Anda di halaman 1dari 7

HUBUNGAN KUALITAS TIDUR DENGAN TEKANAN DARAH PADA REMAJA USIA

15-17 TAHUN DI SMA NEGERI 9 BANDAR LAMPUNG

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh:

RIZKY INDRIA LESTARI

1218011132

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2015
ABSTRAK

Latar Belakang: Hipertensi dan komplikasinya adalah salah satu penyebb kematian nomor satu
secara global. Kualitas tidur yang buruk berkaitan dengan tekanan darah pada dewasa. Unuk itu
ingin dicari tahu apakah ada hubugan antara kulitas tidur dengan tekanan darah pada remaja yang
sehat di SMA N 9 Bandar Lampung.

Desain: Rancangan penelitin yang digunakan dalah penelitian deskriptif analitik dengan desain
penelitian cross sectional.

Metode Penelitan: Metode pengambilan sampel adalah dengan simple random sampling dengan
jumlah sebanyak x orang remaja usia 15-17 tahun, dengan kriteria tanpa ada gangguan sleep
apnea ataupun penyakit-penyakit yang berat. Untuk menilai kualitas tidur, seluruh responden
dbagikan kuisioner untuk dijawab. Pemeriksaan teknn darah sebnyak dua kali dengan rentang
waktu 2 minggu setelah pengukuran pertama. Pemeriksaan tekanan darah responden
mengguakan sphygmomanometer air raksa dan stetoskop L ittmann. Dari kuisioner yang
dibgikan, dihitung jumlah skor tiap sampel. Dikatakan kualitas tidur baik bila skornya <5 dan
kualitas tidur buruk bila skornya >5.

Hasil:

Kesimpulan:

Kata kunci: tekanan darah, hipertensi, remaja, kualitas tidur


ABSTRACT

Backgrounds: hypertension and its complication is one of the highest mortality factor among
people globally. Bad sleep quality associates with blood pressure in adolescent. That is to look
for if there is any association between sleep quality with the blood pressure in healthy adolescent
at SMA N 9 Bandar Lampung.

Design: descriptive analitic with cross sectionl method

Methods:
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi dan kompliksinya adalah salah satu enyebab kematia nomor satu, secara global.
Komplikasi pembuluh darah yang disebbkan hipertensi dapat menyebabkan penyakit jantung
korone, infark (kerusakan jaringan) jantung, stoke dan gagal ginjal. Komplikasi pada organ
tubuh menyebabkan angka kematian yang tinggi. Gangguan kerja organ, selain menyebabkan
penderita, keluarga dan Negara harus mengeluarka lebih banyak biaya pengobatan dan
perawatan, tentu pila menurunan kualitas hidup penderita (Depkes RI, 2007).

Sejalan dengan perubhan pola hidup seperti merokok, obeitas, penurunan aktivitas fisi dan stress
psikososial yang terjai di banyak negar aat ini turut menjadi fktor yang meningkatkan insidensi
hipertensi. Hipertensi sudah menjad masalah kesehatan masyarakat 9public helth problem) dan
akan menjadi masalah yang lebih besar bila tidak ditanggulangi sejak dini.

Data penelitian Departemen Keshatan RI menunjukkan hipertens dan penyakit kardiovaskular


masih cukup tinggi dan bahkan cenderung meningkat seiring dengan gaya hidup yang jauh dari
perilaku hidup bersih dan sehat, mahalnya biaya pengobatan hipertensi disertai kurangnya sarana
prasarana penanggulangan hipertensi. Survei factor resiko penyakit kardiovaskular (PKV) oleh
royek WHO di Jakarta menunjukkan angka prevalensi hipertensi dengan tekanan darah 160/90
masing-masing pada pria adalah 13,6% (1988), 16,5% (1993) dan 12,1% (2000). Pada wanita,
angka prevalensi mencapai 16% (1988), 17% (1993) dan 12,2% (2000). Secara umum, revalensi
hipertensi pada usia lebih dari 50 tahun berkisar antara 15-20%. Survei di pedesaan Bali (2004)
menemukan revalensi pria sebesar 46,2% dan pada wanita 53,9% (Depkes RI, 2007).
Stroke, hiperrtensi dan penyakit jantung meliputi lebih dari sepertiga penyebab kemtian, dimana
stroke menjdi penyebnb kematian terbayak 15,4%, hipertni 6,8%, penyakit jantung iskemik 5,%
dan penyakit jantung 4,6%. Dalam data Riskesdas 2007 juga disebutkan prevalensi hiperteni di
Indonesia berkisar 30% dengan insien komplikasi penyakit kardiovaskular lebih banyak pad
perempuan (52%) dbandingkan laki-laki (48%) (Depkes RI, 2009).

Pada anak juga dapat dijumpai hipertensi. Penelitian prevalensi hipertensi pada pelajar sekoah
menengah tingkat pertam dilaporkan oleh Wasilah Rochmah dan kawan-kawan di Yogyakarta,
sedangkan Robinson Harahap meneliti pada pelajar sekolah menengah tingkat atas di Jakarta.
Dari 203 pelajar SMP DI Yogyakarta yang diteliti, berumur 12-17 tahun, didptan 10 pelajar
dengan tekanan darah sistolik d tas 140mmHg dan tekanan darah diastolic sama dengan atau di
atas 90 mmHg. Dari 3612 pelajar SMA di Jakarta, berumur 15-21 tahun, didapatkan 3,3%
menderita hipertensi (IPD UI, 1997).

Dr. Sogol Javaheri dan rekan dari Case Western Reserve School of Medicine, Claveland,
melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara kualitas tidur yang buruk dengan
prehipertensi atau hipertensi pada remaja, dan penelitian ini adalah penelitian pertama yang
dilakukan dengan tujuan untuk meneliti hubungan tersebut. Penelitian ini dipublikasikan pada
tanggal 18 Agustus 2008 dalam jurnal Circulation. Dr. Javaheri mengatakan bahwa data
mengenai hubungan antara peningkatan tekanan darah akibat kualitas tidur yang buruk pada
orang dewasa sudah banyak, sedangkan pada remaja hubungan ini belum jelas benar.

Mengamati data bahwa penderita hipertensi dewasa di Indonesia semakin meningkat, maka saya
meras perlu untuk mendapatkan data mengenai prevaleni hipertensi pada remaja di Indonesia,
khususnya di SMA N9 Bandar Lampung. Sealigus mengkaji salah satu penyebab yang mungkin
mendasarinya, yaitu kualitas tidur.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah kualitas tidur yang buruk pada remaja dapat meningkatkan tekanan darah?

2. Bagaimana gambaran tekanan darah pada usia remaja?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara kualitas tidur
yang buruuk terhadap tekanan darah pada remaja usia 15-17 tahun.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui adanya hubungan antara kualitas tidur terhadap tekanan darah pada remaja
usia 15-17 tahun di SMA N 9 Bandar Lampung.
2. Mengetahui gambaran kualitas tidur pada remaja usia 15-17 tahun di SMA N 9 Bandar
Lampung.
3. Mengetahui gambaran tekanan darah rata-rata remaja usia 15-17 tahun di MA N 9
Bandar Lampung.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkn dapat memberi manfaat untuk:

1. Bagi pemerintah dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk membuat kebijakan
dalam hal pencegahan dini terhadap penyakit hipertensi dan dapat dijadikan bahan untuk
penelitian lebih lanjut.
2. Bagi masyarakat dapat dijadikan bahan sebagai penambah wawaan bahwa ada pengaruh
kualitas tidur terhadap peningkatan tekanan darah.
3. Bagi responden dapat dijadikan sebagai bahan penambah wawasan.
4. Bagi eneliti dapat dijadikan sebagai penambah wawasan dalam latihan guna membuat
suatu penelitian.

Anda mungkin juga menyukai