Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PREPLANNING TERAPI DZIKIR PADA KLIEN

HIPERTENSI DI WISMA ASOKA PSTW BONDOWOSO

TUGAS

Oleh
Ahmad Nasrullah, S.Kep
NIM: 132311101010

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
Alamat: Jl. Kalimantan No. 37 Jember Telp./Fax. (0331) 323450
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik –FKEP Universitas 2018
Jember

LAPORAN PREPLANNING TERAPI DZIKIR PADA KLIEN


HIPERTENSI DI WISMA ASOKA PSTW BONDOWOSO

TUGAS

Disusun untuk memenuhi laporan akhir Program Studi Pendidikan Profesi Ners
Stase Keperawatan Gerontik

Oleh
Ahmad Nasrullah, S.Kep
NIM: 132311101010

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
Alamat: Jl. Kalimantan No. 37 Jember Telp./Fax. (0331) 323450
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik –FKEP Universitas 2018
Jember

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Analisa Situasi

Kemajuan di bidang ekonomi, perbaikan lingkungan hidup dan kemajuan


ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak pada peningkatan usia harapan hidup
(life expentancy) seseorang. Akibatnya jumlah penduduk yang berusia lanjut
cenderung megalami peningkatan (Kemenkes RI, 2003). Berdasarkan laporan
Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 2011, pada tahun 2000-2005 UHH adalah 66,4
tahun dengan presentase populasi lansia tahhun 2000 adalah 7,74%, angka ini
akan meningkat pada tahun 2045-2050 yang diperkirakan UHH menjadi 77,6
tahun (dengan presentase populasi lansia tahun 2045 adalah 28,68%). Sedangkan
laporan Badan Pusat Statistik (BPS) terjadi peningkatan UHH di Indonesia.
Sampai saat ini, hipertensi masih merupakan tantangan besar di Indonesia.
Betapa tidak, hipertensi merupakan kondisi yang sering ditemukan pada
pelayanan kesehatan primer kesehatan. Hal itu merupakan masalah kesehatan
dengan prevalensi yang tinggi, yaitu sebesar 25,8%, sesuai dengan data Riskesdas
2013. Di samping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat meskipun obat-
obatan yang efektif banyak tersedia (RISKESDAS, 2013).
Menurut American Heart Association {AHA}, penduduk Amerika yang
berusia diatas 20 tahun menderita hipertensi telah mencapai angka hingga 74,5
juta jiwa, namun hampir sekitar 90-95% kasus tidak diketahui penyebabnya.
Hipertensi merupakan silent killer dimana gejala dapat bervariasi pada masing-
masing individu dan hampir sama dengan gejala penyakit lainnya. Gejala-
gejalanya itu adalah sakit kepala/rasa berat di tengkuk, mumet (vertigo), jantung
berdebar-debar, mudah Ieiah, penglihatan kabur, telinga berdenging (tinnitus), dan
mimisan (INFODATIN, 2014). Hipertensi di Asia diperkirakan sudah mencapai 8-
18% pada tahun 1997, hipertensi dijumpai pada 4.400 per 10.000 penduduk
(Depkes RI 2003).Prevalensi hipertensi di Indonesia mengalami kenaikan dari
tahun 1988–1993. Prevalensi hipertensi pada laki-laki dari 134 (13,6%) naik
menjadi 165 (16,5%), hipertensi pada perempuan dari 174 (16,0%) naik menjadi
176 (17,6%) (Arjatmo T dan Hendra U 2001). Hipertensi merupakan salah satu
faktor resiko terbesar penyebab morbiditas dan mortalitas pada penyakit
kardiovaskular (Kearney dkk., 2005). Sejak tahun 1999 hingga 2009, angka
kematian akibat hipertensi meningkat sebanyak 17,1% (Go dkk., 2014) dengan
angka kematian akibat komplikasi hipertensi mencapai 9,4 juta per tahunnya
(WHO, 2013).
Berdasarkan hasil pengkajian mahasiswa Program Studi Pendidikan
Profesi Ners Universitas Jember pada tanggal 20 Maret 2018 terhadap Ny.S
dengan Hipertensi di UPT PSTW Bondowoso Kabupaten Bondowoso diketahui
bahwa klien telah mengidap hipertensi sejak sebelum klien tinggal di PSTW
Bondowoso. Hasil ukur tekanan darah 150/100. Klien mengeluh nyeri pada lutut
kanan dan kiri serta leher.

1.2 Perumusan Masalah


Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik –FKEP Universitas 2018
Jember

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam kegiatan


yang akan dilakukan ini adalah pemberian terapi Dzikir pada Ny. S di PSTW
Bondowoso.

BAB II. TUJUAN DAN MANFAAT


2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Kegiatan terapi Dzikir ini bertujuan untuk mengurangi hipertensi Ny. S di
PSTW Bondowoso Kabupaten Bondowoso.

2.1.2 Tujuan Khusus


Setelah dilakukan kegiatan terapi Dzikir
1. Klien mampu merasakan manfaat terapi Dzikir
2. Mengurangi hipertensi klien

2.2 Manfaat
Adapun manfaat yang didapat dari kegiatan terapi Dzikir antara lain:
1. Menambah pengetahuan mengenai penanganan hipertensi bagi klien;
2. Mengurangi tekanan darah pasien hipertensi;
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik –FKEP Universitas 2018
Jember

BAB III. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH

3.1 Dasar Pemikiran


Definisi Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan
darah sistolik Lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90
mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan
cukup istirahat/tenang. Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam
jangka waktu lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal
ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke) bila
tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai. Banyak
pasien hipertensi dengan tekanan darah tidak terkontrol dan jumlahnya terus
meningkat. Oleh karena itu, partisipasi semua pihak, baik dokter dari berbagai
bidang peminatan hipertensi, pemerintah, swasta maupun masyarakat diperlukan
agar hipertensi dapat dikendalikan. Masalah keperawatan yang paling sering
muncul pada klien hipertensi adalah gangguan rasa nyaman nyeri yang
disebabkan oleh resistensi pembuluh darah otak (Nurarif & Kusuma, 2013), pada
Ny. S dirasakan beberapa hari ini mengalami nyeri dibagian punggung.
Salah satu asuhan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah Ny. S adalah terapi Dzikir. Terapi ini bertujuan untuk memberikan
kondisi tenang dan nyaman sehingga merangsang saraf parasimpatis yang dapat
menurunkan tekanan darah sehingga dapat mengatasi masalah bagi klien dengan
hipertensi.

3.2 Kerangka Penyelesaian Masalah


Kerangka penyelesaian masalah pada Ny. S adalah melalui terapi dzikir yang
merupakan bagian dari terapi spiritual. Dzikir akan membuat seseorang merasa
tenang sehingga kemudian menekan kerja sistem saraf simpatis dan mengaktifkan
kerja sistem saraf parasimpatis (Saleh, 2010). Ketika seorang muslim
membiasakan berdzikir, ia akan merasa dirinya dekat dengan Allah, berada dalam
penjagan dan lindungan-Nya yang kemudian akan membangkitkan percaya diri,
kekuatan, perasaan aman, tenteram, dan bahagia sehingga akan menjadikan
seseorang dalam keadaan tenang dan rileks dan dapat menurunkan tekanan darah.
(Sudiarto, dkk, 2015).

BAB IV. RENCANA PELAKSANAAN TINDAKAN


Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik –FKEP Universitas 2018
Jember

4.1 Realisasi Penyelesaian Masalah


Dzikir merupakan upaya yang dilakukan untuk mengurangi hipertensi pada
seseorang. Terapi ini akan diberikan/dilakukan kepada Ny. S untuk mengurangi
hipertensi.

4.2 Khalayak Sasaran


Klien hipertensi di PSTW Bondowoso (Ny. S)

4.3 Metode yang Digunakan


1. Jenis model pembelajaran : terapi dan ceramah
2. Landasan teori : diskusi dan terapi
3. Langkah pokok
a. Menciptakan suasana yang baik
b. Memberikan pendidikan kesehatan
c. Memberikan terapi
d. evaluasi

: Sasaran

: Pemateri
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik –FKEP Universitas 2018
Jember

DAFTAR PUSTAKA

Arjatmo T, Hendra U. 2001. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Balitbang Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta:


Balitbang Kemenkes RI.

[Depkes RI]. 2003. Pedoman Tata Laksana Gizi Lansia Untuk Tenaga Kesehatan.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Go, A.S., dkk. 2014, Heart Disease and Stroke Statistics 2014 Update: A Report
From the American Heart Association. Circulation, 129, 28292.

Stein, R. 2004. Complementary and alternative Cardiovaskular Medicine. Amerca


: Humana Press USA

WHO, 2013. NonCommunicable disease (online). www.who.int/mediacentre/en


Diakses pada tanggal 21 Maret 2018
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik –FKEP Universitas 2018
Jember

Daftar Lampiran
Lampiran 1 : Berita acara
Lampiran 2 : Daftar Hadir
Lampiran 3 : Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Lampiran 4 : Satuan Operasional Prosedur (SOP) jika ada
Lampiran 5 : Materi
Lampiran 6 : Media Leaflet

Pemateri,

Ahmad Nasrullah, S.Kep


NIM 132311101010
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik –FKEP Universitas 2018
Jember

Lampiran 1: Berita Acara

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN


TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
T.A 2017/2018

BERITA ACARA

Pada hari ini, ….. tanggal … Maret 2018 jam …....... s/d …...... WIB bertempat di
PSTW Bondowoso Propinsi Jawa Timur telah dilaksanakan Kegiatan pemberian
terapi Dzikir oleh Mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Ners Universitas
Jember. Kegiatan ini diikuti oleh 1 orang (daftar hadir terlampir)

Bondowoso, Maret 2018

Mengetahui,

Penanggung Jawab Mata Ajar


Stase Keperawatan Gerontik
FKEP Universitas Jember

Latifa Aini S., S.Kep., M.Kep., Sp.Kom.


NIP 19710926 200912 2 001
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik –FKEP Universitas 2018
Jember

Lampiran 2: Daftar Hadir

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN


TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
T.A 2017/2018

DAFTAR HADIR
Kegiatan pemberian terapi Dzikir oleh Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Profesi Ners Universitas Jember. Pada hari ini, … tanggal … Maret 2018 jam
….. s/d ….. WIB bertempat di PSTW Bondowoso Propinsi Jawa Timur.

NO NAMA ALAMAT TANDA


TANGAN
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10. 10.

Bondowoso, … Maret 2018


Mengetahui,
Penanggung Jawab Mata Ajar
Stase Keperawatan Gerontik
FKEP Universitas Jember

Latifa Aini S., S.Kep., M.Kep., Sp.Kom.


NIP 19710926 200912 2 001
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik –FKEP Universitas 2018
Jember

Lampiran 3: SAP

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik/materi : Hipertensi
Sasaran : Ny. S (Klien Hipertensi)
Waktu : ……… - ………. WIB
Hari/ Tanggal : . . . , … Maret 2018
Tempat : Wisma Asoka PSTW Bondowoso

1. Standar Kompetensi
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, sasaran akan dapat mengerti dan
memahami tentang Hipertensi dan penanganannya
2. Kompetensi Dasar
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dan demonstrasi selama 30 Menit
sasaran akan mampu:
a. Menjelaskan tentang Hipertensi;
b. Menjelaskan tentang penatalaksanaan hipertensi;

3. Pokok Bahasan
Mengenal Hipertensi
4. Subpokok Bahasan
a. Pengertia Hipertensi;
b. Pencegahan Hipertensi;
c. Penatalaksanaan Hipertensi.
5. Waktu
1 x 30 menit
6. Bahan/ Alat yang digunakan
Leaflet
7. Model Pembelajaran
a. Jenis Model Pembelajaran : demonstrasi dan diskusi
b. Landasan Teori : konstruktivisme
c. Landasan Pokok :
1. Menciptakan suasana ruangan yang baik
2. Mengajukan masalah
3. Membuat keputusan nilai personal
4. Mengidentifikasi pilihan tindakan
5. Memberi komentar
6. Menetapkan tindak lanjut

8. Persiapan
Persiapan materi hipertensi dan pemberian penyuluhan pada Ny. S
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik –FKEP Universitas 2018
Jember

9. Kegiatan Pendidikan Kesehatan


Tindakan
Proses Kegiatan Waktu
Kegiatan Penyuluhan
peserta
Pendahuluan 1. Salam pembuka Memperhatikan 3 Menit
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan umum
dan tujuan khusus
Penyajian 1. Menjelaskan materi Memperhatikan, 9 menit
tentang: menganggapi
a. Pengertian dengan
Hipertensi pertanyaan
b. Penatalaksanaan
hipertensi
2. Memberikan
kesempatan pada Ny. S
untuk bertanya
3. Menjawab pertanyaan
4. Memberikan
kesempatan kepada Ny.
S untuk menjelaskan
kembali dan
mempraktikan materi
yang sudah
disampaikan
Penutup 1. Menyimpulkan materi yang Memperhatikan 3 menit
telah diberikan dan menanggapi
2. Mengevaluasi hasil
pendidikan kesehatan
3. Memberikan leaflet tentang
Hipertensi
4. Salam penutup

10. Evaluasi
Jawablah pertanyaan ini dengan tepat
a. Apakah pengertian Hipertensi?
b. Bagaimana pencegahan hipertensi?
c. Bagaimana penatalaksanaan Hipertensi?
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik –FKEP Universitas 2018
Jember

Lampiran 4: SOP

DZIKIR
PSIK
UNIVERSITAS JEMBER
NO NO
HALAMAN:
DOKUMEN: REVISI:
PROSEDUR TETAP
TANGGAL
DITETAPKAN OLEH:
TERBIT:
1 PENGERTIAN Merupakan tindakan membaca berulang-
ulang kalimat Allah bertujuan untuk
mengingat atau mendekatkan diri pada
Allah.
2 MANFAAT 1. Sarana untuk lebih mendekatkan diri
kepada Allah
2. Meningkatkan kenyamanan
3. Menurunkan tekanan darah
4. Mencegah terjadinya stroke
5. Mengurangi rasa stres
3 INDIKASI 1. Klien yang mengalami
nyeri/ketidaknyamanan
2. Klien yang mengalami ansietas
3. Klien dengan darah tinggi
4 KONTRAINDIKASI
5 PERSIAPAN ALAT 1. Kasur atau tempat duduk yang nyaman
6 PERSIAPAN 1. Persiapan tempat
LINGKUNGAN 2. Persiapan posisi klien
3. Persiapan ruangan
8 PERSIAPAN PASIEN 1. Mengatur posisi klien
2. Mengkaji tekanan darah klien
9 PERSIAPAN PERAWAT a. Beri salam dan perkenalkan diri
b. Kaji kondisi klien
c. Jaga privacy klien
d. Jelaskan tujuan pemberian intervensi
e. Mencuci tangan
10 CARA KERJA 1. Beritahu pasien bahwa tindakan akan
segera dimulai
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik –FKEP Universitas 2018
Jember

2. Anjurkan klien memilih posisi


senyaman mungkin
3. Minta klien untuk berkonsentrasi
4. Minta klien untuk nafas dalam 3 kali
5. Minta klien membaca basmallah
6. Membaca Al-Fatikhah 3x,Al-Ikhlas 3x,
Al-Falaq 3x, An-Nas 3x
7. Membaca istighfat 10x, sholawat 10x
8. Akhiri dengan membaca hamdallah
9. Rapikan pasien
10. Berikan reinforcement positif pada
klien
11. Akhiri kegiatan dengan baik
8 Evaluasi 1. Evaluasi respon klien
2. Mengecek kembali tekanan darah klien
3. Berikan reinforcement positif
4. Akhiri pertemuan dengan baik
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik –FKEP Universitas 2018
Jember

Lampiran 5: Materi

Hipertensi

1. Definisi
Hipertensi adalah peningkataan tekanan darah sistolik dan diastolik
dengan konsisten di atas 140/90 mmHg. Ada dua macam hipertensi, yaitu
hipertensi esensial (primer) dan sekunder. Faktor resiko hipertensi esensial
meliputi umur (lebih lanjut), jenis kelamin (pria), riwayat keluarga
mengalami hipertensi, obesitas yang dikaitkan dengan peningkatan volume
intravaskular, aterosklerosis (penyempitan arteria-arteria dapat membuat
tekanan darah meningkat), merokok (nikotin dapat membuat pembuluh darah
menyempit), kadar garam tinggi (natrium membuat retensi air yang dapat
menyebabkan volume darah meningkat), konsumsi alkohol dapat
meningkatkan plasma katekolamin, dan stres emosi yang rangsang sistem
saraf simpatis. Hipertensi sekunder adalah akibat dari penyakit atau gangguan
tertentu (Baradero, 2008).
Klasifikasi hipertensi dilihat berdasarkan peningkatan tekanan darah
sistolik dan tekanan darah diastolic dalam satuan mmHg menurut pedoman
Joint National Committee on Detection, Evaluation, and Treatment of High
Blood Pressure (JNC V) (1993) dibagi menjadi beberapa stadium.

Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)


Normal < 130 – 139 < 85-89
Stadium I (ringan) 140-159 90-99
Stadium II (sedang) 160-179 100-109
Stadium III (berat) 180-209 110-119
Stadium IV (sangat berat) 210 atau lebih 120 atau lebih

Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2


golongan besar (Lany Gunawan, 2001) yaitu:
a. Hipertensi primer (esensial) yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya. Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90% penderita
hipertensi. Faktor yang mempengaruhinya seperti genetik, lingkungan,
gangguan pengeluaran atau eksresi garam natrium, dan lain-lain serta
faktor-faktor yang meningkatkan resiko seperti kegemukan (obesitas),
alkohol, merokok dan lain-lain.
b. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain
seperti penyakit ginjal, pengaruh hormone(aldosteron, estrogen), dan lain-
lain. Hipertensi sekunder terdapat pada lebih dari 10% penderita hipertensi.
Menurut Karyadi (2002), manifestasi klinis pasien yang menderita
hipertensi yaitu:
1) peningkatan tekanan darah;
2) mengeluh sakit kepala, pusing;
3) lemas, kelelahan;
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik –FKEP Universitas 2018
Jember

4)sesak nafas;
5)gelisah, mudah marah;
6)mual muntah;
7)kesadaran menurun.
Gejala berat/ kronis yaitu nyeri dada dan pandangan kabur (akibat
kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal).

2. Penatalaksanaan Hipertensi
Menurut Budistio, M. (2001), upaya pencegahan dan penanggulangan
hipertensi didasarkan pada perubahan pola makan dan gaya hidup. Upaya
pencegahan yang dapat dilakukan meliputi:
a. Penurunan berat badan pada penderita hipertensi yang gemuk melalui
perubahan pola makan dan olah raga.
b. Pembatasan intake garam hingga 4 – 6 gram per hari, makanan yang
mengandung soda kue, bumbu penyedap dan pengawet makanan.
c. Meningkatkan komsumsi lemak tak jenuh dan mengurangi konsumsi
lemak jenuh (daging sapi, kerbau, kambing, babi, susu, keju, dan kelapa).
d. Mengurangi makanan yang mengandung kolesterol tinggi (jeroan, kuning
telur, cumi-cumi, kerang, kepiting, coklat, mentega, dan margarin).
e. Meningkatkan intake makanan yang berserat tinggi seperti buah-buahan
(jambu biji, belimbing, jambu bol, kedondong, jeruk, pisang, nangka
masak, markisa, dan lain-lain), sayuran (daun bawang, kecipir muda,
jamur segar, bawang putih, daun dan kulit melinjo, dan lain-lain), ikan,
agar-agar, dan rumput laut).
f. Menghentikan kebiasaan merokok.
g. Olah raga teratur.
h. Hindari ketegangan mental dan stres.
i. Diet bagi hipertensi
1) Makanan yang dianjurkan, seperti sayuran dan buah-buahan.
Kandungan serta dan vitamin C nya dapat membantu menurunkan
tekanan darah tinggi.
2) Makanan yang harus dikurangi, seperti makanan kaleng, jenis ikan
yang banyak mengandung lemak (misal, salmon, makerel, dan
sarden), makanan berlemak, dan makanan beralkohol.
3) Makanan yang harus dihindari, seperti makanan bergaram tinggi,
alkohol, dan rokok.

3. Manfaat Terapi Dzikir


Dzikir yang merupakan salah satu teknif non farmakologi akan membuat
seseorang merasa tenang sehingga kemudian menekan kerja sistem saraf
simpatis dan mengaktifkan kerja sistem saraf parasimpatis (Saleh, 2010).
Ketika seorang muslim membiasakan berdzikir, ia akan merasa dirinya dekat
dengan Allah, berada dalam penjagan dan lindungan-Nya yang kemudian
akan membangkitkan percaya diri, kekuatan, perasaan aman, tenteram, dan
bahagia sehingga akan menurunkan tekanan darah. Keuntungan dari relaksasi
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik –FKEP Universitas 2018
Jember

dzikir selain mendapatkan manfaat dari relaksasi, juga mendapatkan manfaat


dari penggunaan keyakinan seperti menambah keimanan, dan kemungkinan
akan mendapatkan pengalaman-pengalaman transendensi (Sudiarto, dkk,
2015).
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik –FKEP Universitas 2018
Jember

Lampiran 6: Media Leaflet Bergambar

Media Leaflet yang Digunakan

Anda mungkin juga menyukai