Disusun Oleh :
Puji dan Syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat limpahan Rahmat
dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun proposal ini dengan baik dan tepat pada
waktunya. Dalam proposal ini kami membahas mengenai terapi modalitas (terapi musik)
yang diterapkan pada pasien/klien di ruangan Merpati RS Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera
Selatan.
Proposal ini dibuat dengan dengan literatur dari jurnal, buku dan internet. Kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada proposal ini. Oleh karena itu,
kami berharap pembaca dapat memberikan saran serta kritik yang membangun untuk
penyempurnaan proposal selanjutnya.
Akhir kata, semoga proposal ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Co-Ners UNSRI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan yang pesat dalam bidang kehidupan manusia yang meliputi bidang
ekonomi, teknologi, politik, dan budaya serta bidang bidang lain membawa pengaruh
tersendiri bagi perkembangan manusia itu sendiri. Kehidupan yang semakin sulit dan
komplek serta bertambahnya stressor psikososial akibat budaya masyarakat modern
menyebabkan manusia tidak dapat menghindari tekanan-tekanan yang mereka alami
sehingga menyebabkan gangguan jiwa. Menurut organisasi kesehatan dunia / WHO
(World Health Organisasion), masalah gangguan kesehatan jiwa diseluruh dunia sudah
menjadi masalah yang serius. WHO menyatakan paling tidak ada satu dari empat orang
didunia mengalami masalah mental diperkirakan ada sekitar 450 juta orang didunia yang
mengalami gangguan kesehatan jiwa (Prasetyo, 2006).
Ganguan jiwa terbanyak adalah skizofrenia. Studi epidemologi menyebutkan bahwa
diperkirakan angka prevalensi skizofrenia secara umum berkisar antara 0.2-2.0 %. Di
Indonesia angka prevalensi skizofrenia yang tercatat Departemen Kesehatan berdasarkan
survei pada tahun 2011 di Rumah Sakit antara 0.5-0.15% (Hawari, 2002). Pelayanan
kesehatan jiwa merupakan salah satu upaya mengatasi masalah gangguan jiwa yang ada
di masyarakat. Salah satu upaya tersebut menyediakan sarana pelayanan rumah sakit jiwa
(Nurjanah, 2004). Rumah sakit jiwa merupakan fasilitas utama untuk menangani masalah
gangguan kejiwaan tapi ternyata jumlah rumah sakit jiwa belum cukup memadai untuk
dapat menampung semua penderita gangguan jiwa yang ada.
Menurut Keliat, Wiyono dan Susanti (2011) gangguan jiwa dapat diatasi dengan
farmakologi dan nonfarmakologi, dimana terapi non farmakologi lebih aman digunakan
karena tidak menimbulkan efe samping seperti obat obatan karena terapi norfarmakologi
menggunakan proses fisiologis, namun secara medis kedua terapi ini harus berjalan secara
bersamaan. Salah satu terapi nonfarmakologis yang efektif adalah mendengarkan musik.
Menurut Aldridge (2008) musik memiliki kekuatan untuk mengobati penyakit dan
meningkatkan kemampuan pikiran seseorang. Ketika musik diterapkan menjadi sebuah
terapi, music dapat meningkatkan, memulihkan, dan memelihara kesehatan baik fisik,
mental, social, emosional dan spiritual. Musik tidak sekedar memberi efek hiburan, tetapi
mampu membangkitkan gairah dan semangat hidup manusia untuk memberdayakan serta
memaknai hidupnya.
Pada zaman modern ini, terapi musik banyak digunakan oleh psikolog maupun
psikiater untuk mengatasi berbagai macam gangguan kejiwaan, gangguan mental atau
gangguan psikologis (Adridge, 2008). Terapi musik mudah diterima oleh organ
pendengaran dan kemudian melalui saraf pendengaran disalurkan kebagian otak yang
memproses emosi yaitu system limbik. Menurut William dan Wilkins (2005) system
limbic di otak terdapat neurotransmitter yang mengatur mengenai stress, ansietas, dan
beberpa gangguan terkait ansietas. Hasil penelitian O’Sullian (1991, dalam Rusdi dan
Isnawati, 2009) mengemukakan bahwa music dapat memepengaruhi imajinasi,
intelegensi, memori serta dapat mempengaruhi hipofisis di otak untuk melepaskan
endorphin sehingga terapi musik dapat dilakukan sebagai salah satu penatalaksanaan
untuk pasien dengan gangguan jiwa.
Berdasarkan observasi di Ruang Merpati RS Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera
Selatan pasien belum pernah di ikutkan dalam terapi musik, pasien hanya sering diikutkan
kegiatan rehabilitasi dan TAK diruangan, sehingga penulis tertarik untuk melakukan
terapi musik pada pasien di Ruang Merpati RS Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian terapi musik?
2. Apa tujuan dari terapi musik?
3. Bagaimana manfaat terpi musik?
4. Apa karakteristik dari terapi musik?
5. Bagaimana prosedur terapi musik?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan menerapkan terapi musik pada pasien di Ruang Merpati RS
Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tentang pengertian terapi musik
b. Untuk mengetahui tentang tujuan dari terapi musik
c. Untuk mengetahui tentang manfaat terapi musik
d. Untuk mengetahui prosedur dilakukannya terapi musik
e. Untuk memperagakan terapi musik pada pasien di Ruang Merpati RS Ernaldi
Bahar Provinsi Sumatera Selatan
f. Untuk memberdayakan pasien untuk mengikuti terapi musik yang dilakukan
D. Manfaat
a. Mahasiswa mampu mengetahui dan menerapkan terapi musik pada pasien di Ruang
Merpati RS Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan
b. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengertian terapi musik
c. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang tujuan dari terapi musik
d. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang manfaat terapi musik
e. Mahasiswa mampu menjelaskan prosedur dilakukannya terapi musik
f. Mahasiswa mampu memperagakan terapi musik pada pasien di Ruang Merpati RS
Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan
g. Mahasiswa mampu memberdayakan pasien untuk mengikuti terapi musik yang
dilakukan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Terapi Modalitas
1. Pengertian Terapi Modalitas
Terapi modalitas yaitu suatu terapi yang dilakukan dengan cara melakukan
berbagai pendekatan penanganan pada klien dengan gangguan jiwa. Terapi modalitas
merupakan terapi dalam keperawatan jiwa, dimana perawat mendasarkan potensi yang
dimiliki klien (modal-modality) sebagai titik tolak terapi atau penyembuhan. Selain
itu juga, definisi dari terapi modalitas adalah suatu pendekatan penanganan klien
dengan gangguan yang bervariasi yang bertujuan untuk mengubah prilaku klien
dengan gangguan jiwa yang awalnya memiliki prilaku maladaptif menjadi prilaku
yang adaptif.
Menurut Perko dan Kreigh (1988), terapi modalitas adalah suatu tehnik terapi
dengan menggunakan pendekatan secara spesifik atau suatu sistem terapi psikis yang
keberhasilannya sangat tergantung pada adanya komunikasi atau perilaku timbal balik
antara pasien dan terapis. Terapi yang diberikan dalam upaya mengubah perilaku mal
adaptif menjadi perilaku adaptif. Terapi modalitas keperawatan jiwa dilakukan untuk
memperbaiki dan mempertahankan sikap klien agar mampu berhadapan dan
bersosialisasi dengan lingkungan masyarakat sekitar dengan harapan klien dapat terus
bekerja dan tetap berhubungan dengan keluarga, teman, dan sistem pendukung yang
ada ketika menjalani terapi (Nassir, et al, 2011).
Terapi modalitas adalah berbagai macam alternatif terapi yang dapat diberikan
pada pasien gangguan jiwa. Gangguan jiwa merupakan berbagai bentuk
penyimpangan perilaku dengan penyebab pasti belum jelas. Oleh karenanya,
diperlukan pengkajian secara mendalam untuk mendapatkan faktor pencetus dan
pemicu terjadinya gangguan jiwa. Selain itu, masalah kepribadian awal, kondisi fisik
pasien, situasi keluarga, dan masyarakat juga memengaruhi terjadinya gangguan jiwa.
Maramis mengidentifikasi penyebab gangguan dapat berasal dari masalah fisik,
kondisi kejiwaan (psikologis), dan masalah sosial (lingkungan).
B. Terapi Musik
Menurut Surya (2012) tujuan dari terapi musik adalah memberikan pelayanan bagi
mereka yang dianggap perlu untuk mendapatkannya khususnya pada penderita yang ada
di YPAC, yang mengalami hambatan fisik motorik mental intelegency maupun sosial
emosinya. Dengan bermain musik diharapkan dapat merangsang dan menarik penderita
untuk mengikuti alur irama yang selanjutnya menciptakan suasana santai, gembira yang
pada akhirnya adanya perubahan yang positif dalam arti penderita bisa melaksanakan
dan mengikuti program kegiatan yang ada di terapi musik.
1. Tujuan umum terapi musik
a) Membuat hati dan perasaan seseorang menjadi senang dan terhibur
b) Membantu mengurangi beban penderitaan seseorang
c) Tempat pemyaluran bakat seseorang
2. Tujuan khusus terapi musik
a) Untuk menumbuhkan potensi-potensi yang ada pada penderita, serta
memfungsikan sisa-sisa kemampuan yang ada pada penderita berkelainan
b) Musik dapat meningkatkan, memulihkan, dan memelihara kesehatan fisik, mental,
emosional, sosial dan spiritual.
c) Penderita akan tumbh menjadi seseorang yang percaya diri dan merasa bisa berbuat
atau beraktivitas sperti manusia pada umumnya.
d) Dengan diberikannya terapi musik diharapkan dapat mengurangi atau
menghilangkan ketegangan-ketegangan penderita pada aspek sosial, emosioanl,
mental intelegency dan fisik motorik
BAB III
TERAPI MUSIK
A. Pengertian
Terapi musik adalah suatu proses yang menggembangkan antara aspek
penyembuhan dan musik itu sendiri dengan kondisi dan situasi; fisik/ tubuh, emosi,
mental, spiritual, kognitif dan kebutuhan sosial seseorang. Terapi musik adalah metode
penyembuhan dengan musik melalui energi yang dihasilkan dari musik atau
mengembalikan kesehatan mental, fisik, emosional dan spiritual. Dalam kedokteran,
terapi musik disebut juga sebagai terapi pelengkap (Complementary Medicine).
Potter juga mendefinisikan terapi musik sebagai teknik yang digunakan untuk
penyembuhan suatu penyakit dengan menggunakan bunyi atau irama tertentu. Jenis
musik yang digunakan dalam terapi musik dapat disesuaikan dengan keinginan, sperti
musik klasik, intrumentalia, slow music, orchestra dan musik modern lainnya. Tetapi
beberapa ahli menyarankan untuk tidak menggunakan jenis musik tertentu seperti pop,
disco, rock and roll, dan musik berirama keras (anaspetic beat) lainnya, Karena jenis
musik dengan anspetic beat (2 beat pendek, 1 beat panjang dan kemudian pause)
merupakan irama yang berlawanan dengan irama jantung. Musik lembut dan teratur
seperti intrumentalia dan musik klasik merupakan musik yang sering digunakan untuk
terapi musik (Potter, 2005).
1. Terapi musik adalah keahlian menggunakan musik dan elemen musik oleh seorang
terapis yang terakreditasi untuk meningkatkan, mempertahankan, dan
mengembalikan kesehatan mental, fisik, emosional, dan spiritual. Terapi musik
adalah suatu bentuk terapi dengan mempergunakan musik secara sistimatis,
terkontrol dan terarah didalam:
Menyembuhkan
Merehabilitasi
Mendidik
Melatih anak-anak dan orang dewasa yang menderita ganguan fisik, mental ,
atau emosional.
2. Terapi musik adalah suatu kegiatan dalam belajar yang mempergunakan musik
untuk mencapai tujuan-tujuan seperti:
Merubah tingkah laku
Menjaga/memelihara agar tingkah atau kemampuan yang telah dicapai tidak
mengalami kemunduran
Mengembangkan kesehatan fisik dan mental
3. Terapi musik adalah suatu disiplin ilmu yang rasional yang member nilai tambah
pada musik sebagai dimensi baru secara bersama dapat mempersatukan seni ilmu
pemgetahuan dan emosi (perasaab cintam kasih sayang dan lain sebagainya).
d. Pengembangan diri
Musik yang didengarkan menentukan kualitas pribadi diri. Hasil penelitian
membuktikan bahwa seseorang yang mempunyai masalah perasaan, biasanya
cenderung mendengarkan musik yang sesuai dengan perasaanya. Apabila musik
yang didengarkan adalah musik motivasi, perasaan yang bermasalah akan berubah
secara sendirinya menjadi lebih menyenangkan.
e. Meningkatkan kemampuan mengingat
Terapi musik dapat meningkatkan daya ingat dan mencegah kepikunan. Hal ini
terjadi karena bagian otak yang memproses musik terletak berdekatan dengan
memori (ingatan). Atas dasar inilah maka banyak sekolah-sekolah modern di
Amerika dan Eropa untuk meningkatkan prestasi akademik siswa menerapkan
terapi musik.
g. Mengurangi rasa sakit
Musik bekerja pada system syaraf otonom yaitu dengan system saraf yang
bertanggung jawab mengontrol tekanan darah, denyut jantung, fungsi otak,
mengontrol perasaan dan emosi. Ketika seseorang sakit, dia akan merasa takut,
frustasi dan marah, hal inilah yang membuat otot-otot tubuh menjadi menegang.
Sehingga menyebabkan rasa sakit yang smeakin parah. Mendengarkan musik dapat
menimbukan rasa rileks untuk meregangkan otot-otot yang tegang
h. Menyeimbangkan tubuh
Membuat penelitian para ahli, stimulasi musil membantu menyeimbangkan
organ keseimbangan yang terdapat ditelinga dan otak. Jika organ keseimbangan
sehat, maka kerja organ tubuh lainnya juga menjadi seimbang dan lebih sehat.
i. Meningkatkan kekebalan tubuh
Riset yang dilakukan para ahli mengenai efek musik terhadap tubuh manusia,
telah menyimpulkan bahwa: apabila jenis musik yang didengar sesuai dan dapat
diterima oleh tubuh manusia, dapat bereaksi dengan mengeluarkan sejenis hormon
(serotonin). Hormon tersebut dapat menimbulkan rasa nikmat sehingga tubuh akan
menjadi lebih kuat dengan meningkatnya system kekebalan tubuh dan membantu
menjadi lebih sehat.
j. Meningkatkan olahraga
Mendengarkan musik ketika berolahraga dapat menjadikan olahraga yang
lebih baik dengan beberapa cara, diantaranya meningkatkan daya tahan,
meningkatkan mood dan mengalihkan dari setiap pengalaman yang tidak nyaman
selama ini.
NO. PROSEDUR
PRE INTERAKSI
1. Cek catatan keperawatan atau catatan medis klien (jika ada)
2. Siapkan alat-alat
3. Identifikasi faktor atau kondisi yang dapat menyebabkan kontra indikasi
4. Cuci tangan
TAHAP ORIENTASI
5. Beri salam dan panggil klien dengan namanya
6. Jelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya tindakan pada klien/keluarga
TAHAP KERJA
7. Berikan kesempatan klien bertanya sebelum kegiatan dilakukan
8. Menanyakan keluhan utama klien
9. Jaga privasi klien. Memulai kegiatan dengan cara yang baik
10. Menetapkan perubahan pada perilaku dan/atau fisiologi yang diinginkan seperti
relaksasi, stimulsi, konsentrasi, dan mengurangi rasa sakit
A. Pelaksanaan Kegiatan
1. Jenis Kegiatan : Terapi musik pasif-reseptif
2. Genre Musik : Dangdut remix
3. Jumlah Lagu : 2 (dua) lagu
4. Durasi Terapi : 40 Menit
5. Tujuan Terapi : Menghilangkan stress dan beban pikiran yang sedang
dialami
oleh peserta kegiatan.
B. Peserta Kegiatan
No. Nama Peserta Usia Kegiatan Selama Terapi
1. Tn. E 23 Mendengarkan, berjoget, dan bernyanyi
2. Tn. H 33 Mendengarkan, berjoget, dan bernyanyi
3. Tn. M 30 Mendengarkan, berjoget, dan bernyanyi
4. Tn. J 38 Mendengarkan, berjoget, dan bernyanyi
5. Tn. N 30 Mendengarkan, bernyanyi
6. Tn. B 40 Mendengarkan, berjoget, dan bernyanyi
1. Tn. E 70 Ringan
2. Tn. H 75 Ringan
3. Tn. M 81 Sedang
4. Tn. J 71 Ringan
5. Tn. N 80 Sedang
6. Tn. B 79 Sedang
D. Hasil Posttest (setelah mendengarkan musik)
No. Peserta Total Kategori stress
1. Tn. E 41 Normal
2. Tn. H 52 Normal
3. Tn. M 70 Ringan
4. Tn. J 70 Ringan
5. Tn. N 65 Normal
6. Tn. B 53 Normal
Keterangan :
Tingkat stress Nilai
Normal 0-69
Ringan 70-78
Sedang 79-86
Berat 87-89
Sangat Berat 90-91
F. Pembahasan
Berdasarkan nilai hasil pretest dan posttes yang telah diperoleh maka terapi musik
yang telah dilakukan dapat memberikan efek yaitu menurunkan tingkat stress dan beban
yang dialami oleh peserta kegiatan.
Hal ini sesuai dengan tujuan kegiatan yang ditetapkan yaitu untuk menghilangkan
stress dan beban pikiran yang sedang dialami oleh peserta kegiatan dan juga sesuai
dengan beberapa penelitian terkait yang telah dilakukan. Dengan demikian pemberian
terapi musik yang telah dilakukan dapat dikategorikan berhasil dan bermanfaat bagi
peserta kegiatan.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gangguan jiwa dapat diatasi dengan terapi farmakologi dan nonfarmakologi. Terapi
nonfarmakologi lebih aman digunakan karena tidak menimbulkan efek samping seperti
obat-obatan, karena obat nonfarmakologis yang efektif adalah terapi musik. Terapi musik
adalah keahlian menggunakan musik atau elemen musik oleh seseorang terapis untuk
meningkatkan, mempertahankan dan mengembalikan kesehatan mental, fisik, emosional
dan spiritual. Terapi musik diberikan kepada seseorang yang dianggap perlu untuk
mendapatkannya. Terdapat berbagai jenis musik yang dapat digunakan dalam terapi
musik. Tujuan dari terapi musik untuk mengobati penyakit dan meningkatkan
kemampuan pikiran seseorang.
B. Saran
1. Bagi keluarga pasien
a. Berikan dukungan dalam terapi musik pada pasien
b. Dapatkan tim yang jelas tentang tujuan dan tindakan terapi dari tim medis.
c. Kenali gejala yang timbul dan segera memerlukan perawatan medis.
2. Bagi perawat atau tim medis
a. Tetapkan intervensi terapi musik sesuai dengan pengkajian
b. Berikan informasi yang jelas kepada keluarga maupun klien tentang tujuan dan
tindakan yang akan dilakukan.
c. Berikan penyuluhan mengenai penyebab, gejala, pengobatan dan pencegahan.
DOKUMENTASI