kecamatan Sawah Besar Januari-Agustus Tahun
2018
Tabel 20. Cakupan Balita Tidak Naik Berat Badannya Setelah Ditimbang
Dua Kali Berturut-turut (2T) di Puskesmas Wilayah Kerja Kecamatan
Sawah Besar Januari-Agustus Tahun 2018
28
Selain itu terdapat pula pasien yang datang atas kemauan sendiri, rujukan dari
puskesmas kelurahan dan posyandu.
p. Kegiatan Peningkatan Kapasitas Petugas Tentang Konseling
Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA)
Kegiatan Peningkatan Kapasitas Petugas Tentang Konseling Pemberian
Makan Bayi dan Anak (PMBA) ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan petugas dalam melaksanakan konseling PMBA dalam rangka
menunjang keberhasilan program 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Sasaran
dari kegiatan ini adalah petugas gizi puskesmas kelurahan dan kecamatan serta
kader posyandu dari 4 kelurahan yang ada di wilayah Kecamatan Sawah
Besar.Kegiatan ini dilaksanakan 1x/ tahun selama 3 hari yang diisi oleh
narasumber profesional.Kegiatan ini terdiri dari pemberian materi dan praktik.
q. Peningkatan dan Pengembangan Saka Bhakti Husada (SBH)
Saka Bhakti Husada adalah wadah pengembangan, pengetahuan,
pembinaan keterampilan, penambahan pengalaman dan pemberian kesempatan
bagi anggota pramuka (SMP-SMA) untuk membaktikan dirinya kepada
masyarakat dalam bidang kesehatan. Kegiatan ini bertujuan untuk mewujudkan
kader pembangunan di bidang kesehatan, yang dapat membantu melembagakan
norma hidup sehat bagi semua anggota gerakan pramuka dan masyarakat
dilingkungannya. Kegiatan pembinaan ini dilaksanakan sebanyak 7 kali setahun
dengan narasumber profesional.
r. Peningkatan Kapasitas Petugas Petugas Konselor ASI
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
petugas dalam melaksanakan Konseling Menyusui.Sasaran dari kegiatan ini
adalah petugas kesehatan (dokter, perawat, bidan, ahli gizi).Bentuk kegiatannya
adalah pemberian materi dan praktik dari narasumber profesional.Melalui
kegiatan ini diharapkan dengan meningkatnya keterampilan petugas dapat
meningkatkan cakupan pemberian ASI Eksklusif.
29
1.5 Identifikasi Masalah
Dari berbagai hasil pencapaian program kegiatan gizi yang dievaluasi di
Puskesmas Kecamatan Sawah Besar periode Januari – Agustus 2018 maka
didapatkan identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Persentase Balita Gizi Buruk yang Mendapat PMT di Puskesmas Wilayah
Kerja Kelurahan Pasar Baru Januari – Agustus 2018 Sebesar 0%
2. Persentase Balita Gizi Buruk yang Mendapat PMT di Puskesmas Wilayah
Kerja Kelurahan Gunung Sahari Utara Januari – Agustus 2018 Sebesar 0%
3. Persentase Balita Gizi Buruk yang Mendapat PMT di Puskesmas Wilayah
Kerja Kecamatan Sawah Besar Januari – Agustus 2018 Sebesar 0%
4. Persentase Balita Kurus yang Mendapat Makanan Tambahan di
Puskesmas Wilayah Kerja Kelurahan Karang Anyar Januari – Agustus
2018 Sebesar 100%
5. Persentase Balita Kurus yang Mendapat Makanan Tambahan di
Puskesmas Wilayah Kerja Kelurahan Kartini Januari – Agustus 2018
Sebesar 100%
6. Persentase Balita Kurus yang Mendapat Makanan Tambahan di
Puskesmas Wilayah Kerja Kelurahan Pasar Baru Januari – Agustus 2018
Sebesar 90%
7. Persentase Balita Kurus yang Mendapat Makanan Tambahan di
Puskesmas Wilayah Kerja Kelurahan Mangga Dua Selatan Januari –
Agustus 2018 Sebesar 100%
8. Persentase Balita Kurus yang Mendapat Makanan Tambahan di
Puskesmas Wilayah Kerja Kelurahan Gunung Sahari Utara Januari –
Agustus 2018 Sebesar 100%
9. Persentase Balita Kurus yang Mendapat Makanan Tambahan di
Puskesmas Wilayah Kerja Kecamatan Sawah Besar Januari – Agustus
2018 Sebesar 0%
10. Persentase Balita yang Ditimbang Berat Badannya di Puskesmas Wilayah
Kerja Sekecamatan Sawah Besar Januari – Agustus 2018 Sebesar 63,85%
30
11. Persentase Balita di Bawah Garis Merah (BGM) di Puskesmas Wilayah
Kerja Sekecamatan Sawah Besar Januari – Agustus 2018 Sebesar 2,6%
12. Persentase Bayi < 6 Bulan yang Mendapat ASI Eksklusif di Puskesmas
Wilayah Kerja Sekecamatan Sawah Besar Januari – Agustus 2018 Sebesar
37,4%
13. Persentase Balita 6 – 59 Bulan yang Mendapat Vitamin A di Puskesmas
Wilayah Kerja Sekecamatan Sawah Besar Januari – Agustus 2018 Sebesar
30,5%
14. Persentase Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD)
Minimal 90 Tablet selama Kehamilan di Puskesmas Wilayah Kerja
Sekecamatan Sawah Besar Januari – Agustus 2018 Sebesar 99,4%
15. Persentase Ibu Hamil dengan Anemia di Puskesmas Wilayah Kerja
Sekecamatan Sawah Besar Januari – Agustus 2018 Sebesar 33,6%
16. Persentase Ibu Hamil KEK yang Mendapat Makanan Tambahan di
Puskesmas Wilayah Kerja Sekecamatan Sawah Besar Januari – Agustus
2018 Sebesar 83,3%
17. Persentase Remaja Putri mendapat TTD di Puskesmas Wilayah Kerja
Kelurahan Karang Anyar Januari – Agustus 2018 Sebesar 17%
18. Persentase Remaja Putri mendapat TTD di Puskesmas Wilayah Kerja
Kelurahan Kartini Januari – Agustus 2018 Sebesar 9,2%
19. Persentase Remaja Putri mendapat TTD di Puskesmas Wilayah Kerja
Kelurahan Pasar Baru Januari – Agustus 2018 Sebesar 46,8%
20. Persentase Remaja Putri mendapat TTD di Puskesmas Wilayah Kerja
Kelurahan Mangga Dua Selatan Januari – Agustus 2018 Sebesar 46,8%
21. Persentase Remaja Putri mendapat TTD di Puskesmas Wilayah Kerja
Kelurahan Gunung Sahari Utara Januari – Agustus 2018 Sebesar 46,8%
22. Persentase Remaja Putri mendapat TTD di Puskesmas Wilayah Kerja
Kecamatan Sawah Besar Januari – Agustus 2018 Sebesar 28,5%
23. Persentase Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) (BB <2500gr)
di Puskesmas Wilayah Kerja Sekecamatan Sawah Besar Januari – Agustus
2018 Sebesar 0,5%
31
24. Persentase Balita yang Mempunyai Buku KIA/KMS di Puskesmas
Wilayah Kerja Kelurahan Karang Anyar Januari – Agustus 2018 Sebesar
87,8%
25. Persentase Balita yang Mempunyai Buku KIA/KMS di Puskesmas
Wilayah Kerja Kelurahan Kartini Januari – Agustus 2018 Sebesar 48%
26. Persentase Balita yang Mempunyai Buku KIA/KMS di Puskesmas
Wilayah Kerja Kelurahan Pasar Baru Januari – Agustus 2018 Sebesar 65%
27. Persentase Balita yang Mempunyai Buku KIA/KMS di Puskesmas
Wilayah Kerja Kelurahan Mangga Dua Selatan Januari – Agustus 2018
Sebesar 74,2%
28. Persentase Balita yang Mempunyai Buku KIA/KMS di Puskesmas
Wilayah Kerja Kelurahan Gunung Sahari Utara Januari – Agustus 2018
Sebesar 59,4%
29. Persentase Balita yang Mempunyai Buku KIA/KMS di Puskesmas
Wilayah Kerja Kecamatan Sawah Besar Januari – Agustus 2018 Sebesar
76,8%
30. Persentasi Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya (N/D) di
Puskesmas Wilayah Kerja Sekecamatan Sawah Besar Januari – Agustus
2018 Sebesar 33,2%
31. Persentase Balita Ditimbang yang Tidak Naik Berat Badannya (T) di
Puskesmas Wilayah Kerja Sekecamatan Sawah Besar Januari – Agustus
Tahun 2018 Sebesar 17,9%
32. Persentase Balita Tidak Naik Berat Badannya Setelah Ditimbang Dua Kali
Berturut-turut (2T) di Puskesmas Wilayah Kerja Sekecamatan Sawah
Besar Januari – Agustus Tahun 2018 Sebesar 1,25%
32
diselesaikan. Selanjutnya dilakukan perumusan masalah untuk membuat
perencanaan yang baik sehingga masalah yang ada dapat diselesaikan. Rumusan
masalah meliputi 4 W 1 H (What, Where, When, Whose, How much) Rumusan
masalah dari program gizi Puskesmas adalah sebagai berikut :
1. Persentase Balita Gizi Buruk yang Mendapat PMT di Puskesmas Wilayah
Kerja Kelurahan Pasar Baru Januari – Agustus 2018 Sebesar 0%
2. Persentase Balita Gizi Buruk yang Mendapat PMT di Puskesmas Wilayah
Kerja Kelurahan Gunung Sahari Utara Januari – Agustus 2018 Sebesar 0%
3. Persentase Balita Gizi Buruk yang Mendapat PMT di Puskesmas Wilayah
Kerja Kecamatan Sawah Besar Januari – Agustus 2018 Sebesar 0%
4. Persentase Balita Kurus yang Mendapat Makanan Tambahan di
Puskesmas Wilayah Kerja Kelurahan Karang Anyar Januari – Agustus
2018 Sebesar 100%
5. Persentase Balita Kurus yang Mendapat Makanan Tambahan di
Puskesmas Wilayah Kerja Kelurahan Kartini Januari – Agustus 2018
Sebesar 100%
6. Persentase Balita Kurus yang Mendapat Makanan Tambahan di
Puskesmas Wilayah Kerja Kelurahan Pasar Baru Januari – Agustus 2018
Sebesar 90%
7. Persentase Balita Kurus yang Mendapat Makanan Tambahan di
Puskesmas Wilayah Kerja Kelurahan Mangga Dua Selatan Januari –
Agustus 2018 Sebesar 100%
8. Persentase Balita Kurus yang Mendapat Makanan Tambahan di
Puskesmas Wilayah Kerja Kelurahan Gunung Sahari Utara Januari –
Agustus 2018 Sebesar 100%
9. Persentase Balita Kurus yang Mendapat Makanan Tambahan di
Puskesmas Wilayah Kerja Kecamatan Sawah Besar Januari – Agustus
2018 Sebesar 0%
10. Persentase Balita yang Ditimbang Berat Badannya di Puskesmas Wilayah
Kerja Sekecamatan Sawah Besar Januari – Agustus 2018 Sebesar 63,85%
33
11. Persentase Balita di Bawah Garis Merah (BGM) di Puskesmas Wilayah
Kerja Sekecamatan Sawah Besar Januari – Agustus 2018 Sebesar 2,6%
12. Persentase Bayi < 6 Bulan yang Mendapat ASI Eksklusif di Puskesmas
Wilayah Kerja Sekecamatan Sawah Besar Januari – Agustus 2018 Sebesar
37,4%
13. Persentase Balita 6 – 59 Bulan yang Mendapat Vitamin A di Puskesmas
Wilayah Kerja Sekecamatan Sawah Besar Januari – Agustus 2018 Sebesar
30,5%
14. Persentase Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD)
Minimal 90 Tablet selama Kehamilan di Puskesmas Wilayah Kerja
Sekecamatan Sawah Besar Januari – Agustus 2018 Sebesar 99,4%
15. Persentase Ibu Hamil dengan Anemia di Puskesmas Wilayah Kerja
Sekecamatan Sawah Besar Januari – Agustus 2018 Sebesar 33,6%
16. Persentase Ibu Hamil KEK yang Mendapat Makanan Tambahan di
Puskesmas Wilayah Kerja Sekecamatan Sawah Besar Januari – Agustus
2018 Sebesar 83,3%
17. Persentase Remaja Putri mendapat TTD di Puskesmas Wilayah Kerja
Kelurahan Karang Anyar Januari – Agustus 2018 Sebesar 17%
18. Persentase Remaja Putri mendapat TTD di Puskesmas Wilayah Kerja
Kelurahan Kartini Januari – Agustus 2018 Sebesar 9,2%
19. Persentase Remaja Putri mendapat TTD di Puskesmas Wilayah Kerja
Kelurahan Pasar Baru Januari – Agustus 2018 Sebesar 46,8%
20. Persentase Remaja Putri mendapat TTD di Puskesmas Wilayah Kerja
Kelurahan Mangga Dua Selatan Januari – Agustus 2018 Sebesar 46,8%
21. Persentase Remaja Putri mendapat TTD di Puskesmas Wilayah Kerja
Kelurahan Gunung Sahari Utara Januari – Agustus 2018 Sebesar 46,8%
22. Persentase Remaja Putri mendapat TTD di Puskesmas Wilayah Kerja
Kecamatan Sawah Besar Januari – Agustus 2018 Sebesar 28,5%
23. Persentase Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) (BB <2500gr)
di Puskesmas Wilayah Kerja Sekecamatan Sawah Besar Januari – Agustus
2018 Sebesar 0,5%
34
24. Persentase Balita yang Mempunyai Buku KIA/KMS di Puskesmas
Wilayah Kerja Kelurahan Karang Anyar Januari – Agustus 2018 Sebesar
87,8%
25. Persentase Balita yang Mempunyai Buku KIA/KMS di Puskesmas
Wilayah Kerja Kelurahan Kartini Januari – Agustus 2018 Sebesar 48%
26. Persentase Balita yang Mempunyai Buku KIA/KMS di Puskesmas
Wilayah Kerja Kelurahan Pasar Baru Januari – Agustus 2018 Sebesar 65%
27. Persentase Balita yang Mempunyai Buku KIA/KMS di Puskesmas
Wilayah Kerja Kelurahan Mangga Dua Selatan Januari – Agustus 2018
Sebesar 74,2%
28. Persentase Balita yang Mempunyai Buku KIA/KMS di Puskesmas
Wilayah Kerja Kelurahan Gunung Sahari Utara Januari – Agustus 2018
Sebesar 59,4%
29. Persentase Balita yang Mempunyai Buku KIA/KMS di Puskesmas
Wilayah Kerja Kecamatan Sawah Besar Januari – Agustus 2018 Sebesar
76,8%
30. Persentasi Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya (N/D) di
Puskesmas Wilayah Kerja Sekecamatan Sawah Besar Januari – Agustus
2018 Sebesar 33,2%
31. Persentase Balita Ditimbang yang Tidak Naik Berat Badannya (T) di
Puskesmas Wilayah Kerja Sekecamatan Sawah Besar Januari – Agustus
Tahun 2018 Sebesar 17,9%
32. Persentase Balita Tidak Naik Berat Badannya Setelah Ditimbang Dua Kali
Berturut-turut (2T) di Puskesmas Wilayah Kerja Sekecamatan Sawah
Besar Januari – Agustus Tahun 2018 Sebesar 1,25%
35