Anda di halaman 1dari 28

ANALISA PEMBESIAN

Dalam Sebuah kegiatan pembangunan perumahan salah satu hal yang paling sulit dilakukan oleh mereka
yang awam adalah cara menghitung volume material yang dibutuhkan secara tepat dan efisien.

Pada kesempatan kali ini saya mencoba membahas mengenai perhitungan volume besi tulangan pada
tiap m3 beton ( satuan yang biasa digunakan untuk volume beton bertulang adalah m3 ).

Contoh kasus.

Dimensi beton 15/20 cm dengan rincian penulangan :

 tulangan 4 diameter 12 ( tulangan utama )

 tulangan diameter 6 jarak 20 cm ( tulangan beugel )

Secara prinsip kita harus bisa menterjemahkan volume 1 m3 beton dengan ukuran 15/20 cm.

 1 m3 beton = 1/(0.15x0.2) m ( panjang beton 1 m3, dimensi 15/20 ) = 33 ,33 m dibulatkan 34 m

 Asumsi yang digunakan panjang 1 lonjor besi = 12 m

panjang besi tulangan yang dibutuhkan :


Besi tulangan Utama

panjang Besi diameter 12 = 4 bh x ( 34 m - 0,02 m ( selimut beton )) = 4 x 33,98 = 135,92 m


panjang besi dalam lonjor = 135,92/12 = 11,33 ljr
berat besi 12 per-lonjor = 0,074x12x12 = 10,66 kg/ljr( bisa dengan menggunakan tabel besi tulangan )

(reff. perhitungan praktis berat besi per-lonjor = analisa harga satuan dan rencana anggaran biaya )
jumlah berat besi 12 dalam 1 m3 ukuran 15/20 = 10,66 kg/ljr x 11,33 ljr = 120,74 kg

Besi tulangan beugel


jumlah beugel dengan jarak 20 cm sepanjang 34 m beton bertulang = 34 m / 0.2 m = 170 bh beugel
Perhitungan panjang beugel pada beton dimensi 15/20.
selimut beton = 1,5 cm ( satu sisi ) = 3 cm ( dua sisi )
panjang 1 beugel [ (15-1,5x2)x2 sisi + (20-1,5x2)x2 sisi ] = 12x2 + 17x2 = 24 + 34 = 58 cm
panjang pembengkokan tulangan 5 cm x 2 = 10 cm
Panjang total 1 beugel = 58 + 10 = 68 cm = 0,68 m
berat besi 6 per-lonjor = 0,074x6x6 = 2,66 kg/ljr ( bisa dengan menggunakan tabel besi tulangan )
jumlah panjang total = 0,68 m x 170 bh = 115,6 m/12 = 9,63 ljr
jumlah berat beugel total = 9,63 ljr x 2,66 kg/ljr = 25,63 kg

Jumlah berat besi total dalam 1 m3 beton ukuran 15/20 = 120,74 + 25,63 = 146,37 kg/m3

Ini adalah contoh kasus sederhana yang mungkin bisa digunakan untuk memahami perhitungan kg besi
dalam 1 m3 beton bertulang.

Sumber : Menghitung Volume Besi per-m3 beton bertulang | Home Design and Ideas
http://www.hdesignideas.com/2012/01/menghitung-volume-besi-per-m3-beton.html#ixzz3Kxqeg7N4
Under Creative Commons License: Attribution
BERAT BESI TANPA TABEL.

Berat Besi Tulangan

Untuk Menghitung berat besi jika tanpa tabel ingat : 0, 00 61 65

Apapun namanya kalau berhubungan dengan berat maka angka koefisiennya adalah Berat Jenis (BJ).
Karena disini bicara tentang Besi maka kita pakai BJ nya besi yaitu = 7850Kg/m³
Kalo ngomongin tanah ya pake koefisien berat jenisnya tanah ...............................

Rumus
Berat Besi = Volume Besi x BJ

Volume ...........dalam meterkubik m3


Berat besi ........dalam kilogram Kg

Untuk Besi Tulangan maka rumusnya bila diterapkan misalnya pada besi Ø16, dengan panjang 12m

= VOLUME x BJ

= Luas permukaan Besi x Panjang Besi x BJ

= 1/4 x 22/7 x d² x Panjang Besi x BJ

= 1/4 x 22/7 x (0,016)² x 12 m x 7850

= 18,947657.Kg

d = diameter besi tulangan (dalam mm)

Disini luas permukaan besi adalah lingkaran sedangkan untuk bentuk lain

silahkan hitung terlebih dahulu luas nya kemudian dikali panjang atau tingginya untuk

mendapatkan Volumenya.
Atau dapat juga menggunakan rumusan dibawah ini

Rumus :

= 0,006167 x d² x Panjang Besi

= 0,006167 x (0,016)² x 12 m

= 18,947657 kg

Ke 2 Rumusan diatas sama saja karena angka 0,006167 didapat dari perhitungan berat besi berdiameter
1mm.

1mm diameter besi :

= Luas penampang x BJ x Panjang Besi

= 1/4 x 22/7 x d² x BJ x Panjang Besi

= 1/4 x 22/7 x (0,001)² x BJ x Panjang Besi

= 1/4 x 22/7 x (0,001)² x 7850 x Panjang Besi

= 0,006167 x Panjang Besi

Angka koefisien ini untuk besi d = 1mm


Biasanya dibulatkan ke rata² tabel menjadi = 0,006165.

Sehingga Untuk besi d =13 --> beratnya = 0,006165 x (0,013)² x Panjang Besi

Jadi pada dasarnya menghitung berat besi harus diketahui terlebih dahulu diameter dan panjang besi . !
Coba bandingkan dengan tabel berat besi

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

PEKERJAAN PEMBESIAN

Besi 22" berat 23,2 kg/btg


Besi 16" berat 19 kg/btg
Besi 12" berat 10,8 kg/btg
Besi 10" berat 7,4 kg/btg
Besi 8" berat 4,7 kg/btg
Besi 6" ( begel ) --- BONUS PEKERJAAN

HARGA Rp. 3.000,-/kg


Khusus untuk Kolom Praktis 9/9 harga Rp. 4.000,- /m'

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

PEKERJAAN BETON BERTULANG

Beton Sloof 20× 40 : 48.000/m1

Bekisting sloof :38.350/m2

Beton Bertulang kolom Praktis 10× 12 : 38.000 /m1

Bekisting kolom :38.350/m2

Beton Bertulang Ring Balok 10× 12 : 44.000/m1

Bekisting balok :38.350/m2

Beton Balok Dak 40× 20 : 68.000/m1

Beton Plat Dak . : 58.000/m2

Bekisting Plat Dak :38.350/m2

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Bersumber dari SNI tetapi telah di modifikasi dan sesuaikan sehingga

mungkin sedikit berbeda dengan versi SNI.


Pembesian Balok dan Pelat Beton Bertulang

Harga Satuan Bahan dan Upah merupakan harga asumsi, yang besarnya bisa bervariasi

tergantung dari lokasi pekerjaan, pengalaman dan keterampilan tukang, dan banyak

faktor yang lain. Untuk contoh perhitungan ini kita ambil asumsi sebagai berikut :

Harga Besi Beton per kg 8.800,-

Harga Kawat Ikat per kg 15.000,-

Harga Upah Pekerja per hari 70.000,-

Harga Upah Tukang Besi per hari 100.000,-

Harga Upah Kepala Tukang per hari 120.000,-

Harga Upah Mandor per hari 150.000,-

Analisa Harga Satuan Pekerjaan Pembesian Besi Tulangan / kg

Material

Besi Beton 1.050 kg @ 8.800 = 9.240

Kawat Ikat 0,025 kg @ 15.000 = 375

Alat Bantu 1,000 ls @ 700 = 700

Subtotal = 10.315
Upah

Pekerja 0.0095 OH @ 70.000 = 665

Tukang Besi 0.0095 OH @ 100.000 = 950

Kepala Tukang 0,0008 OH @ 120.000 = 96

Mandor 0,0004 OH @ 150.000 = 60

Subtotal = 1.771

Total = 12.086 ........... Dibulatkan = 12.080

KEBUTUHAN SEMEN, PASIR, SPLIT DALAM PENGECORAN

SUMBER : http://watsanindo.wordpress.com/2012/03/01/berapa-banyak-kebutuhan-semen-pasir-split-
untuk-nge-cor/
Dibuat ringkasan........................................

Menghitung kebutuhan bahan untuk COR (1:2:3)


Atau perbandingan Semen : Pasir : Split = 1 : 2 : 3

Dasar Acuan
1 zak semen = 5 sekop pengki
1 zak semen = 1 dolak = 0,024 m3 (pendekatan ukuran zak semen 50kg = 10cm x 40cm x 60cm)

1 dolak semen : 2 dolak pasir : 3 dolak split


atau 0.024 m3 semen : 0.048 m3 pasir : 0.072 m3 split.

Nah sekarang misal kita ingin membuat dak dengan ukuran 10 m x 6m dengan tebal 10 cm berapa
kebutuhan materialnya jika ingin dibangun dengan mutu beton 1:2:3 ?

1. Volume beton = 10 x 6 x 0.1 = 6 m3


2. Total campuran tersebut adalah 1+2+3 = 6, itu
berarti 1/6 adalah semen, 2/6 adalah Pasir, dan 3/6 adalah split.

3. Maka kebutuhan
semen : 6 m3 x 1/6 = 1 m3 ;
Pasir : 6 m3 x 2/6 = 2m3 ;
Split : 6 m3 x 3/6 = 3 m3

4. 1 m3 semen adalah 1 : 0,024 = 41.6 = 42 zak semen

Selanjutnya sudah bisa di perkirakan berapa harga


42 zak semen.
2 kubik pasir.
3 kubik split.

Daftar komposisi beton sesuai standar yg berlaku di Indonesia

Mutu Beton Semen (kg) Pasir (kg) Kerikil (kg) Air (liter) w/c ratio

7.4 MPa (K 100) 247 869 999 215 0.87

9.8 MPa (K 125) 276 828 1012 215 0.78

12.2 MPa (K 150) 299 799 1017 215 0.72

14.5 MPa (K 175) 326 760 1029 215 0.66

16.9 MPa (K 200) 352 731 1031 215 0.61

19.3 MPa (K 225) 371 698 1047 215 0.58

21.7 MPa (K 250) 384 692 1039 215 0.56

24.0 MPa (K 275) 406 684 1026 215 0.53

26.4 MPa (K 300) 413 681 1021 215 0.52

28.8 MPa (K 325) 439 670 1006 215 0.49

31.2 MPa (K 350) 448 667 1000 215 0.48

Referensi tabel :
SNI DT – 91- 0008 – 2007 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton, oleh Dept Pekerjaan
Umum.
(catatan lebih lanjut : Untuk membuat spesifikasi teknis, RAB, sebaiknya digunakan angka mutu beton
yang diinginkan, semisal K-125, K-225. Hindari pencantuman komposisi semisal 1:2:3. Hal ini disebabkan
karena mutu beton yang diharapkan akan tepat dicapai melalui mix design terhadap bahan-bahan yang
akan digunakan. Perbandingan yang ada hanya merupakan pendekatan, dan bisa diterapkan untuk
kegiatan “kecil”)
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Mau kasih Saran Gan sesuai Pengalaman..(wil. Jakarta Utara)
Klo Luasan 35 m2 biaya Rp 35jt sepertinya mahal sekali Gan..

Perhitungan Plat Lantai adalah 12cm


asumsi Pembalokan (15x25)cm=1 s/d 2 m3

Jadi (35m2 x 0.12 m)+2m3= 6,2m3

Cor mix K22 /m3 =Rp 750rb x 6,2= Rp 4.650.000


Pembesian (besi 12) dan Bekisting Rp 1.500.000 x 6.2=Rp9.300.000

Upah 3Tukang(@Rp 80.000) 3 kenek(@Rp65.000)x3hari


(Rp 240.000+Rp195.000)x3 = Rp 1.305.0000

Jadi Total Rp 15.255.000

Cara Cepatnya (35m2x0.12m)+2m3=6.2m3


biaya Borongan Cor per m3 =Rp 2.2jt s/d Rp 2.7jt
Jadi biaya all in =Rp 13.64jt s/d Rp
16.74jtxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Perbandingan Biaya Cor Dak Konvensional - Dak Keraton - Panel Lantai AAC
Estimasi Biaya Cor Dak Konvensional
Biaya cor dak konvensional tebal 12 cm.
Dak konvensional untuk lantai 2 ketebalan 12 cm

dibutuhkan per m3 nya sebagai berikut :


- Besi Lapis Bawah 10 mm (15x15) =20 batang x rp. 80.000 = Rp. 1.600.000,-
- Besi Lapis Atas 8 mm (15x15)= 20 batang x Rp. 55.000 = Rp. 1.100.000,-

- Split =
- Pasir = 0,7m3 x Rp. 250.000=Rp. 175.000,-
- Semen = 8,75 zak x Rp. 63.000 = Rp. 551.250,-

- Bekisting Triplek 9 mm + Kaso 4/6 + Bambu = Rp. 1.750.000,-


- Upah Tenaga Kerja = Rp. 1.000.000,-

Total Cor Dak Konvensional per m3 = Rp. 6.426.000,-

Jadi biaya cor Dak Konvensional per m2 = Rp. 6.426.000/8 m2 = Rp. 803.000/m2 dengan dak tebal 12 cm
Jadi harga saat ini th. 2014 bisa berkisar Rp. 850.000/m2
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Perhitungan Biaya Pengecoran Plat lantai Konvensional


(per Tgl. 2 nov 2014)
Analisa Perhitungan untuk 8 m2 ( 1m3).

PC (semen) : 7 sak x Rp. 71.000,- = Rp. 491.000,-


Pasir : 0.52 m3 x Rp. 280.000,- = Rp. 145.000,-
Split : 0,85 m3 x Rp. 300.000,- = Rp. 255.000,-

Kaso 4/6 & 5/7 : 48 Btg x Rp. 31.000,- = Rp. 1.488.000,-


Triplek 9 mm : 3 lembar x Rp. 125.000,- = Rp. 375.000,-
Paku : 5 kg x Rp. 20.000,- = Rp. 100.000,-
Papan Cor (2 m) : 6 lbr x Rp. 17.000,- = Rp. 102.000,-

Besi Beton Ø8 : 25 btg x Rp. 49.000,- = Rp. 1.225.000,-


KAwat Beton : 2 kg x Rp. 20.000,- = Rp. 40.000,-

Alat kerja + Overhead : 1 ls x Rp. 400.000,- = Rp. 400.000,-

Upah Tenaga : 8 m2 x Rp. 180.000,- = Rp. 1.440.000,-


Upah Bongkar Begisting : 8 m2 x Rp. 30.000,- = Rp. 240.000,-

Total Biaya 1 m3 (8 m2) Plat Cor Konvensional = Rp. 6.307.600,-


Rata-Rata Biaya tiap 1 m2 = Rp. 788.450,-
Harga Rata-Rata Panel Lantai / m2 = Rp. 450.000,-

Selisih Harga Beton cor dan panel lantai =Rp. 338.450,-

Persentase (save your money) = 42.9%

Harga di tingkat Pemborong Cor Plat Konvensional = Rp. 850.000,- s/d 1.200.000,- / m2

Total Pemakaian Kayu dan triplek = Rp. 2.065.000,-

Biaya Material terbuang (asumsi 50%) = Rp. 1.032.500,-


BIaya Material terbuang / m2 = Rp. 129.063,-
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

 Beranda

 SNI PEKERJAAN PONDASI

 HARGA UPAH BORONG

 PENGECATAN DINDING

 BERAT BESI TANPA TABEL.

 ANALISA PEMBESIAN

 ANALISA HARGA GALI

 KEBUTUHAN SEMEN, PASIR, SPLIT DALAM PENGECORAN

ANALISA HARGA GALI

Berikut analisa harga satuan pekerjaan menggali 1 m3 tanah biasa menurut beberapa macam kedalaman
penggalian tanah. menurut SNI 2835:2008 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk
konstruksi bangunan gedung dan perumahan, menjelaskan rincian harga satuan pekerjaan galian tanah
sebagai berikut

Menggali 1 m3 tanah biasa sedalam 1 meter


Kebutuhan tenaga kerja
Pekerja = 0,750 OH.
Mandor = 0,025 0H.

Menggali 1 m3 tanah biasa sedalam 2 meter


Kebutuhan tenaga kerja
Pekerja = 0,900 OH.
Mandor = 0,045 OH.

Menggali 1 m3 tanah biasa sedalam 3 meter


Kebutuhan tenaga kerja
Pekerja = 1,050 OH.
Mandor = 0,067 OH.

*keterangan: OH = ongkos harian.

Contoh perhitungan biaya pekerjaan galian tanah


Kita akan membuat galian tanah untuk pekerjaan septictank dengan ukuran panjang 2 m, lebar 2 m dan
kedalaman 2 m. upah pekerja pada daerah pembangunan adalah Rp.60.000,00/hari. sedangkan upah
mandor adalah Rp.80.000,00/hari. berapa total biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan
penggalian tanah? mari kita hitung bersama
Analisa harga satuan per 1m3 kedalaman 2m.
Pekerja = 0,900 x Rp.60.000,00 = Rp.54.000,00
Mandor = 0,045 x Rp.80.000,00 = Rp.3.600,00
Jadi total biaya galian tanah biasa sedalam 2m per m3 = Rp.57.600,00
Jumlah biaya pekerjaan = volume x analisa harga satuan.
Volume galian tanah = 2m x 2m x 2m = 8m3
Jadi total biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan galian tanah adalah senilai Rp.57.000,00
x 8 m3 = Rp.460.800,00

Analisa harga satuan SNI 2835:2008 No.6.9


Menjelaskan bahwa Mengurug kembali 1 m3 galian dihitung dari 1/3 kali indeks pekerjaan galian
PENGECATAN DINDING

GSL adalah team yang terdiri dari para Surveyor, Drafman, dan Engeneering.
Kami menerima borongan Dan juga mengajak para Profesional untuk bergabung

Tidak banyak yang dapat dikomentari tentang CAT , yang penting irit dan hasilnya memuaskan.Tetapi
sebagai pedoman disini akan disampaikan saduran beberapa sumber tentang CAT.

CARA MENGHITUNG CAT YANG DIBUTUHKAN

Hitunglah luas semua dinding ruangan yang akan dicat


Bagilah luas total tersebut dengan daya sebar.

Contohnya

Daya sebar 1 Liter cat = 12 m²

Luas dinding yang akan di cat = 61 m

Maka jumlah cat yang dibutuhkan adalah

61 : 12 = 5,083 atau kurang lebih 5 Liter.

Jumlah ini untuk satu kali sapuan.

Agar hasilnya bagus, biasanya pada pengecatan dinding diperlukan minimal 2 (dua) kali sapuan.
Jadi jumlah cat yang dibutuhkan adalah 2 X 5 liter = 10 liter.

Rumus :
Kebutuhan Cat = Luas Dinding / luas sebaran 1 liter cat

 Standard pemakaian cat (10 – 12 ) m²/liter, Untuk 1 x lapisan.


 Untuk pengenceran cat adalah dengan menambahkan air bersih 5%-25% dari jumlah cat jaga
kekentalan atau ikuti aturan tertulis)..

 Untuk mendapatkan hasil pengecatan yang sempurna ( lapisan cat yang kuat dan warna yang
jelas) dibutuhkan minimal 2x pelapisan (tergantung Merk cat).

 Selang waktu pada setiap lapis harus cukup lama. Secara teoritis adalah 2-4 jam, tetapi
sebaiknya 8 jam atau semalam

Pengecatan yang dilakukan sekaligus tebal, hasilnya akan kurang baik.


Diusahakan sebelum umur pengecatan 1 hari tidak terkena air / hujan.

Rumus :

Perhitungan dalam Kg Satu kali sapuan pengecatan.

1 Liter Cat = 1,4 Kg ==> Luas daya sebar cat 10 m²

1 Kg ==> Luas daya sebar cat 0,714286 m²

1 m² ==> Membutuhkan 0,1 Liter atau 0,14 Kg Cat.

Untuk 2x sapuan = . . . . . . .?

Mohon koreksi pembaca

BAHAN DASAR YANG TERKANDUNG DALAM CAT

 Binder atau pengikat

 Pigmen atau zat pewarna


 Zat aditif (bahan kimia)

 Extender atau bahan pengisi

Cat yang mengandung tambahan logam Mercury (Hg) dan Timah hitam atau Timbale (Pb) , dapat
mengakibatkan kerusakan system syaraf terutama terhadap anak kecil.

TAHAP PENGECATAN DINDING

 Biarkan permukaan kering sempurna ± 1 (satu) bulan setelah plesteran

 Pastikan permukaan dinding bersih dan kering untuk mencegah terjadinya pengelupasan.

 Bersihkan permukaan dari debu, kotoran dan bekas percikan plesteran dengan kape dan amplas

 Perbaiki bagian-bagian yang retak dan kurang rata dengan Plamir dan biarkan mengering

 Haluskan permukaan dengan amplas dan bersihkan kemudian ulaskan cat tembok emulasi untuk
permukaan yang sangat menyerap,

 Apabila dinding berjamur, sebaiknya cari dulu penyebabnya.


Jika akibat rembesan air dinding maka diperbaiki dahulu dan diaci kembali.
Gunakan cat minyak pada dinding yang berjamur tersebut agar jamur mati sebelum dicat dengan
cat tembok.
Lihat dibagian bawah Proses sempurna.

Dinding interior.
Setelah proses pembersihan selesai, anda dapat lakukan pengecatan dinding dengan cat dasar atau
plamir
Sebelum tembok di plamir ada baiknya dilapisi dulu tembok dengan Wall Sealer, guna menetralisir
derajat keasaman semen agar sesuai dengan PH cat. Dengan wall sealer cat tidak mudah mengelupas
dan warna cat tidak akan berubah dari warna aslinya.

Dinding luar atau eksterior


dapat menggunakan cat untuk eskterior tanpa menggunakan cat dasar karena jenis cat ini memang
dibuat untuk kondisi luar.
Dianjurkan tidak mempergunakan bahan plamir pada pengecatan dinding yang berhubungan langsung
dengan cuaca luar Tetapi pada kondisi permukaan dinding luar yang sulit dibersihkan seluruhnya,
diplamir saja lebih dahulu sebelum dicat dengan cat tembok.
Pengulangan Penggunaan plamir / Cat penutup (cat emulasi) harus mencapai rata 30 - 40 mikro), atau
sesuai petunjuk yang terdapat pada kemasan masing masing produk
Cat tembok emulasi agar diencerkan dengan air bersih 30% – 50
 Cat Interior untuk mengecat dinding dalam, dimana harus aman, tidak mengganggu kesehatan,
tidak beracun dan ramah lingkungan

 Harga Cat Exterior lebih mahal dibandingkan Cat Interior. Dalam hal jumlah warna Cat Exterior
lebih sedikit dibandingkan Cat Interior

.
Pemberian Cat Dasar.

 Cat Dasar yaitu cat tanpa pigmen dengan dasar elmusi acrylic 100% .
Cat dasar ini biasanya disebut Wall Sealer Water Base. Wall Sealer sangat baik untuk tembok
baru yang banyak retak rambut untuk mengisi celah-celahnya dan untuk menguatkan lapisan cat
lama yang mulai mengapur.

 Cat Dasar yang berupa cat tembok warna putih dengan dasar emulsi acrylic 100%
Mempunyai daya tahan alkali yang tinggi. Cat dasar ini disebut Alkali Registing Primer atau
Undercoat Wall.

Pengecatan dinding dengan cat finishing. Untuk hasil yang sempurna cat dinding jangan terlalu kental,
encerkan dengan air 10% dari total berat cat.

PENGECATAN ULANG (PERAWATAN)

 Bila daya lekat cat lama masih baik, cuci permukaan dengan air bersih sambil digosok dengan
kertas amplas/sikat. Bila perlu cuci dengan larutan detergent, kemudian bilas sampai bersih
dengan air bersih.

 Bila permukaan cat lama masih baik daya lekatnya, tetapi berlumut/berjamur, cuci dengan
larutan kaporit sambil disikat. Bilas dengan air bersih.

 Bila terjadi pengapuran, amplas atau bersihkan debu-debu pengapuran dengan lap yang dibasahi
air sampai kelapisan cat yang tidak mengapur.

 Bila lapisan lama tebal atau terkelupas, kerok seluruhnya sampai ke dasar tembok.

 Bila lapisan cat lama berasal dari cat berkualitas rendah dimana mudah larut dengan air
sebaiknya dikerok sampai ke dasar tembok.

 Bila permukaan tembok berlumut atau berjamur cuci dengan larutan kaporit 10-15%.
Proses sempurna.

 Reaksi pengerasan (curing) semen pada plesteran harus sudah sempurna minimal harus
ditunggu selama 28 hari.

 Periksalah kelembaban tembok. Gunakan alat Protimeter, yaitu alat pengukur kadar air.
Kadar air harus dibawah 18%.

 Dinding yang masih baru dan masih basah mengandung kadar alkali semen yang tinggi sehingga
apabila langsung dicat akan beresiko dinding menjadi lembab sehingga dapat mempengaruhi cat
menjadi berjamur bahkan rontok.
Periksa kadar alkali tembok. Gunakan kertas lakmus untuk mengukur < pH 8.
Kalau lebih dari pH 8 berarti reaksi semen belum sempurna dan tembok belum layak dicat.

 Kalau kadar air sudah rendah tetapi kadar alkali masih tinggi berarti masih ada semen bebas
yang belum bereaksi karena kekurangan air.
Basahkan semua tembok dengan air bersih.

 Bila semua persyaratan di atas sudah terpenuhi, bersihkan permukaaan dari bekas percikan
semen, eflorescene (pengkristalan garam), pengapuran, debu, kotoran, dan minyak.
Gosok permukaan tembok dengan kertas amplas kasar atau sikat permukaan tembok yang
dibasahi dengan air bersih. Kemudian keringkan dengan kain lap yang bersih.

 Cuci permukaan tembok dengan larutan Asam Chlorida (HCl) 10%-15% untuk menetralkan alkali
yang masih ada dan juga mengetching permukaan tembok agak lebih kasar sehingga daya lekat
lebih baik.

 Bila permukaan tembok berlumut atau berjamur, cuci dengan larutan kaporit 10-15%.
SNI PEKERJAAN PONDASI

GSL adalah team yang terdiri dari para Surveyor, Drafman, dan Engeneering.
Kami menerima borongan Dan juga mengajak para Profesional untuk bergabung

SADURAN DARI SNI


Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk konstruksi bangunan gedung dan
perumahan

Jenis pekerjaan pondasi yang ditetapkan meliputi :


a) Pekerjaan pembuatan pondasi batu belah dalam berbagai komposisi campuran;
b) Pemasangan anstamping / batu kosong;
c) Pembuatan pondasi sumuran dan pondasi siklop.

Singkatan istilah

Singkatan Kepanjangan Istilah/arti


cm centimeter Satuan panjang
kg kilogram Satuan berat
m’ meter panjang Satuan panjang
m2 meter persegi Satuan luas
m3 meter kubik Satuan volume
OH Orang Hari Satuan tenaga kerja per hari
PC Portland Cement Semen Portland
PU Pasir urug Pasir yang digunakan untuk urugan
PP Pasir pasang Agregat halus ukuran ≤ 5 mm
KR Kerikil Agregat kasar ukuran 5 mm - 40 mm
KP Kapur padam Kapur tohor yang dipadamkan
SM Semen merah Semen hasil tumbukan bata merah
PB Pasir beton Agregat halus ukuran ≤ 5 mm

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
1. Memasang 1 m3 pondasi batu belah, campuran 1 PC : 3 PP

Kebutuhan Satuan Index Volume Upah Total

Batu belah 15 cm/20cm M3 1,2 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

Bahan PC Kg 163 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

PP M3 0,52 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

Pekerja OH 1,5 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

Tukang batu OH 0,75 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

Tenaga kerja Kepala tukang OH 0,075 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

Mandor OH 0,075 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

2. Memasang 1 m3 pondasi batu belah, campuran 1 PC : 4 PP

Kebutuhan Satuan Index Volume Upah Total

Batu belah 15 cm/20cm M3 1,2 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

Bahan PC Kg 163 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

PP M3 0,52 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

Tenaga kerja Pekerja OH 1,5 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

Tukang batu OH 0,75 xxxxxx xxxxxx xxxxxx


Kepala tukang OH 0,075 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

Mandor OH 0,075 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

3. Memasang 1 m3 pondasi batu belah, campuran 1 PC : 5 PP

Kebutuhan Satuan Index Volume Upah Total

Batu belah 15 cm/20cm M3 1,2 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

Bahan PC Kg 136 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

PP M3 0,544 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

Pekerja OH 1,5 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

Tukang batu OH 0,75 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

Tenaga kerja Kepala tukang OH 0,075 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

Mandor OH 0,075 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

4. Memasang 1 m3 pondasi batu belah, campuran 1 PC : 6 PP

Bahan Kebutuhan Satuan Index Volume Upah Total


Batu belah 15 cm/20cm M3 1,2 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

PC Kg 117 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

PP M3 0,561 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

Pekerja OH 1,5 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

Tukang batu OH 0,75 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

Tenaga kerja Kepala tukang OH 0,075 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

Mandor OH 0,075 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

5. Memasang 1 m3 pondasi batu belah, campuran 1 PC : 8 PP

Kebutuhan Satuan Index Volume Upah Total

Batu belah 15 cm/20cm M3 1,2 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

Bahan PC Kg 91 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

PP M3 0,584 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

Tenaga kerja Pekerja OH 1,5 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

Tukang batu OH 0,75 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

Kepala tukang OH 0,075 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

Mandor OH 0,075 xxxxxx xxxxxx xxxxxx


xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

6. Memasang 1 m3 pondasi batu belah, campuran 1 KP : 1 SM : 2 PP

Kebutuhan Satuan Index Volume Upah Total

Batu belah 15 cm/20cm M3 1,2 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

Bahan KP Kg 0,17 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

SM M3 0,17 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

PP M3 0,34 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

Pekerja OH 1,5 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

Tukang batu OH 0,75 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

Tenaga kerja Kepala tukang OH 0,075 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

Mandor OH 0,075 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

7. Memasang 1 m3 pondasi batu belah, campuran 1 PC : 3 KP : 10 PP

Bahan Kebutuhan Satuan Index Volume Upah Total

Batu belah 15 cm/20cm M3 1,2 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

PC Kg 61 xxxxxx xxxxxx xxxxxx


KP M3 0,147 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

PP M3 0,492 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

Pekerja OH 1,5 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

Tukang batu OH 0,75 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

Tenaga kerja Kepala tukang OH 0,075 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

Mandor OH 0,075 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

8. Memasang 1 m3 pondasi batu belah, campuran 1/4 PC : 1 KP : 4 PP

Kebutuhan Satuan Index Volume Upah Total

Batu belah 15 cm/20cm M3 1,2 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

Bahan PC Kg 41 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

KP M3 0,131 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

PP M3 0,523 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

Pekerja OH 1,5 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

Tukang batu OH 0,75 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

Tenaga kerja Kepala tukang OH 0,075 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

Mandor OH 0,075 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

9. Memasang 1 m3 pondasi batu kosong (anstamping)

Kebutuhan Satuan Index Volume Upah Total

Batu belah 15 cm/20cm M3 1,2 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

Bahan Pasir urug M3 0,.432 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

Pekerja OH 0,78 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

Tukang batu OH 0,39 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

Tenaga kerja Kepala tukang OH 0,39 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

Mandor OH 0,39 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

10. Memasang 1 m3 pondasi siklop 60% Beton campuran


1 PC : 2 PB : 3 KR dan 40% Batu belah

Bahan Kebutuhan Satuan Index Volume Upah Total

Batu belah 15 cm/20cm M3 1,2 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

PC Kg 194 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

Pasir Beton M3 0,312 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

KR M3 0,468 xxxxxx xxxxxx xxxxxx


Besi beton Kg 126 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

Kawat beton Kg 1,8 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

Pekerja OH 3.4 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

Tukang batu OH 0,85 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

Tenaga kerja Kepala tukang OH 0,085 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

Mandor OH 0,17 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

11. Memasang 1 m3 pondasi sumuran diameter 100Cm

Kebutuhan Satuan Index Volume Upah Total

Batu belah 15 cm/20cm M3 0,45 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

Bahan PC Kg 194 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

PB M3 0,312 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

KR M3 0,468 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

Pekerja OH 2,4 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

Tukang batu OH 0,8 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

Tenaga kerja Kepala tukang OH 0,08 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

Mandor OH 0,119 xxxxxx xxxxxx xxxxxx

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Contoh penggunaan standar untuk menghitung harga satuan pekerjaan

1. Memasang 1 m3 pondasi batu belah, campuran 1 PC : 3 PP

Kebutuhan Satuan Index Volume Upah Total

Batu belah 15 cm/20cm M3 1,2 1 40.000 48.000

Bahan PC Kg 200 1 400 80.800

PP M3 0,485 1 45.000 21.825

Pekerja OH 1,5 1 30.000 45.000

Tukang batu OH 0,75 1 40.000 30.000

Tenaga kerja Kepala tukang OH 0,075 1 50.000 3.750

Mandor OH 0,075 1 60.000 4.500

233.875

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Cara menghitung koefisien analisa harga satuan pada SNI

Koefisien analisa harga satuan adalah angka yang menunjukkan jumlah kebutuhan bahan atau tenaga
kerja dalam satuan tertentu. Dalam hal ini adalah bahan atau tenaga kerja yang dibutuhkan untuk
membangun suatu bangunan. Angka-angka ini digunakan untuk menghitung RAB (rencana anggaran
biaya) suatu pekerjaan bangunan. Biasa yang kita gunakan adalah koefisien yang diambil dari SNI 2008.
Seperti pada artikel-artikel sebelumnya sudah kita bahas tentang penggunaan SNI 2008. Lalu dari mana
asal usul angka tersebut? Nah pada artikel ini kita akan membahas semua itu. Sebagai contoh untuk
menjelaskan kita akan menggunakan angka koefisien dari SNI 2008 yaitu pekerjaan pasangan bata merah
dengan perbandingan campuran PC: PS = 1:6.
koefisien pasangan bata merah

Dari tabel di atas dapat diketahui nilai koefisien pada kolom indeks. Untuk memasang bata
merah dengan luasan 1 m2 memerlukan 70 buah bata. Angka 70 ini tentu berdasarkan penelitian
ditambah dengan safety factornya. Berdasarkan pengalaman pribadi, sebenarnya untuk memasang 1 m2
hanya membutuhkan sekitar 60 buah. Namun pada SNI ini menjadi 70 karena sudah ditambah dengan
nilai safety factornya. Begitu juga dengan semen dan pasir, setiap pasangan 1 m2 membutuhkan 8,32 kg
semen dan 0,049 m3 pasir.

Untuk tenaga kerja menggunakan satuan OH (orang per hari) yang artinya adalah untuk memasang 1 m2
bata merah hanya memerlukan 1 pekerja dengan durasi pekerjaan 0,3 hari. Artinya dalam 1 hari pekerja
bisa menghasilkan lebih dari 1 m2 pasangan bata. 1/0.3 x 1 m2 = 3.33 m2. Sedangkan untuk tukang
batunya mempunyai produktivitas 1/0.1x 1 m2 = 10 m2 pasangan dinding.

Siapa yang menentukan angka koefisien di SNI?

Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding untuk
konstruksi bangunan gedung dan perumahan adalah revisi dari SNI 03-6897-2002 Tata cara perhitungan
harga satuan pekerjaan dinding, yang disesuaikan dengan keadaan di Indonesia dengan melakukan
modifikasi terhadap indeks harga satuan. Standar ini disusun oleh Panitia Teknik Bahan Konstruksi
Bangunan dan Rekayasa Sipil melalui Gugus Kerja Struktur dan Konstruksi Bangunan pada Subpanitia
Teknis Bahan, Sains, Struktur dan Konstruksi Bangunan.
Tata cara penulisan disusun mengikuti Pedoman Standardisasi Nasional 08:2007 serta telah dibahas
dalam rapat konsensus yang diselenggarakan pada tanggal 7 s/d 8 Desember 2006 oleh Subpanitia Teknis
yang melibatkan para nara sumber, pakar dan lembaga terkait.

Asal perhitungan SNI ini?

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan ini disusun berdasarkan pada hasil penelitian Analisis Biaya
Konstruksi di Pusat Litbang Permukiman 1988 – 1991. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap. Tahap
pertama dengan melakukan pengumpulan data sekunder analisis biaya yang diperoleh dari beberapa
BUMN, Kontraktor dan data yang berasal dari analisis yang telah ada sebelumnya yaitu BOW. Dari data
sekunder yang terkumpul dipilih data dengan modus terbanyak. Tahap kedua adalah penelitian lapangan
untuk memperoleh data primer sebagai cross check terhadap data sekunder terpilih pada penelitian
tahap pertama. Penelitian lapangan berupa penelitian produktifitas tenaga kerja lapangan pada
beberapa proyek pembangunan gedung dan perumahan serta penelitian laboratorium bahan bangunan
untuk komposisi bahan yang digunakan pada setiap jenis pekerjaan dengan pendekatan
kinerja/performance dari jenis pekerjaan terkait. Berikut diagram penelitiannya.

diagram penelitian. sumber: SNI 2008

Demikian penjelasan tentang cara menghitung koefisien analisa harga satuan. Semoga bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai