Anda di halaman 1dari 54

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses tumbuh dan berkembangnya pendidikan dewasa ini, membawa

suatu kenyataan bahwa hampir di semua Negara baik yang maju maupun yang

sedang berkembang pendidikan mendapat tempat yang penting, bahkan disebut

tempat yang sangat strategis dalam pembangunan. Dasar pemikiran ini beralasan

untuk mengatakan bahwa pendidikan itu sebagai suatu ungkapan kepercayaan

yang penuh dengan harapan.

Berbicara masalah pendidikan nasional ternyata menyangkut banyak

faktor yang dapat kita selidiki dan menilai salah satu diantaranya adalah faktor

penilaian penggunaan metode. Sutomo, (1993: 155) mengatakan bahwa metode

mengajar adalah sebagai alat untuk pencapain tujuan pengajaran yang ingin

dicapai sehingga semakin baik penggunaan metode mengajar semakin berhasillah

pencapai tujuan.

Read more at: http://cumanulisaja.blogspot.com/2012/09/pengertian-metode.html.

diakses tanggal 12 maret 2013.

Tepat menggunakan metode maka semakin efektif dan efisien dalam

pembelajaran. Untuk menetapkan apakah metode dianggap tepat diperlukan

prinsip yang bersumber dari beberapa faktor-faktor utama yang menentukan

adalah tujuan yang akan dicapai. Permasalahan praktis dalam mencapai tujuan

pengajaran adalah mengenai penggunaan metode yang efektif, karena pada

umumnya guru mengajar kurang atau tidak sesuai dengan materi yang diajarkan

1
sehingga belum mencapai tujuan yang optimal. Lazimnya guru mengajar dengan

metode ceramah karena mudah pelaksanaannya dan mudah penggunaannya, tetapi

metode ceramah kurang memberikan kesempurnaan kepada peserta didik untuk

memahami dan mampu memecahkan masalah dibandingkan dengan metode kerja

kelompok.

Metode kerja kelompok dapat mendidik anak dalam kerja sama, punya

rasa solider, kritis terhadap masalah yang dihadapi, terpupuk serta terpeliharanya

persatuan, tetapi metode ini jarang dipergunakan karena memerlukan ketrampilan

dalam mengatur anak pada kerja kelompok. Dalam pembelajaran seharusnya guru

memilih metode mengajar yang tepat agar merangsang guru dan peserta didik

secara aktif di dalam kegiatan proses pembelajaran.

Maka peserta didik memiliki, dipicu dan termotivasi, manakalah guru

menerapkan metode bervariasi termasuk metode kerja kelompok yang jarang

digunakan dalam mengajar, khususnya mengajar bidang IPS Terpadu materi ajar

pelaku perekonomian. Kegiatan pembelajaran ada dua komponen yang saling

berhubungan satu sama lain. Guru sebagai pendidik dan pengajar serta peserta

didik sebagai pelajar.

Mengajar pada umumnya diartikan dengan usaha guru untuk mencapai

kondisi-kondisi atau mengatur lingkungan sedemikian rupa, sehingga terjadi

interaksi antara peserta didik dengan lingkungan termasuk guru, alat pelajaran,

kurikulum dan instrumen pendidikan lainnya, yang disebut proses belajar

sehingga tercapai tujuan pelajaran yang telah ditetapkan. Salah satu tugas sekolah

adalah memberikan pengajaran pada anak didik, mereka harus memperoleh

2
kecakapan dan pengetahuan kepada anak didik yang merupakan proses pengajaran

itu dilakukan para pendidik disekolah dengan menggunakan cara-cara atau metode

tertentu.

Seorang pendidik yang selalu berkecimpung dalam proses pembelajaran,

kalau benar-benar menginginkan agar tujuan dapat tercapai secara efektif dan

efisien, maka penguasaan materi saja tidaklah cukup,oleh karena itu harus

menguasai berbagai teknik atau metode penyampaian materi yang tepat dalam

proses belajar mengajar sesuai dengan materi yang diajarkan dan kemampuan

anak didik yang menerima. Pemilihan teknik atau metode yang tepat kiranya

memerlukan keahlian tersendiri. Para pendidik harus pandai memilih dan

mempergunakan teknik atau metode yang akan dipergunakannya.

Menurut Djamarah,(1995:82), mengatakan bahwa metode memiliki

kedudukan sebagai berikut, (1) Motivasi ekstrinsik, sebagai alat pembangkit

motivasi belajar, (2) Motivasi sebagai strategi pengajaran dalam menyiasati

perbedaan individual anak didik, (3) Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan,

metode dapat meningkatkan daya serap materi baik peserta didik dan berdaya

serap langsung terhadap pencapaian tujuan pembelajaran dengan demikian

komponen-komponen lainnya juga tidak akan diperlukan,salah satunya adalah

metode pembelajaran.

Djamarah, (1996:82), mengatakan bahwa metode adalah salah satu alat

untuk mencapai tujuan. Meningkatnya hasil belajar merupakan salah satu

indikator pencapaian tujuan pendidikan yang mana hal itu tidak terlepas dari

motivasi peserta didik maupun kreativitas guru dalam menyajikan suatu materi

3
pelajaran melalui berbagai metode untuk dapat mencapai tujuan pengajaran secara

maksimal.

Hasil pembelajaran IPS Terpadu kelas VIII SMPN SATAP Raburia yang

ditemukan pada hasil ulangan harian sebelum penelitian ini dimulai, bahwa

banyak peserta didik yang belum mencapai standar ketuntasan. Rendahnya hasil

belajar peserta didik ini merupakan masalah pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Penggunakan Metode kerja Kelompok Terhadap

Peningkatan Prestasi Belajar IPS Terpadu Materi Ajar Pelaku Perekonomian Bagi

Peserta Didik Kelas VIII SMPN SATAP Raburia”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan, dapat di identifikasikan

beberapa masalah sebagai berikut:

1. Srategi atau metode yang digunakan pada mata pelajaran IPS Terpadu materi

ajar pelaku perekonomian bagi peserta didik kelas VIII SMPN SATAP Raburia

belum maksimal.

2. Pemahaman serta tanggapan tentang penggunaaan metode kerja kelompok

masih rendah.

3. Rendahnya prestasi belajar peserta didik pada IPS Terpadu di SMPN SATAP

Raburia.

4. Pembelajaran yang diterapkan guru masih bersifat kontekstual atau satu arah.

5. Materi IPS Terpadu luas sehingga peserta didik terkesan jenuh saat

penbelajaran berlangsung.

4
1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dalam penelitian ini

penulis hanya memfokuskan pada penggunaan metode kerja kelompok dan

prestasi belajar IPS Terpadu bagi peserta didik kelas VIII SMPN SATAP Raburia.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang dijadikan fokus penelitian, masalah pokok

penelitian tersebut dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah srategi atau metode yang digunakan guru dalam proses

pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar?

2. Bagaimanakah pemahaman serta tanggapan peserta didik pada saat dan setelah

menggunakan metode kerja kelompok pada materi ajar perekonomian bagi

peserta didik kelas VIII SMPN SATAP Raburia?

3. Bagaimanakah prestasi belajar peserta didik dengan menggunakan metode

kerja kelompok pada materi ajar pelaku perekonomian bagi peserta didik kelas

VIII di SMPN SATAP Raburia dapat meningkatkan hasil belajar ekonomi?

5
1.5 Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini untuk mengungkapkan jawaban terhadap rumusan

masalah di atas, maka tujuan penelitian ini untuk mengetahui :

1. Srategi atau metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran untuk

meningkatkan prestasi belajar.

2. Pemahaman serta tanggapan peserta didik pada saat dan setelah menggunakan

metode kerja kelompok pada materi ajar perekonomian bagi peserta didik kelas

VIII SMPN SATAP Raburia.

3. Prestasi belajar peserta didik metode kerja kelompok pada materi ajar pelaku

perekonomian bagi peserta didik kelas VIII di SMPN SATAP Raburia.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini, diharapkan memberikan manfaat bagi :

1. Sekolah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk memperkaya

khasanah ilmu pengetahuan,dalam penggunaan metode kerja kelompok

terhadap peningkatan prestasi belajar IPS Terpadu materi ajar pelaku

perekonomian.

2. Guru

1. Sebagai salah satu pedoman bagi guru dalam memilih metode pembelajaran

khususnya pada materi ajar pelaku perekonomian.

2. Sebagai masukan bagi guru untuk mengadakan perbaikan proses kegiatan

belajar mengajar selanjutnya.

6
3. Peserta didik

1. Dapat memberikan masukan kepada peserta didik SMPN SATAP Rabuia

untuk lebih memanfaatkan waktu untuk kerja kelompok dengan teman.

2. Dapat membantu peserta didik untuk meningkatkan prestasi belajar peserta

didik pada materi ajar pelaku perekonomian.

4. Peneliti

1. Memperluas wawasan tentang penggunaan metode kerja kelompok dalam

meningkatkan prestasi belajar.

2. Sebagai pedoman dalam memilih dan menerapkan pelajaran yang efektif.

7
BAB II
KAJIAN TEORITIS, KERANGKA PIKIR DAN PERTANYAAN
PENELITIAN

2.1 Kajian Teoritis

2.1.1 Belajar

2.1.1.1 Pengertian Belajar

Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari hampir tidak pernah dapat terlepas

dari kegiatan belajar, baik ketika seseorang melaksanakan aktivitas sendiri,

maupun didalam suatu kelompok tertentu. Dimyati ,(1996:7) mengemukakan

bahwa penentu dari proses belajar adalah peserta didik. Dengan demikian dapat

dikatakan, tidak ada ruang dan waktu dimana manusia dapat melepas dirinya dari

kegiatan belajar, dan itu berarti pula bahwa belajar tidak pernah dibatasi usia,

tempat maupun waktu, karena perubahan yang menuntut terjadinya aktivitas

belajar itu juga tidak pernah berhenti.

Surya (1981:32), mengatakan belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya

dengan lingkungan. Menurut Hilgard (dalam Suryabrata,1984:252) belajar

merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian

menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang

ditimbulkan oleh lainnya. Read more: PENGERTIAN BELAJAR:Pengertian

Belajar Menurut Para Ahli diakses tanggal 4 agustus 2013.

Pengetahuan tersebut dipersepsikan diperoleh dari guru. Keadaan ini pada

gilirannya memposisikan guru sebagai orang yang tahu tentang sesuatu. Guru

8
seolah-olah sumber segala macam pengetahuan, dan tanpa guru tidak ada kegiatan

yang disebut belajar.

2.1.1.2 Tujuan Belajar

Tujuan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi perubahan tingkah

laku dari individu setelah individu tersebut melaksanakan proses belajar. Melalui

belajar diharapkan dapat terjadi perubahan (peningkatan) bukan hanya pada aspek

kognitif, tetapi juga pada aspek lainnya. Selain itu tujuan belajar yang lainnya

adalah untuk memperoleh hasil belajar dan pengalaman hidup. Bentuk tingkah

laku sebagai tujuan belajar dibagi atas tiga ranah, yakni: (1) kognitif, (2) afektif,

(3) psikomotor.

2.1.1.3 Manfaat Belajar

Manfaat belajar bagi peserta didik sangat penting dalam kehidupan di

masa depan dan sangat banyak manfaatnya dimasa mendatang,serta bagi peserta

didik sangat bermanfaat untuk selalu berpengetahuan dan mendapatkan ilmu dari

guru. Dan setelah kita belajar kita akan merasakan manfaatnya, Sebagaimana

dikemukakan oleh Douglas (dalam Kustiani, 2006:20) menunjukan bahwa

perubahan keadaan yang baik, sehingga dapat bermanfaat untuk :

1. Menambah pengetahuan
2. Lebih memahami sesuatu yang belum dipahami sebelumnya
3. Lebih mengembengkan keterampilan
4. Memiliki pandangan yang baru atas sesuatu hal
5. Lebih menghargai sesuatu daripada sebelumnya

Prinsip dari belajar itu sendiri adalah komitmen.Komitmen secara fisik,

mental dan emosional. Komitmen fisik itu adalah menyediakan waktu khusus

untuk belajar, terlibat secara fisik dalam mencari bahan-bahan yang harus

9
dipelajari, ataupun mencatat hal-hal penting yang didapat dalam belajar.

Komitmen secara mental memproses informasi yang didapatkan.Komitmen secara

emosional adalah dengan menerapkan rasa senang dan suka dalam belajar

pelajaran maupun sesulit apapun.

2.1.1.4 Jenis-Jenis Belajar

Dalam proses belajar dikenal adanya bermacam-macam kegiatan yang

memiliki corak yang berbeda antara satu dengan lainnya,baik dalam aspek materi

dan metodenya maupun dalam aspek tujuan dan perubahan tingkah laku yang

diharapkan. Keanekaragaman jenis belajar ini muncul dalam dunia pendidikan

sejalan dengan kebutuhan kehidupan manusia yang juga bermacam-macam.

Untuk belajar itu sendiri memilki jenis-jenis yang berbeda, layaknya orang yang

memiliki berbagai kebutuhan dan tujuan yang berbeda pula. Slameto (1991 : 5-8)

menyatakan jenis-jenis belajar mencakup:

1. Belajar bagian (part learning, fractioned learning) umumnya belajar bagian


dilakukan oleh sesorang bila dihadapkan pada materi belajar yang bersifat luas
atau ekstensif.
2. Belajar dengan wawasan (learning by insight ) konsep ini diperkenalkan oleh
W.Kohler, salah seorang tokoh psikologi Gestalt. wawasan (insight) merupak
pokok utama dalam pembicaraan psikolagi belajar dan proses berpikir. Dan
wawasan berorientasi pada data yang bersifat tingkah laku.
3. Belajar diskriminatif (discriminatif learning) ialah sebagai suatu usaha untuk
memilih beberapa sifat situasi/simulus dan menjadikannya sebagai pedoman
dalam bertingkah laku.
4. Belajar global/keseluruhan (global whole learning) dimana bahan pelajaran
dipelajari secara keseluruhan berulang sampai pelajar menguasainya
5. Belajar insindetal (incindental learning) belajar disebut insindetal bila tidak
ada instruksi atau petunjuk yang diberikan pada individu mengenai materi
belajar yang akan diujikan.
6. Belajar instrumental (instrumental learning) yaitu reaksi-reaksi seseorang
peserta didik yang diperlihatkan diikuti oleh tanda-tanda yang mengarah pada
apakah peserta didik tersebut akan mendapat hadiah, hukuman, berhasil atau
gagal.
7. Belajar intersional (intersional learning) belajar dalam arah tujuan.

10
8. Belajar laten (latent learning) yaitu perubahan-perubahan tingkah laku yang
terlihat tidak terjadi secara segera.
9. Belajar mental (mental learning) yaitu perubahan tingkah laku yang mungkin
terjadi disini tidak nyata terlihat, melainkan hanya berupa perubahan proses
kognitif karena ada bahan yang dipelajari.
10 Belajar produktif (produktive learning) R. Berguis (1964) memberikan arti
belajar produktif sebagai belajar dengan trasfer yang maksimum. Belajar
adalah mengatur kemungkinan untuk melakukan trasnfer tingkah laku dari satu
situasi ke situasi yang lain.
11 Belajar verbal (verbal learning) yaitu belajar mengenai materi verbal dengan
melalui latihan dan ingatan.

2.1.1.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

Baik atau tidaknya hasil belajar yang dicapai peserta didik dipengaruhi

oleh dua faktor utama yaitu yang datangnya dari dalam diri peserta didik (intern)

dan dari luar diri peserta didik (ekstern). Manusia dalam usahanya selalu

menginginkan sesuatu hal yang lebih baik dari sebelumnya.

Konsekuensi dari keinginan tersebut terdiri dari dua hal yaitu berhasil atau

tidaknya, sehingga prestasi yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil

interaksi dari kedua faktor tersebut. Usman,(2006:10)mengemukakan beberapa

faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar yaitu :

1. Faktor yang berasal dari diri sendiri (internal factor), yaitu : Faktor jasmani

baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, faktor psikologis, yakni

terdiri atas kecerdasan dan bakat, sikap, kebiasaan,minat, motivasi, emosi dan

penyesuaian diri, faktor kematangan fisik dan psikis, (Contoh; Rasa malas,

kurangnya minat untuk belajar, dan lain-lain).

2. Faktor yang berasal dari luar diri (eksternal faktor), yaitu : Faktor sosial yang

terdiri atas; lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan

masyarakat, faktor adat istiadat yaitu adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi

11
dan pengetahuan, faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah dan fasilitas

belajar (Contoh; Tidak ada dukungan keluarga dalam belajar, sarana dan

prasarana belajar tidak memadai, dan lain-lain).

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor internal dan

eksternal. Faktor internal adalah fisiologis dan psikologis, sedang faktor eksternal

adalah lingkungan dan instrumental. Keduanya dapat diminimalisir apabila guru

dalam hal ini selaku pendidik mampu dan cakap mengorganisir atau mengelolah

proses belajar mengajar di dalam kelas.

2.1.2 Metode Kerja Kelompok

2.1.2.1 Pengertian

Modjiono (199/1992) : 61) mengemukakan metode kerja kelompok dapat

diartikan sebagai format belajar-mengajar yang menitikberatkan kepada interaksi

anggota yang satu dengan anggota yang lain dalam suatu kelompok guna

menyelesaikan tugas-tugas belajar secara bersama-sama.

Robert L. Cilstrap (dalam Roestiyah N.K (1998 : 15) menyatakan bahwa

kerja kelompok merupakan suatu kegiatan kelompok peserta didik yang baiasanya

berjumlah kecil untuk mengerjakan atau menyelesaikan suatu tugas. Kemampuan

hidup berkelompok dengan modal sosialitas perlu dikembangkan. Metode ini

merupakan salah satu model pembelajaran untuk memupuk kembangkan hasrat

sosial/kemampuan hidup bermasyarakat. Belajar dengan model ini dapat

mengembangkan kebutuhan tersebut. Wujudnya bisa kelas sebagai kelompok

ataupun kelas dibagi atas beberapa kelompok. Metode Kerja Kelompok adalah

12
suatu proses pembelajaran dengan menggunakan kelompok sebagai alat mencapai

tujuan pembelajaran.

2.1.2.2 Bentuk-Bentuk Kerja Kelompok

1. Kelompok jangka pendek

Disebut juga rapat kilat. Biasanya kelompok jangka pendek hanya memakan

waktu lebih kurang 15 menit, misalnya : ketika seorang guru sedang

menerangkan suatu pekerjaan, tiba-tiba ada suatu masalah yang harus

dipecahkan. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok untuk

memecahkan masalah tersebut dalam waktu yang telah ditentukan.

2. Kelompok jangka panjang

Yaitu kerja kelompok yang memakan waktu lama, sesuai dengan tugas-tugas

yang akan dibahas dan masalah yang akan diselesaikan. (Ramayulis, 1990)

3. Kerja kelompok campuran

Ini dapat dilaksanakan dengan membagi peserta didik menjadi beberapa

kelompok sesuai dengan kesanggupannya. Karena didalam suatu kelas terdapat

perbedaan tingkat kepandaian peserta didik, sehingga sulit untuk memberikan

tugas-tugas yang sama. Untuk itu guru harus membagi peserta didik sesuai

dengan kemampuannya.

2.1.2.3 Tujuan Belajar Kelompok

Belajar kelompok dilakukan atas dasar pandangan bahwa anak didik

merupakan satu kesatuan yang dapat belajar bersama, berbaur untuk mencapai

tujuan pengajaran tertentu. Dalam prakteknya, ada beberapa jenis belajar

kelompok yang dapat dilaksanakan yang semua itu tergantung pada tujuan khusus

13
yang ingin dicapai berdasarkan umur, kemampuan peserta didik, fasilitas, jenis

tugas, dan media yang tersedia. Penerapan kerja kelompok menurut Modjiono

(1992 : 61) bertujuan :

1. memupuk kemauan dan kemampuan kerja sama diantara peserta didik,


2. meningkatkan keterlibatan sosio-emosional dan intelektual para peserta didik
dalam proses belajar mengajar yang disediakannya.
3. meningkatkan perhatian terhadap proses dan hasil dari proses belajar mengajar
secara seimbang.
4. Belajar kelompok bertujuan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik,
dengan memberi sugesti, motivasi, dan informasi.
5. Melatih diri anak dengan mengembangkan potensi dengan berinteraksi dengan
orang lain.

2.1.2.4 Kelebihan Dan Kelemahan Belajar Kelompok

Semua metode pembelajaran yang telah diketahui, mempunyai kelebihan

dan kelemahan masing-masing, Termasuk metode belajar kelompok juga

mempunyai kelebihan dan kelemahan. Roestiyah N.K (1998 : 17) menyebutkan

berapa kelebihan dan kelemahan metode kerja kelompok.

1. Kelebihan dari metode kerja kelompok, yaitu:


1. Dapat memberikan kesempatan para peserta didik untuk menggunakan
keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah
2. Dapat memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk lebih
intensif mengadakan penyelidikan mengenai suatu kasus atau masalah
3. Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan
keterampilan berdiskusi
4. Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan peserta didik
sebagai individu serta kebutuhannya peserta didik
5. Para peserta didik lebih aktif bergabung dalam pelajaran mereka, dan
mereka lebih aktif berpartisipasi dalam diskusi
6. Dapat memberi kesempatan kepada peserta didik untuk megembangkan
rasa menghargai dan menghormati pribadi temannya, menghargai
pendapat orang lain, hal mana mereka telah saling membantu kelompok
dalam usahanya mencapai tujuan bersama.
2. Sedangkan kelemahan dari metode kerja kelompok, yaitu:
1. Strategi ini kadang-kadang menuntut pengaturan tempat duduk yang
berbeda-beda dan gaya mengajar yang berbeda-beda pula
2. Keberhasilan strategi kerja kelompok ini tergantung kepada kemampuan
peserta didik memimpin kelompok atau untuk bekerja sendiri

14
3. Terlalu banyak persiapan-persiapan dan pengaturan yang kompleks
dibanding dengan metode lain.

2.1.2.5 Cara Belajar Kelompok

Dalam menerapkan metode kerja kelompok seorang guru dituntut untuk

memiliki keterampilan dalam mengelompokkan tugas-tugas yang hendak

diselesaikan oleh peserta didik. Menurut Wina Sanjaya (2008 : 129)

mengemukakan beberapa cara belajar kelompok,yaitu:

1. Belajar dilakukan secara beregu.


2. Sekelompok peserta didik diajar oleh orang atau beberapa orang guru.
3. Bentuk pembelajarannya dapat berupa kelompok besar atau pembelajaran
klasikal,atau bisa juga peserta didik belajar dalam kelompok-kelompok kecil.
4. Strategi kelompok tidak memperhatikan kecepatan belajar individual, setiap
individu dianggap sama.

Nana Sudjana (2002:82) mengemukakan bahwa kelompok dibuat

berdasarkan (1) perbedaan individual dalam kemampuan belajar, (2) perbedaan

minat belajar, (3) pengelompokkan berdasarkan jenis pekerjaan yang akan kita

berikan,(4) pengelompokkan atas dasar wilayah tempat tinggal peserta didik, (5)

pengelompokkan secara random atau dilotre, (6) pengelompokkan atas dasar jenis

kelamin.

15
2.1.3 Prestasi Belajar

2.1.3.1 Pengertian

Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam

melakukan kegiatan. Kebutuhan prestasi belajar mengatasi hambatan, melatih

kekuatan, berusaha melakukan sesuata yang sulit dengan baik dan secepat

mungkin. Poerwanto, (1986 : 28 ) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu

hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang

dinyatakan dalam raport.

Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kognitif yang dapat dicapai pada

saat atau periode tertentu. Berdasarkan pendapat ini prestasi dalam penelitian ini

adalah hasil yang telah dicapai peserta didik dalam proses pembelajaran.

Kemampuan intelektual peserta didik sangat menetukan keberhasilan peserta

didik dalaam memperoleh prestasi untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang

dalam belajar maka diperoleh suatu evaluasi, tujuan untuk mengetahui prestasi

yang diperoleh peserta didik setelah proses belajar mengajar berlangsung. Adapun

dapat diartikan sebagai hasil yang diperoleh karena adanya aktivitas belajar.

Menurut Nasution, (1996 : 17) Prestasi belajar adalah kesempurnaan yang

dicapai seseorang dalam berpikir, merasa, dan berbuat. Prestasi belajar dapat

dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan

psikomotor. Fakator yang mempengaruhi prestasi belajar diantaranya : faktor

dalam diri ( kecerdasan, bakat, minat dan motivasi ), faktor yang terdapat diluar

(keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan ). Ini semua besar sekali

pengaruhnya terhadap pencapaian prestasi belajar peserta didik.

16
1.1.4 Pembelajaran IPS Terpadu

2.1.4.1 Pengertian

IPS merupakan singkatan dari Ilmu Pengetahuan Sosial. Mata pelajaran

IPS ini ada di tingkat SD, SMP dan SMA. Dalam penelitian ini akan dibahas

tentang IPS yang ada ditingkat SMP. Mulyono Tj. (1980:8) berpendapat bahwa

IPS adalah suatu pendekatan interdisipliner (inter-disciplinary approach) dari

pelajaran ilmu-ilmu soial, seperti sosiologi antropologi budaya, psikologi

sosial,sejarah, geografi, ekonomi, politik, dan sebagainya.

Ilmu Pengetahuan Sosial atau social studies merupakan pengetahuan

mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat. di Indonesia

pelajaran ilmu pengetauan sosial disesuaikan dengan berbagai prespektif sosial

yang berkembang di masyarakat. Kajian tentang masyarakat dalam IPS dapat

dilakukan dalam lingkungan yang terbatas, yaitu lingkungan sekitar sekolah atau

peserta didik atau dalam lingkungan yang luas, yaitu lingkungan negara lain, baik

yang ada di masa sekarang maupun di masa lampau.

Saidiharjo (1996:4) menyatakan bahwa IPS merupakan kombinasi atau

hasil pemfusian atau perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti:geografi,

ekonomi, sejarah,sosiologi,politik. Pembelajaran terpadu merupakan paket

pengajaran yang menghubungkan berbagai konsep dari beberapa disiplin

ilmu.Secara umum pembelajaran terpadu pada prinsipnya terfokus pada

pengembangan perkembangan kemampuan peserta didik secara optimal, oleh

karena itu dibutuhkan peran aktif peserta didik dalam proses pembelajaran.

17
Melalui pembelajaran terpadu peserta didik dapat pengalaman langsung

dalam proses belajarnya, hal ini dapat menambah daya kemampuan peserta didik

semakin kuat tentanghal-hal yang dipelajarinya. Pembelajaran terpadu juga suatu

model pembelajaran yang dapat dikatakan sebagai pendekatan pembelajaran yang

melibatkan beberapa bidang studi untuk memberikan pengalaman yang bermakna

kepada peserta didik.

1.1.4.2 Tujuan Pembelajaran IPS Terpadu

Mengenai tujuan ilmu pengetahuan sosial, para ahli sering mengaitkannya

dengan berbagai sudut kepentingan dan penekanan dari program pendidikan

tersebut. Menurut Oemar Hamalik (1992 : 40-41). merumuskan tujuan pendidikan

IPS berorientasi pada tingkah laku para peserta didik, yaitu: (1) pengetahuan dan

pemahaman, (2) sikap hidup belajar, (3) nilai-nilai sosial dan sikap, (4)

keterampilan. Adapun tujuan-tujuan dari pembelajaran terpadu,yaitu:

1. Untuk mengembangkan kemampuan peserta didik menggunakan penalaran

dalam mengambil keputusan setiap persoalan yang dihadapinya

2. Mengembangkan kemampuan berpikir,sikap,dan nilai peserta didik sebagai

individu maupun sosial dan budaya.

3. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan

lingkungannya.

4. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin

tahu, inkuiri,memecahkan masalah,dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

5. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam

masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

18
Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu

dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam

kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik

akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu

yang berkaitan.

2.1.4.3 Macam-Macam Model Pembelajaran Terpadu

Dalam keseharian istilah ‘model’ dimaksudkan terhadap pola atau bentuk

yang akan menjadi acuan. Dalam konteks pendidikan agaknya tidak jauh juga

maknanya, yakni sebagai kerangka konseptual berkenaan dengan rancangan yang

berisi langkah teknis dalam kesatuan strategis yang harus dilakukan dalam

mendorong terjadinya situasi pendidikan; dalam wujud perilaku belajar dan

mengajar dengan kecenderungan berbeda antara satu dengan lainnya atau dengan

yang biasanya. Dengan demikian sebuah model dalam konteks pembelajaran,

tidaklah dapat diterima sebagai sebuah model jika tidak memperliahatkan ciri

khususnya sebagai sesuatu yang berbeda dari yang lainnya.

Adapun menurut Sarifudin (Wahab, Azis, 1990: 1) yang dimaksud dengan

model pembelajaran adalah “kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang

terorganisasikan secara sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar

untuk mencapai tujuan belajar tertentu, yang berfungsi sebagai pedoman bagi

perancang pengajaran dan para guru dalam merencanakan dan melaksanakan

aktivitas pembelajaran”. Model-model pembelajaran,yaitu:

19
a. Model-model Pemrosesan

Model-model yang berorientasi pada kemampuan pemrosesan informasi dari

peserta didik dan cara memperbaiki kemampuannya dalam menguasai

informasi, merujuk pada cara orang menangani stimulus dari lingkungannya,

mengorganisasikan data, menginderai masalah, melahirkan konsep dan

pemecahan masalah, dan menggunakan simbol verbal da non-verbal.

b. Model-model Personal

Model-model yang termasuk ke dalam rumpun personal berorientasi pada

pengembangan diri individu, model-model ini menekankan proses

pembentukan individu dalam mengorganosasikan realitasnya yang unik.

c. Model-model Interaksi Sosial

Model-model pembelajaran yang termasuk rumpun Interaksi Sosial,

menekankan hubungan antara individu dengan masyarakat dan dengan individu

lainnya.

d. Model Behavioral

Model-model yang termasuk ke dalam rumpun behavioral berpijak pada

landasan teoritis yang sama, yakni teori tingkah laku (Behavioral Theory).

2.1.5 Pelaku Perekonomian

2.1.5.1 Pengertian Pelaku Ekonomi

Albert L. Meyers (dalam Abdullah, 1992: 5) Ilmu ekonomi adalah ilmu

yang mempersoalkan kebutuhan dan pemuasan kebutuhan manusia. Setiap orang

dalam memenuhi kebutuhannya, akan melakukan kegiatan ekonomi. Kegiatan

ekonomi yang dilakukan oleh setiap pelaku ekonomi berbeda-beda. Pelaku

20
ekonomi merupakan pihak-pihak yang melakukan kegiatan ekonomi. Yang

berperan dalam pelaku ekonomi adalah rumah tangga, masyarakat,

perusahaan/sektor usaha dan pemerintah. Pelaku kegiatan ekonomi di Indonesia

dapat dikelompokkan dalam tiga sektor usaha formal yaitu BUMN, BUMS dan

Koperasi. Pemerintah selain sebagai pelaku ekonomi juga berperan aktif sebagai

pengawas, kontroler dan koordinator dalam kegiatan ekonomi agar tercipta iklim

yang kondusif.

2.1.5.2 Rumah Tangga Keluarga

1. Konsumen

Swastha, (1987 : 9) mendifinisikan konsumen sebagai tindakan individu

yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang

dan jasa ekonomisalnya, termasuk kegiatan pengambilan keputusan.

Konsumen,rumah tangga membeli dan mengonsumsi barang dan jasa yang

dihasilkan perusahaan.

Perusahaan mendapat keuntungan dari penjual barang dan jasa tersebut.

Sebaiknya rumah tangga dapat memperoleh pendapatan karena keterlibatannya

dalam proses produksi. Rumah tangga dapat menyewakan alam,bekerja dan

memberikan modal dalam proses produksi.

2. Penyedia faktor produksi bagi perusahaan

Sebagai penyedia faktor produksi,rumah tangga menawarkan tenaga

kerja,lahan (tanah) dan modal. Anggota keluarga merupakan sumber tenaga kerja.

Saat bekerja diperusahaan,tenaga kerja mendapatkan upah.Rumah tangga adalah

pemilik lahan (tanah). Tanah disewa oleh perusahaan sehingga mendapat sewa.

21
Modal (uang) disimpan dibank oleh konsumen,lalu oleh bank disalurkan kepada

pengusaha. Bank memberikan bunga kepada rumah tangga.

2.1.5.3 Rumah Tangga Produksi (Perusahaan)

1. Produsen

Sugianto, (2000 : 314) bahwa Produksi adalah sejumlah uang yang

dikeluarkan untuk mendapat sejumlah input yaitu secara akuntansi sama dengan

jumlah uang keluar yang dicatat. Sebagai produsen, pengusaha menghasilkan

barang dan jasa. Misalnya perusahaan roti menghasilkan roti, perusahaan otomotif

menghasilkan mobil atau motor.

2. Pengguna faktor produksi

Menghasilkan barang dan jasa diperlukan komponen-komponen yang

disebut faktor produksi. Faktor produksi disediakan oleh rumah tangga. dengan

skill yang dimiliki perusahaan mengkombinasikan faktor produksi untuk diolah

sehingga menghasilkan barang dan jasa.

3. Agen pembangunan

Agen artinya perantara atau pembantu. Sebagai agen pembangunan,

artinya perusahaan membantu pemerintah dalam kegiatan pembangunan. Kegiatan

ekonomi (produksi) yang dilakukan perusahaan,dapat memberikan kesejahteraan

bagi karyawan perusahaan tersebut,juga kepada warga masarakat.

22
2.1.5.4 Negara (Pemerintah)

1. Konsumen

Sebagai konsumen pemerintah membeli dan mengkonsumsi berbagai

barang dan jasa untuk mengelola negara. Misalnya membeli jasa pegawai,

kendaraan dinas, kertas, alat-alat kantor, listik, telepon, dan lain-lain.

2. Produsen

Sebagai produsen,pemerintah menghasilkan barag dan jasa. Barang dan

jasa tersebut diproduksi oleh badan usaha milik pemerintah. Sesuai amanat UUD

1945 pasal 33 ayat 2dan3, pemerintah bertugas menyediakan barang dan jasa yang

penting dibutuhkan oleh rakyat.

3. Regulator

Sebagai regulator pemerintah bersama DPR membuat peraturan dalam

bidang ekonomi. Tujuan mendorong kegiatan ekonomi agar lebih optimal dan

dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat. Misalnya UU No.19 tahun 2003

tentang BUMN, UU No.1 tahun 1967 tentang penanaman modal asing.

2.1.5.5 Masyarakat Luar Negeri

1. Perdagangan

Salah satu bentuk kerjasam dengan luar negeri adalah perdagangan yaitu

ekspor maupun impor barang dan jasa. Misalnya Indonesia mengekspor karet

kejepang. Sedangkan jepang mengekspor mesin mesin keIndonesia. Kedua belah

pihak mendapat devisa dari kegiatan perdagangan.

23
2. Pertukaran tenaga kerja

Masyarakat Indonesia banyak mengirimkan tenaga kerja keluar

negeri,mereka yang bekerja diluar negeri memberikan devisa bagi Indonesia.

Sebaliknya juga masyarakat luar negeri banyak yang bekerja di Indonesia.

3. Sumber penanaman modal asing

Penanaman modal asing disuatu negara merupakan salah satu cara untuk

meningkatkan kemakmuran pendunduk disuatu negara. Bagi Indonesi investasi

dari negera lain sangat menguntungkan.

4. Pemberi pinjaman

Untuk melaksanakan pembangunan, suatu negara membutuhkan dana yan

sangat besar. Pada saat suatu negara mengalami kesulitan keuangan, maka negara

akan meminjam dari negara lain atau badan keuangan Internasional. Lembaga

keuangan Internasional antara lain adalah World Bank, IMF, ADB, IDB, dan lain-

lain.

24
2.2 Kerangka Pikir

Pada dasarnya guru dapat bertanggung jawab atas proses keseluruhan

pendidikan disekolah yang mempunyai lembaga pendidikan yang bertujuan untuk

memendidik peserta didik melalui penggunaan metode kerja kelompok disekolah.

Berdasarkan kenyataan yang ada tidak semua individu peserta didik berhasil

mencapai tujuan yang diharapkan.

Tugas guru mencapai tujuan yang diharapkan, akan tetapi guru

mempunyai peran pendidikan, guru dapat melakukan identifikasi tingkat kesulitan

yang dihadapi perserta didik. Selanjutnya guru berusaha mencari alternatif

pemecahan yang tepat yang sesuai apa yang dialami peserta didik. Dalam

mengatasi meningkatkan mutu pendidikan dalam proses belajar mengajar di

perlukan metode mengajar yang sesuai dengan keadaan peserta didik. Sekematis

kerangka pikir dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Sekolah

Guru

Pembelajaran

Materi Ajar Metode Kerja


Kelompok
Pelaku Ekonomi

Peserta Didik

Prestasi Belajar

25
2.3 Pertanyaan Penelitian

2.3.1 Penggunaan Metode

1. Bagaimanakah srategi atau metode yang digunakan guru dalam proses

pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar?

2. Bagaimanakah keterampilan guru dalam penggunaan metode kerja

kelompok pada materi ajar pelaku perekonomian bagi peserta didik kelas

VIII SMPN SATAP Raburia?

3. Bagaimanakah cara guru untuk mempersiapkan diri terhadap identifikasi

kualitas belajar peserta didik?

2.3.2 Pemahaman Peserta Didik

1. Bagaimanakah tingkat penerapan guru terhadap penggunaan metode kerja

kelompok?

2. Bagaimanakah pemahaman serta tanggapan peserta didik pada saat dan

setelah menggunakan metode kerja kelompok pada materi ajar

perekonomian bagi peserta didik kelas VIII SMPN SATAP Raburia?

3. Bagaimanakah keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran dengan

menggunakan metode kerja kelompok?

4. Apakah terdapat motivasi peserta didik terhadap proses pembelajaran

dengan menggunakan metode kerja kelompok?

26
2.3.3 Prestasi Belajar

1. Bagaimanakah cara guru untuk mengatasi tingkat pelaksanaan belajar

peserta didik dalam proses pembelajaran?

2. Bagaimanakah prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS

Terpadu materi ajar pelaku perekonomian bagi peserta didik kelas VIII

SMPN SATAP Raburia?

3. Bagaimanakah cara peserta didik supaya dapat meningkatkan prestasi

belajar?

27
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif.

Bogdan dan Taylor (1992: 21-22) Menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah

salah satu prosedur penelitian yng menghasilkan data deskriptif berupa ucapan

atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati. Pendekatan kualitatif

diharapkan mampu menghasil kan uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan,

dan atau perilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat,

dan atau organisasi tertentu dalam suatu setting konteks tertentu yang dikaji dari

sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan holistik.

Digunakan untuk mengetahui dan mendiskripsikan secara jelas tentang

kegiatan yang berhubungan dengan penggunakan metodekerja kelompok terhadap

peningkatan prestasi belajar mata pelajaran IPS Terpadu materi ajar pelaku

perekonomian bagi peserta didik kelas VIII SMPN SATAP Raburia.

3.2 Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

deskriptif kualitatif karena didasarkan pada tujuan penelitian yang lebih

mengutamakan penggunakan metode kerja kelompok terhadap peningkatan

prestasi belajar mata pelajaran IPS Terpadu materi ajar pelaku perekonomian.

Pendekatan kualitatif yang digunakan ini diharapkan dapat memperluas informasi

dan data yang mendalam mengenai penggunaan metode kerja kelompok sesuai

dengan fakta dilapangan.

28
Data dikumpulkan berdasarkan situasi yang wajar, langsung deengan apa

adanya. Dengan demikian,peneliti berkedudukan sebagai pengamat sekaligus

menjadianggota utuh dari kelompok yang damati.

3.3 Waktu dan Lokasi Penelitian

3.3.1 Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilaksanakan selama 2 bulan yakni pada bulan Juli

sampai dengan Agustus 2013.

3.3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian pada SMPN SATAP Raburia, alasan penulis memilih

lokasi tersebut karena responden mudah dihubungi dan lokasi mudah dijangkau

serta mengingat dengan waktu dan biaya.

3.4 Subyek Penelitian

Sesuai dengan fokusnya, maka yang menjadi subjek penelitian ini terdiri

dari key informan dan informan. Yang menjadi Key informan adalah guru mata

pelajaran ekonomi, sedangkan informan adalah peserta didik sebanyak 14 orang

yang dipandang memahami akan penggunakan metode kerja kelompok terhadap

peningkatan prestasi belajar IPS Terpadu materi ajar pelaku perekonomian bagi

pesera didik kelas VIII SMPN SATAP Raburia. Selanjutnya pemilihan subjek

penelitian akan dilakukan secara pusposive,sampling yaitu seorang guru IPS

Terpadu dalam bidang studi ekonomi dari setiap guru pada SMPN SATAP

Raburia.

29
3.5 Sumber Data

Untuk keperluan penelitian ini, data diperoleh dari data sumber, yakni data

primer dan data skunder. Data primer ini diperoleh melalui teknik wawancara

(berpatoikan pada panduan yang telah disiapkan) dan observasi terhadap subjek

yang dipilih sebagai informan dalam hal ini peserta didik kelas VIII SMPN

SATAP Raburia. Data skunder yang diperoleh langsung dari sekolah berupa data

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Dengan pendekatan kualitatif, maka instrumen utama dalam penelitian ini

adalah penelitian sendiri. Ada dua pendekatan yang digunakan untuk menjadi

instrumen yaitu menjadi pengamat dan sekaligus menjadi anggota utuh dari

kelompok yang diamati, dalm memperoleh data penelitian.

Menurut Hughes,(dalam Da Silva,2000:10) penelitian ialah sebuah

penyelidikan sistematis untuk mencari jawaban-jawaban atas sebuah persoalan.

Jadi penelitian pada dasarnya merupakan suatu upaya mencari jawaban atas

pertanyaan, jalan keluar atas suatu masalah atau pembuktian atas suatu hipotesis

melalui proses pengumpulan, pengolahan dan analisis data berdasarkan langkah-

langka yang teratur dan masuk akal.

Untuk keperluan penelitian ini, data diperoleh dengan wawancara,studi

dokumentasi dan pengamatan.

1. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data untuk

mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada responden.

Menurut Masri Singarimbun (1989:192) interview atau wawancara adalah suatu

30
proses tanya jawab antara dua orang atau lebih secara langsung berhadapan atau

melalui media. Keduanya berkomunikasi secara langsung baik terstruktur maupun

tidak terstruktur atau dilakukan dengan persiapan maupun tanpa persiapan terlebih

dahulu. Sehingga antara pertanyaan dengan jawaban dapat diperoleh secara

langsung dalam suatu konteks kejadian secara timbal balik.

Dengan demikian wawancara dalam penelitian merupakan proses interaksi

komunikasi antara peneliti dengan subyek penelitian, informan, maupun key

informan dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung untuk memperoleh

data atau informasi.

Tabel 3.1
pedomaan kisi-kisi wawancara
Aspek yang No butir Jumlah
No Indikator
ditanya pertanyaan

1. Bagaimanakah srategi atau 1-3 3


metode yang digunakan guru
1. Penggunaan dalam proses pembelajaran untuk
metode meningkatkan prestasi belajar?
2. Bagaimanakah keterampilan guru
dalam penggunaan metode kerja
kelompok pada materi ajar pelaku
perekonomian bagi peserta didik
kelas VIII SMPN SATAP
Raburia?
3. Bagaimanakah cara guru untuk
mempersiapkan diri terhadap
identifikasi kualitas belajar peserta
didik?

4. Bagaimanakah tingkat penerapan 4-7 4


guru terhadap penggunaan metode
2. Pemahaman kerja kelompok?
serta peserta 5. Bagaimanakah tanggapan peserta
didik didik pada saat dan setelah
menggunakan metode kerja
kelompok pada materi ajar
perekonomian bagi peserta didik

31
kelas VIII SMPN SATAP
Raburia?
6. Bagaimanakah keaktifan peserta
didik dalam proses pembelajaran
dengan menggunakan metode
kerja kelompok?
7. Apakah terdapat motivasi peserta
didik terhadap proses
pembelajaran dengan
menggunakan metode kerja
kelompok?
8. Bagaimanakah cara guru untuk 8-10 3
mengatasi tingkat pelaksanaan
3. Prestasi belajar peserta didik dalam proses
belajar pembelajaran?
9. Bagaimanakah prestasi belajar
peserta didik pada mata pelajaran
IPS Terpadu materi ajar pelaku
perekonomian bagi peserta didik
kelas VIII SMPN SATAP
Raburia?
10. Bagaimanakah cara peserta
didik supaya dapat meningkatkan
prestasi belajar?

2. Observasi

Metode dalam pengumpulan data dengan melihat gejala-gejala yang

berkaitan dengan penggunakan metode kerja kelompok terhadap peningkatan

prestasi belajar mata pelajaran IPS Terpadu materi ajar pelaku perekonomian

bagi peserta didik kelas VIII SMPN SATAP Raburia.

32
Tabel 3.2
Pedomaan Kisi-kisi Observasi
No Aspek yang di Observasi Baik Kurang Baik
Proses Pembelajaran
- Materi 
1. - Metode 
- RPP 
- Silabus 

Sarana dan Prasarana


- Perpustakaan 
2. - Buku-buku 
- Media pembelajaran 
Pemahaman Guru
- Keseriusan guru dalam 
proses pembelajaran
3. - Fasilitas dalam proses 
pembelajaran
- Kesesuaian materi 
dengan metode- metode

3. Studi dokumentasi

Pengumpulan data melalui teknik ini dimaksudkan untuk melengkapi hasil

data yang diperoleh melalui wawancara dan observasi. Dengan analisis dokumen

ini diharapkan data yang diperlukan menjadi benar-benar valid. Dokumen yang

dapat dijadikan sumber antara lain foto, laporan penelitian, buku-buku yang sesuai

dengan penelitian, dan data tertulis lainnya.

Jadi dokumentasi merupakan kegiatan pengumpulan data yang dilakukan

dengan pengumpulan data yang diambil dari berbagai sumber yang sangat

berkaitan dengan penelitian yang dilaksanakan. Hal ini dengan maksud untuk

mendapatkan data skunder demi melakukan penelitian.

33
Tabel3.3
Pedomaan kisi-kisi dokumentasi
No Aspek yang dibutuhkan Ada Tidak Ada
1 sejarah berdirinya sekolah 
2 Visi dan Misi sekolah 
3 Struktur organisasi sekolah 
4 Data Guru dan pegawai 
5 Data peserta didik 
6 Data kelulusan 
7 Sarana prasarana 

3.7 Pemeriksaan Keabsaaan Data

Keabsaan data merupakan suatu yang sangat penting dalam penelitian,

karena akan menjamin kepercayaan data tersebut dalam pemecahan masalah yang

diteliti. Agar data yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dijamin

kepercayaanya, maka pengecekan kredibilitas data ditempuh dengan cara-cara

sebagai berikut:

1. Triagulasi sumber data, dan triagulasi teknik pengumpulan data.

2. Pengecekan anggota dan

3. Diskusi temman sperjuangan serta masukan dari dosen.

Salah satu cara pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini adalah

triagulasi. Triagulasi merupakan suatu teknik pemeriksaan data dengan

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data, yang digunakan sebagai pembanding

terhadap data tesebut, (Milles dan Huberman, 1991 : 87) ada empat jenis triagulasi

seperti yang dikemukakan oleh Denzim (dalam Silva, 2011:37) yaitu : triagulasi

sumber data, triagulasi tehnik pengumpulan data, triagulasi penelitian dan

triagulasi teori.

34
Pengecekan keabsahan data dalam penelitian inidilakukan dengan menggunakan

triagulasi sumber data dan teknik pengumpulan data. Triagulasi sumber data

ditempuh dengan cara membadingkan dan mengecek keterpercayaan datayang

diperoleh seorang informan (sumber) dengan informan lainya.

1.8 Teknik Analisis Data

Untuk memahami data yang dikumpulkan dari penelitian ini, sehingga

lebih bermanfaat dan disajikan secara teratur dan sistematis.

Nauition (1988:58) menjelaskan bahwa, dalam setiap pengamatan harus selalu

dikaitkan dengan dua hal yaitu; informasi dan konteks yang berkaitan dengan

skitarnya.Segala sesuatu yang berkaitan dengan dimensi waktu dan tempat

tertentu. Huberman (dalam Sudarsono, 1955: 59) mengatakan, bahwa tiga

langkah analisis data kualitatif yaitu:

1. Reduksi data

2. Penyajian data

3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi.

Selama proses pengumpulan data juga dilakukan reduksi data. Reduksi

data adalah proses pemilihan, pemusatan, penyederhanaan, pengabstakan dan

transformasi data yang muncul dari catatan tertulis dilapangan selanjutnya

membuat pestisi dan memo. Kemudian berlangsung terus sesudah penelitian

lapangan sampai pembuat laporaan akhir menjadi lengkap dan tersusun. Selain

itu, reduksi data dimaksudkan untuk menerjemahkan, menggolongkan,

mengarahkan dan membuang yang tidak perlu, dengan cara yang demikian rupa

sehingga kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. Proses kedua

35
penyajian data dapat dipahami apa yang sedang harus dilakukan, lebih jauh lagi

menganalisis atau mengambil tindakan berdasarkan pemahaman yang didapat dari

penyajian-penyajian tersebut untuk dapat memudahkan dalam melihat apa yang

sedang terjadi dan dapat disajikan dalam bentuk: berbagai jenis grafik, jaringan,

bagan dan tema dan penyajian data tidaklah terpisa dari analisis sebagaimana

adanya reduksi data dan proses ketiga menarik kesimpulan. Dalam penarikan

kesimpulan dapat dilakukan pada permulaan pengumpulan data diamati dengan

mencari makna dari data-data yang ada, mencatat pola-pola dan penjelasan yang

dapat dimengerti.

Namun bisa saja terjadi kesimpulan telah dirumuskan sejak awal,

sekalipun seorang peneliti menyatakan telah melanjutkannya secara induktif untuk

menguji kebenarannya. Kecocokan yang merupakan validasi penelitian sesuai

dengan keadaan yang sebenarnya. Hal tersebut dapat dilakukan melalui diskusi

dengan teman-teman untuk mengembangkan kesepakatan antar subjek, dan

dikonfirmasi kepada subjek peneliti. Gambar model analisis alternatif,

(component of data analysis): interactif model sebagai berikut:

Data colletion Data display

Data reduction Conclusions


drawing/verifyi
ng
Sumber: Milles, M.B dan Huberman A.M (Qualitatif Data Analysis)

36
Berdasarkan gambar di atas maka dapat diketahui bahwa analisi data pada

penelitian kualitatif harus melaui beberapa proses. Proses pertama dilakukan

pengumpulan data. selama pengumpualan data dilakukan reduksi data.reduksi

data adalah proses pemilihan, pemusatan, penyederhanaan, pengabastrakan, dan

transformasi data.”kasar” yang muncul dari catatan tertulis di lapangan

selanjutnya membuat partisipasi dan memo. Proses kedua, menyajikan

data.dengan penyajian data, akan dapat dipahami apa yang sedang dan apa yang

dilakukan lebih jauh lagi menganalisis atau mengambil tindakan berdasarkan

pemahaman yang dapat dari penyajian-penyajian tersebut.Proses ketiga, menarik

kesimpulan atau verivikasi. Kegiatan penarik kesimpulan atau vervikasi dapat

dilakukan pada permulaan pengumpulan data yang di amati dengan mencari

makna dari data-data yang ada membuat keteraturan, mencatat pola-pola,

penjelasan, konfirgurasi-konfigurasi yang mungkin.

37
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Deskripsi Data

3.1.1 Sejarah Berdirinya SMPN SATAP Raburia

Dalam rangka peningkatan partisipasi dan pemerataan kesempatan pada

jenjang pendidikan dan perlu adanya perluasan pelayanan pendidikan untuk

menjawab kebutuhan masyarakat kab. Ende pada umumnya di Raburia desa

Raburia dan sekitarnya dipandang perlu mengembangkan SD-SMP Satap.

Pembatasan program wajib belajar 9 tahun telah mengembangkan pendidikan

dasar terpadu SD-SMP SATAP melalui direktorat pendidikan SMP. Peluang

tersebut direspon oleh kepala sekolah dasar inpres Raburia, komite dan

masyarakat sekitarnya. SMPN SATAP Raburia terletak didesa Raburia kecamatan

Ende kabupaten Ende dengan luas areal adalah 17.500 m, sekolah ini memiliki

batas-batas sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan jalan desa

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan rumah penduduk

c. Sebelah Timur berbatasan dengan kali

d. Sebelah Barat berbatasan dengan hutan

3.1.2 Visi dan Misi SMPN SATAP Raburia

VISI : Unggul Dalam Prestasi, Santun Berperilaku Sopan Dalam Perbuatan

MISI :

1. Mengkondisikan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan

menyenangkan (paikem) dan kontekstual.

38
2. Memacuh warga sekolah dan senantiasa peka dan ramah terhadap lingkungan

yang merupakan sumber inpirasi kependidikan nasional.

3. Menumbuhkan semangat berkompetensi dalam bidan olah raga dan kesenian.

4. Menumbuh kembangkan semangat berprestasi bagi semua warga sekolah.

5. Menumbuh kembangkan penghayatan terhadap nilai-nilai budaya bangsa.

3.1.3 Keadaan Guru dan Pegawai

Sekolah Menengah Pertama Negeri Satap Raburia sampai dengan tahun

pelajaran 2012/2013 memiliki jumlah guru 10 orang dengan perincian PNS 4

orang , guru honorer 6 orang, dan pegawai 1 orang.

Tabel 4.1
Keadaan Guru Dan Pegawai
No Nama Pangkat / gol Jabatan Ket
1 Gregorius Ato,S.Pd Pembina/IVa Kepsek -
2 Hendrikus Rasi,A.Md Penata TK.I/IIId Wakasek -
3 Fransiskus Simo,S.Pd.ing Pembina IVa Guru bantu -
4 Yuliana Bunga,S.Pd Penata Muda/IIa Guru bantu -
4 Daniel Duki,S.Pd - GTT GK
5 Rofina Nona,S.Pd - GTT GK
6 Hermelinda D. Eda,S.Pd - GTT GK
7 Amatus K. Gebo,S.Pd - GTT GK
8 Roswita K. Seda,S.Pd - GTT GK
9 Sofia Sedi,S.Pd - GTT GK
10 Donatus Satu,S.Fil - GTT GK
11 Albertus Tato - TU -
Sumber data:Tata usaha SMPN Satap Raburia

3.1.4 Keadaan Peserta didik

Sekolah Menengah Tingkat Pertama Negeri Satap Raburia sampai

tahun pelajaran 2013/2014 memiliki peserta didik sebanyak 65 orang yang

tersebar pada 3 kelas dengan perincian, kelas VII = 23 orang peserta didik,

39
kelas VIII = 14 orang peserta didik, dan kelas X = 28 orang peserta didik,

untuk lebih lengkap perhatikan tabel berikut.

Table 4.2

Keadaan Peserta Didik

Jenis Kelamin
No Kelas Jumlah Kelas Jumlah
L P

1. VII 1 11 12 23
2. VIII 1 10 4 14
3. X 1 16 12 28
Jumlah 3 37 28 65
Sumber data:Tata usaha SMPN Satap Raburia

3.1.5 Sarana Dan Prasarana.

Sekolah Menengah Pertama Negeri Satap Raburia memiliki beberapa

sarana prasarana dapat dilihat pada tabel berikut:

Table 4.3
Sarana dan Prasarana

No Sarana Dan Prasarana Jumlah


1 Ruang Kepala Sekolah 1
2 Ruang Guru 1
3 Ruang Kelas 3
4 Ruang Komputer -
5 Rung Perpustakaan 1
6 Toilet Guru 1
7 Toilet Peserta Didik 1
8 Lapangan Bola Voly -
Jumlah 9
Sumber data:Tata usaha SMPN Satap Raburia

40
3.1.6 Data Kelulusan Peserta Didik SMPN SATAP Raburia

Persentase kelulusan peserta didik SMPN SATAP Raburia, dalam empat

tahun terakhir dapat di sajikan pada tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4
Data Kelulusan
Tahun Tidak Persentase
No Jumlah Peserta Lulus
Pelajaran Lulus %
1 2009/2010 18 8 10 27,78
2 2010/2011 20 20 - 100
3 2011/2012 20 20 - 100
4 2012/2013 20 20 - 100
Sumber data:Tata usaha SMPN Satap Raburia

3.1.7 Struktur Organisasi Sekolah

Struktur organisasi sekolah merupakan tata karya yang ada di sekolah

yang tersusun agar semua kegiatan pembelajaran disekolah dapat dilakukan

dengan komando yang jelas. Struktur organisasi juga bertujuan agar semua

guru mempunyai pemahaman terhadap tugas dan tanggung jawab dalam

menjalankan kegiatan pembelajaran. Agar manajemen sekolah tersebut jelas

tentang komando dan kendalinya maka struktur organisasi sekolah dibuat

sesuai luas sempitnya kegiatan komando yang perlu.

41
Sekolah Menengah Tingkat Pertama Satap Raburia memiliki struktur

organisasi sebagai berikut:

Struktur Organisasi Sekolah


Kepala Sekolah
Gregorius Ato,S.Pd
A.M,Pd
Wakasek Komite Sekolah
Hendrikusrasi,A.Md Vitalis Hami

Tata Usaha
Albertus Tato

Kaur Kepeserta Kaur Kurikulum Kaur Sarana & Prasarana Kaur Humas
didikan Hendrikus Rasi,A.Md Daniel Duki, S.Pd Donatus Satu,S.Fil
Sofia Sedi,A.Md

Wali Kelas VII Wali Kelas VIII Wali Kelas IX,


Daniel Duki,S.Pd Hendrikus Rasi,A.Md Yuliana Bunga,S.Pd

Guru-Guru

Peserta didik/i

4.2 Hasil Penelitian


4.2.1 Penggunaan Metode Kerja Kelompok
Metode merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujaun

yang telah dietapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode sangat diperlukan

oleh guru, dengan penggunaan yang bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin

dicapai. Menguasai metode mengajar merupakan kelincaan, sebab seorang guru

tidak akan dapat mengajar dengan baik apabila guru tidak menguasai metode

secara tepat.

42
Metode kerja kelompok dapat diartikan sebagai format belajar-mengajar

yang menitik beratpan kepada interaksi anggota yang satu dengan anggota yang

lain dalam suatu kelompok guna menyelesaikan tugas-tugas belajar secara

bersama-sama. Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar peserta didik

mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan-

persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri dan juga

peserta didik dapat terlatih untuk berfikir ilmiah.

Dengan metode kerja kelompok, peserta didik menemukan bukti

kebenaran dari teori yang sedang dipelajarinya. Dalam proses belajar mengajar

dengan menggunakan metode kelompok.

Hal ini dipertegas dengan hasil wawancara dengan ibu yuliana bunga, S.Pd

tanggal 12 Agustus 2013 mengatakan bahwa:

Dalam kegiatan proses pembelajaran kami menggunakan metode sesuai


dengan materi ajar, salah satu yang biasa kami gunakan adalah metode
kerja kelompok, metode kerja kelompok dapat memotivasi dan memberi
stimulasi kepada peserta didik agar berpikir dengan renungan yang dalam.

Di sampaikan juga oleh ibu yuliana bunga, S.Pd tanggal 12 Agustus 2103

bahwa tujuan dari metode kerja kelompok adalah:

Metode kerja kelompok bertujuan mendidik anak untuk berupaya


memecahkan suatu masalah yang dihadapi, baik dua orang atau lebih yang
masing-masing mengajukan argumentasi untuk memperkuat pendapatnya.

Secara singkat metode kerja kelompok pada dasarnya memiliki kelebihan

dan kelemahan. Kelebihan metode kerja kelompok salah satunya adalah dapat

memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggunakan

keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah. Bagi guru kelebihannya

yaitu dapat memungkinkan untuk lebih memperhatikan peserta didik sebagai

43
individu serta kebutuhan belajar. Sedangkan kelemahannya yaitu strategi ini

kadang-kadang menuntut pengaturan tempat duduk yang berbeda-beda dengan

gaya yang berbeda-beda pula. Dalam menerapkan metode kerja kelompok seorang

guru dituntut untuk memiliki keterampilan dalam mengelompokkan tugas-tugas

yang hendak diselesaikan oleh peserta didik.

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapk Daniel Duki, S.Pd tanggal 13

Agustus 2013 mengatakan bahwa:

Dalam penggunaan metode kerja kelompok memiliki kelebihan dan


kekurangan, salah satu kelebihan dalam metode kerja kelompok adalah
peserta didik di tuntut untuk menemukan secara kelompok sesuia dengan
materi atau pertanyaan yang diberikan kepada setiap kelompok,
keberanian peserta didik dalam memaparkan hasil kerja kelompok,
merubah mentalitas peserta didik untuk semakin berani dan menambah
wawasan.

Disampaikan juga oleh bapak Daniel Duki, S.Pd tanggal 13 Agustus 2013

mengatakan bahwa:

Dalam penggunaan metode kelompok ada kelemahan, salah satu kelmahan


adalah, stimulus terhadap materi sangat rendah karena peserta didik dalam
penggunaan bahasa masih kompleks, dengan alasan rendahya minat
belajar peserta didik.

Berikut Petikan hasil wawancara dengan Beatriks Suwo selaku peserta

didik tanggal 14 Agustus 2013 mengatakan bahwa:

Dalam kegiatan belajar mengajar Ibu Yuli sering menggunakan metode


kerja kelompok. Kami merasa senang, karena mengarahkan kami untuk
berpikir dan menemukan sendiri apa yang belum kami ketahui, dan kami
juga merasa termotivasi dalam proses pembelajaran.

44
Disampaikan juga oleh Karolus Kase tanggal 14 Agustus 2013

mengatakan bahwa:

Penerapan metode kerja kelompok pada proses pembelajaran yang


dilakukan oleh guru sangat baik, sehingga dengan adanya metode kerja
kelompok termotivasi buat kami.

Hal ini diperkuat dengan hasil observasi pada tanggal 14 agustus 2013

yang menunjukan bahwa peran guru terhadap metode kerja kelompok sangat baik.

Berdasarkan paparan satuan data melalui penelusuran dokumen, hasil wawancara,

dan pengamatan dapat diformulasikan temuan penelitian bahwa guru telah

menjalankan perannya dalam proses belajar mengajar terhadap metode kerja

kelompok yang dilakukan dengan baik dan efektif yaitu bahan ajar yang disajikan

dengan media yang sesuai, metode yang digunakan sangat tepat sehingga

membuat peserta didik menjadi betah dalam proses belajar mengajar. Hal ini

dilihat dari penggunaan metode kerja kelompok sesuai dengan materi ajar dalam

proses belajar mengajar. Tujuan dari metode kerja kelompok adalah untuk

mengetahui pemahaman dan kemampuan peserta didik sehingga dapat

dipertimbangan sebagai penilaian.

4.2.2 Pemahaman Serta Tanggapan Peserta Didik Dengan Menggunakan


Metode Kerja Kelompok Pada Materi Ajar Pelaku Perekonomian
Bagi Peserta Didik kelas VIII di SMPN SATAP Raburia
Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pengajaran akan

menjadi kendala dalam pencapaian tujuan yang telah dirumuskan. Cukup banyak

bahan pelajaran yang terbuang dengan percuma hanya karena penggunaan metode

semata-mata berdasarkan kehendak guru dan bukan atas dasar kebutuhan peserta

didik, atau karakter situasi kelas.

45
Dalam menetapkan metode mengajar, bukan tujuan menyesuaikan dengan

metode atau karakter peserta didik, tetapi metode hendaknya menjadi variabel

independen yang dapat berubah dan berkembang sesuai kebutuhan. Karena itu,

efektifitas penggunaan metode dapat terjadi bila ada kesuaian antara metode

dengan semua komponen pengajaran yang telah diprogramkan dalam satuan

pelajaran sebagai persiapan tertulis.

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Yuliana Bunga, S.Pd pada

tanggal 15 Agustus 2013 mengatakan bahwa:

Penggunaan metode kerja kelompok pada proses pembelajaran disesuaikan


dengan materi ajar dan keadaan peserta didik, sehingga proses
pembelajaran dilibatkan pada peserta didik untuk lebih aktif.

Di sampaikan juga oleh ibu yuliana bunga, S.Pd pada tanggal 15 Agustus

2103 mengatakan bahwa:

Penggunaan metode kerja kelompok lebih baik dibandingkan dengan


metode ceramah, metode kerja kelompok lebih diarahkan keaktifan pada
peserta didik. Dan pengguna metode ceramah keaktifan terletak pada guru
sendiri.

Berikut petikan hasil wawancara dengan Anamatilda Roti selaku peserta

didik tanggal 15 Agustus 2013 mengatakan bahwa:

Kami merasa ada perubahan yang dialami oleh kami selaku peserta didik
dalam bentuk motivasi belajar kami. Kami merasa termotivasi belajar
kalau ibu sering menggunakan metode kerja kelompok, awalnya kami
merasa sulit dan tidak mengerti setelah dijelaskan dan dilibatkan terus
dalam proses pembelajaran, pemahaman, mentalitas dan keberanian
tumbuh dan berkembang dengan sendirinya.

Selain wawancara, untuk membuktikan kebenaran informasi peneliti

melakukan observasi terhadap penggunaan metode kerkja kelompok dalam proses

pembelajaran sudah dilakukan guru dengan baik.

46
Hasil observasi tanggal 15 agustus 2013, dilakukan oleh peneliti kepada

Ibu Yulaiana Bunga, S.Pd bahwa: kemampuan peserta didik dalam metode kerja

kelompok sudah diaplikasikan dengan baik. Hal ini di lihat dari keaktifan peserta

didik.

4.2.3 Prestasi Belajar Peserta Didik Dengan Menggunakan Metode Kerja


Kelompok Pada Materi Ajar Pelaku Perekonomian
Sebagai suatu aktivitas dengan tujuan bersifat positif, proses pembelajaran

harus dilaksanakan dengan prinsip efisien dan efektif. Tujuan belajar tentunya

bervariasi dan bersifat sangat pribadi sesuai dengan kebutuhan individu yang

belajar, agar prestasi belajar baik sesuai dengan yang diharapkan. Prestasi belajar

adalah tingkat keberhasilan peserta didik dalam mempelajari sejumlah mata

pelajaran di sekolah dinyatakan dalam bentuk angka yang diperoleh dari sejumlah

materi tertentu dikatakan efektif apabila guru melakukan pembelajaran dengan

menggunakan metode yang baik, strategi yang jitu, media pembelajaran yang

sesuai, perangkat pembelajaran, serta melakukan evaluasi setelah usai

pembelajaran.

Sebelum melakukan evaluasi guru harus sudah menjelaskan materi yang

akan diberikan, maksudnya agar peserta didik dapat membuat persiapan atau

dapat menyiapkan strategi bagaimana mereka mendapatkan nilai yang tertinggi.

Setelah melakukan evaluasi hendaknya guru melakukan latihan dan feed

back materi atau diberikan umpan balik agar proses prosentasi, latihan dan

penilaian berjalan sesuai yang diharapkan yang bertujuan untuk mengetahui

seberapa jauh penerapan materi yang telah diserap oleh peserta didik selama

proses pembelajaran.

47
Setelah dibuktikan melalui review materi dengan melakukan ujian lisan,

tertulis, tugas dan kuis, ternyata sebagian besar peserta didik menyelesaikan

dengan baik dan benar.

Hal ini dipertegas hasil wawancara dengan Ibu Yuliana Bunga S.Pd

tanggal 16 Agustus 2013 mengatakan bahwa:

Akibat dari adanya pnggunaan metode yang bervariasi yang dilakukan


oleh kami selaku guru dan salah satunya adalah metode kerja kelompok,
kami melihat bahwa ada peningkatan prestasi belajar peserta didik. Hal ini
dibuktikan pada mata pelajaran IPS rata-rata mereka mandapat nilai baik
berkat adanya metode kerja kelompok.

Disampaikan juga oleh ibu Yulian Bunga, S.Pd tanggal 16 Agustus 2013

mengatakan bahwa:

Dalam proses pembelajaran kerja kelompok materi ajar pelaku perekonomi


diterapkan sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar, dan
proses penerapan diaktifkan pada peserta didik dalam kerja kelompok
berdasarkan indikator, hasil dari kerja kelompok dipaparkan berdasarkan
kelompok masing-masing. Dalam proses pemaparan, kami sebagai guru
dapat menentukan tingkat keberhasilan pesrta didik sebagai bahan
pertimbangan penilaian, dalam bahan pertimbangan tersebut kami
melakukan penilaian sesuai dengan indikator berdasarkan nilai ketuntasan
minimum, yaitu mencapai 7,2. Dari hasil penilaian tersebut akan menjadi
bahan evaluasi.

Berikut petikan hasil wawancara dengan Karolus Kase selaku peserta didik

tanggal 16 Agustus 2013 mengatakan bahwa:

Kami akan selalu berusaha untuk terus belajar dan mencari sesuatu yang
belum kami ketahui, sehingga wawasan kami semakin bertambah dan
dapat meningkatkan prestasi belajar.

Hasil observasi di dalam kelas pada tanggal 19 Agustus 2013 menunjukan

bahwa peserta didik aktif terhadap proses pembelajaran, dan ketika diberikan tes

peserta didik memberikan respon yang bagus terhadap materi yang diberikan.

48
Berdasarkan paparan satuan data melalui penelusuran dokumen, hasil

wawancara, dan pengamatan dapat diformulasikan temuan penelitian bahwa

prestasi belajar peserta didik terhadap efektivitas pembelajaran ekonomi materi

ajar pelaku perekonomi pada peserta didik kelas VIII telah menunjukan atau

membuktikan kemampuan melalui aspek-aspek yang dimiliki seperti. keaktifan

peserta didik dalam menyelesaikan kerja kelompok, kekompakan peserta didik

dalam menyelesaikan hasil kelompok dan pertangguang jawaban peserta didik

dalam memaparkan hasil kerja kelompok di depan kelas.

4.3 Pembahasan Hasil Penetian


4.3.1 Penggunaan Metode Kerja Kelompok
Pada bab IV telah dikemukakan temuan-temuan penelitian mengenai

penggunaan metode kerja kelompok dalam pengelolahan pembelajaran ekonomi

materi pelaku ekonomi terhadap prestasi belajar peserta didik kelas Didik kelas

VIII di SMPN SATAP yang selama ini sudah berjalan optimal, namun temuan-

temuan penelitian dibahas lebih lanjut dalam bab IV ini. Pembahasan dimaksud

untuk memperoleh makna atau hakikat yang mendasari temuan-temuan penelitian.

Dari temuan peneliti berkaitan dengan pengguna metode kerja kelompok

sejalan dengan Modjiono (1992 : 61) mengemukakan metode kerja kelompok

dapat diartikan sebagai format belajar-mengajar yang menitik beratkan kepada

interaksi anggota yang satu dengan anggota yang lain dalam suatu kelompok guna

menyelesaikan tugas-tugas belajar secara bersama-sama.

Dari paparan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan

metode kerja kelompok pada SMPN SATAP Raburia baik. Dengan bagaimana

guru memberikan kemudahan pada peserta didik agar mampu mengaplikasikan

49
kerja kelompok sesuai dengan materi sehingga dapat menambah pengetahuan dan

melatih peserta didik untuk belajar mandiri.

4.3.2 Pemahaman Serta Tanggapan Peserta Didik Dengan Menggunakan

Metode Kerja Kelompok Pada Materi Ajar Pelaku Perekonomian

Bagi Peserta Didik kelas VIII di SMPN SATAP Raburia

Temuan peneliti pada SMPN SATAP Raburia tentang pemahaman peserta

didik dalam penggunaan metode kerja kelompok pada materi ajar pelaku

perekonomi menunjukan bahwa sudah baik dilakukan, hal ini dilihat dari

keaktifan peserta didik dalam berkelompk, tanggung jawab peserta didik dalm

menyelesaikan kerja kelompok dan tanggung jawab kelompok dalam

memaparkan hasil kerja kelompok materi ajar pelaku perekonomi.

Hasil temuan peneliti berkaitan dengan pemahaman peserat didik tentang

pengguna metode kerja kelompok pada materi ajar pelaku perekonomi bagi

peserta didik SMPN SATAP Raburia sejalan dengan teori menurut Djamarah.

(1995: 55), penggunaan metode memiliki kedudukan sebagai alat motivasi

ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar, menyiasati perbedaan individual

peserta didik, dan untuk mencapai tujauan pembelajaran

Dari paparan tersebut di atas, dapat disimpulkan pengguna metode kerja

kelompok pada materi ajar pelaku perekonomi bagi peserta didik SMPN SATAP

Raburia yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran sangat baik.

Sehingga hal ini menjadi tanggapan peserta didik akan pengguna metode kerja

kelompok bisa diaplikasikan dengan maksimal dan peserta didik bisa menambah

pengetahuan dan membuka wawasan bagi peserta didik sendiri.

50
4.3.3 Prestasi Belajar Peserta Didik Dengan Menggunakan Metode Kerja

Kelompok Pada Materi Ajar Pelaku Perekonomian

Temuan peneliti di SMPN SATAP Raburia tentang prestasi belajar peserta

didik terhadap penggunaan metode kerja kelompok pada materi ajar pelaku

perekonomian menujukan bahwa sudah baik adanya. Dari hasil pemaparan materi

terhadap hasil kerja kelompok memberikan gambaran bahwa dalam pemaparan

materi peserta didik mempertanggung jawabkan dengan baik. Dalam pemaparan

materi dari setiap kelompok menunjukan sebagai bahan pertimbangan penuilaian

dalam menentukan pretasi belajar peserta didik.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar peserta didik

dapat meningkat akibat keaktifan peserta didik dalam menggunakan metode kerja

kelompok,dan guru mengoptimalkan strategi,metode,maupun media pembelajaran

dalam kegiatan proses pembelajaran.

Dari perlakuan berupa penggunaan media, metode, serta strategi yang

dilakukan guru sehingga memengaruhi peserta didik lebih aktif dalam kegiatan

kerja kelompok.

Pembelajaran di kelas merupakan suatu bentuk komunikasi yang

melibatkan tiga komponen yaitu komunikator (guru), pesan (konsep pelajaran)

dan komunikan (peserta didik). Syarat keberhasilan komunikasi antara lain adalah

daya tarik pesan dan kesesuaian pesan dengan kebutuhan penerima. Oleh karena

itu, guru sebagai seorang yang professional harus mampu mengemas pesan itu

agar menarik perhatian peserta didik dengan menggunakan strategi, metode,serta

51
media sehingga menarik minat peserta didik untuk terlibat dalam pembelajaran

yang pada akhirnya akan meningkatkan hasil belajarnya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode kerja

kelompok materi ajar pelaku perekonomian guru mengoptimalkan strategi,

metode, serta perangkat pembelajaran dalam hal ini media pembelajaran yang

lebih ditekankan untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik pada proses

pembelajaran dapat meningkat dan menambah peengetahuan serta membuka

wawasan bagi peserta didik.

52
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas, maka penulis dapat

menyimpulkan hasil penelitian sebagai berikut:

1. Strategi atau metode yang dilakukan guru terhadap peserta didik dalam proses

pembelajaran sudah baik dilakukan. Hal ini dilihat dari penggunaan metode

kerja kelompok sesuai dengan materi ajar pelaku perekonomian berdasarkan

standar kompetensi dan kompetensi dasar yang digunakan.

2. Pemahaman serta tanggapan peserta didik tentang penggunaan metode kerja

kelompok pada materi ajar pelaku perekonomian bagi peserta didik kelas VIII

di SMPN SATAP Raburia sudah efektif. Hal ini dilihat dari proses pemaparan

hasil kerja kelompok.

3. Prestasi belajar peserta didik dengan menggunakan metode kerja kelompok

pada materi ajar pelaku perekonomian sangat baik dan adanya peningkatan,

sehingga pserta didik mampu menerapkan materi-materi yang telah diberikan,

dan mempengaruhi prestasi belajar yang baik pula.

53
5.2 Saran

Berdasarkan temuan dan kesimpulan diatas, maka diajukan beberapa saran

terutama kepada pihak-pihak yang terkait dalam penerapan pendekatan langsung

sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah

Mengingat pembelajaran dengan mengggunakan metode kerja kelompok

sangat produktif dan bermakna terhadap peserta didik maka sekolah sebagai

lembaga pendindikan perlu melakukan penyegaran sebagai bentuk pertanggung

jawaban sekolah terhadap penbangun pengetahuan peserta didik.

2. Bagi Guru

Diharapkan agar dalam proses pembelajaran perlu dilakukan metode yang

bervariasi sesuai dengan materi ajar seperti halnya dalam penggunaan metode

kerja kelompok.

3. Bagi Peserta Didik

Agar selalu mengikuti proses pembelajaran dengan baik serta berusaha untuk

selalu aktif dalam proses pembelajaran.

54

Anda mungkin juga menyukai