Anda di halaman 1dari 4

20

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4. 1 Gambaran Pelaksanaan Kegiatan dan Pembahasan


A. Kegiatan Penyuluhan

Penyuluhan telah terlaksana di Posyandu Merpati pada tanggal 27 Maret

2018 pada pukul 11.00, penyuluhan dihadiri 20 peserta wanita usia subur (WUS).

Kegiatan ini dimulai dengan menjelaskan persiapan kehamilan tanpa anemia

dengan metode ceramah. Sebelum dan sesudah penyuluhan dimulai peserta

melakukan pre test dan post test. Pretest dan postest memiliki soal sebanyak 5

butir dengan metode menjawab yaitu MCQ. Soal yang dibagikan berisi mengenai

pengertian anemia, bagaimana mencegah anemia, dampak anemia pada ibu hamil,

berapa jumlah tablet penambah darah yang harus diminum, dampak anemia pada

janin. Soal pretest dan postest dibuat sama untuk mengetahui pengetahuan WUS.

Materi penyuluhan menggunakan leaflet yang diberikan terkait tentang

persiapan kehamilan yaitu faktor nutrisi dan pola makan, faktor fisik, faktor

mental dan faktor sosial ekonomi. Faktor nutrisi dan pola makan dapat

mempengaruhi tingkat pertumbuhan otak calon bayi, sebelum hamil minimal 3

bulan memperhatikan kandungan nutrisi. Faktor fisik dinilai dari kesehatan ibu

sebelum hamil. Faktor mental, faktor sosial dan ekonomi juga mempengaruhi

dalam pertumbuhan janin tersebut. Penyuluhan juga berisi mengenai “Hindari 4T

kehamilan” yaitu terlalu dekat, terlalu banyak, terlalu muda, dan terlalu tua.

Penjelasan anemia, jenis-jenis anemia, gejala anemia, dampak anemia pada ibu
21

hamil dan janin, pencegahan anemin pada calon ibu juga menjadi materi yang

dijelaskan pada kegiatan ini. Diharapkan pada penyuluhan ini pengetahuan ibu

tentang anemia meningkat agar dapat mencegah terjadinya kelahiran BBLR.

Pada kegiatan ini, dilakukan pre test sebelum penyuluhan dan post test

tentang persiapan kehamilan tanpa anemia. Pretest dan postest dilakukan kepada

20 orang peserta yang menghadiri acara. Didapatkan hasil seperti tabel 4.1

mengenai perbandingan nilai pre test dan post test.

Tabel 4.1. Distribusi Nilai Pre test dan Post test Peserta

Nilai Pre test % Post test %


100 0 0 3 15
90 0 0 4 20
80 1 5 9 45
70 2 10 2 10
60 4 20 2 10
50 2 10 0 0
40 8 40 0 0
30 3 15 0 0
Total 20 100 20 100
Rerata 48,5 82

Dari Tabel 4.1 dapat terlihat peningkatan nilai dari pretest dan postest

dengan rata-rata 48,5 menjadi 82, yang awalnya nilai banyak diantara 80-30,

setelah dilakukan penyuluhan nilai postest meningkat menjadi 100-60. Hasil

pretest yang didapat 1 orang dengan nilai 80, 2 orang dengan nilai 70, 4 orang

dengan nilai 60, 2 orang dengan nilai 50, 8 orang dengan nilai 40, dan 3 orang

dengan nilai 30. Pada pretest nilai terbanyak pada angka 40 sebanyak 8 orang

dengan presentase 40 % dari 20 peserta.


Hasil post test yang didapat yaitu 3 orang dengan nilai 100, 4 orang dengan

nilai 90, 9 orang dengan nilai 80, 2 orang dengan nilai 70, dan 2 orang dengan

nilai 60. Pada hasil postest peserta terbanyak memperoleh nilai 80 sebanyak 9

orang dengan presentase 45% dari 20 peserta. Dari hasil rerata didapatkan yaitu
22

rerata nilai pretest 48,5 dan rerata nilai postest 82. Dapat dilihat berdasarkan tabel

tersebut bahwa adanya peningkatan mengenai pengetahuan kehamilan tanpa

anemia pada WUS dari rerata nilai 48,5 menjadi 82. Terdapat pula perubahan

jumlah peserta dengan nilai terbanyak dari hasil pretest didapatkan nilai tebanyak

adalah 40 sebanyak 8 orang dan nilai 80 terbanyak saat postest. Dari hal ini dapat

diketahui bahwa adanya peningkatan pengetahuan mengenai kehamilan tanpa

anemia pada WUS setelah diadakannya penyuluhan.

B. Peragaan Memasak Bahan Makanan Kaya Zat Besi


Telah dilaksanakan peragaan masak di Posyandu Merpati setelah

penyuluhan persiapan kehamilan tanpa anemia. Saat kegiatan penyuluhan kami

menjelaskan mengenai makanan apa saja yang mengandung kadar zat besi yang

tinggi untuk memenuhi gizi WUS sebelum kehamilan, salah satu contoh makanan

yang tinggi zat besi, murah dan mudah untuk diolah yaitu “bola-bola tempe”

dengan kandungan tempe (10 mg/100g), kuning telur (2,7 mg/100gr), dan sayuran

kangkung (3 mg/100g). Peragaan memasak bola bola tempe memiliki kandungan

bahan utama berupa tempe. Bahan- bahan yang digunakan yaitu :


- 150 gram tempe yang sudah dikukus
- 1 butir telur ayam (kuningnya saja)
- 50 gram daun kangkung
- 1 siung daun bawang
- 4 batang daun sop
- 4 siung bawang merah
- 2 siung bawang putih
- 4 sendok makan tepung terigu
- 2 sendok makan tepung tapioka
- Garam, gula, dan merica secukupnya
- 250 ml minyak goreng

Saat peragaan memasak kami memperagakan cara pembuatan hingga proses

pensajian makanan, walaupun bahan yang diperagakan sudah setengah jadi. Pada

peragaan memasak ini juga dijelaskan bahwa masakan yang digunakan dapat
23

diubah sesuai selera, sehingga WUS dapat membuat varian rasa dari masakan

tersebut. Selain itu, dijelaskan pula terdapat bahan makanan lain yang dapat diolah

dengan resep tersebut seperti daging, wortel, bayam, ikan, dan juga hati sapi.

Dalam keterbatasan waktu dan bahan yang tersedia, setelah kegiatan selesai

kami hanya melakukan tanya jawab untuk melakukan evaluasi pada kegiatan.

Tanya jawab yang dilakukan mengenai cara pembuatan bola-bola tempe dan apa

saja bahan dalam resep bola-bola tempe yang tinggi zat besi. Dari hasil tanya

jawab dengan peseta didapatkan keaktifan peserta dalam menjawab dan hampir

semua WUS dapat menjawab pertanyaan yang dilontarkan. Tujuan awal dari

peragaan masak yang dilakukan telah tercapai dengan hasil WUS paham

mengenai pembuatan bola-bola tempe dan terpenuhinya zat besi harian WUS

dengan menu makanan yang diperagakan yaitu 19,2 mg zat besi (kebutuhan

harian wanita dewasa 19-20 mg zat besi per hari).

Anda mungkin juga menyukai