Anda di halaman 1dari 5

MODEL ASUHAN KEPERAWATAN PR―OFESIONAL

Model asuhan keperawatan menurut Grant 7 Massery (1997) dan marques & Huston (1998)

1. Fungsional
Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan asuhan keperawatan
sebagai pilihan utama pada saat perang dunia kedua.pada saat itu karena masih
terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat,maka setiap perawat hamya melakukan satu
atau dua jenis intervensi keperawatan saja (misalnya merawat luka)kepada semua pasien
di bangsal.

Kepala ruangan

Perawat: Perawat: Penyiapan Kebutuhan


pengobatan Merawat luka istrumen dasar

Pasien/pasien

Kelebihan:
a) Manajemen klasik yang menekan efisiensi,pembagian tugas yang jelas dan
pengawasan yang baik;
b) Sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga;
c) Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas manejerial,sedangkan perawat
pasien diserahkan kepada perawat junior dan/atau belum berpengalaman.

Kelemahan:

a) Tidak memberikan kepuasan pada pasien maupun perawat


b) Pelayanan keperawatan terpisah-pisah,tidak dapat merapkan proses keperawatan.
c) Persepsi perawat cenderung pada tindakan yang berkaitan dengan keterampilan
saja.

2. Kasus
Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat ia dinas.Pasien
akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap sif,tidak ada jaminan bahwa pasien
akan dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya.Metode penugasan kasus biasa
diterapkan satu pasien satu perawat,dan hal ini umumnya dilaksanakan untuk perawat
privat/pribadi dalam memberikan asuhan keperawatan khusus seperti kasus isolasi dan
intensive care.
Kelebihan
a) Perawat lebih memahami kasus per kasus;
b) Sistem evaluasi dari manajerial menjadi lebih mudah

Kekurangannya

a) Belum dapatnya diidentifikasikan perawat penanggung jawab;


b) Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar yang sama.

Kepala ruangan

↓ ↓ ↓

Staf perawat Staf perawat Staf perawat

↓ ↓ ↓

Pasien/pasien Pasien/pasien Pasien/pasien

3. Tim
Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap sekolompok pasien,Perawat ruangan dibagi
menjadi 2-3 tim/group yang terdiri atas tenaga profesional.teknikal,dan pembantu dalam
satu kelompok kecil yang saling membantu.
Kelebihannya:
a) Memungkinnkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh:
b) Mendukung pelaksanaan proses keperawatan.
c) Memungkinkan komonikasi antar tim,sehingga konflik mudah diatasi dan
memberikan kepuasan kepada anggota tim.
Kekurangannya:
Komonikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konfrensi,yang biasanya
membutuhkan waktu yang sulit untuk dilaksanakan pada waktu-waktu sibuk.
Kepala ruangan

↓ ↓ ↓

Ketua tim Ketua tim Ketua tim

↓ ↓ ↓

anggota anggota anggota

↓ ↓ ↓

Pasien/klien Pasien/klien Pasien/klien

4. Primer
Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama 24 jam
terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pesien masuk sampai keluar rumah
sakit.mendorong praktik kemandirian perawat,ada kejelasan antara pembuat ren cana
asuhan dan pelaksana.Metode primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan
terus menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk
merencanakan,melakukan,dan koordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat.
Kelebihannya:
Dalah pasien merasa dimanusiawikan karena terpenuhinya kebutuhan secara
individu.selain itu asuhan yang diberikan bermutu tinggi dan tercapai pelayanan efektif
terhadap pengobatan,dukungan,proteksi,informasi dan advokasi.

Kekurangannya:
Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalamn dan pengetahuan yang
memadai dengankriteria asertif,self direction,kemampuan mengambil keputusan yang
tepat,menguasai keperawatan klinis,penuh pertimbanagan,serta mampu berkolaborasi
dengan berbagai disiplin ilmu.

5. Modifikasi TIM-Primer

Anda mungkin juga menyukai