Anda di halaman 1dari 2

BAB 1

PENDAHULUAN

Anestesi spinal bekerja dengan memblok saraf simpatis, parasimpatis, diikuti dengan saraf untuk rasa
dingin, panas, raba dan tekan dalam dan terakhir serabut motoris, rasa getar dan proprioseptif. Anestesi
dengan teknik regional menggunakan obat seperti prokain berlangsung selama 60 menit, tetrakain 120
menit, dan dibukain 180 menit. Berdasarkan lamanya efek anestesi yang diberikan, maka teknik anestesi
spinal menjadi pilihan untuk sectio cesarean. Bupivakain hiperbarik dalam glukosa 8% seringkali
digunakan. Beberapa studi yang dilakukan beberapa waktu ini menyatakan bahwa bupivacaine murni
bersifat hiperbarik terhadap cairan serebrospinal manusia. Walaupun lokal anesthesia hiperbarik memiliki
tingkat keamanan yang cukup tinggi, dalam penggunaannya tentu saja tidak akan terlepas dari risiko.
Untuk mencegah blok unilateral atau saddle, pasien harus bergerak dari lateral atau posisi duduk secara
cepat. Cairan hiperbarik dapat menyebabkan henti jantung mendadak setelah dilakukan tindakan karena
ekstensi dari blok simpatis. Selain itu, carian hiperbarik juga dapat menyebabkan hipotensi atau bradikardi
setelah mobilisasi.

Levobupivakain adalah S(-) enantiomer muni dari bupivakain, belakangan ini telah menjadi
alternatif yang lebih aman untuk anestesi regional dibandingkan saudara satu ras-nya bupivakain.
Levobupivakain diketahui memiliki efikasi yang sama dengan bupivakain , namun memiliki profil
farmakokinetik yang lebih superior. Secara klinis, levobupivakain telah diobservasi memiliki toleransi yang
baik untuk teknik anestesi regional baik setelah pemebrian bolus atau infus post-operatif. Insidensi dari
adverse drug effect (ADRs) sangat jarang terjadi jika diberikan dengan baik dan benar.

Pertimbangan antara kelebihan dan kekurangan dari masing-masing agen anestesi tersebut menimbulkan
studi yang lebih lanjut lagi mengenai perbandingan keduanya. Oleh karena itu, referat ini pun akan
membahas perbandingan antara kedua agen anestesi tersebut dalam operasi section cesarean.

Diskusi:

Dalam perbandingan kedua agen anestesi dalam studi yang dilakukan didapatkan hasil abhwa kedua agen
dapat mencapai blockade sensoris pada section cesarean dan telah diobservasi bahwa kestabilan
hemodinamik dengan levobupivakain lebih terpelihara dengan baik. Dalam banyak penelitian didapatkan
bahwa kemampuan bupivakain maupun levobupivakain untuk memblok sensorik dan motorik cukup
seimbang. Glaser,dkk dan Fattorini,dkk dalam penelitian mereka yang membandingkan cairan isobaric
0,5% levobupivakain dan bupivakain didapatkan tidak adanya perbedaan yang signifikan dalam hal
distribusi maksimal, dan durasi dalam menghambat sensorik dan motoric. Dalam penelitian bedah urologi,
dilaporkan bahwa penggunaan 2,5ml 0,5% bupivakain hiperbarik dan 2,5ml 0,5% levobupivakain isobaric
memiliki efek yang seimbang dalam anestesi spinal dan onset nya pun dalam menghambat sensorik dan
motoric juga seimbang. Dalam sebuah penelitian membandingkan dosis efek pada bupivakain dan
levobupivakain pada pasien yang menjalani operasi urologi, Lee,dkk melaporkan bahwa 2,6ml 0,5%
bupivakain dan levobupivakain memiliki efek hemodinamik dan klinik yang sama. Dalam studi lai yang
dilakukan pada sukarelawan, anestesi spinal dilakukan pada dosis 4,8,12 mg menggunakan levobupivakain
dan bupivakain hiperbarik spinal, karakteristik blok motoric dan sensorik pada masing-masing dosis
dibandingkan.
Dalam penelitian yang dilakukan di Turki pada tahun 2012 ditemukan bahwa tingkat penghambatan
sensorik maksimum pada grup bupivakain lebih tinggi dan terjadinya hambatan motoric terjadi lebih cepat
dan berlangsung lebih lama. Hasil dari penelitian tersebut kontradiktif dengan penelitian-penelitian yang
dilakukan sebelumnya. Namun hasil yang serupa ditemukan pada penelitian Gautier,dkk selama anestesi
spinal pada kelahiran cesar. Mereka membandingkan dosis yang sama pengunaan levobupivakain dan
bupivakain dan dilaporkan bahwa efek anesthesia yang adekuat dapat dipertahankan pada 97% pasien
pada grup bupivakain, sedangkan pada grup levobupivakain didapatkan pada 80% pasien, dan durasi
penghambatan motrik dan efek analgesic lebih pendek pada grup levobupivakain.

Pada penelitian terkini, insiden hipotensi pada penggunaan bupivakain ditemukan sebanyak 36,6%. Hal
ini disebabkan karena fakta bahwa pengurangan dosis dari anastesi lokal danpenambahan fentanyl.
Insidensi hipotensi secara signifikan menurun menjadi 16,6% dalam dosis yang digunakan pada grup
levobupivakain. Glasser,dkk menemukan bahwa levobupivakain menghasilkan efek bradikardi yang lebih
rendah dan mengurangi tekanan arteri lebih rendah jika dibandingkan dengan bupivakain.

Pada anestesi regional untuk section cesarean, mual dan muntah dapat terjadi akibat beberapa faktor.
Alasan terpenting adalah bahwa aliran darah cerebral menurun akibat hipotensi. Alasan lain berkaitan
dengan derajat penghambatan yang dicapai, semakin tingginya penghambatan blok, maka kejadian mual
dan muntah akan semakin meningkat atau akibat struktur yang terkait peregangan peritoneal selama
operasi akibat penghambatan yang tidak adekuat. Dapat dijelaskan bahwa pengurangan insidensi mual
yang terjadi pada grup levobupivakain.

Anda mungkin juga menyukai