Anda di halaman 1dari 18

ASFIKSIA DAN

RESUSITASI BBL
By : Tika Sari Dewy, S. Kep.,Ns

Mengenali dan mengatasi penyebab utama


kematian pada bayi baru lahir
Asfiksia
• Asfiksia adalah kesulitan atau kegagalan untuk memulai
dan melanjutkan pernafasan pada bayi baru lahir
• Asfiksia primer bila bayi tidak bernafas sejak dilahirkan
• Asfiksia sekunder bila terjadi kesulitan bernafas setelah
sebelumnya dapat bernafas pada saat dilahirkan
Gejala dan tanda
• Tidak bernafas atau sulit bernafas (< 30 /menit)
• Pernafasan tidak teratur, terdapat dengkuran atau retraksi
dinding dada
• Tangisan lemah atau merintih
• Warna kulit pucat atau biru
• Tonus otot lemas atau ekstremitas terkulai
• Tidak ada denyut jantung atau perlahan (< 100 /menit)
Penatalaksanaan
• Cegah kehilangan panas (keringkan dan selimuti
tubuh bayi)
• Posisikan dengan benar dan bersihkan jalan
nafas, kemudian lakukan upaya inisiasi atau
perbaikan pernafasan
• Lakukan rangsangan taktil
Bentuk rangsangan taktil yang tidak
dianjurkan

RISIKO BENTUK RANGSANGAN


Trauma Menepuk bokong
Fraktur, pneumotoraks, gawat Meremas atau memompa rongga
nafas, kematian dada
Ruptura hati atau limpa, Menekankan kedua paha ke
perdarahan dalam perut bayi
Sfinkter ani robek Mendilatasi sfinkter ani
Hipotermia, hipertermia, luka Kompres atau merendam di air
bakar panas dan dingin
Kerusakan otak Menguncang-guncang tubuh bayi
Hipotermia Meniupkan oksigen atau udara
dingin ke tubuh bayi
Pembersihan Jalan Nafas
• Bila air ketuban jernih, hisap lendir di mulut, kemudian
lendir di hidung
• Bila ada pewarnaan mekoneum, lakukan pengisapan
lendir dari mulut dan hidung saat kepala lahir dan bila
setelah lahir bayi menangis dengan kuat, lakukan asuhan
BBL seperti biasa. Bila tidak, lakukan pembersihan jalan
nafas ulangan.
Penilaian Segera
• Usaha bernafas atau menangis
• Warna kulit BBL
• Denyut jantung bayi
Temuan dan tindakan
• Bila bayi menangis, bernafas teratur dan kulit
kemerahan maka lakukan asuhan BBL normal
• Bila tidak menangis, kulit pucat atau kebiruan
dan denyut jantung < 100 /menit, lakukan
tindakan resusitasi
Memposisikan Bayi
• Baringkan telentang atau sedikit miring dengan posisi
kepala sedikit ekstensi
• Pastikan tali pusat telah dipotong agar pengaturan
posisi menjadi leluasa
• Hisap lendir di mulut dan hidung yang mungkin dapat
menyumbat jalan nafas
• Jangan menghisap terlalu dalam karena dapat terjadi
reaksi vaso-vagal
Rangsangan taktil dan upaya
bernafas
• Gosok dengan lembut punggung, tubuh, kaki atau
tangan bayi atau tepuk/sentil telapak kaki bayi
• Pengeringan tubuh, mengisap lendir dan rangsangan
taktil sebaiknya tidak melebihi dari 30-60 detik
• Jika setelah waktu tersebut bayi masih sulit bernafas,
lakukan bantuan pernafasan dengan ventilasi positif
Langkah Resusitasi
• Pastikan balon dan sungkup berfungsi baik
• Telah mencuci tangan dan memakai sarung tangan
• Selimuti bayi dengan kain kering dan hangat (kecuali
muka dan dada) letakkan di lingkungan yang hangat
• Posisikan tubuh dan kepala bayi dengan benar
Langkah..........
• Pasang sungkup melingkupi dagu, mulut dan hidung
• Tekan balon dengan dua jari atau seluruh jari
(tergantung ukuran yang tersedia)
• Periksa pertautan sungkup dengan bayi dan gerakan
dada dengan 2 kali ventilasi
• Bila semuanya baik, lakukan ventilasi dengan oksigen
atau udara ruangan
Langkah..........
• Kecepatan ventilasi sekitar 40 kali per 30 detik
dan perhatikan gerakan dinding dada
• Bila dada tidak bergerak naik-turun, periksa
kembali pertautan sungkup-bayi atau fungsi
balon
Setelah ventilasi 30 detik, lakukan penilaian pernafasan,
warna kulit dan denyut jantung
• Bila bayi bernafas normal, lakukan asuhan BBL seperti
biasa
• Bila belum normal, ulangi ventilasi positif selama 30 detik
kedua dan nilai kembali
• Bila masih megap-megap dan terdapat retraksi dinding
dada, ulangi kembali ventilasi positif dengan oksigen
murni
• Bila setelah 20 menit bayi masih kesulitan bernafas,
pasang pipa nasogastrik untuk mengurangi atau
mengosongkan udara dalam lambung, kemudian rujuk ke
fasilitas rujukan
Langkah ........
• Bila setelah 20 menit ventilasi positif ternyata bayi tetap
tidak bernafas, maka resusitasi dihentikan.
• Bayi dinyatakan meninggal dan beritahukan pada
keluarga bahwa upaya penyelamatan gagal dan beri
dukungan emosional kepada mereka
Pemasangan Pipa Lambung
• Untuk mengeluarkan udara yang masuk ke dalam
lambung saat dilakukan bantuan pernafasan dengan
ventilasi positif
• Timbunan udara di lambung dapat menekan diafragma
dan menghalangi upaya bernafas atau pengembangan
paru
• Dapat menyebabkan muntah dan terjadi aspirasi isi
lambung ke dalam paru-paru
Asuhan Pascaresusitasi
• Jaga temperatur tubuh bayi, baik dengan selimut ataupun didekap
oleh ibunya
• Minta ibu untuk segera menyusukan bayinya
• Cegah infeksi ikutan atau paparan bahan tidak sehat
• Pantau kondisi kesehatan bayi secara berkala, termasuk
kemampuan menghisap ASI
• Rujuk bila terdapat tanda-tanda gawatdarurat (demam tinggi,
ikterus, lemah, tidak dapat menghisap ASI, kejang-kejang)
Wassalamualaikum Wr Wb

Anda mungkin juga menyukai