Anda di halaman 1dari 45

TRAUMATOLOGI

BAB VII
Luka Tembak (Senjata Api)
A. PENDAHULUAN

Emma Lew, M.D


David Dolinak, M.D
Evan Matshes, M.D

Dasar dalam cedera balistik


Seorang ahli forensik yang memeriksa kematian karena luka tembak harus memahami
pemahaman dasar pada cedera balistik (pembelajaran dari efek benda yang menembus tubuh).
Kebanyakan dari pengetahuan scientifik dari bagian ini adalah hasil dari penelitian dr.Martin Fackler
dan yang lain dari Letterman Army Institute of Research. Informasi yang lebih banyak, pembahasan
ini akan merujuk kepada literatur yang diterbitkan oleh buku ini, atau volume dari luka tembak yang
ditulis oleh dr.V.DiMaio.
Morfologi dari luka tembak, tergantung dari jalan yang telah terbentuk ditubuh, walaupun
peluru menembus hingga keluar, hal ini disebabkan oleh bermacam faktor, sebelum benda proyektil
bersentuhan dengan tubuh, dipengaruhi oleh bentuk, ukuran, dan berat ( spesifikasi pembuatan ),

44
TRAUMATOLOGI

darimana senjata ditembakan, perantara diantara target, tembakan dan lainnya. Secara alami luka
tembak dalam jaringan dipengaruhi oleh sudut hantaman, jenis jaringan yang dilewati oleh proyektil
(seperti tulang dan lemak ), seberapa dalam proyektil menembus, pecahan dari misil dan ruang yang
terbentuk permanen atau temporer. Ruang permanen yang sesungguhnya (laserasi) yang dibentuk
oleh tempat lewat proyektil. Ruang sementara disebabkan ketika suatu proyektil melewati jaringan
dengan kecepatan yang cukup untuk menggores dan merusak. proyektil membuat gelombang
tekanan yang dapat meluas secara radial disekitar jalur proyektil, merusak jaringan dengan
mengurangi besarnya jarak dari jalur proyektil.
Tekanan gelombang disebabkan oleh perpindahan energi dari proyektil ke jaringan sesuai
dengan berkurangnya kecepatan. Walaupun telah dibandingakan dengan percikan yang terlihat
ketika kita melempar batu kedalam air (percikan jaringan yang tidak melukai) seorang praktisi
berpengalaman telah menunjukan betapa cepat dan berbahayanya perluasan jaringan rusak kepada
ruang permanen hingga menimbulkan sekuele yang serius. Ini adalah sebagian bukti ketika proyektil
dengan kecepatan tinggi menembus organ padat, melukai organ-organ, biasanya seperti hati, ginjal,
limfa dan bahkan aorta (gambar 7.1). Namun kecepatan bukanlah segalanya. Kecepatan dari ujung
ukuran 12 shotgun ( sekitar 1350 kaki/detik ), kaliber 44 magnum revolver( sekitar 1390 kaki/detik )
meski kecepatannya hampir sama, namun luka yang dihasilkan keduanya sangatlah berbeda. Studi
ditunjukan oleh demonstrasi FBI dimana luka tembak tergantung dari letak dan penembusan dari
proyektil, sudut kavitasi jaringan, deformitas, pembelokan dan fragmentasi dari proyektil dan
karakter dari jaringan target. Jaringan elastis seperti paru memiliki luka yang relatif kecil,
sebaliknya organ pada seperti hati dan ginjal akan ruptur dan laserasi.

44
TRAUMATOLOGI

Gambar 7.1 diagram jalur proektil menembus jaringan menunjukan gelombang sonic melalui jalur
peluru proyektil itu sendiri adalah ruang permanen. Sesuai dengan ruang sementara telah terbentuk
oleh goresan yang mengelilingi area.

Walaupun proyektil tidak memperforasi aorta (gambar 7.1), kavitas temporer disebabkan oleh
daerah sekitar proyektil yang tembus dekat aorta sehingga terbentuk regangan laserasi. Studi dengan
meriam menunjukan hantaman proyektil dengan jaringan (simulasi dengan gelatin) menghasilkan
hentakan gelombang sonik (gambar 7.1) gelombang ini berjalan lebih cepat melewati jaringan
dibanding proyektil itu sendiri, namun tidak memberikan efek jejak bentuk luka.
Kecepatan proyektil bukanlah prediktor murni sebagai penentu derajat keparahan luka,
karena kecenderungan proyektil itu sendiri rusak dan pecah hingga menjadi tidak stabil selama
melewati tubuh (pembelokan dan rotasi tentang axis horizontal) juga menyebabkan cedera yang
signifikan. Walaupun kemiringan dari peluru itu sendiri dapat berkontribusi dalam bentuk luka, hal
ini tergantung dari proyektil dapat pecah atau tidak yang dapat berperan penting dalam luka balistik.
Kemiringan peluru melewati jaringan tidak harus diperhitungkan dengan pembelokan di udara-
suatu konsep yang dianggap oleh fackler keliru.

44
TRAUMATOLOGI

Jalan Masuk Luka Tembak


Jarak yang tidak pasti

Luka tembak secara klasik memiliki defek / perforasi sentral yang dikelilingi oleh tepi kulit yang
mengelupas (margin abrasi; Gambar 7.2). Bentuk kerusakan dapat bervariasi tergantung pada sifat
jaringan subkutan yang dapat menonjol keluar-masuk cacat. Luka dapat beralih dari lukanya sendiri
dari bentuk, dari batas abrasi dapat bermacam-macam dan menjadi asimetris dan tidak beraturan.
Sebuah batas abrasi eliptkal eksentrik dapat menjadi petunjuk arah jalur proyektil. Sebuah batas
abrasi Eksentrik hasil dari satu sisi proyektil yang diorientasikan oblique dan menggarut kulit lebih
dari pada sisi lain. Istilah jarak yang tidak menentu lebih baik dan lebih akurat dibanding luka
tembak jarak jauh luka tembak jarak tidak menentu adalah 1 dari kurang fitur yang mendefinisi
sebuah jarak tidak menentu atau sebuah luka tembak kontak, sebuah target tidak menentu ( termasuk
pakaian) dapat melindungi kulit dan layar atau penyaring keluar mesin dan sulang.

Defek terkecil dari 1 proyektil pada ke kulit. Sudut proyektil sebagai contoh, dari memantul,
menunjukan permukaan wilayah lebih besar ke target kulit dan hasil luka lebih besar.
Jarak kontak
Luka tembak kontak dikenali dari berbagai fitur, sulang dan bubuk mesiu sisa yang
dikeluarkan sepanjang proyektil yang ditembakan akan menodai tepi luka abu-abu gelap hingga
hitam. Derajat dari pewarnaan gelap adalah tergantung pada senjata dan amunisi. Sulang sekitar kulit
mengindikasikan adanya beberapa ruang mulut dari senjata dan kulit untuk mengeluarkan sulang.
Akhir dari laras (moncong) dari senjata api dapat meninggalkan sebuah ekimosis atau tanda
moncong pada kulit yang terkelupas mengecap pada kulit sekitar luka tembak kontak.
Moncong yang menempel akan mencerminkan kontak dari moncong (gambar .7.3 dan 7.4)
moncong yang mengecap dapat sebagian (gambar 7.5 dan 7.6) kontak luka tembus kuat, dimana
moncong ditekankan dengan kuat ke kulit. Dapat menghasilkan tetesan yang memberi konfigurasi
taburan bintang pada luka, ini paling sering terlihat pada luka tembak ke kepala dimana agar panas
memuai menekan antara kulit kepala dan calvarium terlepas dengan menimbulkan tetesan dikulit

44
TRAUMATOLOGI

kepala. Gambar 7.7 menunjukan sebuah kontak sembuh kutaneus pada kulit temporal dengan batas
taburan bintang yang tertera

Deposisi sulang pada otot temporalis dan meja terluar dari tulang kepala sekitar jalan masuk
luka, dan pemecahan dari tulang temporal.
Sebuah kontak kuat jalan masuk luka tembus dengan laserasi pada kulit dan deposisi residu
pada tepi luka pada dahi dari korban pembunuhan baru (gambar 7.8). Ini dekat (longgar) luka tembak
kontak melewati rambut dengan sisi wilayah terbakar (gambar 7.9) lapis rambut baru membuat ruang
cukup untuk sulang untuk mengisi pada kulit. Rambut sekitar seperti luka tembak dapat dikirim
kepada pemeriksa senjata api untuk analisis residu, dalam kontak longgar atau kontak dekat luka
tembak, selalu ada kulit yang terbakar oleh gas panas yang keluar dari moncong. Bekas bakaran
dapat membuat warna hitam atau iritan coklat sekitar tepi luka.

44
TRAUMATOLOGI

Kontak senjata api pada wilayah temporal kiri (gambar 7.10) telah menggores kulit dan
beberapa deposisi jelaga dan bubuk mesiu sisa disekitar tepi luka , perempuan yang dibunuh saat dia
tertidur.
Luka tembak kontak melewati perantara tipis, seperti pakaian, dan masih sering dikenali
sebagai kontak luka, ini akan optimal jika lubang pelurupada baju, atau perantara target lain, dapat
diperiksa untuk tetesan, jelaga dan sisa bubuk mesiu.
Luka tembak dalam mulut ke kepala tergambar paling baik dan ditunjukan setelah tidak
direseksi (gambar 7.11 dan 7.12). sekali otak telah dilepaskan, jalur proyektil tadi di demonstrasikan
dengan meletakan sebuah tanda disepanjang jalur luka (gambar 7.13)

44
TRAUMATOLOGI

Batas abrasi disekitar jalan masuk luka kering dan dapat berubah menjadi merah hitam gelap;
artifak kering ini dapat luput dari interpretasi sebagai jelaga dan residu dalam tepi luka, dan seluruh
luka dapat ditandai keliru sebagai luka kontak ( gambar 7.14). perubahan warna gelap yang alami
sesungguhnya dapat dibuktikan dengan mengambil potongan histologikal dan mencari mesiu secara
mikroskopis. Gambar 7.15 adalah potongan lemah dari luka tembak dalam tubuh yang terbakar- ini
tidak mustahil untuk ditentukan luka kontak. Pada kekuatan rendah, peigmentasi gelap terlihat
disepanjang permukaan kulit. Dengan kekuatan lebih tinggi (gambar 7.16) translusen, nonrefraktil
partikel asing baha tetap dengan mesiu ada. Luka tetap dengan luka jarak kontak.

Jarak sedang
Ketika pistol ditembakan, bagian tembakan dan tidak terbakar pada mesiu dan jelaga yang
dikeluarkan bersamaan dengan proyektil dengan jarak luka tembak perantara didefinisikan oleh
kemunculan abrasi belang-belang disebabkan oleh bagian mesiu yang menghantam dan kulit yang
44
TRAUMATOLOGI

menggarut. Abrasi belang merah secara menyeluruh disebut titik-titik dan tidak dapat dibersihkan,
walaupun bubuk mesiu tertanam dalam kulit dan masuk dalam abrasi dapat dibersihkan. Stipling
penting dalam jarak ciri stippling kesatuan pada senjata api dan peluru. Uji tembak dengan senjata
sama dan peluru identik disarankan, walaupun layak, untuk memperkirakan jarak tembak. Jelaga
dapat terdeposit pada kulit pada luka jarak tembak sedang dan biasanya tidak terlihat lewat jarak
biasa. Jelaga dan stippling paling terkonsentrasi secara cepat disekitar luka tembak dan berkurang
dalam konsetrasi dari luka. Meningkat jarak tembak dapat meningkatkan area stippling tapi
mengurangi ketebalan stipling. Jelaga dan stippling terdeposit eksentris jika senjata api diarahkan
atau jika penghalang targen melindungi kulit.
Pria pada gambar 7.17 menunjukan serempetan pertama pada skapula parietal dengan jarak
perantara luka , kemudian direposisi moncong kepada pelipis dan meninggal karena luka kontak
keras yang mengenai selanjutnya.
Stippling disekitar jarak perantara luka tembak akan bermacam jika senjata api dan peluru
digunakan. Ini pengecualian tanda menonjol dari belang abrasi konfluen dari sebuah magnum
revolver kaliber .44 (gambar 7.18)
Uji tembak akan membentuk mendekatkan jarak tembak dalam jarak perantara luka tembak
jika senjata api yang tepat digunkana jika tersedia dan tipe yang benar dari peluru diketahui. Tanda
uji tembak pada jarak berbeda dari tembakan akan dapat dibedakan dengan stipling disekitar luka
jarak perantara.

44
TRAUMATOLOGI

Seorang lelaki cemburu dan menembak kepala pria ini (gambar 7.19). jarak tembak penting
untuk penuntunan kejaksaan, uji menembak pada senjata yang digunakan penembak telah
dipraktikan dengan tipe identik peluru. Pola uji tembak ke papan, khususnya pada jarak dekat atau
jarak longgar, akan dibedakan dari yang mengenai kulit karena 2 medium secara jelas berbeda.
Bagaimanapun, ini masih menjadi bukti bahwa jarak 1 inchi (gambar 7.20), mesiu lebih
terkonsentrasi (melalui area yang lebih kecil) dari pada stippling sekitar luka tembak. Pola uji
tembak 2 inchi (gambar 7.21) hampir didekatkan dengan pola stipling sekitar luka tembak
sebenarnya. Pola uji tembak pada 6 dan 12 inchi menunjukan pola mesiu yang jelas lebih tipis dan
lebar daripada pola stippling sekitar luka tembak.

Stippling dapa muncul melalui lapisan pakaian (gambar 7.22 dan 7.23). stipling tipis sekitar
luka tembak, namun jelas muncul (gambar 7.24). jika jarak tembak perlu diukur lebih akurat, uji
tembak mesti di praktekan jika senjata tepan digunakan tersedia ; pola ujia tembak dibandingkan
dengan pola mesiu pada lapisan terluar dari pakaian dan tidak ada stipling disekitar luka tembak pada
kulit. Peluru identik, jika diketahui, mesti digunakan pada uji tembak.
44
TRAUMATOLOGI

Jarak perantara luka tembak berada pada pelipis kiri wanita korban pembunuhan (gambar
7.25). lelaki yhang menembak wanita yang memiliki jarak perantara luka pada pelipis kanan (gambar
7.26). luka sepasang pada wanita dan laki-laki disebabkan oleh senjata dan peluru yang sama.
Perhatikan kemunculan jelaga hitam dan sisa yang konsentrasi nya meningkat secara cepat sekitar
luka tembak pada perempuan saat dibandingkan dengan jelaga minimal sisa dan lebih luas, lebih
sedikit terkumpul pola stippling sekitar luka tembak pada laki-laki. Jarak tembak sedikit lebih besar
pada laki-laki.

Perempuan menunjukan pada gambar 7.27 memiliki jarak perantara luka tembak pada sisi
dahi kanan. Bercak titik mengenai tiba-tiba sepanjang kanan. Pola yang terinterupsi oleh bercak titik
dijelaskan oleh jalan masuk bercak titik dan deposisi jelaga yang menonjol pada aspek tengah dari
tangan kanan atas, yang jelas diatas sisi dari wajah saat wanita ditembak (gambar 7.28).
Pria ini memiliki luka tembak pada aspek tengah pada mata kanan, dikelilingi oleh bercak titik
hampir seluru wajah (gambar 7.29). bola mata kiri juga memiliki bercak titik, mengindikasikan
bahwa bola matanya telah terbuka pada saat dia ditembak (gambar 7.30).

44
TRAUMATOLOGI

Abrasi dari pseudostippling lebih kecil ukuran, konfigurasi, dan pola distribusi. Penyebab
pseudostippling meliputi gigitan serangga, perantara target (seperti kaca atau kayu), dan pecahan
proyektil.
Pria ini memiliki luka tembak pada sisi kanan dari dagu (gambar 7.31). bercak titik adalah
bukti cepat sekitar wajah pada luka tembak, tapi dengan tambahan tidak beraturan, berlainan
sebagian bercak konfluen abrasi pada sisi kiri wajah dan leher. Ini adalah tambahan abrasi tidak
beraturan menunjukan pseudostippling dari gigitan semut.
Luka serempet
Luka tembak serempet biasanya dipermukaan. Luka serempet dapat memilki tanda kulit yang
menunjuk pada senjata api. Dalam kata lain, tanda tunjuk kulit berlawanan arah pada proyektil yang
berpindah. Tanda kulit tipis dapat sering terlihat pada jalan masuk luka tembak, dan luka keluar
untuk menandakan tanda dari proyektil yang berpindah.

Sebagaimana yang dimaksud, luka tembak serempet memiliki kulit yang mengarah pada
penunjuk senjata, pada kasus ini, senjata api berada pada sisi kanan, dengan proyektil yang melewati
dari kanan ke kiri (gambar 7.32)
Kulit yang terkelupas pada luka serempet ini berada pada kiri, yang menandakan bahwa
proyektil melewati dari kiri ke kanan (gambar 7.33)
Dipermukaan, luka tembak bercabang pada belakang kepala (gambar 7.34). jalan masuk luka
pada bagian kanan memiliki batas abrasi disepanjang tepi kanan, dan tanda kulit pada poin kanan,

44
TRAUMATOLOGI

konsisten, dengan jalur kanan ke kiri, luka kresentik pada kiri luka keluar . luka kulit kepala biasanya
dihubungkan dengan luka lubang kuncin yang berada pada tengkorak.
Luka pantul
Luka tembak pantul dapat meliputi jalan masuk tunggal atau ganda, biasanya tidak beraturan
dan sering dipermukaan saja mengenai kulit. Luka permukaan dapat meliputi pecahan proyektil atau
bahan dari benda yang mana proyektil dipantulkan keluar. Pantulan luka bisa disebakan, contoh, jika
korban jatuh pada sisi jalan dan penembak berada diatas korba dan tembakan beuntun ditembakan.
Beberapa tembakan yang ditembakan dapat mengenai sisi jalan dan pecahan. Pecahan proyektil ini
dan pecahan dari irisan samping dapat mengenai tubuh. Pertimbangkan target perantara atau
proyektil yang memantul jika proyektil ditemukan dari tubuh lebih terbentuk dan lebih terlokasi
dipermukaan dari yang diduga. Untuk contoh. Ini tidak akan bisa menetap untuk menemukan
pendataran.perubahan pelindung tembaga 9-milimeter proyektil dari lemak dalam subkutaneus ke
dalam luka masuk pada lengan atas karena, pertala, proyektil mesti tidak berubah dari perjalan
menembus kulit dan, kedua, proyektil mesti telah memperforasi jaringan lunak pada lengan atas dan
masuk kedalam dada, atau patah humerus dalam jalurnya.
Target perantara
Target perantara dapat berubah tampilan jalan luka masuk.14 target perantata meliputi pakaian,
perhiasan, benda dalam kantung, furnitur, pintu, jendela, dinding, bagian kendaraan, dan benda lain
yang dapat terpapar dalam antara benda perantara yang dapat terbawa dalam tubuh oleh proyektil.
Ujung proyektil yang ditembakan menembus besi pintu akan cenderung rata.

44
TRAUMATOLOGI

Pria ini telah ditembak lewat perantara, bagian belakang mobil (gambar 7.35). bercak titik
pseudo yang tidak beraturan dihubungkan dengan luka tembak pada akhir luar pada alis kiri yang
disebabkan oleh serpihan dan pecahan dari kaca pecah dari belakang jendela.
Polisi tewas pada saat adu tembak melibatkan penembak ganda. Dia terus menerus mendapat
luka tembak dan walaupun telah didapatkan luka tembak mematikan pada bagian kepala, peluru
ditembakan pada tubuh nya yang menghasilkan cedera dalam walaupun dia telah mengenakan rompi
antipeluru (gambar 7.36). proyektil yang masuk dibawah tepi atas kiri pada rompi telah dihubungkan
dengan perforasi permukaan luka ke kiri atas punggung (gambar 7.37) dan kupasan dalam garis
rompi ketika proyektil meninggalkan punggung (gambar 7.38). karena rompi sempit terhadap kulit,
sebagaimana proyektil memperforasi belakang punggung atas, jaringan telah rusak antara kavitas
temprer yang terbentuk oleh proyektil yang melewati dan atas rompi, menghasilkan kontusio
menonjol yang tidak semestinya terlihat dengan perforasi permukaan luka tembak.

44
TRAUMATOLOGI

Sebuah luka tembak yang berada ditengah belakang tubuh menembus rompi dan
menyebabkan luka lecet dikelilingi oleh memar yang menonjol (Gambar 7.39). Meskipun tidak ada
peluru yang melubangi rompi, kekuatan tembakan peluru ke bagian tengah belakang berhasil
diredam oleh rompi, sehingga daerah memar yang dihasilkan jauh lebih besar daripada daerah yang
seharusnya terkena peluru. Peluru dari pistol ke bagian tengah tubuh menembus rompi dan dapat
dilihat pada radiografi (gambar 7.40)

Sebuah lubang peluru di kantong depan baju kiri korban (Gambar 7.41) dikaitkan dengan
luka tembak masuk dan luka lecet melingkar. Meskipun tidak terdapat jelaga atau residu disekitar
lubang peluru, dan tidak ada penghitaman tepi luka tembak, dua lesi bersama-sama muncul sesuai
dengan kontak dari senjata yang disentuhkan (Gambar 7.42). Dalam luka tembak tersebut akan
sesuai dengan moncong (ujung laras) dan luka lecet melingkar akan sesuai dengan lubang
dibawahnya.

44
TRAUMATOLOGI

Faktanya,luka lecet melingkar sebenarnya berasal dari jaket peluru terpisah dari inti setelah
peluru melubangi kemeja; jaket terpisah mengenai kulit berdekatan dengan pintu masuk luka yang
tidak beraturan dari inti peluru (gambar 7.43)

Pintu masuk luka tembak ditampilkan di Gambar 7.44 tidak segera dikenali sebagai luka
tembak karena ukurannya yang besar, dan bentuknya tidak teratur. Laserasi perifer dan lecet
dikarenakan peluru melewati perantara (jendela dari jendela kaca) sebelum mengenai korban.
Penting untuk mengumpulkan pecahan kaca yang ditemukan didalam luka untuk penilaian. Kaca dan
target perantara lainnya mungkin tidak terlihat pada radiografi sehingga harus berhati-hati saat
membedah jalur luka; peluru jaket dan pecahan mungkin juga tajam.
kontak nyata luka tembak (Gambar 7.45) memiliki jejak moncong dan residu pada bagian
dalam dan di sekitar tepi luka. Namun, luka itu sebenarnya didapatkan dengan menembakkan pistol
melalui bantal yang ditekankan terhadap dada. Bantal tersebut robek membentuk lubang yang
dikelilingi banyak jelaga dan residu.
Lecet yang terdapat pada sebelah kanan kemungkinan berasal dari jelaga dan residu yang
keluar antara silinder dan bingkai pistol, atau silinder cerawat (Gambar 7.46). Sebuah titik berongga
pada peluru diambil dari tubuh. Titik berongga hidung tidak rusak (jamur) karena hidung telah
diselipkan bahan dari bantal (Gambar 7.47). Demikian pula, titik peluru berongga yang tertanam
pada tulang tidak akan menjamur.

44
TRAUMATOLOGI

Korban perampokan ini mengenakan kemeja berkerah dan sebuah kalung. kalung itu rusak
selama serangan. Luka terlihat di leher dan klavikularis kiri (Gambar 7.48). Pada otopsi, dua luka
tidak teratur berada di dekat depan leher dan kiri klavikularis. Keduanya merupakan luka tembak
masuk. Sifat atipikal mereka dihasilkan dari peluru melewati kalung dan kemeja (perantara target)
sebelum memasuki tubuh (Gambar 7.49). pada rontgent dada menunjukkan peluru bersarang di
tulang dada bagian atas. Berdekatan dengan peluru, terdapat dua benda yang terbuat dari besi yang
bentuknya tidak teratur yang berhubungan dengan logam kuning.
Kalung di leher korban yang terbawa ke tubuh oleh peluru sesuai dengan lubang pada kalung
(Gambar 7.50). Sebuah kaliber peluru berlapis tembaga berukuran sedang dan dua garis dari kalung
ditemukan dari tulang leher (Gambar 7.51). Pada ujung peluru memiliki lekukan yang berbeda sesuai
dengan garis dari kalung.
Membedakan Pintu Masuk dari Luka Tembus
Pakaian di atas luka tembak dapat memberikan tambahan informasi tentang perkiraan jarak
senjata api. Kaos korban tembak ini telah dipotong oleh petugas kebakaran SAR (Gambar 7.52); luka
44
TRAUMATOLOGI

tembak pada dada kiri lateral (Gambar 7.53). Meskipun kemeja bagian luar berwarna hitam, bagian
kaos yang berwarna putih menunjukkan jelaga yang pasti berhubungan dengan lubang peluru
(Gambar 7.54). Mesiu dan jelaga mungkin terlihat berwarna abu-abu pada pakaian hitam. Pakaian
diserahkan kepada pemadam kebakaran untuk dianalisis residu.

Jika dua atau lebih luka tembak pada tubuh sulit diinterpretasikan untuk membedakan mana
arah masuk atau keluar, lubang yang terdapat pada pakaian dapat membantu dalam penentuan. Serat
sekitar lubang peluru mungkin terbalik atau eversi. Cincin abu-abu pada badan peluru (Minyak dan
kotoran dari peluru) tersapu dan dapat dilihat di sekitar luka masuk. Pada kasus yang langka, fitur
dari luka tembak sangat sulit dibedakan,dan bahkan pemeriksaan pakaian pun tidak membantu.
Namun, petunjuk internal tetap ada seperti luka peluru di tulang yang mungkin menunjukkan
penyerongan internal yang terkait dengan arah masuk luka. Yang cukup menarik, pintu masuk luka
pada organ padat dan organ berongga seperti perut sering lebih kecil dari luka tembus. Radiografi
juga dapat memberikan petunjuk jika peluru atau fragmen tulang terdistribusi sepanjang arah
perjalanan peluru.
44
TRAUMATOLOGI

Anggapan bahwa luka tembus lebih besar dari arah masuk luka adalah generalitas saja.
Seorang pria ditemukan pada awal pembusukan di tempat tidurnya dengan senapan di samping
tubuhnya. Sebuah menganga luka seperti bintang di sisi kanan dahi diperpanjang posterior ke daerah
parietal kanan (Gambar 7.55). Sebuah luka seperti bintang lebih kecil berada di parietal occipito
daerah (Gambar 7.56). Pemeriksaan dahi kanan luka terlihat menghitam pusat luka tepi, sesuai
dengan luka kontak. Pemeriksaan pada tengkorak kepala diungkapkan menyerong dari luar dari
bagian tepi tengkorak luka dalam ke kulit kepala occipito parietal luka (Gambar 7.57) Menegaskan
bahwa pada bagian posterior, luka kecil ini jalan keluar. luka tengkorak dapat dihaluskan dan,
dengan demikian, membutuhkan perkiraan ulang dari pecahan tulang untuk mendapatkan konfirmasi
sifat pada penyerongan.

Anak berusia 3 tahun ditembak dari jarak menengah di wilayah depan kanan (Gambar 7.58).
Bagian intrakranial yang ditembak dikaitkan dengan patah tulang pada tulang orbital, laserasi aspek
medial kelopak mata (Gambar 7.59), dan ekstrusi dari bola mata kiri di tempat kejadian (Gambar
7.60). Semua temuan ini berhubungan dengan luka tembakan, dan bukan dari trauma tumpul
langsung. Demikian juga, di beberapa kasus luka tembak di kepala, yang menonjol pada unilateral
atau bilateral ekimosis periorbital yang disebabkan fraktur lempeng orbital (fraktur kearah luar) dan

44
TRAUMATOLOGI

pelacakan darah melalui bidang fasia, tidak disebabkan oleh langsung trauma tumpul pada mata.
Semburan fraktur yang berhubungan dengan tembakan intrakranial yang terkait dengan tekanan
gelombang dan transfer energi (dari rongga sementara) ke otak dan jaringan lunak, dan tidak akan
terjadi jika mengenai tengkorak yang kosong jika ditembak.
Luka Tembus
luka tembus lebih teratur daripada luka arah masuk dan tidak terkait dengan cetakan laras,
bakaran, endapan jelaga, atau bintik. Ujung-ujungnya sering robek, menghasilkan konfigurasi seperti
bintang atau penampilan compang-camping. Mungkin tidak ada kerusakan sentral sekali kulit tepi
didekati. Seperti bintang, kontak keras arah masuk luka dibedakan dari keluar seperti bintang luka
oleh
adanya kerusakan mengelilingi tengah dan penghitaman dari luka sentral tepi dalam luka arah
masuk. Peluru yang keluar yang telah kehilangan energi dan kecepatan mungkin hanya menyayat
kulit atau meninggalkan jaringan subkutan. Sebuah luka lecet pada subkutan diakibatkan dari
pakaian atau benda lainnya yang berbatasan dengan luka tembus peluru. Peluru yang terdapat pada
bagian subkutan mungkin dikelilingi oleh ekimosis dan kemungkinan teraba krepitus di jaringan
sekitarnya. Gambar 7.61 menunjukkan luka seperti bintang yang merupakan luka tempat dimana
keluarnya peluru.

Luka Tembus
Kecepatan Rendah
luka tembus seperti celah yang menyerupai luka bacokan adalah luka tembus dengan
kecepatan rendah. Pentingnya luka tembus dengan kecepatan rendah adalah bahwa peluru
kemungkinan terdapat disekitar tubuh atau bahkan di dalam pakaian. Wanita ini ditembak di pelipis
kiri saat tidur. Luka tembus seperti celah terdapat di belakang telinga kanan (Gambar 7.62)
44
TRAUMATOLOGI

menunjukkan bahwa ini adalah luka tembus dengaan kecepatan rendah dan peluru seharusnya di
sekitar tubuh. Peluru ini terjerat di rambutnya dekat dengan luka tembus (Gambar 7.63). Gambar
7.64 menunjukkan pokok peluru kecepatan rendah tidak memiliki energi yang cukup untung
melubangi atau bahkan merobek kulit.
Luka Tembus dengan Bantuan
Sebuah luka tembus dengan bantuan memiliki batas goresan yang biasanya kurang teratur.
luka tembus hasil dari lokasi keluar berada dalam kontak dengan benda lain karena peluru mencoba
untuk keluar dari tubuh, sehingga menghancurkan kulit . Benda umum seperti dinding, kursi,
lantai,trotoar, dan pakaian, tapi bisa apa saja yang mengenai lokasi peluru keluar. Kapan peluru tidak
memiliki energi yang cukup untuk keluar, itu akan menghancurkan kulit terhadap permukaan yang
berlawanan dan mengakibatkan goresan di atas lokasi subkutan pada peluru. arah masuk luka tembak
orang ini (Gambar 7.65) memiliki melingkar goresan batas tanpa terbakar, jelaga endapan, laras
cetakan, atau pembintikan, sehingga sesuai dengan luka tembak jarak tak tentu. Ekimosis
mengelilingi luka. Luka ditembak di Gambar 7.66, pada orang yang sama seperti yang digambarkan
dalam Gambar 7.65, juga memiliki batas goresan melingkar, tetapi tidak teratur. Luka ini sebenarnya
didukung (ditopang) luka tembus yang sesuai dengan sebelumnya menunjukkan arah masuk luka.
luka ini menggambarkan sulitnya membedakan beberapa luka keluar ditembak dari luka arah masuk.

Pria di Gambar 7.67 mendapat luka tembak yang melubangi lengan atas sebelah kiri dengan
pintu masuk peluru di ekstensor (posterior) an pintu keluar pada medial lengan. keluar ini dikelilingi
oleh yang menonjol pada terkelupas ekimosis. Pada Gambar 7.68, luka tembak yang kembali di
tembak ke sisi kiri dada memiliki pinggiran luka lecet yang tidak teratur. Hasil goresan tidak teratur
dari lengan atas kiri menjadi berlawanan dari sisi dada ketika tembakan ditembakkan. peluru
44
TRAUMATOLOGI

menghancurkan kulit lengan terhadap kulit dada saat melewati dari satu ke yang lain. Hal ini
menjelaskan yang menonjol pada terkelupas pada ekimosis sekitar jalan keluar peluru di sebelah kiri
lengan atas serta goresan yang tidak teratur di sekitar masuk kembali luka di sisi kiri dada. Pakaian
mungkin terdapat goresan.
Luka Tembak Pada Tulang
Luka masuk di tulang menunjukkan penyerongan. Penyerongan mengacu pada bentuk corong
dari luka, dengan corong membuka ke arah di mana peluru mengarah. Pada luka tembus di tulang
juga menunjukkan penyerongan, kembali dengan pembukaan saluran di arah mana peluru mengarah.
Penyerongan terbaik dilihat di terngkorak dan tulang iga.
Efek penyerongan juga dapat terjadi pada kaca, plester, dan bahan mungkin lainnya.
informasi yang berharga dapat diperoleh tentang arah perjalanan peluru di tengkorak kosong. Bukti
dari yang melubangi luka tembak ditemukan di tengkorak ini (Gambar 7.69). Luka masuk adalah di
skuamosa kanan tulang temporal, dan keluar itu di sepanjang sisi kiri dari sutura koronal. Perhatikan
fraktur yang berasal dari pintu masuk luka dan melintasi tulang frontal ke kiri. Luka arah masuk jelas
dihaluskan dengan banyak fragmen tulang hadir. Kiri koronal luka keluar memiliki penyerongan dari
luar yang jelas (Gambar 7.70). Terlepas dari penyerongan dari luar, petunjuk lain ada yang
mengidentifikasi cacat koronal kiri sebagai luka keluar. Patah memancar dari jalan keluar luka
melintasi dan ke bawah menuju tulang temporal skuamosa kiri berhenti di melintang sebuah fraktur
yang berasal dari pintu masuk sisi kanan luka dan menyeberangi piring orbital dan sisi kiri tulang
sphenoid (Gambar 7.71). Peluru ini memiliki energi yang cukup untuk menciptakan fraktur
calvarium tapi energi tidak cukup untuk mendorong keluar fragmen tulang dan melubangi kulit
kepala (Gambar 7.72 dan 7.73).

44
TRAUMATOLOGI

Perhatikan penyerongan dari luar dan hematoma subgaleal selama calvarial retak. Gambar
7.74 menunjukkan persebaran bekas benturan dikelilingi oleh patah tulang pada intracalvarial
permukaan mewakili lokasi dampak dari peluru yang tidak memiliki energi yang cukup untuk
melubangi pada tengkorak kepala. Ini adalah luka tengkorak keluar tidak lengkap. Luka tembak
lubang kunci adalah bersinggungan, relatif luka tembak dangkal kepala di mana peluru mungkin
keluar melalui luka kulit yang sama atau melalui luka keluar yang terpisah dekat dengan pintu masuk
luka. Ciri calvarial khas adalah kehadiran dari kedua pintu masuk dan keluar karakteristik tengkorak
tunggal luka . Luka lubang kunci (Gambar 7.75 dan 7.76) di tengkorak biasanya memiliki fitur dari
kedua arah masuk (penyerongan bagian dalam) Dan luka keluar (penyerongan dari luar). Disebut
luka lubang kunci karena bentuknya mengingatkan sebuah lubang kunci (Gambar 7.77). Akhir luka
akan memiliki penyerongan internal sesuai kekuatan masuk luka (Gambar 7.78).

44
TRAUMATOLOGI

44
TRAUMATOLOGI

Bagian terluar sudut miring eksternal jelas merupakan jalan keluar (Gambar 7.79) dari
seorang individu yang memiliki intervensi bedah saraf setelah tembakan luka untuk kepala memiliki
beberapa cacat melingkar yang kurang lebih ukuran yang sama. Meskipun cacat melingkar di luar
tengkorak muncul sama, penyerongan internal yang terkait dengan arah masuk luka tembak jelas
membedakan yang mana merupakan luka tembak dari lubang yang berdekatan (Gambar 7.80).
Pantulan Interna
Tanda benturan di endocalvarium adalah petunjuk bahwa peluru telah mengalami pantulan
internal. Pemeriksaan mengungkapkan bahwa jalur peluru ke oksiput kiri itu dari belakang ke depan,
kiri ke kanan, dan ke atas (Gambar 7.81). Orang akan berharap bahwa peluru akan berada dalam sisi
kanan kepala di luka tembak menembus. Namun, radiografi kepala menunjukkan peluru di sebelah
kiri sisi kranium (Gambar 7.82). Satu kemudian harus memperhitungkan kemungkinan suatu
pantulan internal. sebuah sangat berhati-hati pemeriksaan lintasan melalui otak akan biasanya
mengungkapkan arah perjalanan peluru dalam tengkorak (Gambar 7.83 melalui 7.85; benang
digunakan untuk menunjukkan jalan perjalanan peluru dalam tengkorak). Carilah tanda benturan
pada permukaan calvarial endo untuk mencari titik serangan dari suatu pantulan intern (Gambar
7.86). Ingat bahwa itu adalah jalur awal peluru (sebelum memantul internal) yang penting dan nilai
pembuktian.

44
TRAUMATOLOGI

Kematian yang Tertunda Akibat Luka Tembak


Kematian akibat luka tembak dapat begitu lama tertunda dikarenakan petugas pelayanan
kesehatan melupakan riwayat penyakit pasien. Pertimbangkan kasus seorang pria 51 tahun,penyebab
kematian urosepsis diminta pemeriksaan medis untuk meminta informasi mengenai riwayat
terdahulu. Pria ini ditembak 12 tahun sebelum kematian dan menjadi lumpuh, dengan komplikasi
berikutnya termasuk ulkus dekubitus, osteomyelitis pada lutut atas kanan dan amputasi pada kiri
bawah lutut, dan usus neurogenik dan masalah kandung kemih. Setelah luka tembak jarak jauh
riwayat itu ditemukan, mayat itu diminta oleh departemen pemeriksa medis permohonan sertifikasi
yang tepat. Sebuah rontgen dada dari tubuh yang diawetkan terlihat peluru di sisi kiri dari tulang
belakang dada. Otopsi terlihat sebuah purulen meningitis ascending yang terkait dengan
osteomyelitis sacrum karena ulkus besar pada sacrum. meningitis yang menjalar sampai ke otak,
dengan eksudat meliputi batang otak dan bagian medial dari bagian tengah serebelum. Peluru tua itu
dikeluarkan dari tulang belakang dan diserahkan ke polisi. Penyebab kematian ascending purulen

44
TRAUMATOLOGI

meningitis disebabkan oleh luka tembak jarak jauh. Dengan cara kematian dibunuh. Tidak ada
undang-undang pembatasan pada pembunuhan di sebagian besar wilayah hukum (lihat Bab 30).
Pistol whipping
Senjata api tidak dibatasi untuk menimbulkan luka dengan hanya menembakkan peluru.
Mereka sebagian besar adalah benda logam yang dapat digunakan untuk menyebabkan luka benda
tumpul, seperti pada dera pistol. Setiap bagian yang berbeda dari senjata api akan meninggalkan luka
denga motif berbeda. Semua luka bermotif harus dijelaskan, diukur, dan difoto dengan sebuah skala.
Pria di Gambar 7.87 terbunuh oleh luka tembak selama percobaan perampokan. Selain luka
tembakan pada tubuh, sebuah laserasi yang tidak biasa juga ditemukan pada kulit kepala bagian
frontal sebelah kiri. Laserasi terdiri dari komponen linear dan bentuk seperti bintang kecil. Etiologi
dan signifikansi laserasi ini masih tidak diketahui, namun cedera itu digambar, diukur, dan difoto.

Tiga tahun kemudian selama konferensi praperadilan, penuntut umum ditanya apakah tubuh
tersebut punya cedera yang bisa disebabkan tembakan pistol berulang karena terdakwa mengaku
bahwa tembakan berulang dilakukan korban sebelum dia menembak. Ahli forensik memeriksa
44
TRAUMATOLOGI

senjata yang digunakan selama kejahatan (Image 7.88) dan mencatat bahwa tepi tempat meluncur
pistol sama jarak dari tombol menonjol berbentuk oval sebagai jarak antara dua komponen laserasi
dari kulit kepala bagian frontal kiri; tombol konsisten dengan bentuk bintang kecil laserasi. Dia
karena itu mampu berkomentar bahwa kulit kepala lecet konsisten dengan luka yang telah
ditimbulkan oleh senjata api.
Glaser safety slug
Glaser safety slug dirancang untuk menembus tubuh dan menghancurkan jaringan, tetapi
tidak dapat keluar dari tubuh. Mereka telah digunakan oleh polisi udara AS karena fitur keselamatan
ini. Lingkaran glaser terlihat seperti peluru lain kecuali untuk bola plastik kecil berwarna biru yang
terletak di titik berongga. Sisa peluru diisi dengan logam kecil. Bola plastik biru atau abu-abu tidak
terlihat pada radiografi, oleh karena itu, jika diketahui bahwa lingkaran Glaser digunakan, ahli
forensik harus mencari bola biru kecil atau bola abu-abu (serta pelet logam kecil dan jaketnya)
selama otopsi.

Seorang pria meninggal akibat dua luka tembak di perut. Radiografi postmortem
mengungkapkan bayangan melingkar dari peluru di kuadran kiri atas perut, sebuah fragmen dari
jaket peluru di midabdomen kiri, dan beberapa pelet logam kecil, terutama di sisi kiri perut (Gambar
7.89). Sebuah kaliber peluru tembaga dengan pembungkus berukuran menengah, bagian dari
tembaga yang terpisah dari jaket, beberapa pelet logam kecil, dan bola plastik biru kecil itu
ditemukan selama otopsi (Gambar 7.90).
Taser

44
TRAUMATOLOGI

Taser dianggap kurang mematikan daripada senjata api. Benda tersebut mempengaruhi
kontrol neuromuskular pada subyek yang tersambar dan telah digunakan oleh penegak hukum
sebagai sarana untuk menundukkan individu pelaku kekerasan dan tak terkendali. Taser M26 datang
dalam tas dengan tiga peluru yang dapat diganti (Gambar 7.91). Setiap peluru berisi dua satelit atau
elektroda yang dihubungkan oleh tegangan tinggi dengan kawat terisolasi (Gambar 7.92); satelit
disebarkan hingga 21 kaki saat ditembakkan. Peluru menempel pada bagian depan Taser. Satelit yang
digunakan dapat menyebar langsung ke kulit atau pakaian. Muatan listrik dialirkan melalui satelit
dan hal ini efektif sampai melalui 2 inci dari pakaian. Fungsi neuromuskular dipengaruhi oleh 50.000
volt listrik dibuang melalui satelit, dan subjek jatuh dalam keadaan lumpuh sementara. Kedua satelit
harus menyerang target mereka untuk dekat dengan sirkuit agar dapat berfungsi. Tanpa peluru udara,
Taser dapat diterapkan langsung ke subjek dan muatan listrik diterapkan melalui dua elektroda dalam
"moncong" perangkat.(Juga lihat Bab 13.)
Luka bakar kecil yang ditimbulkan pada pantat kanan dikarenakan oleh aplikasi langsung dari
Taser melalui jins denim dikenakan oleh subjek ini (Gambar 7.93).
Pendekatan teknis untuk luka tembak
Radiografi dari luka tembak
Radiografi harus diperoleh pada semua kasus luka tembak. Radiografi sangat penting ketika
ada luka keluar yang jelas karena luka keluar mungkin telah disebabkan oleh hanya sebagian dari
peluru atau oleh fragmen tulang yang patah. Seharusnya jaket dari peluru terpisah di dalam tubuh,
peluru inti mungkin keluar, meninggalkan jaket yang memiliki tanda rifling; tanda rifling merupakan
bukti penting dan, karenanya,jaket harus ditemukan.
Radiografi menunjukkan jumlah dan lokasi peluru dalam tubuh dan dengan demikian
membantu dalam pengungkapan mereka. Sebuah rontgen lateral (dalam posisi anteroposterior
radiografi) akan melokalisasi peluru sepanjang parasagittal dan memfasilitasi didapatkannya
gambaran. Tidak semua peluru (Fragmen) pada radiografi dapat terlihat; ingat bahwa peluru dari luka
tembak lama juga akan muncul.
Emboli dari peluru harus dicari ketika peluru memasuki tubuh tetapi tidak keluar dan tidak
diambil selama operasi. Beberapa radiografi mungkin diperlukan untuk menemukan lokasi peluru di
tubuh. Tempat masuk luka tembak di dada kiri atas (Gambar 7.94) dari penonton yang tidak bersalah
ini dikaitkan dengan luka masuk pada aorta desenden toraks dan laserasi kecil di aspek posterior
aorta toraks (Gambar 7.95). Radiografi dada tidak menunjukkan peluru, dan meskipun ahli bedah
trauma telah melakukan torakotomi, mereka tidak mendapat kembali peluru. Radiografi tambahan

44
TRAUMATOLOGI

dari sisa tubuh diungkapkan peluru di paha kanan (Gambar 7.96). Peluru mengalami emboli di
bawah aorta dan ke femoralis kanan arteri dimana ia bersarang (Gambar 7.97).

Radiografi toraks (Gambar 7.98) dari seorang pria yang ditembak sekali di dada
menunjukkan peluru tunggal di sebelah kiri sisi dada. Peluru itu ditemukan dari rongga pleura kiri
selama otopsi. Pada paru-paru kiri sedang diperiksa, benda asing kedua ditemukan tertanam pada
permukaan lateral lobus bawah. Objek kedua adalah jaket aluminium dari peluru yang (Gambar
7.99). Jaket aluminium tidak bisa terlihat pada radiografi.
Dua benda-benda logam dari berbagai radiodensity ditunjukkan dalam x-ray (Gambar 7.100)
dari seorang individu yang ditembak di kepala. Inti peluru yang biasanya radioopak dan tampak
putih. Jaket metalik biasanya lebih radiolusen atau abu-abu. Dalam contoh ini, inti peluru di sebelah
kanan, dan jaket metalik di kiri.
Probe
Probe efektif dalam menunjukkan jalan peluru yang melalui tubuh. Semua luka kulit harus
difoto pada daya rendah dan tinggi sebelum dilakukan intervensi pada fisik seperti penyisipan probe.
Luka pada ekstremitas (Gambar 7,101) dapat dideteksi kecuali pembedahan diperlukan untuk
mengidentifikasi struktur tertentu dari cedera seperti arteri femoralis; pembedahan harus dilakukan
pertama untuk mencegah cedera artifactual oleh probe.

44
TRAUMATOLOGI

Luka pada batang tubuh dapat dideteksi selama melalui dada dan dinding perut, tapi tidak
lebih dalam rongga tubuh sampai melewati organ dan jaringan diperiksa in situ dan luka difoto.
Setelah difoto, probe kemudian dapat ditempatkan bahkan melalui organ yang perforasi untuk
menunjukkan jejak peluru dan arah, dan foto lain diambil dengan adanya probe di tempat tersebut.
Luka yang melalui kepala tidak boleh diperiksa sebelum pemeriksaan isi intrakranial karena
cedera otak bahkan lebih lunak dari biasanya dan jejak artifactual dapat dibuat dengan mudah. Probe
dapat ditempatkan hanya setelah pengangkatan otak dan pemeriksaan intrakranial bagian permukaan.
Peluru
Peluru ditembakkan dari senjata dengan rifling (daratan dan lekuk dalam laras) akan
mengakuisisi tanda rifling (striations yang memanjang), yang memiliki potensi untuk menjadi cocok
untuk senjata api tertentu. Instrumen logam mungkin mendistorsi dan melenyapkan tanda rifling dan,
karena itu, harus tidak pernah digunakan untuk menangani peluru. Jika peluru adalah berjaket logam,
tanda rifling akan berada di jaket. Jika peluru dibuat tanpa jaket logam, tanda rifling akan berada di
peluru badan timah. Beberapa peluru yang dilapisi dengan tembaga cucian yang tidak terpisah dari
peluru.
Peluru yang ditemukan harus digambarkan dengan ukuran kecil, menengah, atau kaliber
besar. Kehadiran dan warna dari jaket peluru harus dimasukkan. Tingkat cacat dicatat secara umum
saja. Peluru yang ditemukan harus dibersihkan secara perlahan dari darah dan jaringan lunak (irisan
kecil tulang dapat tertanam dalam peluru yang cacat) dan ditempatkan dalam amplop atau wadah
secara terpisah diberi label setiap individu dengan nomor kasus forensik, berupa nama dari orang
yang meninggal, nomer kasus lembaga investigasi, lokasi anatomi peluru ditemukan, tanggal, dan
tanda tangan atau inisial ahli forensik dalam kasus ini.
Semua luka tembak, baik tempat masuk dan keluar, harus difoto dan digambarkan. Bentuk
yang mengikutinya harus termasuk dalam protokol dan file Anda:
- Foto-foto semua luka tembak dengan jarak tembakan berorientasi dan tembakan close-up
- Lokasi luka pada tubuh (baik di daerah tubuh dan diukur dari kepala atau tumit dan dari garis
tengah tubuh)
44
TRAUMATOLOGI

- Ukuran luka
- Bentuk luka
- Ada atau tidak adanya terbakar, deposisi jelaga, moncong yang tercetakan, dan stippling sekitar
luka masuk
- Jalur proyektil melalui organ dan jaringan sebelum Anda mengeluarkan isi perut tubuh
- Deskripsi jalur organ yang terluka dan jaringan melalui tubuh
- Arah jalur proyektil melalui tubuh
- Deskripsi fragmen proyektil yang ditemukan dan lokasi dari mana mereka ditemukan
- Foto-foto fragmen proyektil yang ditemukan.
Prosedur penting tambahan termasuk berikut:
- Menetapkan lacak balak untuk proyektil
- Meneliti sasaran perantara jika tersedia
- Mengambil bagian dari berbagai kontak tembak luka untuk histologi untuk mengkonfirmasi
kehadiran mesiu pada pemeriksaan mikroskopis
- Setelah fotografi awal, membersihkan luka tembak untuk menghapus darah asing dan mengganti
diekstrusi, jaringan yang menjuntai dikembalikan ke dalam luka sehingga karakteristik yang benar
luka dapat dilihat; luka tembak bersih adalah rephotographed
- Membuat "klarifikasi" terpisah dari diagram tubuh untuk mendokumentasikan lokasi dan jalur
(arah) dari suara luka tembak saja, tanpa catatan otopsi lainnya yang berserakan pada halaman.
Kaliber peluru
Kaliber dari peluru tidak dapat ditentukan dari luka di kulit karena kulit elastis, dan luka dari
senjata yang sama dengan amunisi identik mungkin bervariasi dalam penampilan dari satu area tubuh
dengan yang lain. Ukuran luka kulit tetap diukur dan didokumentasikan. Ukuran luka tembak di
tulang lebih mencerminkan kaliber peluru (karena tulang adalah substansi keras), tetapi hanya
pengukuran dari luka harus didokumentasikan dalam laporan otopsi tanpa membuka opini tentang
kaliber yang tepat dari peluru. Contoh peluru kaliber kecil termasuk 0,22, 0,223 dan 0,25; contoh
kaliber menengah peluru termasuk 0,32, 0,38, 380, 0,40, 0,357, dan 9 dan 10 milimeter; contoh
peluru kaliber besar meliputi 0,44, 0,45, dan 0,50.
Cara pendekatan pada kasus dengan beberapa luka tembakan
Dokumentasi yang tepat dari kasus dengan beberapa luka tembak tidak bisa dilakukan dengan
terburu-buru. Tubuh harus difoto dari depan dan belakang. Untuk manfaat lainnya,diikuti dengan
foto tubuh secara keseluruhan, dengan orientasi dan close-up foto-foto luka tembak di bagian depan
tubuh dapat diperoleh dan luka dijelaskan sebelum memutar tubuh dan mendokumentasikan bagian

44
TRAUMATOLOGI

belakang. Saat tubuh diputar, darah mungkin menyembur atau mengalir keluar dari luka dan
membutuhkan pembersihan tambahan sebelum luka pada bagian belakang kembali difoto dan
digambarkan.
Tidak pernah mencocokkan luka masuk kulit dengan luka tembus kulit tanpa memverifikasi
jalur mereka melalui tubuh. Semua jalur peluru di batang tubuh harus diikuti jalur melalui rongga
tubuh. Kecuali semua jalur diikuti, ahli forensik mungkin, misalnya, lewatkan jalan peluru yang
masuk paha bagian bawah dan berakhir di leher. Penulis memiliki kasus di mana beberapa luka
tembak berada di bagian depan dan belakang thorax. Peluru dari luka tembak bagian frontal
memantul ke tulang belakang untuk keluar ke bagian depan, dan peluru dari satu lainnya pada bagian
belakang memantul pada tulang belakang untuk keluar kembali ke belakang. Petunjuk jalur luka
yang baik dipandang sebagai tanda serangan pada tulang belakang dan terkait perforasi luka di paru-
paru.
Hal yang perlu dipertimbangkan untuk beberapa luka tembak
- Gunakan huruf untuk menunjukkan beberapa luka tembak, huruf ditulis dua kali (AA, BB, dll) bila
jumlah di atas 26. Penomoran luka mungkin keliru berkonotasi urutan luka diterima.
- Jangan membedah organ sebelum semua jalur peluru melalui batang tubuh telah diverifikasi karena
cedera organ sering membantu dalam menentukan jalur luka.
- Luka tembak (berselang-persimpangan) yang bersimpangan melalui batang tubuh yang sangat
menantang; penentuan jalur luka sangat penting jika lebih dari satu penembak yang terlibat, dan
benar-benar penting jika penembak mewakili kombinasi tersangka dan penegakan hukum.
- Jika beberapa luka tembak berada pada lokasi yang berdekatan pada batang tubuh, atau ada banyak
luka tembak yang bersimpangan, jalur pada individu mungkin sulit untuk diikuti dan memungkinkan
untuk hanya menggambarkan dan mendata luka pada organ dan jaringan dan mungkin untuk
menetapkan jalur khusus untuk banyak perforasi jaringan tidak memungkinkan; arah yang umum
dari jalur peluru tetap harus diberikan.
- Jika ada banyak fragmen peluru pada radiografi dari daerah tertentu dari tubuh, ulangi radiografi
berikut otopsi; mungkin kamu akan terkejut melihat betapa banyak fragmen yang besar yang akan
ditemukan.
Senapan
Senapan memiliki laras panjang dengan lubang licin dan dirancang untuk menembakkan
cakang yang berisi beberapa pelet yang menuju, pada bagian laras yang keluar, tersebar di area yang
luas. Hal ini memungkinkan seseorang untuk menembakkan senjata api pada arah manapun dari
target dan memiliki kesempatan yang lebih baik untuk mengenai target jika target kecil atau

44
TRAUMATOLOGI

bergerak. Jenis umum dari amunisi yaitu birdshot dan buckshot. Meskipun ada berbagai jenis
amunisi senapan, hanya jenis yang lebih umum yang dijelaskan di sini.
Senapan berbeda dalam lebar laras, dengan sebagian besar kaliber dijelaskan dengan istilah
gauge, yang mengacu pada jumlah bola utama diameter kaliber yang berjumlah hingga 1 pound.
Pengukur senapan berkisar dari 10 (yang terbesar- hanya 10 bola utama pada ukuran kaliber
berjumlah hingga 1 pound) ke 28 (yang terkecil-28 bola yang dibutuhkan untuk menambahkan
hingga 1 pound). Satu-satunya pengecualian adalah senapan 0,410, yang memiliki diameter kaliber
0.410 inci.
Amunisi senapan
Birdshot
Amunisi birdshot terdiri dari banyak pelet kecil yang diadakan dengan tembakan klep plastik
(Gambar 7,102). Plastik menembak klep (putih) berada di atas mesiu, yang pada gilirannya berada
di atas logam primer dan dasar logam. Klep ini tertutup oleh pembungkus plastik (hijau). Hubungan
dari bagian bawah klep plastik, bubuk mesiu, dan dasar logam terlihat dalam Gambar 7,103.

Saat keluar dari ujung laras, semua pelet birdshot keluar sebagai sebuah kelompok (Gambar
7.104). Perhatikan warna api orange pada akhir laras, yang menghasilkan pada luka bakar jarak dekat
dan jelaga awan kecil dan mesiu yang menghasilkan jelaga dan stippling terlihat di dekat dan pada
jarak menengah luka. Perhatikan penggaris di latar belakang yang menandai jarak dari akhir laras.
Sebagai hasil dari perjalanan dari ujung laras,pelet awalnya mengandung klep tembakan
plastik (Gambar 7,105 dan 7,106). Segera, hambatan udara menarik klep tembakan kembali saat
44
TRAUMATOLOGI

kelopak terbuka (Gambar7,107). Pada titik ini bahwa jika mengenai kulit, wilayah masuk luka
mungkin memiliki berbentuk silang yang unik dengan abrasi dari kelopak klep tembakan.
Denganmeningkatkan jarak, tembakan klep plastik jatuh kembali (Gambar 7,108) dan pelet yang
menuju tubuh mulai menyebar dalam distribusi yang semakin luas (Gambar 7,109).

Dengan luka senapan jarak dekat, klep tembakan cenderung mengikuti pelet yang menuju ke
dalam luka. Sebagai peningkatan kisaran api, klep tembakan cenderung menyimpang tentunya dan
menyerang kulit, meninggalkan abrasi. Jika kisaran peningkataan api lebih, maka klep tembakan
mungkin tidak meninggalkan abrasi pada kulit, atau mungkin bahkan tidak menyerang kulit sama
sekali. Sebuah klep plastik tembakan dapat meninggalkan abrasi kulit dari berbagai api sampai kira-
kira 10 sampai 15 kaki.

Buckshot

44
TRAUMATOLOGI

Buckshot terdiri dari pelet besar, sering dikemas bersama dengan bahan pengisi (putih), dan
terbungkus dalam klep plastik (Gambar 7,110). Jika ditembakkan dari jarak dekat, pengisi materi
dapat menghasilkan tanda jenis stippling di kulit sekitar luka tempat masuk. Hal ini tidak harus
bingung dengan stippling dari bubuk mesiu. Bahan pengisi juga dapat dilihat pada luka dan pada
pakaian. Gambar 7,110, mesiu tetap di dasar logam dan tidak ditampilkan. Jarang terjadi, pelet
buckshot yang tembaga atau nikel berlapis untuk meminimalkan distorsi dan peningkatan jangkauan
(Gambar 7,111).

Pelet ini berlapis harus dibedakan dari peluru. Pelet di amunisi shotguni sering dipisahkan
dari mesiu oleh karton atau fiber disk dari bahan yang disebut gumpalan. Gumpalan yang melayani
beberapa fungsi, termasuk bantalan pelet dari ledakan dengan gas panas, mencegah panas dari
muatan dan sekering atau mendistorsi pelet, dan membantu membentuk segel gas mesiu dan pelet.
Wilayah luka tembak
Wilayah luka tembak mengarah pada peluru seperti Foster bulat (Gambar 7,112) dan sabot (Gambar
7,113).Sabot adalah bentuk yang tidak biasa, tapi berteori akan ditembakkan dengan kecepatan yang
lebih besar.
Luka Tembak
Kontak
Luka senapan menanamkan sejumlah besar energi ke jaringan, terutama jika ditembakkan
kontak atau secara jarak dekat. Pada gauge-12 luka shotgun, perhatikan ledakan dan kerusakan
keseluruhan dari atas kepala (Gambar 7,114). Kisaran kontak luka akibat senapan pada kepala sering

44
TRAUMATOLOGI

menghasilkan luka yang hancur dengan gangguan jaringan yang luas. Dalam situasi ini, hal itu
mungkin tampak tidak mungkin pada pertama untuk menentukan di mana luka wilayah masuk
berada. Namun dengan hati-hati dan teliti pemeriksaan dari jaringan, pintu masuk luka dan luka
keluar seing terungkap.

Pada luka senapan intraoral ini, perhatikan robekan jaringan memanjang dari sisi mulut
(Gambar 7,115). Robekan ini hasil dari sejumlah besar gas keluar pada akhir barel pada tekanan
tinggi.
Berbeda dengan kepala, kontak luka senapan dari batang tubuh sering memiliki penampilan
yang cukup rusak, kemungkinan terkait dengan sifat elastis dari jaringan dinding tubuh dan
kemampuan dari dada atau rongga perut untuk dapat menampung sejumlah besar gas yang keluar.
Seorang pria menembak dirinya sendiri di dada dengan senapan 20-gauge. Dalam Gambar
7,116 perhatikan luka dengan bentuk masuk yang melingkar disertai abrasi marginal melingkar dan
pinggiran eksentrik jelaga pada luka kontak ini. Di contoh lainnnya,misalnya, 0,410 luka kontak
44
TRAUMATOLOGI

senapan oleh diri sendiri menimbulkan luka pada dada menunjukkan kulit yang terbakar yang berasal
dari awan gas panas/api yang keluar dari ujung laras (Gambar 7,117).
Seorang pria menggunakan 12-gauge shotgun untuk menimbulkan luka kontak senapan di
dadanya menggunakan amunisi buckshot. Perhatikan abrasi melingkar yang unik yang berdekatan
dengan tempat masuk luka (Gambar 7,118). Ini terlihat dalam senapan dengan doublebarrel di mana
hanya satu dari barel yang ditembakkan.
Seperti luka tembak, luka senapan dapat tangensial. Perhatikan ukuran besar, dan
menganganya luka senapan leher pada orang ini (Gambar 7,119). Perhatikan deposisi jelaga hitam di
tepi inferior luka, yang memberikan informasi mengenai berbagai tembakkan (dekat) dan arah (ke
atas).
Rentang intermediate (menengah) hingga jarak jauh
Dalam jarak menengah luka senapan pada bahu (Gambar 7.120), perhatikan margin agak
bergigi dari luka, stippling dalam jumlah besar, dan tersebar partikel putih kecil dari bahan pengisi.
Dalam luka senapan jarak dekat, luka umumnya melingkar dengan margin tajam karena semua pelet
bersama-sama dan belum menyebar. Sebagai kisaran tembakkan meningkat, pelet secara bertahap
menyebar, untuk yang pertama menghasilkan sebuah "scalloping" dari tepi luka (di sekitar 2 sampai
4 kaki), kemudian memproduksi "Satelit" secara terpisah dekat dengan luka pusat (sekitar 3 sampai 5
kaki); ketika cukup jauh, pelet tidak lagi menghasilkan luka utama sebagai pusat, tetapi membuat
penyebaran luka secara umum dari pelet (Gambar 7,121). Hal ini terjadi pada kisaran sekitar 8
sampai 10 kaki.

44
TRAUMATOLOGI

Sebagai kisaran meningkatnya tembakan dan pelet menyebar keluar, mereka membuat
penyebaran yang lebih luas dari luka masuk di tubuh. Pada luka senapan buckshot ini (Gambar 7,122
dan 7,123), perhatikan tidak hanya penyebaran yang lebih luas dari pintu masuk luka, tetapi juga
abrasi berbentuk spiral pada kulit yang dihasilkan oleh komponen dari cangkang senapan,
kemungkinan besar klep plastik atau gumpalan. Klep plastik atau gumpalan dapat meninggalkan
lecet dengan karakteristik pada kulit yang mungkin memberikan petunjuk penting untuk kisaran
tembakkan. "Tanda kelopak " lecet ini dapat terlihat jelas jika klep plastik sepenuhnya diperluas
ketika mengenai kulit (Gambar 7,124), atau mungkin cukup tidak terlihat, hadir hanya sebagai kecil
lecet berbentuk kotak pada margin luka (Gambar 7,125 dan 7,126). Tepi klep plastik memperluas di
udara untuk membentuk "salib" yang menyebabkan empat lecet. Pengecualian untuk ini adalah
amunisi 0,410 di mana klep plastik berekspansi ke hanya tiga kelopak dan, karenanya, akan
meninggalkan hanya tiga lecet.

44
TRAUMATOLOGI

Dalam penyebaran ini luka buckshot yang membuat lubang pada batang tubuh tersebut
(Gambar 7,127), perhatikan bagaimana orang dapat dengan mudah membedakan pintu masuk dari
luka tembus (Gambar 7,128). Luka pintu masuk yang melingkar dan memiliki lingkaran lecet
marginal (Gambar 7,127). Luka-luka keluar umumnya seperti celah air mata di kulit dan, setidaknya
pada contoh ini, memiliki beberapa abrasi marjinal, mungkin mewakili penompang keluar (Gambar
7,128).
Penyebaran luka akibat peluru pada tubuh harus diukur. Ini akan sangat membantu dalam
menentukan jarak tembakan. Selama penyelidikan, jika senapan yang asli ditemukan, amunisi identik
dapat diisi pada senapan tersebut dan tes menembak dengan jarak bervariasi sampai penyebaran
serupa dengan tanda peluru dicapai pada target (Gambar 7.129).

Peluru shotgun biasanya menghasilkan luka yang besar, menganga, bulat sampai oval (Gambar
7.130) yang tidak jarang memiliki margin tidak teratur. Pada x-ray, peluru utama sering tampak
dalam bentuk koma. Cedera internal yang dibuat oleh peluru shotgun sangat merusak dan mirip
dengan yang dibuat oleh senapan dengan kecepatan tinggi.

44
TRAUMATOLOGI

Satu orang harus mengumpulkan sampel yang representatif dari peluru birdshot untuk
dianalisis. Namun, semua peluru buckshot harus dikumpulkan karena peluru buckshot tampak mirip
dengan gambaran peluru pada radiografi, dan suatu kebutuhan untuk menyingkirkan luka tembak
yang bersamaan. Kadang,
gambaran beberapa luka tembak pada tubuh dengan beberapa peluru pada x-ray, akan ditemukan di
otopsi menjadi luka tembakan shotgun jarak jauh dengan peluru buckshot pada gambaran radiografi.

Radiografi dari Luka Shotgun

Gambaran radiografi sangat membantu untuk menentukan di mana peluru adalah dan ukuran
peluru. Perhatikan foto toraks dari orang ini yang ditembak dengan birdshot (peluru kecil, kiri) dan
buckshot (peluru besar, kanan) (Gambar 7.131). Diagnosis banding untuk peluru kecil pada
gambaran radiografi harus mencakup shotgun birdshot, peluru Glaser safety, dan ratshot/snakeshot
(varmint shot). Pada orang ini, perhatikan karakteristik fragmen proyektil berbentuk koma pada
orang ini yang ditembak dengan peluru shotgun (Gambar 7.132).

Meskipun gambaran radiografi akan menunjukkan peluru, mereka tidak akan menunjukkan
komponen lain dari senapan yang mungkin masuk ke dalam tubuh pada jarak menengah, dekat, dan
kontak dengan tubuh. Satu yang harus dicari secara manual untuk komponen lainnya dari amunisi
seperti lengan plastik atau gumpalan plastik dan karton atau gumpalannya. Identifikasi komponen
amunisi ini di jaringan memberikan informasi lebih lanjut mengenai berbagai jarak tembakan dan
jenis amunisi yang digunakan.

Perhatikan banyaknya bekas luka dipermukaan yang kecil, tersebar yang diidentifikasi pada
pinggul pria setengah baya yang meninggal karena sebab alamiah (Gambar 7.133 dan 7.134).
Gambaran radiografi mengungkapkan luka senapan jarak jauh pada pinggul dengan birdshot
(Gambar 7.135). Bekas luka kecil yang telah sembuh sebenarnya merupakan luka akibat jalan
masuk peluru.

44
TRAUMATOLOGI

Senapan Angin

Senapan angin dapat dibagi menjadi kecepatan rendah (seperti senapan rimfire kaliber 22) dan
kecepatan tinggi, yang meliputi senapan centerfire 0.30-30, 0.308, .30-06, 0.223, dan AK-47.
Senapan kecepatan tinggi ini memiliki kecepatan dengan kisaran 2.000-3.500 kaki/detik, yang
bertentangan dengan senapan kecepatan rendah 0.22 dan kebanyakan pistol, yang memiliki
kecepatan pada kisaran 1.200 kaki/detik atau kurang. Senapan kecepatan tinggi dapat menghasilkan
berbagai luka destruktif. Luka masuk biasanya kecil, tetapi cedera internal sering menunjukkan
kerusakan jaringan yang luas luas.

Proyektil sering berupa fragmen-fragmen dalam tubuh dan x-ray mungkin menunjukkan
gambaran "badai salju" dari fragmen yang tersebar sepanjang jalan proyektil sebagai bagian
proyektil yang terlepas selama perjalanan melalui jaringan. Proyektil tidak perlu mengenai tulang
untuk ini dapat terjadi. Fragmentasi diubah menjadi energi destruktif yang disampaikan ke jaringan,
dan dengan kecepatan peluru tinggi (ingat kembali persamaan bahwa energi sama dengan setengah
massa sebuah obyek dikalikan dengan kuadrat dari kecepatannya: E = 1/2mc2), maka tidak
mengherankan bahwa muncul kerusakan jaringan tersebut. Kerusakan jaringan yang jauh dari jalan
masuk peluru
muncul dari rongga besar sementara (dan gelombang tekanan), yang dibuat ketika peluru
diperlambat oleh jaringan, dan dari energi yang disampaikan ke jaringan.
Organ dapat terkoyak dan cedera jaringan yang jauh dari jalur peluru sebenarnya.

Luka kontak dari kepala, dada, dan perut terutama sangat menghancurkan, dengan kerusakan
jaringan yang luas yang dihasilkan dari gas tekanan tinggi yang keluar dari moncong, dan rongga

44
TRAUMATOLOGI

besar sementara yang dihasilkan oleh peluru. Luka masuk akibat tembakan jarak jauh biasanya
berukuran kecil yang berlawanan dengan kerusakan jaringan internal yang ekstensif. Terkait dengan
kecepatan tinggi, banyak luka dari senapan berkekuatan tinggi merupakan luka perforasi (tergantung
pada amunisi, jaringan yang cedera, dll), dan luka keluar biasanya tidak teratur dan lebih besar dari
luka masuk.

Pada luka senapan bertenaga tinggi (Gambar 7.136 dan 7.137), perhatikan luka masuk
melingkar dengan tepi abrasi di depan dada dan luas, menganga, dengan luka keluar di ketiak.

Ketika senapan dengan kecepatan tinggi pertama kali menembus target perantara, peluru
menjadi berbelok dan arahnya menjadi tidak teratur. Ini biasanya akan menghasilkan luka yang lebih
besar, tidak teratur, disertai dengan defek satelit karena fragmentasi parsial dari peluru atau fragmen
dari perantara
yang mengenai kulit. Ini sering terjadi pada individu yang ditembak saat berada di kendaraan
bermotor atau melalui pintu atau dinding sebuah bangunan.

Karena fragmen peluru yang tersisa dalam tubuh biasanya sudah rusak berat, kita mungkin
tidak menemukan potongan timah yang lebih besar dan/atau selongsong seperti yang terlihat di luka
reguler, luka tembakan kecepatan rendah. Upaya harus dilakukan untuk menemukan fragmen yang
lebih besar dari proyektil dan selongsong.

Shotgun dan senapan angin berkekuatan tinggi sering memiliki panjang


barel, dan dalam kasus melukai diri sendiri, mungkin dipertanyakan apakah lengan individu cukup
panjang untuk mampu menarik pelatuk sendiri. Kita harus melakukan pengukuran pada lengan saat
otopsi. Jarak dari pintu masuk luka ke
ujung jari tengah lengan terentang harus juga diukur. Tapi ingat bahwa orang-orang memiliki banyak
akal dan bahwa ada banyak cara yang berbeda dalam menarik pelatuk, apakah dengan menggunakan
jari kaki, tongkat (Gambar 7.138 dan 7.139), atau objek lain.
44
TRAUMATOLOGI

Tips untuk autopsy pada kasus dengan luka senapan kecepatan tinggi

- Pertama, mengidentifikasi kemungkinan luka senapan-kecepatan tinggi

berdasarkan casing ditemukan di lokasi kejadian.

- Mengharapkan untuk melihat badai salju memimpin pada x-ray.

- Recover fragmen yang lebih besar dari proyektil dan mengesampingkan setiap
Jenis lain dari luka tembak.

- Mengharapkan untuk melihat luka masuk kecil ditambah dengan luas


kerusakan jaringan internal.

Lakukan

• Lihatlah gambaran radiografi sebelum memulai otopsi untuk mengidentifikasi jenis proyektil (dan
fragmen) dan lokasinya.

• Carilah di bawah payudara pada wanita, di sekitar dan di bawah skrotum pada pria, untuk
mengidentifikasi luka perforasi tersembunyi dan luka masuk kembali.

• Lihat di aksila, dinding hidung, dan daerah lipatan pada daerah selangkangan/ perineum untuk luka
keluar yang tersembunyi dan luka masuk kembali.

• Pertimbangkan kemungkinan luka masuk kembali dalam dada atau perut ketika ada luka tembak
perforasi pada ekstremitas atas.

• Periksa lagi semua luka tembak untuk interpretasi pintu masuk dan keluar luka meskipun dokter
IGD atau ahli bedah trauma mungkin sudah mendokumentasikan interpretasi mereka di rekam medis
rumah sakit.
44
TRAUMATOLOGI

• Ingatlah bahwa tidak semua lubang pada korban tembak yang meninggal di rumah sakit adalah luka
akibat proyektil, mungkin iatrogenik.

• Ingatlah bahwa tidak semua proyektil pada radiograf memang akibat tembakan saat ini, tetapi
mungkin dari luka tembakan tua.

• Menetapkan jalur proyektil yang melalui organ dan jaringan sebelum anda mengeluarkan organ-
organ dalam tubuh.

• Ukur penyebaran luka peluru (dari shotgun) sehingga jika senjata tersebut tersedia, mungkin dapat
dilakukan percobaan tembakan untuk menentukan jarak tembakan yang lebih akurat.

• Periksa semua peluru shotgun tipe buckshot untuk menyingkirkan


luka peluru yang mirip.

• Gunakan penunjuk pada rongga tubuh untuk membantu demonstrasi jalur proyektil (Gambar
7.140).

• Periksa kembali luka untuk membantu dalam mengetahui karakterisasi mereka (Gambar 7,141
dan 7,142)

Jangan
• Cocokkan luka masuk dan keluar berdasarkan pemeriksaan luar sendiri. Jalur peluru dalam tubuh
harus diverifikasi.

• Letakkan probe melalui kepala, dada, atau perut sebelum pemeriksaan organ in situ.

• Tekan probe melalui jaringan longgar karena ini bisa menghasilkan trek artifactual dengan arah
yang salah.
44
TRAUMATOLOGI

• Taruh probe sampai jalur jaringan luka telah diverifikasi; probe dapat ditempatkan mengikuti isi
dalam tubuh untuk menunjukkan jalan proyektil ini.

• Terima interpretasi pintu masuk dan keluar luka dari catatan rumah sakit; buat kesimpulan sendiri
dari pemeriksaan luka langsung.

• Bedah organ sampai anda telah selesai mendokumentasikan jalur dari proyektil karena anda
mungkin perlu organ untuk sumber referensi.

• Lupakan untuk mencari komponen senapan yang tidak terlihat pada radiografi seperti plastik dan
gumpalan serat.

• Hati-hati bila terhalangi oleh sejumlah besar kerusakan jaringan yang disebabkan oleh luka kontak
shotgun atau luka senapan angin; rekonstruksi dengan cermat jaringan sering akan menemukan pintu
masuk (dan keluar) luka.

• Pengambilan proyektil dengan instrumen logam seperti tang, pisau bedah, klem, dll, bisa
mendistorsi tanda pada timah proyektil dan selongsong logam

44

Anda mungkin juga menyukai