Anda di halaman 1dari 25

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah


Pada masa remaja, remaja masih memiliki sensitivitas yang baik terhadap rasa
sakit karena fungsi reseptor-preseptor pada kulit masih berfungsi dengan baik. Pada
titik-titik tertentu kulit biasanya sangat peka pada empat sensasi dasar, yaitu :
sentuhan atau tekanan, panas, dingin, dan rasa sakit. Sensasi tersebut dihasilkan dari
reseptor-reseptor yang berbeda, dan kulit paling peka terhadap stimulus tekan
dibandingkan sensasi dasar lainnya.

Orang dewasa mulai kehilangan sensitivitas setelah umur 45 tahun-an, dan


mulai kehilangan sensitivitas terhadap rasa sakit level ringan setelah usia 50 tahun-an.
Namun fungsi pain’s protective masih bekerja pada individu usia madya, sehingga
mereka masih dapat merasakan rasa sakit dengan level yang tinggi.

1.2 Identifikasi Masalah


Dari penelitian ini ingin diketahui apakah terdapat perbedaan sensasi sentuh
pada remaja dan dewasa madya dengan menggunakan aesthesiometer.

1.3 Hipotesis Penelitian


 Terdapat perbedaan sensasi sentuh yang dirasakan oleh remaja dan
dewasa madya.

Bab II Tinjauan Teori

1
2.1 Sensasi
Sensasi adalah proses menerima energi rangsangan dari lingkungan luar.
Rangsangan terdiri atas energi fisik seperti cahaya, suara, dan panas. Rangsangan
dideteksi oleh sel resptor khusus pada organ indra mata seperti mata, telinga, kulit,
hidung, dan lidah. Ketika sel-sel reseptor mencatat adanya rangsangan, energi
dikonversi menjadi impuls kimia listrik. Proses perubahan energi fisik menjadi energi
energi kimia listrik disebut transduksi. Sensasi terjadi bila reseptor-reseptor khusus di
organ sensori diaktifkan sehingga memungkinkan berbagai bentuk stimuli dari luar
menjadi sinyal-sinyal syaraf di otak.

2.2 Indra Peraba (Sensasi Sentuh)


• Kegunaan kulit tidaklah sedangkal kulit itu sendiri. Selain melindungi
bagian dalam tubuh, kulit kita membantu kita dalam mengenali objek-
objek.

• Indra dasar yang ada dalam kulit meliputi sentuhan atau tekanan,
panas, dingin, dan rasa sakit, dan dapat menghasilkan tipe sensasi
seperti rasa gatal, geli, rasa sakit terbakar, dan adanya kemungkinan
reseptor dingin.

• Sensasi yang dihasilkan sesuai dengan intensitas tekanan yang


diberikan. Misalnya, jika kita menekankan kulit secara perlahan akan
menghasilkan sensasi geli pada kulit.

• System syaraf somatis pada otak membantu kita dalam menerjemahkan


pesan yang diberikan oleh organ tertentu, misalnya individu dapat
menerjemahkan pesan dari indera di kulit dan pada akhirnya individu
dapat membedakan tekstur dari kertas, kain beludru, pelumas, benda

2
tumpul atau benda tajam. Misalnya, ketika ita merasakan udara di
sekitar kita panas, kulit akan menyampaikan informasi tersebut ke
otak. Kemudian otak mengisyaratkan pada tangan untuk
menghidupkan kipas angin. Lalu, ketika melihat api, tubuh akan
merasakan sensasi panas dan mengirim signal ke otak agar
menghindar dari api tersebut.

• Sensasi sentuh, lebih akurat disebut sensasi tubuh atau sensasi


somestetik berasal dari kata soma yang memiliki arti tubuh, dan
esthetik yang berarti “rasa” atau feeling.

• Tiga sistem sensasi somestetik yaitu:

1. Sensasi kulit berkaitan dengan sentuhan, tekanan, suhu dan rasa


sakit.

2. Sensasi kinestetik berkaitan dengan lokasi bagian-bagian tubuh


sehubungan dengan tanah/alas & bagian tubuh yang lain.

3. Sensasi vestibular berkaitan dengan pergerakan dan posisi tubuh.

2.3 Tahap Perkembangan


1. Tahap perkembangan remaja:
Masa remaja adalah masa dimana tubuh memulai mencapai puncak
produktivitasnya. Performa bagian atau organ-organ tubuh juga masih berfungsi

3
sangat baik, termasuk sensitivitas pada kulit. Fungsi syaraf-syaraf penghantar rasa
sakit yang terdapat pada kulit misalnya, masih bekerja dengan sangat baik sehingga
pada usia remaja tidak kesulitan untuk mengenali berbagai tipe - tipe rasa sakit (level
rendah hingga tinggi).

2. Tahap perkembangan dewasa madya:


Setelah usia 45 tahun orang dewasa madya mulai kehilangan sensitivitas
terhadap sentuhan, dan setelah usia 50 tahun akan mulai kehilangan sensitivitas
terhadap rasa nyeri dengan level yang ringan. Namun fungsi pain’s protective tetap
bekerja, oleh karena itu orang dewasa madya (middle adulthood) bahkan dewasa
akhir (late adulthood) masih sensitif terhadap rasa sakit dengan level yang tinggi.
Kehilangan sensitivitas terhadap sentuhan ini cukup mengganggu, karena rasa sakit
adalah salah satu penanda dari banyak penyakit-penyakit kronis seperti arthritis atau
kanker, dimana dialami oleh orang dewasa saat mereka memasuki usia yang lebih
tua.

Bab III Metodologi Penelitian

3.1 Variabel Penelitian

4
 IV (Independent Variable ) : Usia individu.
 DV (Dependent Variable) : Sensasi sentuh yang dirasakan individu.
Definisi :

Usia 18tahun sampai 20 tahun termasuk dalam tahap remaja dan


individu yang berusia 45 tahun sampai 64 tahun termasuk dalam dewasa
madya.

Sensasi sentuh adalah proses penerimaan rangsang oleh kulit yang


belum diberi makna.

3.2 Alat Ukur

3.2.1 Nama Alat Ukur

 Nama alat ukur: Aesthesiometer (Jangka Sorong).


 Kegunaan: Mengukur kepekaan pada permukaan kulit dalam satuan
cm, dengan cara menggeser-geserkan alat pada bagian yang dapat
digeser untuk mengetahui kepekaan kulit.
 Spesifikasi: Alat ukur yang digunakan terbuat dari bahan besi yang
berwarana silver, bentuknya menyerupai penggaris dengan salah satu
ujungnya memiliki dua sisi yaitu bagian yang memiliki ujung runcing
dan bagian yang memiliki ujung tumpul.

Cara Kerja Alat Ukur:

1. Tester mengatur alat yang akan diberikan kepada subjek penelitian


(SP) (jarak yang diberikan dalam cm).

5
2. Setelah menutup mata testee, sentuhkan alat ini (dua ujung yang tajam
atau tumpul) pada bagian tubuh yang akan diukur.
3. Tanyakan, ada berapa titik yang dirasakan menyentuh SP.
4. Setelah mencatat jawabannya, lakukan lagi dengan jarak yang
berbeda.

3.2.2 Landasan teoritik alat ukur

Sensasi adalah proses penerimaan rangsang atau stimulus oleh indra


(peraba).Pada alat aesthesiometer (jangka sorong) yang disentuhkan menjadi stimulus
pada bagian kulit testee stimulus tersebut, akan diterima oleh indra peraba dengan
proses sebagai berikut: jangka sorong disentuhkan pada salah satu bagian tubuh testee
dan tekanan yang dihasilkan akan menghasilkan tipe sentuh seperti gatal, geli, dan
rasa sakit. Indra di kulit akhirnya akan membuat kita mampu membedakan jarak
sentuh dari tekanan yang diberikan.

Jarak jangka
sorong yang di
atur

6
Testee usia antara Testee usia antara
45-64 tahun 18-20 tahun

Sensasi sentuh yang Sensasi sentuh


dirasakan oleh yang dirasakan oleh
testee yang berusia testee yang berusia
18-20 tahun 45-64 tahun

DIBANDINGKAN

Tabel 1 Langkah Menghitung Perbandingan Sensasi Sentuh

3.2.3 Pengukuran Variabel


Sensasi sentuh diukur dengan meghitung jarak dari jangka sorong.

3.3 Data Pribadi dan Data Penunjang


Data Pribadi Subjek Penelitian (SP)
 Nama (inisial): P
Jenis Kelamin : Perempuan

7
Tanggal Lahir : 8 Febuari 1956
Umur : 59 tahun 9 bulan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

 Nama (inisial): RR. W. S. R


Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 19 Maret 1968
Umur : 47 tahun 8 bulan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

 Nama (inisial): J. J
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 4 Januari 1969
Umur : 46 tahun 10 bulan
Pekerjaan : Wiraswasta

 Nama (inisial): A. Q
Jenis Kelamin : Laki -Laki
Tanggal Lahir : 11 Maret 1996
Umur : 19 tahun 8 bulan
Pekerjaan : Mahasiswa Semester 1
Fakultas Teknik – Pertambangan

 Nama (inisial): R. A. A
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 14 Febuari 1997
Umur : 18 tahun 9 bulan

8
Pekerjaan : Mahasiswa Semester 1
Fakultas Ekonomi - Manajemen

 Nama (inisial): F. M
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 13 Mei 1997
Umur : 18 tahun 6 bulan
Pekerjaan : Mahasiswa Semester 1
Fakultas Ekonomi - Manajemen
Sebelum Eksperimen

“Bagaimana kondisi kesehatan saudara?”

“Apakah anda sedang terburu-buru?”

“Apakah saudara sudah sarapan tadi pagi?”

Sesudah Eksperimen

“Apakah saudara mengalami kesulitan dalam mengerjakan tes tadi?


Jika Ya, dalam hal apa?”

3.4 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah tiga orang berusia 18 tahun sampai 20
tahun, dan 3 orang berusia 45 tahun sampai 64 tahun.

3.5 Kontrol Penelitian


Berikut adalah langkah – langkah melakukan penelitian untuki mengetahui
sensasi sentuh pada remaja dan dewasa madya, menggunakan tabel kontrol
penelitian:

9
Tabel 2 Kontrol Penelitian

What Why How

Berada dalam tahap


Berada dalam tahap perkembangan yang Menanyakan pada
perkembangan remaja berbeda sehingga SP rentang usianya
dan dewasa madya. kondisi sensitivitas
kulit berbeda
Subjek

Dapat menerima
Tidak sedang dalam stimulus tekan Menanyakan kondisi
keadaan sakit dan dengan baik dan kesehatannya dan
teburu-buru dapat berespon sesuai sedang memiliki
dengan waktu luang.
kemampuannya
sehingga hasilnya
valid dan reliable.

10
Alat ukur dalam Alat ukur dapat Menyiapkan alat
keadaan siap pakai dipakai dan dijamin ukur sebelumnya
valid dan reliable.
Alat Ukur
Aesthesiometer Semua SP
disentuhkan per - 2cm mendapatkan Menentukkan jarak
untuk setiap SP perlakuan yang sama, yang diberikan
mengukur sensasi
sentuh

Ruangan tidak bising Agar SP dapat


berkonsentrasi
Ruangan Menyiapkan dengan
baik ruangan
Ruangan dalam Agar sensitivitas SP sebelumnya
keadaan suhu yang pas tidak terganggu oleh
(tidak terlalu dingin suhu yang tidak
dan tidak terlalu terlalu dingin atau
panas) panas

3.6 Prosedur Pelaksanaan


Persiapan:

11
 Membuat rancangan.
 Mencari sampel yang sesuai kriteria.
 Menyiapkan alat ukur dan ruangan.

Pelaksanaan:

 Good raport.
 Wawancara sebelum tes.
 Memberikan instruksi.
 Mengambil data.
 Wawancara sesudah tes.
 Memeriksa kelengkapan data.

Penutup:
 Mengucapkan terimakasih pada SP.
 Mengantarkan SP keluar ruangan.
 Membereskan alat ukur dan ruangan.

3.7 Teknik Analisis Data


Menggunakan rumus rata-rata

X1 = (R1+R2+R3)/3

12
X2 = (R4+R5+R6)/3

Keterangan :

R1, R2, R3 : Total jarak titik tekan SP berusia 18-20 tahun

R3, R4, R5 : Total jarak titik tekan SP berusia 45-64 tahun

X1 : Rata-rata jarak titik tekan SP berusia 18-20 tahun

X2 : Rata-rata jarak titik tekan SP berusia 45-64 tahun

Bab IV Hasil dari Pembahasan

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Tabel Hasil

13
Berikut adalah table hasil penellitian kepekaan kulit pada remaja dan
dewasa madya.

Jarak kepekaan kulit pada reamaja Jarak kepekaan kulit pada dewasa
madya

2,67 5,3

4.1.2 Reaksi SP Selama Eksperimen

Subyek P: Testee duduk dengan kedua tangan diatas meja, pada


saat pengambilan data ibu tersenyum. Posisi tubuh testee tidak berubah
sampai selesai dengan posisi duduk kedua tangan diatas meja.

Subyek RR.: Testee duduk dengan kedua tangan diatas meja dengan
menunjukkan wajah yang kadang-kadang tersenyum. Testee cenderung diam
dan tidak banyak melakukan gerakan dan tidak banyak bertanya (saat sebelum
test dan saat test), testee hanya menjawab apa yang sedang ditanyakan.
Setelah test, testee mulai banyak bertanya seputar test yang telah dilakukan.

Subyek J.J: Testee duduk dengan kedua tangan diatas meja, testee
menggenggam tangannya, pada saat tes testee lebih sering diam dan tidak
banyak melakukan perubahan gerakan, testee tetap pada posisi semula, yaitu
duduk dengan kedua tangan diatas. Tetapi, pada saat selesai melakukan tes
testee memainkan tanggannya.

Subyek A.Q: Testee duduk dengan kedua tangan diatas meja dan
menilangkan kedua kaki selama penelitian berlangsung. Pada saat penelitian
telah usai testee memiringkan kepala dan menggaruk – garuk kepala,
menjawab pertanyaan dengan mengerutkan dahi dan dengan suara yang tidak
terlalu lantang.

14
Subyek R.A.A: Testee duduk dan meletakan tangan kanan di pipi
kanan, karena tangan kiri testee kami gunakan untuk penelitian, selama tes
berlangsung testee menggerakan kakinya, setelah melakukan observasi, testee
duduk menyandar ke bangku dan terkadang dia menumpukan bandannya ke
meja dan kembali menaruh tangan di pipi.

Subyek F.M: Testee duduk dengan meletakkan kedua tangan dan


tasnya diatas paha. Testee menjawab dengan cepat, apabila ditanya oleh tester.
Testee beberapa kali menggerak-gerakan kakinya selama eksperimen. Testee
melakukan kontak mata yang intens dengan tester. testee menyentuh
rambutnya sekali saat setelah selesai melakukan eksperimen (saat ditanya
pertanyaan penunjang).

4.2 Pembahasan

Berdasarkan tabel pada bagian 4.1.1, diketahui bahwa skor titik sentuh
kelompok usia remaja sebesar 2.67 dan kelompok usia dewasa madya memiliki skor
sebesar 5.3. Skor titik sentuh tersebut menunjukkan kepekaan sensasi sentuh. Angka
tersebut menunjukkan bahwa hipotesa penelitian ditolak, karena sensasi sentuh pada
dewasa madya menunjukkan skor yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok
usia remaja.

BAB V Kesimpulan

Teori sensasi menyebutkan bahwa kepekaan kulit pada masa dewasa madya
mulai menurun, namun dari penelitian yang kami lakukan, ternyata hasilnya bertolak
belakang dengan teori sensasi tersebut. Hasil dari percobaan yang kami lakukan

15
menyatakan bahwa kepekaan kulit pada dewasa madya menunjukkan skor yang lebih
baik dibandingkan dengan skor pada remaja.

DAFTAR PUSTAKA

Wade, Carole., Travris, Carol. 2008. Psikologi: edisi kesembilan. Penerbit Erlangga,
Jakarta.

16
Lahey, Benjamin B. 2012. Physchology An Introduction. New York: McGraw-Hill.

King, Laura A. 2014. Psikologi Umum: Sebuah Pandangan Apresiatif. Jakarta:


Salemba Humanika.

Papalia, E., & Feldman, Ruth. 2011. Experiencing Human Development Twelfth
Edition. USA: McGrawl-Hill Education.

Praworo, Kukuh. 2011. Medical Picture. Jakarta: Penebar Swadaya Grup.

Handayani., S.Si., Nuri. 2010. Buku Kantong Biologi SMA. Yogyakarta: Pustaka
Widyatama.

17
LAMPIRAN

Identitas Subyek:

Kelompok usia remaja

Nama (inisial) :P

Jenis Kelamin : Perempuan

Tanggal Lahir : 8 Febuari 1956

Umur : 59 tahun 9 bulan

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Tanggal Pemeriksaan : 30 November 2015

Waktu Pemeriksaan : 10:09 – 10:23

Hasil Wawancara dan Observasi

P : Iya sehat, tapi kemarin lagi flu, tetapi sekarang sih udah sehat.

Pas lagi tes tadi nggak susah sih.

Observasi : Saat diberikan instruksi subjek melakukan kontak mata yang intens
dengan tester. Pada saat tester akan memulai tes, subjek bertanya “maksud titiknya
gimana?”. Pada saat tes berlangsung, subjek meletakkan kedua tangannya diatas
meja, dan tetap meletakkan tas di bahunya dari awal masuk ruangan hingga akhir tes
berlangsung. Subjek menyilangkan kakinya selama tes berlangsung.

18
Setelah selesai tes, subjek bercerita kepada tester, “Menantu saya juga kuliah di
Maranatha, udah lulus tapi lupa jurusan apa, sekarang udah kerja di bank.” Kemudian
subjek tersenyum dan berkata “Gitu aja neng? Kirain masih ada tes lagi.”

Identitas Subyek

Nama (inisial) : RR. W. S. R

Jenis Kelamin : Perempuan

Tanggal Lahir : 19 Maret 1968

Umur : 47 tahun 8 bulan

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Tanggal Pemeriksaan : 30 November 2015

Waktu Pemeriksaan : 10:23 – 10:30

Hasil Wawancara dan Observasi

RR : Abis ini boleh langsung pulang kan?

Hari ini kondisi saya baik, hehe lagi puasa

Saya sebenernya bingung, kerasanya sih dua, tapi pertamanya


kerasanya satu, tapi lama-lama kok kayak dua ya.

19
Observasi : Ketika diberikan instruksi, subjek melakukan kontak mata dengan
tester dengan raut wajah yang tidak senyum tetapi juga tidak cemberut. Subjek
mengatakan tidak ada yang ingin ditanyakan mengenai instruksi. Ketika selesai tes,
subjek bertanya “ini tuh sebenernya buat apa sih?”

Identitas Subyek

Nama (inisial) : J. J

Jenis Kelamin : Perempuan

Tanggal Lahir : 4 Januari 1969

Umur : 46 tahun 10 bulan

Pekerjaan : Wiraswasta

Tanggal Pemeriksaan : 30 November 2015

Waktu Pemeriksaan : 10:30 – 10:40

Hasil Wawancara dan Observasi

J : Sehat, tapi belum sarapan.

Saya lagi nggak terburu-buru.

Observasi : Ketika mengisi form kesediaan subjek sempat bertanya “ini yang
disini diisi nama siapa?”. Pada saat tes berlangsung, subjek tidak melakukan banyak
perubahan posisi tubuh, seperti duduk dan menyimpan kedua tangannya diatas meja.
Ketika selesai tes, subjek tersenyum dan menyampaikan kesannya pada tester, subjek
berkata “bagus ini tes nya bagus, kalau ada percobaan lagi mau kok jadi subjek lagi”

20
Identitas Subyek

Nama (inisial) : A. Q

Jenis Kelamin : Laki -Laki

Tanggal Lahir : 11 Maret 1996

Umur : 19 tahun 8 bulan

Pekerjaan : Mahasiswa Semester 1

Fakultas Teknik – Pertambangan


Tanggal Pemeriksaan : 30 November 2015

Waktu Pemeriksaan : 10:42 – 10:48

Hasil Wawancara dan Observasi

A : Sehat sih, sebenernya harusnya ada kelas tapi lagi nggak ada dosen.
Tadi pagi udah makan.

Agak bingung dikit, soalnya kerasa ada jarak tapi bingung titiknya
berapa. Baru pertama kali juga, tapi lumayan nambah pengalaman.

Observasi : Ketika diberikan instruksi, subjek melakukan kontak mata dengan


tester, subjek tersenyum. Subjek menyandarkan punggungnya ke kursi, dan
menyilangkan kaki. Subjek menggaruk-garuk kepalanya 2 kali sambil memiringkan
kepalanya saat menunggu tester menulis. Setelah selesai tes, subjek memegang
keningnya saat menjawab pertanyaan observer.

Identitas Subyek

21
Nama (inisial) : R. A. A

Jenis Kelamin : Perempuan

Tanggal Lahir : 14 Febuari 1997

Umur : 18 tahun 9 bulan

Pekerjaan : Mahasiswa Semester 1

Fakultas Ekonomi – Manajemen


Tanggal Pemeriksaan : 30 November 2015

Waktu Pemeriksaan : 10:48 – 10:58

Hasil Wawancara dan Observasi

R : Aku agak ngantuk dikit, soalnya kemarin pulang malam. Belum


sarapan, tapi udah makan snack. Lagi ngga ada kelas kok, jadi santai.

Agak susah nentuin titiknya, tapi gak susah-susah banget sih.

Observasi : Ketika diberikan instruksi, subjek meletakkan tangannya di pipi


kanan sambil tersenyum. Pada saat tes berlangsung, subjek meletakkan tangan kanan
di pipi kanan nya, karena tangan kirinya digunakan untuk pengetesan. Subjek
menggoyangkan kakinya. Setelah selesai, subjek meletakkan kedua tangan di meja,
dan subjek bercerita “ini udah kedua kalinya aku jadi SP, yang kemarin di tes nya
kayak bercak-bercak gitu, lama banget lagi, setengah jam”

Identitas Subyek

Nama (inisial) : F. M

22
Jenis Kelamin : Perempuan

Tanggal Lahir : 13 Mei 1997

Umur : 18 tahun 6 bulan

Pekerjaan : Mahasiswa Semester 1

Fakultas Ekonomi – Manajemen


Tanggal Pemeriksaan : 30 November 2015

Waktu Pemeriksaan : 10:58 – 11:04

Hasil Wawancara dan Observasi

F : Sehat, udah sarapan, ga buru-buru sih ga ada kelas tapi nanti mau
kerja kelompok

Susah soalnya bingung, ga kerasa berapa titik, mungkin karena kurang


konsentrasi.

Observasi : Ketika diberikan instruksi diberikan subjek meletakan kedua


tangannya diatas meja, kemudian pada saat tes berlangsung subjek memainkan jari
tangan kanannya karena tangan kirinya digunakan untuk melakukan tes. Ketika
selesai tes, subjek tersenum dan memainkan kaki di kursi dan memainkan rambutnya

Data Mentah dan Pengolahan Data

 Kelompok Usia Remaja

23
A.Q R.A F

Percobaan 1 2 1 1
Percobaan 2 1 1 2
Percobaan 3 2 1 3
Percobaan 4 4 1 3
Percobaan 5 3 2 2
Total 12 6 11

 Kelompok Usia Dewasa Madya


P RR. J
Percobaan 1 1 1 1
Percobaan 2 1 2 1
Percobaan 3 1 2 1
Percobaan 4 1 2 2
Percobaan 5 1 2 1
Total 5 9 6

 Rata – rata jarak titik tekan kelompok usia remaja:


R1 + R2 + R3/ 3
0 + 2 + 6/ 3 = 8/ 3
= 2, 67

 Rata – rata jarak titik tekan kelompok usia dewasa madya:


R1 + R2 + R3/ 3
0 + 8 + 8/ 3 = 16/ 3
= 5,3

24
25

Anda mungkin juga menyukai