Pengertian penyakit TB percikan dahak.bila percikan dahak itu
TB adalah penyakit menular langsung yang terhirup oleh orang di sekitarnya maka orang disebabkan oleh kuman TB (Mycobcterium tersebut akan tertular. Tuberculosis). Keadaan yang memudahkan penularan TBC TB dapat menyerang siapa saja, terutama antara lain: menyerang usia produktif/ masih aktif 1. Tinggal bersama penderita TBC bekerja (15-50 th) dan anak-anak. menular dalam waktu lama ,seperti tinggal serumah(sekamar) Gejala utama TB 2. Berprilaku tidak sehat seperti Batuk terus menerus dan berdahak selama 2 meludah disembarang tempat. minggu 3. Rumah dan lingkungan tidak sehat Gejala lain seperti tidak adanya ventilasi Batuk bercampur darah, sesak nafas dan nyeri dada, badan lemas, nafsu makan berkurang, BB turun, rasa kurang enak Bagaimana cara memastikan seorang badan (lemas), demam meriang menderita TBC berkepanjangan, berkeringat malam hari Untuk memastikan apakah benar tersangka walaupun tidak melakukan kegiatan. adalah penderita TBC maka harus dilakukan pemeriksaan dahak tapi bila pemeriksaan TB dapat disembuhkan dengan pengobatan dahak kurang mendukung sedangkan secara teratur dengan petunjuk dokter. gejalanya mengarah ke TBC dokter Jika tidak diobati TB dapat menular kepada mungkin akan memerlukan pemeriksaan orang lain di sekitarnya dan dapat tambahan yaitu pemeriksaan dengan sinar menyebabkan sakit parah bahkan kematian. Rontgen. Apabila TB Paru tidak diobati 50% dari pasien akan meninggal setelah 5 tahun. Bagaimana cara pemeriksaan dahak TB bukan penyakit keturunan ataupun 1. Bila tersangka TBC datang ke disebabkan oleh guna-guna puskesmas akan memberikan pot dahak untuk pengumpulan dahak Jenis TB 2. Pemeriksaan dahak memerlukan 3 1. TB Paru kali pengumpulan dahak yang Adalah Tuberculosis yang menyerang dilakukan dalam waktu 2 atau 3 jaringan paru hari yaitu: Dahak sewaktu pertama 2. TB Ekstra Paru Yaitu sewaktu pertama kali Adalah Tuberculosis yang menyerang datang kepuskesmas untuk organ tubuh lain selain paru, selaput pemeriksaan otak, selaput jantung, kelenjar getah bening, tulang, persendian, kulit, usus, Dahak pagi ginjal, saluran kencing, alat kelamin. Yaitu setelah diambil dahak sewaktu pertama,petugas akan Bagaimana TBC menular membekali pot dahak untuk Sumber penularan TBC adalah penderita dibawa pulang.dahak pagi TBC dikumpulkan dalam pot dahak Pada waktu batuk atau bersin ,penderita segera setelah bangun pagi menyebarkan kuman ke udara melalui pada hari berikutnya kemudian dahak tersebut dibawa ke puskesmas. 6. Kapan penderita TBC dinyatak sembuh Dahak sewaktu kedua Penderita akan dinyatakan sembuh Dahak ini diambil di oleh dokter atau petugas kesehatan puskesmas sewaktu bila: menyerahkan dahak pagi ke Pengobatannya sudah lengkap dan puskesmas hasil pemeriksaan dahaknya negatif atau tidaknya ditemukan kuman Apa akibatnya kalau penderita TBC TBC terlambat ditemukan 1. Kumannya berkembang semakin banyak Bagaimana mencegah penularan TB 2. Penyakitnya kebih parah Pencegahannya dengan cara: 3. Semakin menular kepada orang lain 1. Menelan obat secara teratur 4. Timbul penyakit penyulit lainnya 2. Menutup mulut dan hidung ketika batuk dan bersin 3. Membuka jendela/pintu agar cahaya Pengobatan penderita TBC matahari dan udara segar masuk ke 1. Tata cara pengobatan TBC dalam rumah Pengobatan dilakukan 2 tahap yaitu 4. Tidak perli diet khusus,tidak tahap awal dan tahp intensif,lama memisahkan alat makanan dan pengobatan 6-7 bulan. mensterilisasikan alat minum/perabotan Pada tahap awal penderita minum rumah tangga obat setiap hari selam 2-3 bulan Pada tahap lanjutan minum obat 3 kali selam seminggu, Bagaimana hubunganya dengan kontak 2. Kemana penderita TBC bisa serumah berobat Semua anak yang berusia di bawah 5 th Puskesmas,rumah sakit,balai yang tinggal serumah dengan pasien TB pengobatan,balai pengobatan harus diperiksa karna usia tersebut sangat penyakit paru,dokter praktek rentan terhadap penyakit. swasta Anggota keluarga lainnya yang serumah 3. Bagaimana cara menelan obat TBC yang mengalami gejala TB harus segera yang benar diperiksa. Diminum sekaligus sesuai dosis dan berat badan dan ditelan pada pagi dan malam hari jangan minum Bagaimana cara batuk yang benar obat dengan dosis terbagi 1. Palingkan muka dari orang lain dan makanan. 4. Pemantauan penderita TBC 2. Tutup hidung dan mulut anda dengan Yang perlu dipantau dalam minim tisu atau saputangan ketika batuk atau obat TBC yaitu bersin. Keteraturan dalam minum obat 3. Jangan bertukar saputangan atau masker Perubahan gejala dan tanda dengan orang lain. fisik 4. Hindari menyentuh muka, hidung, atau mulut, jika menutup mulut dengan 5. Pemeriksaan dahak ulang tangan, segeralah mencuci tangan. Jadwal pemeriksaan dahak ulang 5. Hindari batuk di tempat keramaian. yaitu 3 kali periksa dahak ulang 6. Pasien memakai penutup mulut dan yaitu akhir tahap awal,tahap hidung atau masker jika perlu. lanjutan dan akhir pengobatan 5. Pasien TB membutuhkandukungan Perlunya pengawasan minum obat psikologis dan sosial dalam pergaulan Pasien menelan seluruh obat dengan diawasi segari-hari untuk mendukung oleh seorang pengawas menelan obat untuk keberhasilan pengobatan memastikan bahwa pasien menelan seluruh 6. Kesembuhan pasien TB sangat penting obat secara benar,teratur dan sesuai waktu untuk memutus rantai penularan TB yang ditentukan. 7. Lamanya waktu pengobatan,beratnya efek samping yang ditimbulkan obat Pesan-pesan penting kepada lingkungan serta dampak sosial yang diakibatkan sekitar pasien dari TB membuat pasien TB sangat 1. Pasien TB tidak perlu dikucilkan membutuhkan dukungan lingkungan 2. TB berbahaya namun dapat sekitar. disembuhkan
3. TB menular namun pencegahan
penularan dapat dilakukan 4. setelah menjalankan pengobatan teratur selama 2 minggu TB sudah tidak mempunyai potensi menular
PENGAWAS MENELAN OBAT menelan obat anti TBC secara
(PMO) teratur sampai selesai
PENGERTIAN PMO MENGAPA PERLU PMO
PMO adalah seorang yang bertugas PMO diperlukan bagi penderita TBC mengawasi,memberikan dorongan karena: dan memastikan penderita TBC 1) Masa pengobatan TBC cukup lama dan jumlah obat TBC yang banyak sering 2) Mengetahui tugas dan menyebabkan penderita kewajiban bosan 3) Tinggal dekat dengan 2) Kebanyakan penderita penderita merasa sudah sehat dan 4) Dikenal dan disetujui sembuh setelah minum obat penderita selama 2-3 minggu dan 5) Desegani,dihormati,dan menghentikan dapat menyakinkan pengobatannya sebelum penderita waktunya 3) Beberapa obat dapat TUGAS SEORANG PMO menyebabkan efek samping 1) Mengawasi penderita agar yang sering kali minum obat TBC secara menyebabkan berkurangnya teratur sesuai anjuran penerimaanpenderita petugas kesehatan terhadap obat 2) Memberikan dorongan 4) Penderita perlu diingatkan kepada penderita agar terus tentang jadwal minum obat minum obat sampai selesai maupun tanggal harus 3) Mengingatkan penderita kontrol kembali untuk melakukan periksa 5) Beberapa penderita merasa dahak ulang pada waktu malu untuk berobat yang telah ditentukan 4) Memberikan penyuluhan SIAPA PMO kepada keluarga penderita Siapa saja yang dapat menjadi PMO: 1) Keluarga penderita tentang 2) Kader kesehatan bahaya,pencegahan,dan 3) Petugas kesehatan pengobatan TBC 4) Tokoh agama 5) Mendorong anggota keluarga 5) Tokoh masyarakat penderita yang memiliki 6) Mantan penderita gejala TBC agar datang ke unit kesehatan pemeriksaan lebih lanjut 6) Mengawasi gejala dan keluhan efek samping obat SYARAT MENJADI PMO TBC dan mengirim penderita Syarat penting untuk menjadi PMO: ke petugas kesehatan bila 1) Bersedia membantu timbul gejala efek samping penderita obat TBC TUBERCULOSIS PADA ANAK
Epidemiologi Tuberkulosis adalah rangkaian gambaran informasi yang menjelaskan
beberapa hal terkait orang, tempat, waktu dan lingkungan. Secara sistematis dan informatif menguraikan sejarah penyakit tuberkulosis, prevalens tuberkulosis, kondisi infeksi tuberkulosis dan cara/ risiko penularan serta upaya pencegahannya. Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. TB Anak adalah penyakit TB yang terjadi pada anak usia 0- 14 tahun. Tuberkulosis (TB) pada anak merupakan masalah khusus yang berbeda dengan TB pada orang dewasa. Perkembangan penyakit TB pada anak saat ini sangat pesat. Sekurang- kurangnya 500.000 anak di dunia menderita TB setiap tahun. Cara Penularan: • Sumber penularan adalah pasien TB paru BTA positif, baik dewasa maupun anak. • Anak yang terkena TB tidak selalu menularkan pada orang di sekitarnya, kecuali anak tersebut BTA positif atau menderita adult type TB. • Faktor risiko penularan TB pada anak tergantung dari tingkat penularan, lama pajanan, daya tahan pada anak. Pasien TB dengan BTA positif memberikan kemungkinan risiko penularan lebih besar daripada pasien TB dengan BTA negatif. • Pasien TB dengan BTA negatif masih memiliki kemungkinan menularkan penyakit TB. Tingkat penularan pasien TB BTA positif adalah 65%, pasien TB BTA negatif dengan hasil kultur positif adalah
Besaran masalah TB Anak
• Tuberkulosis anak merupakan faktor penting di negara-negara berkembang karena jumlah anak berusia kurang dari 15 tahun adalah 40−50% dari jumlah seluruh populasi (Gambar ).
Sekurang-kurangnya 500.000 anak menderita TB setiap tahun
• 200 anak di dunia meninggal setiap hari akibat TB, 70.000 anak meninggal setiap tahun akibat TB • Beban kasus TB anak di dunia tidak diketahui karena kurangnya alat diagnostik yang “child-friendly” dan tidak adekuatnya sistem pencatatan dan pelaporan kasus TB anak. • Diperkirakan banyak anak menderita TB tidak mendapatkan penatalaksanaan yang tepat dan benar sesuai dengan ketentuan strategi DOTS. Kondisi ini akan memberikan peningkatan dampak negatif pada morbiditas dan mortalitas anak. • Data TB anak di Indonesia menunjukkan proporsi kasus TB Anak di antara semua kasus TB pada tahun 2010 adalah 9,4%, kemudian menjadi 8,5% pada tahun 2011 dan 8,2% pada tahun 2012. Apabila dilihat data per provinsi, menunjukkan variasi proporsi dari 1,8% sampai 15,9%. Hal ini menunjukan kualitas diagnosis TB anak masih sangat bervariasi pada level provinsi. Kasus TB Anak dikelompokkan dalam kelompok umur 0-4 tahun dan 5-14 tahun, dengan jumlah kasus pada kelompok umur 5-14 tahun yang lebih tinggi dari kelompok umur 0-4 tahun. Kasus BTA positif pada TB anak tahun 2010 adalah 5,4% dari semua kasus TB anak, sedangkan tahun 2011 naik menjadi 6,3% dan tahun 2012 menjadi 6%.
Penemuan Pasien TB Anak
Pasien TB anak dapat ditemukan dengan cara melakukan pemeriksaan pada : 1. Anak yang kontak erat dengan pasien TB menular. Yang dimaksud dengan kontak erat adalah anak yang tinggal serumah atau sering bertemu dengan pasien TB menular. Pasien TB menular adalah terutama pasien TB yang hasil pemeriksaan sputumnya BTA positif dan umumnya terjadi pada pasien TB dewasa. Pemeriksaan kontak erat ini akan diuraikan secara lebih rinci dalam pembahasan pada bab profilaksis TB pada anak. 2. Anak yang mempunyai tanda dan gejala klinis yang sesuai dengan TB anak. Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi sistemik dan organ yang paling sering terkena adalah paru. Gejala klinis penyakit ini dapat berupa gejala sistemik/umum atau sesuai organ terkait. Perlu ditekankan bahwa gejala klinis TB pada anak tidak khas, karena gejala serupa juga dapat disebabkan oleh berbagai penyakit selain TB.
Gejala sistemik/umum TB anak adalah sebagai berikut:
1. Berat badan turun tanpa sebab yang jelas atau berat badan tidak naik dengan adekuat atau tidak naik dalam 1 bulan setelah diberikan upaya perbaikan gizi yang baik. 2. Demam lama (≥2 minggu) dan/atau berulang tanpa sebab yang jelas (bukan demam tifoid, infeksi saluran kemih, malaria, dan lain-lain). Demam umumnya tidak tinggi. Keringat malam saja bukan merupakan gejala spesifik TB pada anak apabila tidak disertai dengan gejala-gejala sistemik/umum lain. 3. Batuk lama ≥3 minggu, batuk bersifat non-remitting (tidak pernah reda atau intensitas semakin lama semakin parah) dan sebab lain batuk telah dapat disingkirkan. 4. Nafsu makan tidak ada (anoreksia) atau berkurang, disertai gagal tumbuh (failure to thrive). 5. Lesu atau malaise, anak kurang aktif bermain. 6. Diare persisten/menetap (>2 minggu) yang tidak sembuh dengan pengobatan baku diare. Penemuan Pasien TB Anak Pasien TB anak dapat ditemukan dengan cara melakukan pemeriksaan pada : 1. Anak yang kontak erat dengan pasien TB menular. Yang dimaksud dengan kontak erat adalah anak yang tinggal serumah atau sering bertemu dengan pasien TB menular. Pasien TB menular adalah terutama pasien TB yang hasil pemeriksaan sputumnya BTA positif dan umumnya terjadi pada pasien TB dewasa. Pemeriksaan kontak erat ini akan diuraikan secara lebih rinci dalam pembahasan pada bab profilaksis TB pada anak. 2. Anak yang mempunyai tanda dan gejala klinis yang sesuai dengan TB anak. Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi sistemik dan organ yang paling sering terkena adalah paru. Gejala klinis penyakit ini dapat berupa gejala sistemik/umum atau sesuai organ terkait. Perlu ditekankan bahwa gejala klinis TB pada anak tidak khas, karena gejala serupa juga dapat disebabkan oleh berbagai penyakit selain TB. Gejala sistemik/umum TB anak adalah sebagai berikut: 1. Berat badan turun tanpa sebab yang jelas atau berat badan tidak naik dengan adekuat atau tidak naik dalam 1 bulan setelah diberikan upaya perbaikan gizi yang baik. 2. Demam lama (≥2 minggu) dan/atau berulang tanpa sebab yang jelas (bukan demam tifoid, infeksi saluran kemih, malaria, dan lain-lain). Demam umumnya tidak tinggi. Keringat malam saja bukan merupakan gejala spesifik TB pada anak apabila tidak disertai dengan gejala-gejala sistemik/umum lain. 3. Batuk lama ≥3 minggu, batuk bersifat non-remitting (tidak pernah reda atau intensitas semakin lama semakin parah) dan sebab lain batuk telah dapat disingkirkan. 4. Nafsu makan tidak ada (anoreksia) atau berkurang, disertai gagal tumbuh (failure to thrive). 5. Lesu atau malaise, anak kurang aktif bermain. 6. Diare persisten/menetap (>2 minggu) yang tidak sembuh dengan pengobatan baku diare.
Gejala klinis spesifik terkait organ
Gejala klinis pada organ yang terkena TB, tergantung jenis organ yang terkena, misalnya kelenjar limfe, susunan saraf pusat (SSP), tulang, dan kulit, adalah sebagai berikut: 1. Tuberkulosis kelenjar (terbanyak di daerah leher atau regio colli): Pembesaran KGB multipel (>1 KGB), diameter ≥1 cm, konsistensi kenyal, tidak nyeri, dan kadang saling melekat atau konfluens. 2. Tuberkulosis otak dan selaput otak: • Meningitis TB: Gejala-gejala meningitis dengan seringkali disertai gejala akibat keterlibatan saraf-saraf otak yang terkena. • Tuberkuloma otak: Gejala-gejala adanya lesi desak ruang. 3. Tuberkulosis sistem skeletal: • Tulang belakang (spondilitis): Penonjolan tulang belakang (gibbus). • Tulang panggul (koksitis): Pincang, gangguan berjalan, atau tanda peradangan di daerah panggul. • Tulang lutut (gonitis): Pincang dan/atau bengkak pada lutut tanpa sebab yang jelas. • Tulang kaki dan tangan (spina ventosa/daktilitis). 4. Skrofuloderma: Ditandai adanya ulkus disertai dengan jembatan kulit antar tepi ulkus (skin bridge). 5. Tuberkulosis mata: • Konjungtivitis fliktenularis (conjunctivitis phlyctenularis). • Tuberkel koroid (hanya terlihat dengan funduskopi). 5. Tuberkulosis organ-organ lainnya, misalnya peritonitis TB, TB ginjal dicurigai bila ditemukan gejala gangguan pada organ-organ tersebut tanpa sebab yang jelas dan disertai kecurigaan adanya infeksi TB.
Prinsip pengobatan TB anak:
• OAT diberikan dalam bentuk kombinasi minimal 3 macam obat untuk mencegah terjadinya resistensi obat dan untuk membunuh kuman intraseluler dan ekstraseluler • Waktu pengobatan TB pada anak 6-12 bulan. pemberian obat jangka panjang selain untuk membunuh kuman juga untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kekambuhan • Pengobatan TB pada anak dibagi dalam 2 tahap: o Tahap intensif, selama 2 bulan pertama. Pada tahap intensif, diberikan minimal 3 macam obat, tergantung hasil pemeriksaan bakteriologis dan berat ringannya penyakit. o Tahap Lanjutan, selama 4-10 bulan selanjutnya, tergantung hasil pemeriksaan bakteriologis dan berat ringannya penyakit. Selama tahap intensif dan lanjutan, OAT pada anak diberikan setiap hari untuk mengurangi ketidakteraturan minum obat yang lebih sering terjadi jika obat tidak diminum setiap hari. • Pada TB anak dengan gejala klinis yang berat, baik pulmonal maupun ekstrapulmonal seperti TB milier, meningitis TB, TB tulang, dan lain-lain dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan rujukan. • Pada kasus TB tertentu yaitu TB milier, efusi pleura TB, perikarditis TB, TB endobronkial, meningitis TB, dan peritonitis TB, diberikan Data Penderita TB Paru Puskesmas Darul Azhar