240210140024
Kelompok 2A
V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Praktikum teknologi pengolaha serealia, kacang – kacangan dan umbi -
umbian yang telah dilaksanakan yaitu pengolahan berbasis tepung lokal. Adapun
jenis tepung yang digunakan adalah tepung ketan putih / tepung beras, tepung
talas, tepung ubi ungu, tepung hunkue, tepung tapioka, tepung terigu, tepung
kedelai hitam, tepung ubi jalar ungu. Produk yang dibuat berbagai macam, seperti
kue chiffon ketan hitam, kue brownies talas, kue lapis, kue asin kedelai hitam, dan
bolu kukus/ kue angkok ubi ungu.
5.1 Chiffon Ketan Putih
volume diperoleh dari penggunaan baking powder. Chiffon cake
merupakan kombinasi dari butter cake dengan foam cake. Cake yang sangat
ringan dan mempunyai tekstur halus. Cake ini mengandalkan putih telur yang
dikocok kaku agar adonan mengembang tinggi, menteganya pun diganti minyak.
Foam cake prinsipnya tergantung dari pengembangan dan denaturasi dari protein
telur untuk menghasilkan struktur dan volume akhir. Cake ini biasanya tidak
menggunakan lemak dan menghasilkan cita rasa cake yang tidak mengenyangkan
(Faridah dkk, 2008).
Pori-pori (rongga antar sel) dibentuk oleh busa yang dihasilkan dari
pengocokkan putih telur, gula dan cream of tar-tar hingga kaku. Pembentukan
busa terjadi oleh sifat protein ovalbumin. Melalui proses pengocokkan maka
rantai ikatan protein akan terbuka membentuk lapisan monomolekuler yang siap
merangkap udara, Asam yang terkandung dari cream of tar-tar akan memperkuat
lapisan film protein putih telur yang membungkus udara, udara yang terperangkap
akan mengisi rongga diantara butiran pati yang telah mengembang. Selama proses
pemanasan O2 akan memuai meninggalkan tempatnya bersama dengan pati
mengeras sehingga membentuk pori-pori (rongga antar sel) dengan bentuk besar,
merata dan membuat cake menjadi mengembang. (William Mc, 1985).
Telur berfugsi sebagai pengembang adonan, membentuk warna, perbaikan
rasa, menambah nilai gizi, sebagai pelembut atau pengempuk, sebagai penambah
aroma dan zat gizi. Telur mempunyai dua unsur yaitu, kuning telur dan putih
telur. Kuning telur mengandung 50 % air, sedangkan putih telur kadar airnya
mencapai 87 %. Dalam kuning telur terdapat lesitin yang berfungsi sebagai
Naufi Hamdini
240210140024
Kelompok 2A
emulsifier yang memiliki kemampuan mengikat air dan lemak. Kuning telur juga
berfungsi sebagai pengawet alami, makin banyak kuning telur yang dipakai, kue
akan terasa lebih legit dan padat, sebaliknya makin banyak putih telur yang
dipakai kue akan lembek dan lekat di langit-langit mulut (Tarwotjo, 2004).
Berikut ini adalah
DAFTAR PUSTAKA
Desrosier, N.W. 1988. Teknologi Pengawetan Pangan. Penerjemah Muchji
Muljoharjo. UI-Press, Jakarta.
Herudiyanto, M., dan Fitri, M. 2009. Teori dan Praktik Teknologi Pengolahan
Roti dan Kue. Penerbit Widya Padjadjaran, Bandung.
Nurcahya, H. 2013. Budidaya dan Cara Olah Talas untuk Makanan dan Obat..
Pustaka Baru Press. Yogyakarta.
Sutomo, B. 2006. Memilih Tepung Terigu yang Benar untuk Membuat Roti,
Cake, dan Kue Kering. Available at:
http://www.gizi.org/gizi/kesehatan/masyarakat.html. Diakses pada
tanggal 27 April 2017.