Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

Persalinan preterm merupakan penyebab utama mortalitas neonatus dan

berhubungan dengan morbiditas neonatus baik jangka pendek maupun jangka

panjang. Persalinan preterm adalah istilah yang digunakan untuk bayi yang

dilahirkan pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu. Dibandingkan dengan

bayi yang lahir cukup bulan, bayi preterm terutama yang lahir dengan usia

kehamilan kurang dari 32 minggu, memiliki risiko kematian 70 kali lebih tinggi,

hal tersebut dikarenakan sulitnya bayi untuk beradaptasi dengan kehidupan diluar

rahim akibat ketidakmatangan sistem organ tubuhnya seperti paru- paru, jantung,

ginjal, hati dan sistem pencernaannya. Semakin dini kejadian kelahiran preterm,

semakin besar risiko morbiditas dan mortalitas.1

Dua dari 3 kematian bayi pada tahun pertama kehidupan di Amerika

Serikat tahun 2011 disebabkan oleh persalinan prematur. Ketuban pecah dini,

infeksi dan gemeli merupakan faktor risiko utama persalinan preterm.2 Tahun

2010, Indonesia merupakan negara dengan angka kejadian persalinan prematur ke

5 terbanyak di dunia setelah India, China, Nigeria dan Pakistan. Penelitian

Sukatendel dkk tahun 2014-2016 di beberapa rumah sakit di Medan didapatkan 3

faktor yang berkaitan dengan persalinan preterm yaitu riwayat ANC yang tidak

baik, leukokoria dan ketuban pecah dini. Salah satu ANC yang direkomendasikan

WHO adalah pemeriksaan darah lengkap untuk mendiagnosis adanya anemia

1
2

selama kehamilan. Salah satu faktor risiko persalinan preterm adalah anemia.

Anemia juga menyebabkan kelainan lainnya pada kehamilan diantaranya

pertumbuhan janin terhambat, berat bayi lahir rendah dan meningkatkan

mortalitas dan morbiditas neonatus.3,4

Guillain-Barre syndrome (GBS) adalah polineuropati akut,yang ditandai

oleh paralisis progresif ascending dan areflexia dengan atau tanpa fungsi sensorik

dan otonom yang abnormal. Gejala sering didahului oleh karena infeksi bakteri

atau virus. GBS telah dikaitkan dengan berbagai penyakit sistemik, neoplasma,

pembedahan, kehamilan, cedera traumatis dan transplantasi organ. GBS selama

kehamilan merupakan kasus yang jarang ditemukan, dengan insidensi 1–3 per

100.000 kehamilan setiap tahunnya. Angka kematian ibu dan perinatal disebabkan

GBS diperkirakan lebih dari 10%. Kematian ibu biasanya disebabkan oleh

kelemahan otot-otot pernapasan dan kematian neonatus terjadi karena persalinan

prematur dan selama proses persalinan.5

Berikut akan dilaporkan sebuah kasus seorang wanita berusia 27 tahun

dengan G2P1A0 H 33-34 mgg dengan PPI, anemia dan Gullain-Barre syndrome.

Anda mungkin juga menyukai