Anda di halaman 1dari 5

Prinsip-prinsip BK

Prinsip dapat diartikan sebagai permulaan untuk suatu cara tertentu yang akan
melahirkan hal-hal lain, yang keberadaannya tergantung dari permulaan itu. Bimbingan
konseling membutuhkan suatu prinsip atau aturan main dalam menjalankan program
pelayanan bimbingan. Menurut Prayinto dan Amti (1994:220) prinsip bimbingan
konselingya itu rumusan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling pada umumnya berkenaan
dengan sasaran pelayanan, masalah klien, tujuan dan proses penanganan masalah, program
pelayanan dan penyelenggaraan pelayanan.
Adapun rumusan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling yang berkenaan dengan
objek dalam pelayanan bimbingan yaitu prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran
layanan, prinsip yang berkenaan dengan permasalahan idividu, prinsip yang berkenaan
dengan program pelayanan dan yang terakhir prinsip yang berkenaan dengan tujuan dan
pelaksanaan pelayanan. Dari empat rumusan tersebut, bimbingan dan konseling akan
tercapai sesuai keinginan konselor dan klien.
1. Prinsip Umum
a. Bimbingan harus berpusat pada individu yang di bimbingnya.
b. Bimbingan diberikan kepada memberikan bantuan agar individu yang dibimbing mampu
mengarahkan dirinya dan menghadapi kesulitan-kesulitan dalam hidupnya.
c. Pemberian bantuan disesuaikan dengan kebutuhan individu yang dibimbing.
d. Bimbingan berkenaan dengan sikap dan tingkah laku individu.
e. Pelaksanaan bimbingan dan konseling dimulai dengan mengidentifikasi kebutuhan yang
dirasakan individu yang dibimbing.
f. Upaya pemberian bantuan harus dilakukan secara fleksibel.
g. Program bimbingan dan konseling harus dirumuskan sesuai dengan program pendidikan dan
pembelajaran di sekolah yang bersangkutan.
h. Implementasi program bimbingan dan konseling harus dipimpin oleh orang yang memiliki
keahlian dalam bidang bimbingan dan konseling dan pe;laksanaannya harus bekerjasama
dengan berbagai pihak yang terkait, seperti dokter psikiater, serta pihak-pihak yang terkait
lainnnya.
i. Untuk mengetahui hasil yang diperoleh dari upaya pelayanan bimbingan dan konseling, harus
diadakan penilaian atau ekuivalensisecara teratur dan berkesinambungan.
2. Prinsip-Prinsip Khusus yang Berhubungan Dengan Siswa
a. Pelayanan BK harus diberikan kepada semua sisiwa.
b. Harus ada kriteria untuk mengatur prioritas pelayanan bimbingan dan konseling kepada
individu atau siswa.
c. Program pemberian bimbingan dan konseling harus berpusat pada siswa.
d. Pelayanan dan bimbingan konseling di sekolah dan madrasah harus dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan individu yang bersangkutan beragam dan luas.
e. Keputusan akhir dalam proses BK dibentuk oleh siswa sendiri.
f. Siswa yang telah memperoleh bimbingan, harus secara berangsur-angsur dapat menolong
dirinya sendiri.
3. Prinsip Khusus yang Berhubungan dengan Pembimbing
a. Konselor harus melakukan tugas sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
b. Konselor di sekolah dipilih atas dasar kualifikasi kepribadian, pendidikan pengalaman, dan
kemampuan.
c. Sebagai tuntutan profesi, pembimbing atau konselor harus senantiasa berusaha
mengembangkan dirinya dan keahliannya melalui berbagai kegiatan.
d. Konselor hendaknya selalu mempergunakan berbagai informasi yang tersedia tentang siswa
yang dibimbing beserta lingkungannya sebagai bahan yang membantu innsividu yang
bersangkutan kearah penyesuaian diri yang lebih baik.
e. Konselor harus menghormati, menjaga kerahasiaan informasi tentang siswa yang
dibimbingnya.
f. Konselor harus melaksanakan tugasnya hendaknya mempergunakan berbagai metode yang
sama.
4. Prinsip yang Berhubungan dengan Organisasi dan Administrasi (Manajemen)
Pelayanan Bimbingan Konseling
a. bimbingan dan konseling harus dilaksanakan secara sistematis dan berkelanjutan.
b. Pelaksanaan bimbingan dan konseling ada di kartu pribadi (commulative record) bagi setiap
siswa.
c. program pelayanan bimbingan dan konseling harus disusun sesuai dengan kebutuhan sekolah
atau madrasah yang bersangkutan.
d. Harus ada pembagian waktu antar pembimbing, sehingga masing-masing pembimbing
mendapat kesempatan yang sama dalam memberikan bimbingan dan konseling.
e. Bimbingan dan konseling dilaksanakan dalam situasi individu atau kelompok sesuai dengan
masalah yang dipecahkan dan metode yang dipergunakan dalam mememcahkan masalah
terkait.
f. Dalam menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling, sekolah dan madrasah harus
bekerja sama dengan berbagai pihak.
g. Kepala sekolah atau madrasah merupakan penanggung jawab utama dalam
penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah.
Prayitno dan Erman Amti (1999) mengklasifikasikan prinsip-prinsip bimbingan dan
konseling ke dalam empat bagian, yaitu:[1]
1. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran pelayanan
2. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan individu
3. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan program pelayanan
4. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan pelaksanaan pelayanan
Dapat kita lihat dari rumusan masing-masing mempunyai poin-poin tertentu, yaitu:
a. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan
1. Bimbingan dan konseling melayani semua individu tanpa memandang umur, jenis kelamin,
suku, agama dan status sosial ekonomi.
2. Bimbingan dan konseling berurusan denganpribadi dan tingkah laku individu yang unik
dan dinamis.
3. Bimbingan dan konseling memperhatikan sepenuhnya tahap-tahap berbagai aspek
perkembangan individu.
4. Bimbingan dan konseling memberikan perhatian utama kepada perbedaan individual yang
menjadi orientasi pokok pelayanan.
b. Prinsip yang berkenaan dengan pemasalahan individu
1. Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal-hal yang menyangkut pengaruh kondisi
mental/fisik individu terhadap penyesuaian dirinya di rumah, di sekolah, serta dalam
kaitannya dengan kontak sosial dan pekerjaan dan sebaliknya pengaruh lingkungan terhadap
kondisi mental dan fisik individu.
2. Kesenjangan sosial, ekonomi, dan kebudayaan merupakan factor timbulnya masalah pada
individu yang semuanya menjadi perhatian utama pelayanan bimbingan dan konseling.
c. Prinsip yang berkenaan dengan program layanan
1. Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari upaya pendidikan dan
pengembangan induvidu; oleh karena itu program bimbingan dan konseling harus
diselaraskan dan dipadukan dengan program pendidikan serta pengembangan peserta didik.
2. Program bimbingan dan konseling harus fleksibel disesuaikan dengan kebutuhan individu,
masyarakat, dan kondisi lembaga.
3. Program bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan dari jenjang pendidikan
terendah sampai tertinggi.
d. Prisip-prinsip yang berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan
1. Bimbingan dan konseling harus mengarahkan individu mampu menyelesaikan
permasalahan pribadi.
2. Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang diambil dan akan dilakukan oleh
individu harusnyan atas kemauan individu sendiri, bukan karena desakan atau kemauan orang
lain.
3. Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli daa bidang yang relevan dengan
permasalahan yang dihadapi.
4. Kerja sama antara pembimbing dengan guru lain dan orang tua meentukan hasil pelayanan
pembimbingan.
5. Pengembangan program layanan bimbingan dan konseling ditempuh melalui pemanfaatan
yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap individu yang terlibat dalam
proses pelayanan dan program bimbingan dan konseling itu sendiri.

http://inimaterikuliahku.blogspot.co.id/2013/02/prinsip-prinsip-bimbingan-dan-
konseling.html

5. Prinsip-prinsip khusus berkenaan dengan organisasi dan administrasi


Pelayanan bimbingan dan konseling: pelayanan ini harus di laksanakan secara sistematis
dan berkelanjutan dan harus sesuai dengan kebutuhan sekolah yang bersangkutan. Di sini
harus ada pembagian waktu antar pembimbing, kepala sekolah adalah penanggung jawab
utama dalam menyelenggarakan bimbingan dan konseling di sekolah karena sekolah harus
juga bekerja sama dengan berbagai pihak.
http://meandpsy.blogspot.com/2012/09/sasaran-sifat-prinsip-umum-dan-prinsip.html
3. Prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan organisasi dan administrasi bimbingan.
a. Bimbingan harus dilaksanakan secara kontinu.
b. Dalam pelaksanaan bimbingan harus tersedia kartu pribadi (cumulative record) bagi setiap
individu.
c. Program bimbingan harus disusun sesuai dengan kebutuhan sekolah yang bersangkutan.
d. Pembagian waktu harus diatur untuk setiap petugas secara baik.
e. Bimbingan harus dilaksanakan dalam situasi individu dalam situasi kelompok, sesuai
dengan masalah dan metode yang dipergunakan dalam memecahkan masalah tersebut.
f. Sekolah harus bekerja sama dengan lembaga-lembaga di luar sekolah yang
menyelenggarakan pelayanan yang berhubungan dengan bimbingan dan konseling pada
umumnya.
g. Kepala sekolah memegang tanggung jawab tertinggi dalam pelaksanaan dan perencanaan
program bimbingan.
http://seperciksenja2011.blogspot.co.id/2012/04/prinsip-prinsip-bimbingan-dan-
konseling.html

Anda mungkin juga menyukai