Anda di halaman 1dari 9

Hubungan Pelaksanaan Supervisi Kepala Ruang Dengan Kinerja Perawat Pelaksana

Dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan


(Herni Rina Jayawati)

ABSTRAK

Hubungan Pelaksanaan Supervisi Kepala Ruang Dengan Kinerja Perawat Pelaksana


Dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
Ahsan*, M.Fathoni**, Herni Rina Jayawati***

Supervisi dalam keperawatan di tujukan untuk mengarahkan pada perawat


pelaksana dalam memberikan asuhan keperawatan. Penelitian bertujuan untuk melihat
hubungan pelaksanaan supervisi kepala ruangan dengan kinerja perawat pelaksana dalam
pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit Tk II dr.
Soepraoen Malang Th 2015. Jenis penelitian deskriptif korelasi pendekatan cross sectional.
Jumlah sampel 122 orang. Dengan teknik pengambilan sampel, accidental sampling. Hasil
uji statistik chi-square menunjukan hasil terdapatnya hubungan bermakna pelaksanaan
supervisi kepala ruang dengan kinerja perawat pelaksana dalam pendokumentasian asuhan
keperawatan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan antara supervisi kepala
ruangan dengan kinerja perawat pelaksana dalam pendokumentasian asuhan keperawatan.
disarankan agar dari pihak manajemen Rumah Sakit untuk memberikan dukungan dalam
pelaksanaan supervisi kepala ruangan sehingga dapat memacu kinerja perawat pelaksana
dalam pendokumentasian asuhan keperawatan.
Kata kunci : supervisi keperawatan, kinerja perawat pelaksana

ABSTRACT
Relationship Implementation Supervision Chief Nurse Executive Room With
Performance In Nursing Documentation
Ahsan*, M.Fathoni**, Herni Rina Jayawati***

Supervision in nursing aimed at directing the nurses in providing nursing care. The
study aims to look at the implementation of supervisory relationship with a performen head
room nurses in the documentation of nursing care in the inpatient study cross sectional
correlation. Total sample of 122 people. With the technique of sampling accidental sampling.
The results of the chi-square statistical test results showed the presence of a significant
relationship with the implementation of the supervision of the head space performance of
nurses in nursing care documentation. The conclution from this study is that there is a
relationship between of head room with the performance of nurses in nursing care
documentation. suggested that the management of the hospital to provide support in the
implementation of head room supervision so as to stimulate the performance of nurses in
nursing care documentation.
Keywords: nursing supervision, performance of nurses
Hubungan Pelaksanaan Supervisi Kepala Ruang Dengan Kinerja Perawat Pelaksana
Dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
(Herni Rina Jayawati)

PENDAHULUAN pada penulisan asuhan keperawatan


Mutu pelayanan keperawatan di tahap diagnosis hanya 28,8%. Penulisan
rumah sakit sebagian besar ditentukan sudah jalan sesuai pengetahuan masing-
oleh mutu pelayanan keperawatan. Hal ini masing perawat. Prosedur tetap belum
disebabkan oleh karena kelompok profesi ada dan perawat sangat mengaharapkan
terbesar, terdepan, terdekat dengan adanya prosedur tetap untuk menunjang
pasien dan keluarganya.1 Al Assaf dalam kelancaran penulisan. Format terlalu
PPNI tahun 2009 kualitas rumah sakit banyak (kurang sederhana), evaluasi dan
tergantung pada kualitas pelayanan monitoring belum terjadwal, belum ada
keperawatan. Sehingga dalam pencatatan dan pelaporan, belum
peningkatan mutu pelayanan di rumah menggunakan instrumen baku.
sakit profesi perawat paling berperan di Penghargaan terhadap penulisan asuhan
dalamnya, terutama dalam pelaksanaan keperawatan belum ada.3
akreditasi rumah sakit dalam hal Masih banyak perawat yang belum
peningkatan mutu pelayanan rumah sakit. menyadari bahwa tindakan yang
Pelaksanaan supervisi merupakan dilakukan harus dipertanggung jawabkan.
salah satu fungsi manajerial yang harus Kelengkapan dokumen asuhan
dijalankan oleh kepala ruangan. keperawatan di seluruh ruang rawat inap
Pelaksanaan supervisi oleh kepala ruang masih dibawah 60%, hasil surve, tentang
yang tepat, akan membantu pihak kegiatan supervisi kepala ruang masih
manajemen rumah sakit untuk belum dilaksanakan secara optimal di 16
meningkatkan kinerja perawat pelaksana ruang rawat inap, Rumah Sakit Tk II dr.
khususnya dalam melakukan Soepraoen, beberapa standar asuhan dan
pekerjaannya sesuai dengan uraian tugas standar pelaksanaan sudah ada, tetapi
perawat pelaksana, terutama dalam belum ada evaluasi pelaksanaan supervisi
pendokumentasian asuhan keperawatan. kepala ruang secara berkala, dari bidang
Manajer keperawatan atau kepala perawatan, yang struktur organisasinya
ruangan mempunyai tanggung jawab menjadi satu dengan instalasi rawat inap,
dalam pelaksanaan asuhan keperawatan perawat pelaksana dalam
yang efektif kepada pasien. Menurut hasil mendokumentasikan asuhan
penelitian Martini dengan judul Hubungan keperawatan, tidak sesuai dengan
Karakteristik Perawat, Sikap, beban ketentuan yang ada, sehingga yang terjadi
kerja,supervisi dengan Pendokumentasian pasien sudah keluar rumah sakit, asuhan
Asuhan Keperawatan di Rawat Inap keperawatan belum terdokumentasi
BPRSUD Kota Salatiga, Menyatakan sesuai ketentuan, adapun dari pihak
bahwa sikap responden yang baik rekam medis memberi batasan waktu,
terhadap pendokumentasian asuhan dalam pengumpulan status/lyst pasien
keperawatan (57,1%), prosentase yang sudah keluar rumah sakit, dengan
responden yang berpendapat fasilitas demikian pendokumentasian asuhan
format kurang tersedia 39% dan 41,1% keperawatan yang seharusnya di lakukan
responden berpendapat fasilitas standar oleh perawat pelaksana, sebagian besar
asuhan keperawatan kurang tersedia, dikerjakan oleh kepala ruang yang
16,9 responden yang berpendapat kapasitasnya sebagai supervisi. Situasi
manfaat dilakukan evaluasi untuk tersebut menyebabkan sering ada laporan
mengetahui ketercapaian tujuan. Hanya complain dari bagian coding lewat
25,0% responden yang berpendapat bila instalasi rawat inap dengan
penulisan asuhan keperawatan menjadi mengembalikan status/les pasien yang
tanggung jawab perawat 17,9% format asuhan keperawatan yang belum
responden yang setuju adanya terisi dengan lengkap/kosong.
pendokumentasian asuhan keperawatan Menurut hasil survey 16 kepala
bisa memudahkan perawat dalam ruang rawat inap, belum terlaksananya
memberikan pelayanan, 21,4% responden supervisi kepala ruang terhadap
yang setuju. Pengkajian merupakan tahap dokumentasi asuhan keperawatan oleh
awal dalam proses asuhan keperawatan, perawat pelaksana, dikarenakan 20 %
Hubungan Pelaksanaan Supervisi Kepala Ruang Dengan Kinerja Perawat Pelaksana
Dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
(Herni Rina Jayawati)

beban kerja non keperawatan untuk Rumah Sakit dr.Soepraoen Malang


kepala ruang yang terlalu berat, 3% merupakan Rumah Sakit tipe B dengan
kepala ruangan mengatakan belum ada jumlah tempat tidur sebanyak 300 tempat
instrumen/cek list tentang pelaksanaan tidur dan tenaga perawat di rawat inap
supervisi kepala ruang, 2% kekurangan 258. orang. Rumah Sakit dr.Soepraoen
tenaga, 5% kegiatan supervisi kepala tersebut merupakan RS umum dan
ruang belum membudaya, 60% belum merupakan RS Rujukan bagi RS di
bisa melaksanakan pre dan post confren Malang dan tempat pendidikan bagi
di ruang rawat inap, 10% belum bisa tenaga kesehatan yang ada di wilayah
bekerja dengan bentuk tim, dan menurut sekitarnya.
hasil survey 16 kepala ruang rawat inap Berdasarkan uraian diatas, peneliti
untuk pendokumentasikan asuhan tertarik untuk meneliti hubungan
keperawatan belum semua dilaksanakan pelaksanaan supervisi kepala ruangan
oleh perawat pelaksana dikarenakan, dengan kinerja perawat pelaksana dalam
70% perawat pelaksana belum bekerja pendokumentasian asuhan keperawatan
dengan bentuk tim, 20% belum ada rasa di ruang rawat inap Rumah Sakit
tanggung jawab dalam pendokumentasian dr.Soepraoen Malang, sehingga dapat
asuhan keperawatan, 5% dilihat gambaran kinerja perawat dalam
pendokumentasian didelegasikan kepada pendokumentasian asuhan keperawatan
dinas berikutnya, 5% perawat pelaksana di ruang rawat tersebut.
kurang mengetahui tugas pokoknya. Manfaat dari penelitian ini adalah,
Disebutkan bahwa supervisi dapat mengetahui hal-hal yang
adalah proses pengawasan terhadap dibutuhkan dalam menyusun strategi
pelaksanaan kegiatan untuk memastikan untuk meningkatkan mutu standar
apakah kegiatan tersebut berjalan sesuai pelayanan dan asuhan keperawatan,
dengan tujuan organisasi yang telah salah satunya yaitu pelaksanaan supervisi
ditetapkan. Supervisi biasanya dilakukan kepala ruang dan kinerja perawat
oleh atasan kepada bawahan, supervisi pelaksana dalam pendokumentasian
terhadap kinerja perawat pelaksana dalam asuhan keperawatan. Serta memberikan
pendokumentasian asuhan keperawatan masukan untuk peningkatan kualitas
dapat dilakukan dengan memberikan pelaksanaan peran supervisi kepala
bimbingan, pengarahan, observasi dan ruang, kinerja perawat pelaksana, serta
pemberian motivasi serta evaluasi peningkatan kualitas pelayanan
terhadap pendokumentasian tiap-tiap keperawatan.
tahap proses keperawatan. Kelengkapan
dan kesesuaian dengan standar, METODE PENELITIAN
merupakan variabel yang harus
disupervisi.4 Nilai audit yang kurang dari Desain penelitian yang digunakan
75% perlu mendapat adalah deskriptif korelasi dengan
pendampingan/supervisi dari kepala rancangan cross sectional.tujuan dari
ruangan.2 penelitian ini adalah Untuk mengetahui
Keberhasilan pelayanan kesehatan hubungan antara pelaksanaan supervisi
yang bermutu ditentukan oleh berbagai kepala ruangan dengan kinerja perawat
faktor antara lain kualitas sumber daya pelaksana dalam pendokumentasian
manusia, sarana dan fasilitas, kebijakan asuhan keperawatan di ruang rawat inap
serta manajemen Rumah Sakit. Rumah Sakit Tk II dr.Soepraoen Malang.
Pengelolaan sumber daya manusia yang Populasi dalam penelitian ini adalah
efektif didalam pelayanan kesehatan seluruh perawat yang bekerja di 14 ruang
sangat menentukan hasil akhir pelayanan rawat inap Rumah Sakit Tk II dr.
kesehatan yang diberikan kepada klien. Soepraoen Malang. Jumlah seluruh
Salah sumber daya kesehatan yang populasi tersebut sebanyak 176 perawat.
terlibat langsung dalam pemberian dengan menggunakan teknik accidental
pelayanan kesehatan khususnya sampling. Lokasi penelitian ini dilakukan
pelayanan adalah perawat.5 14 ruang rawat inap Rumah Sakit Tk II dr.
Soepraoen Malang. Pengambilan data
Hubungan Pelaksanaan Supervisi Kepala Ruang Dengan Kinerja Perawat Pelaksana
Dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
(Herni Rina Jayawati)

pada penelitian ini dilakukan selama 1 48,3 %


minggu, pada bulan Nopember 2014. 40 %
Instrumen yang digunakan dalam 11,7 %
penelitian ini yaitu lembar kuesioner yang
berisi data kuesioner tentang supervisi
kepala ruangan terhadap staf berdasarkan 31 - 40 tahun < 30 tahun > 40 tahun
persepsi perawat pelaksana Dan Gambar 3 Data berdasarkan usia
kuesioner tentang kinerja perawat
pelaksana dalam melaksanakan asuhan Berdasarkan gambar 4 dapat
keperawatan melalui pendokumentasian diketahui dari 120 orang yang diamati, di
yang terdiri dari pengkajian, diagnosa antaranya masa kerja antara 6 – 10 tahun,
keperawatan, perencanaan, implementasi, 40 orang (33,3%), masa kerja antara 2 – 5
evaluasi dan dokumentasi. tahun, 35 orang (29,2%), masa kerja
Setelah data diperoleh maka data antara > 10 tahun, 34 orang (28,3%),
dikumpulkan oleh peneliti untuk kemudian masa kerja antara < 1 tahun, 11 orang
dilakukan analisa deskriptif yang (9,2%).
diinterpretasikan dan analisa statistik 29,2 % 33,3 % 28,3 %
menggunakan uji Chi-square. 9,2 %
HASIL PENELITIAN
a. Karakteristik Umum Responden
<1 2-5 6 - 10 > 10
tahun tahun tahun tahun
Berdasarkan gambar 1 dapat
diketahui dari 120 orang yang diamati, di
antaranya berjenis kelamin perempuan 91 Gambar 4 data berdasarkan masa kerja
orang (75,8%) dan berjenis kelamin laki- b. Pelaksanaan Supervisi Kepala
laki 29 orang (24,2%). Ruangan

75,8 % Berdasarkan gambar 5 diperoleh


100 data bahwa frekuensi tertinggi
24,2 %
pelaksanaan supervisi kepala ruangan
0 termasuk dalam kategori kurang baik yaitu
Perempuan Laki-laki sebanyak 51 orang (42%), kategori cukup
Gambar 1 data berdasarkan jenis kelamin yaitu sebanyak 32 orang (27%), kategori
tidak baik yaitu sebanyak 7 orang (6%).
Berdasarkan gambar 2 dapat
diketahui dari 120 orang yang diamati 42 %
82,5% berpendidikan Diploma DIII, 12,5% 25 % 27 %
berpendidikan SPK, 5% berpendidikan S1 6%
Keperawatan
Baik Cukup Kurang Tidak
Baik Baik
82,5 %
Gambar 5 Data pelaksanaan supervisi kepala ruangan

12,5 % 5%
c. Kinerja Perawat Pelaksana dalam
pendokumentasian asuhan
SPK D III Kep S1 Kep
keperawatan.
Gambar 2 data berdasarkan pendidikan
Berdasarkan gambar 6 diatas
Berdasarkan gambar 3 dapat diperoleh data bahwa frekuensi tertinggi
diketahui dari 120 orang yang diamati, di kinerja perawat pelaksana termasuk
antaranya berusia antara 31 – 40 tahun dalam kategori baik yaitu sebanyak 118
58 orang (48,3%), berusia antara < 30 orang (98%), kategori cukup yaitu
tahun 48 orang (40%), berusia antara > 40 sebanyak 2 orang (2%).
tahun 14 orang (11,7%).
Hubungan Pelaksanaan Supervisi Kepala Ruang Dengan Kinerja Perawat Pelaksana
Dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
(Herni Rina Jayawati)

kinerja kurang baik, dan 39 orang (32,5%)


98 % yang melaksanakan supervisi dengan baik
2% dan melakukan kinerja dengan baik.
Hasil uji Chi-square hitung sebesar
Baik Cukup
8,438 dengan p-value sebesar 0,004.
Sebagai pembanding, didapatkan nilai
Gambar 6 Data Kinerja Perawat Pelaksana dalam Chi-square tabel pada derajat bebas 1
pendokumentasian asuhan keperawatan
dan alpha 5% sebesar 3,841. Nilai Chi-
square hitung (8,438) yang lebih besar
d. Hubungan Pelaksanaan supervisi dari nilai Chi-square tabel (3,841) atau p-
Kepala ruangan dengan Kinerja value (0,004) yang lebih kecil dari alpha
Perawat Pelaksana dalam 5% menunjukkan bahwa hipotesis H0
pendokumentasian asuhan ditolak yaitu terdapat hubungan yang
keperawatan di Instalasi Rawat signifikan antara Pelaksanaan Supervisi
Inap Rumah Sakit Tk II dr. dengan Kinerja Perawat Pelaksana pada
Soepraoen Malang. tingkat batas kesalahan sebesar 5%.
Tabel 1 Hubungan pelaksanaan supervisi kepala ruangan dengan
kinerja perawat pelaksana dalam pendokumentasian asuhan
PEMBAHASAN
keperawatan
a. Pelaksanaan Supervisi Kepala
Ruangan
Kinerja Perawat
Kurang Baik Total Berdasarkan hasil penelitian
Pelaks Kurang Count 31 42 73 pelaksanaan supervisi kepala ruangan,
anaan % of Total 25.8% 35.0% 60.8% diperoleh data bahwa yang termasuk
Superv Baik Count 8 39 47
isi
kategori baik sebanyak 30 orang (25%),
% of Total 6.7% 32.5% 39.2%
Count 39 81 120 yang termasuk kategori cukup sebanyak
Total
% of Total 32.5% 67.5% 100.0% 37 orang (27%), kategori kurang baik yaitu
sebanyak 51 orang (43%) dan yang
Berdasarkan tabel 1 diketahui termasuk kategori tidak baik sebanyak 7
Pelaksanaan Supervisi terbagi menjadi 2 orang (6%)
kategori, di mana dari 120 responden
terdapat 73 orang (60,8%) yang Supervisi yang tepat akan
melaksanakan supervisi kurang baik dan membantu pihak manajemen rumah sakit,
47 orang (39,2%) yang melaksanakan guna mempersiapkan akreditasi KARS
supervisi dengan baik. Selanjutnya Kinerja Versi Th 2012 serta pelaksanaan
Perawat Pelaksana terbagi menjadi 2 pelayanan pasien BPJS yang optimal.
kategori, di mana terdapat 39 orang Kepala Ruangan Bertanggung
(32,5%) melakukan kinerja kurang baik jawab dalam supervisi pelayanan
dan 81 orang (67,5% melakukan kinerja keperawatan untuk klien. Kepala ruangan
dengan baik. Berdasarkan hasil tersebut sebagai ujung tombak penentu tercapai
dapat dikatakan bahwa sebagian besar tidaknya tujuan pelayanan keperawatan
perawat melaksanakan supervisi kurang dan mengawasi perawat pelaksana dalam
baik dan melakukan kinerja dengan baik. memberikan asuhan keperawatan.6
Tabulasi silang antara Kegiatan supervisi merencanakan,
Pelaksanaan Supervisi dan Kinerja mengarahkan, membimbing, mengajar,
Perawat Pelaksana menghasilkan 4 mengobservasi, mendorong,
kategori gabungan, di mana terdapat 31 memperbaiki, mempercayai dan
orang (25,8%) yang melaksanakan mengevaluasi secara berkesinambungan
supervisi kurang baik dan melakukan anggota secara menyeluruh sesuai
kinerja kurang baik, 42 orang (35,0%) dengan kemampuan dan keterbatasan
yang melaksanakan supervisi kurang baik yang dimiliki anggota. Supervisi sebagai
dan melakukan kinerja dengan baik, 8 suatu proses kegiatan pemberian
orang (6,7%) yang melaksanakan dukungan sumber-sumber (resources)
supervisi dengan baik dan melakukan yang dibutuhkan perawat dalam rangka
83
Hubungan Pelaksanaan Supervisi Kepala Ruang Dengan Kinerja Perawat Pelaksana
Dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
(Herni Rina Jayawati)

menyelesaikan tugas untuk mencapai sehingga bawahan memiliki bekal yang


tujuan yang telah ditetapkan.7 cukup untuk melaksanakan pekerjaan.3
Program pengendalian mutu Dalam pelaksanaannya, supervisi bukan
pelayanan keperawatan di rumah sakit hanya apakah seluruh staf keperawatan
merupakan bagian penting dalam menjalankan tugasnya dengan sebaik-
pelayanan keperawatan secara baiknya, sesuai dengan instruksi atau
keseluruhan. Hal tersebut dapat tercapai ketentuan yang telah digariskan, tetapi
dengan baik apabila salah satu peran juga bagaimana memperbaiki proses
kepala ruangan yaitu peran koordinasi keperawatan yang sedang berlangsung.9
dalam program pengendalian mutu baik, Jadi dalam kegiatan supervisi
sehingga berdampak baik terhadap semua orang yang terlibat bukan sebagai
kinerja perawat pelaksana dalam program pelaksana pasif, namun secara bersama
pengendalian. Salah satu kegiatan sebagai mitra kerja yang memiliki ide-ide,
pengendalian muu pelayanan pendapat, dan pengalaman yang perlu
keperawatan dapat dilakukan dengan didengar, dihargai, dan diikutsertakan
kegiatan supervisi yang terutama dalam usaha perbaikan proses kegiatan
dilakukan oleh kepala ruangan. Supervisi termasuk proses keperawatan. Dengan
mempunyai hubungan dengan kinerja demikian, supervisi merupakan suatu
perawat. Hal ini menunjukkan pentingnya kegiatan dinamis yang mampu
supervisi yang dilakukan oleh kepala meningkatkan motivasi dan kepuasan di
ruangan untuk meningkatkan kinerja antara orang-orang yang terlibat baik
perawat. Supervisi dari kepala ruang pimpinan, anggota, maupun klien dan
dapat memberikan pengaruh terhadap keluarganya.7
peningkatan kerja perawat.8
Berdasarkan pengertian tentang b. Kinerja Perawat Pelaksana Dalam
supervisi yang telah dijabarkan di atas Pendokumentasien Asuhan
dapat disimpulkan bahwa supervisi Keperawatan
merupakan suatu kegiatan yang
mengandung dua dimensi pelaku, yaitu Berdasarkan hasil penelitian
pimpinan dan anggota atau orang yang kinerja perawat pelaksana dalam
disupervisi. Kedua dimensi pelaku pendokumentasian asuhan keperawatan
tersebut walaupun secara administratif diperoleh data bahwa yang termasuk
berbeda level dan perannya, namun dalam kategori baik yaitu sebanyak 118
dalam pelaksanaan kegiatan supervisi orang (98%), yang termasuk kategori
keduanya memiliki andil yang sama-sama cukup sebanyak 2 orang (2%).
penting. Pemimpin mampu melakukan Kinerja merupakan hasil kerja yang
pengawasan sekaligus menilai seluruh dicapai seseorang dalam melaksanakan
kegiatan yang telah direncanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya
bersama, dan anggota mampu didasarkan atas kecakapan, pengalaman,
menjalankan tugas-tugas yang menjadi kesungguhan serta waktu.10 Kinerja yang
tanggung jawabnya dengan sebaik- tinggi jika suatu target kerja dapat
baiknya.7Dalam pelaksanaannya, diselesaikan tepat waktu atau tidak
supervisi bukan hanya apakah seluruh melampaui batas waktu yang ditentukan.
staf keperawatan menjalankan tugasnya Kinerja juga diartikan sebagai
dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan sistem yang digunakan untuk menilai dan
instruksi atau ketentuan yang telah mengetahui apakah seorang karyawan
digariskan, tetapi juga bagaimana telah melaksanakan pekerjaannya secara
memperbaiki proses keperawatan yang keseluruhan, atau merupakan perpaduan
sedang berlangsung .9 dari hasil kerja yaitu apa yang harus
Supervisi yang dilakukan oleh dicapai seseorang dan kompetensi yaitu
atasan merupakan salah satu faktor bagaimana seseorang mencapainya.11
penentu dalam sistem memejemen Kinerja atau performance adalah
dengan tujuan memberikan bantuan hasil kerja yang dapat dicapai oleh
kepada bawahan secara langsung seseorang atau sekelompok orang dalam
organisasi, sesuai dengan wewenang dan
Hubungan Pelaksanaan Supervisi Kepala Ruang Dengan Kinerja Perawat Pelaksana
Dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
(Herni Rina Jayawati)

tanggung jawab masing-masing dalam tekun, disiplin, dan teliti dalam


rangka upaya mencapai tujuan organisasi pelaksanaan asuhan keperawatan,
bersangkutan secara legal, tidak meskipun dari segi disiplin kaum
melanggar hukum dan sesuai dengan perempuan lebih sering mangkir dengan
moral maupun etika. 12 alasan rumah tangga.
Juga menyebutkan, kinerja dapat Berdasarkan hasil penelitian,
menjadi hasil dari seorang individu atau sebagian besar pendidikan responden,
dapat berupa hasil dari kerja kelompok didapatkan sebagian besar yaitu diploma
dalam satu organisasi. Deskripsi kinerja III sebanyak 99 orang (82,5%). Menurut
menyangkut tiga komponen penting, yakni Maltis tahun 2004, mengatakan tingkat
tujuan, ukuran dan penilaian.13 pendidikan seseorang berpengaruh
Berdasarkan hasil penelitian dalam memberikan respon terhadap
diketahui bahwa sebagian besar sesuatu yang datang dari luar. Orang
responden termasuk ke dalam kategori berpendidikan tinggi akan akan lebih
dewasa awal sebanyak 58 orang (48,3%) rasional dan kreatif serta terbuka dalam
dari total 120 responden, di antaranya menerima adanya bermacam usaha
berusia antara 31 – 40 tahun. Hasil pembaharuan, ia juga akan lebih dapat
penelitian diatas menunjukkan bahwa menyesuaikan diri terhadap berbagai
perawat di Rumah Sakit dr. Soepraoen perubahan.
Malang tergolong usia dewasa awal. Berdasarkan hasil penelitian,
Hasil diatas sesuai degan hasil karateristik masa kerja perawat sebagian
penelitian dari Retno Giriwati, mengatakan besar 6 – 10 tahun sebanyak 40 orang
usia dewasa awal banyak mengalami (33,3%). Pengalaman kerja menunjukkan
stres, sehingga dapat mempengruhi cara ukuran tentang lama waktu atau masa
bersikap dan bertindak. Semakin besar kerja yang telah ditempuh seseorang
stressor yang dihadapi maka sikap dan dapat memahami tugas-tugas yang harus
tindakan seseorang jiga semakin buruk dilaksanakan. Menurut hasil penelitian
atau kurang baik.14 dari Pribadi, dikemukakan bahwa masa
Secara fisiologi pertumbuhan dan kerja responden yang baru masih
perkembangan seseorang dapat diperlukan waktu maupun intervensi lain
digambarkan dengan pertambahan umur, untuk mencapai pelaksanaan asuhan
peningkatan umur daharapkan terjadi keperawatan yang baik.15,17
pertambahan kemampuan motorik sesuai
dengan tumbuh kembangnya. Akan tetapi c. Analisa hubungan antara
Pertumbuhan dan perkembangan pelaksanaan supervisi kepala
seseorang pada titik tertentu akan terjadi ruangan dengan kinerja perawat
kemunduran akibat faktor degeneratif.3 pelaksana dalam
Faktor perbedaan usia pegawai akan pendokumentasian asuhan
menyebabkan perbedaan dalam cara keperawatan di ruang rawat inap
berkomunikasi dan kecepatan beradaptasi Rumah Sakit Tk II dr.Soepraoen
terhadap lingkungan kerja.14 Malang.
Berdasarkan hasil penelitian
sebagia besar jenis kelamin dari Berdasarkan tabel 1 diketahui
responden yaitu perempuan sebanyak 91 pelaksanaan supervisi terbagi menjadi 2
orang (75,8%). Menurut Inayani tahun kategori, di mana dari 120 responden
2011, perbedaan jenis kelamin juga cukup terdapat 73 orang (60,8%) yang
berpengaruh terhadap respon tindakan melaksanakan supervisi kurang baik dan
yang dilakukan oleh seorang perawat 47 orang (39,2%) yang melaksanakan
untuk menghadapi tugas dan tanggung supervisi dengan baik. Selanjutnya kinerja
jawabnya. Ada perbedaan yang signifikan perawat pelaksana terbagi menjadi 2
antara laki-laki dan perempuan dalam kategori, di mana terdapat 39 orang
produktifitas kerja maupun dalam (32,5%) melakukan kinerja kurang baik
kepuasan kerja, tetapi biasanya kaum dan 81 orang (67,5% melakukan kinerja
perempuan mempunyai sikap ramah, dengan baik.14 Berdasarkan hasil tersebut
Hubungan Pelaksanaan Supervisi Kepala Ruang Dengan Kinerja Perawat Pelaksana
Dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
(Herni Rina Jayawati)

dapat dikatakan bahwa sebagian besar melaksanakan kegiatan atau tugas sehari-
karuang melaksanakan supervisi kurang hari.19,7,4
baik dan perawat pelaksana melakukan Rumah Sakit Tk II dr.Soepraoen
kinerja dengan baik. Malang adalah rumah sakit militer dengan
Tabulasi silang antara tugas pokok adalah menyelenggarakan
Pelaksanaan Supervisi dan Kinerja segala upaya yang berkenan dengan
Perawat Pelaksana menghasilkan 4 pembinaan kesehatan prajurit, PNS TNI
kategori gabungan, di mana terdapat 31 AD beserta keluarganya dan satuan TNI
orang (25,8%) yang melaksanakan AD dalam rangka mendukung tugas TNI
supervisi kurang baik dan melakukan AD, Untuk melaksanakan tugas tersebut
kinerja kurang baik, 42 orang (35,0%) Rumah Sakit TNI AD menyelenggarakan
yang melaksanakan supervisi kurang baik fungsi utama yang disebut sebagai
dan melakukan kinerja dengan baik, 8 dukungan kesehatan dan pelayanan
orang (6,7%) yang melaksanakan kesehatan. Dukungan Kesehatan
supervisi dengan baik dan melakukan merupakan upaya kesehatan yang
kinerja kurang baik, dan 39 orang (32,5%) meliputi segala usaha, pekerjaan dan
yang melaksanakan supervisi dengan baik kegiatan yang berhubungan dengan
dan melakukan kinerja dengan baik. penyelenggaraan bantuan administrasi
Berdasarkan hasil penelitian dan kesehatan yang ditujukan secara
hasil uji statistik yaitu Chi-Square langsung untuk mendukung latihan dan
didapatkan ada hubungan yang signifikan penggunaan kekuatan TNI AD. Sebagai
antara pelaksanaan supervisi kepala Pelayan Kesehatan berarti segala usaha,
ruangan dengan kinerja perawat pekerjaan dan kegiatan yang
pelaksana dalam pendokumentasian berhubungan dengan penyelenggaraan
asuhan keperawatan di ruang rawat inap bantuan administrasi kesehatan yang
Rumah Sakit Tk II dr.Soepraoen Malang. ditujukan untuk mencapai derajat
Fungsi pengawasan dan pengendalian kesehatan yang optimal bagi prajurit, PNS
(controlling) merupakan fungsi terakhir TNI AD beserta keluarganya dalam
dari proses manajemen. Fungsi ini rangka pembinaan kekuatan TNI AD.
mempunyai kaitan erat dengan ketiga Dengan demikian tiap satuan kesehatan
fungsi manajemen lainnya, terutama atau sistem rumah sakit dan
fungsi perencanaan.18 operasionalnya dikendalikan oleh
Supervisi merupakan salah satu pimpinan pusat, dan semua rumah sakit
proses kegiatan atau pelaksanaan sistem angkatan darat di daerah semua aturan
manajemen yang merupakan bagian dari mengacu pada pimpinan yang ada di
fungsi pengarahan serta pengawasan dan pusat (Hankam).
pengendalian (controlling). Supervisi Dari hasil penelitian di Instalasi
sebagai kegiatan yang merencanakan, Rawat Inap Rumah Sakit Tk II
mengarahkan, membimbing, mengajar, dr.Soepraoen Malang, ada hubungan
mengobservasi, mendorong, antara pelaksanaan supervisi kepala
memperbaiki, mempercayai dan ruang dengan kinerja perawat pelaksana
mengevaluasi secara berkesinambungan dalam pendokumentasian asuhan
anggota secara menyeluruh sesuai keperawatan, yang berpengaruh juga
dengan kemampuan dan keterbatasan pada struktur organisasi keperawatan
yang dimiliki anggota. Supervisi sebagai yang kurang sama dengan struktur
suatu proses kegiatan pemberian organisasi dari Depkes, di Rumah Sakit Tk
dukungan sumber-sumber (resources) II dr.Soepraoen belum ada komite
yang dibutuhkan perawat dalam rangka keperawatan dan bidang keperawatan
menyelesaikan tugas untuk mencapai sehingga semua masalah keperawatan
tujuan yang telah ditetapkan. Supervisi menjadi satu dengan Instalasi Rawat Inap
diartikan sebagai kegiatan yang terencana Rumah Sakit Tk II dr.Soepraoen Malang.
seorang manajer melalui aktivitas
bimbingan, pengarahan, observasi, KESIMPULAN
motivasi, dan evaluasi pada stafnya dalam
Hubungan Pelaksanaan Supervisi Kepala Ruang Dengan Kinerja Perawat Pelaksana
Dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
(Herni Rina Jayawati)

Pelaksanaan supervisi kepala 6. Arwani & Heru Supriyanto,(2006),


ruangan dengan kinerja perawat Manajemen Bangsal Keperawatan,
pelaksana dalam pendokumentasian Jakarta, EGC.
asuhan keperawatan didapatkan adanya
7. Suyanto, 2008, Mengenal
hubungan yang signifikan di ruang rawat
Kepemimpinan dan Manajemen
inap Rumah Sakit Tk II dr. Soepraoen
Keperawatan di Rumah Sakit,
Malang. Oleh karena itu penting
Jogjakarta: Mitra Cendikia Press
dilakukan pelaksanaan supervisi kepala
8. Hasibuan ,SP.(2005). Manajemen
ruangan.
Sumber Daya Manusia. Jakarta, Bumi
Aksara.
SARAN
9. Robbins, S.P., & DeCenzo, D.A. (2004).
Pihak Rumah Sakit harus Supervision today. USA: Pearson
mengupayakan pengembangan SDM Prentice Hall.
perawat masuk kedalam rencana strategis 10. Pribadi, A., (2009), Analisis faktor
rumah sakit, sehingga upaya peningkatan pengetahuan, motivasi dan
SDM perawat menjadi lebih baik, salah pengetahuan persepsi perawat tentang
satunya dengan menyusun dan supervisi kepala ruang terhadap
mengadakan paket pelatihan pelaksanaan dokumentasi, Jurnal
dokumentasi proses keperawatan Managemen Keperawatan . Volume 1,
secara regular dan bertahap di No. 1, Mei 2013; 1-6 6 asuhan
lingkungan internal RS dengan keperawat di ruang rawat inap RSUD
bekerjasama dengan institusi Kelet Provinsi Jawa Tengah di Jepara.
pendidikan. 11. Munijaya, A. A. G, (2009), Manajemen
*Dosen Keperawatan Universitas Brawijaya Malang Kesehatan, Jakarta: EGC.
**Dosen Keperawatan Universitas Brawijaya Malang
***Mahasiswi Keperawatan Universitas Brawijaya Malang

DAFTAR PUSTAKA

1. Nursalam. (2007). Manajemen


Keperawatan, Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan Profesional, Jakarta;
Salemba Medika
2. Martini, 2007. Tesis tentang Hubungan
Karakteristik Perawat, Sikap, Beban
Kerja,Ketersediaan Fasilitas Dengan
Pendokumentasian Asuhan
Keperawatan Di Rawat BPRSUD Kota
Salatiga,(http:eprints.undipac.id/18127/
1/MARTINI.pdf), diakses tanggal 12
Desember, 2012).
3. Wiyana, Muncul, (2008). Supervisi
dalam Keperawatan. Diambil tanggal 28
Juli 2014 dari
http://www,akpermadiun,ac.id.
4. Depkes, 2004. Standar Asuhan
Keperawatan Profesional.Jakarta.
5. Depkes R. I, 2008, Materi Pelatihan
Sistem Pemberian Pelayanan
Keperawatan Profesional, Bandung:
Depkes.

Anda mungkin juga menyukai