Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Kedokteran 2016, 5(3): 27-30

ISSN 2527-7154

Oftalmopati pada Penyakit Graves


Siti Farida, Pandu Tridana Sakti

Abstrak
Graves Oftalmopati juga dikenal dengan, Tyroid Associated Ophtalmopathy (TAO) , penyakit mata
tyroid, dan penyakit Basedow’s (dalam bahasa Jerman), orbitopaty dystiroid, orbitopaty tiroid adalah
gangguan inflamasi autoimmune dengan pencetus yang berkesinambungan. Dengan gambaran klinis
karakteristiknya satu atau lebih gambaran berikut yaitu retraksi kelopak mata, keterlambatan kelopak
mata dalam mengikuti gerakan mata (lid lag), proptosis, myopati ekstraokuler restriksi dan neuropaty
optik progresif.
Laporan kasus: penulis melaporkan 1 laporan kasus oftalmopati pada penyait graves pada pasien
perempuan berusia 31 tahun. Pasien mengeluhkan kedua mata menonjol, mata kering, benjolan pada
leher, mudah lelah, mudah lapar dan haus, berkeringat, tubuh terasa panas, dan berdebar-debar.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan proptosis pada kedua mata denan menggunakan eksoftalmometer
hertel. Pasien juga dilakukan pemeriksaan kadar TSH. Pasien ditatalaksana dengan pemberian
artificial tears dan kelopak diplester waktu tidur serta tatalaksana untuk kondisi hipertiroidnya.
Katakunci
penyakit Graves, oftalmopati.
Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
*e-mail: bkmmntb farida@yahoo.com

1. Pendahuluan 2. Laporan Kasus


Orbitopati terkait tiroid/thyroid-associated orbitopathy
(TAO), sering disebut oftalmopati Graves, merupakan Pasien perempuan, berusia 31 tahun, datang dengan ke-
bagian dari proses autoimun yang dapat mengenai ja- luhan kedua mata tampak menonjol. Pasien datang ke
ringan orbital dan periorbital, kelenjar tiroid, dan, lebih poliklinik Mata RSUP NTB dengan keluhan kedua mata-
jarang, kulit pretibial atau digiti. 1 nya tampak menonjol. Keluhan ini dirasakan sejak lama
Meskipun penggunaan istilah oftalmopati tiroid cu- ± 1 tahun 3 bulan yang lalu. Awalnya 2 bulan sebelum
kup meresap, proses penyakit sebenarnya merupakan keluhan mata menonjol timbul, pasien mengeluh mudah
orbitopati di mana jaringan lunak orbital dan periokular lelah, mudah lapar dan haus, berkeringat, tubuh terasa
terpengaruh dengan efek sekunder pada mata. 2 panas, berdebar-debar, penurunan berat badan walaupun
pasien merasa porsi makannya lebih banyak, dan baru
Graves oftalmopati lebih sering terjadi pada wanita
menyadari adanya benjolan di leher. Kemudian setelah
umumnya kulit putih (rasio 5:1) antara usia 30 sampai
itu pasien mengeluh perlahan-lahan kedua mata pasien
50 tahun. Exophtalmus berat dan neuropati optik komp-
semakin lama semakin membesar dan menonjol keluar,
resif agak lebih sering terjadi pada pria berusia lanjut.
sulit untuk berkedip karena kelopak tampak menghilang
Hal ini menunjukkan penyakit tiroid pada perokok re-
sehingga mata menjadi kering dan kadang matanya men-
latif lebih beresiko mengalami graves oftalmopati dua
jadi merah dan perih bila terkena angin, dan saat pasien
kali lebih tinggi dibandingkan bukan perokok. Alasan
tidur kelopak mata tidak menutupi seluruh bola mata,
untuk perbedaan ini tidak diketahui, tetapi kemungki-
namun pasien tidak memeriksakan dirinya ke dokter. Pa-
nannya adalah penurunan imunosupresi pada perokok
sien baru memeriksakan diri ke dokter setelah keluhan
dapat menyebabkan peningkatan ekspresi pada proses
berdebar-debar semakin dirasakan, pasien berobat ke
imun. 3
Poli Penyakit Dalam RS Kota Mataram dan didiagnosis
Tiroid terkait orbitopati bisa mendahului, bertepatan, hipertiroid dan mendapatkan pengobatan propanolol 3 x
atau mengikuti komplikasi sistemik dari distiroidisme. 5 mg dan propiltiourasil 1 x 50 mg. Pasien sudah men-
Manifestasi okular dari orbitopati tiroid termasuk retrak- jalani pengobatan tersebut selama 1 tahun, kemudian 2
si kelopak mata, proptosis, kemosis, edema periorbital, bulan yang lalu dokter spesialis penyakit dalam di RSUP
dan gangguan fungsional pergerakan okular. Dari pasi- NTB mengganti obat PTU dengan thiamazole 1 x 10 mg.
en yang terkena, 20% menunjukkan morbiditas okular Setelah menjalani pengobatan jangka panjang tersebut
dari kondisi ini lebih menyulitkan dibandingkan dengan saat ini pasien masih mengeluhkan matanya menonjol
komplikasi sistemik distiroidisme. 2 keluar, dan saat ini kelopak mata sudah dapat menutupi
lebih dari 12 bola mata, mata merah, perih, dan kering
masih dirasakan oleh pasien terutama bila terkena angin.
28 Farida & Sakti

Pasien menyangkal adanya pandangan kabur ataupun tetapi tidak ada arti terbatas, suatu mekanisme penyakit
penglihatan dobel. immunologi. Endapan dari glycosaminoglikan (GAGs)
Pasien menyangkal pernah mengalami penyakit ma- seperti asam hyaluronad bersamaan dengan edema in-
ta atau keluhan mata lainnya sebelum 1 tahun 3 bulan tertisial dan sel inflamatory dipertimbangkan menjadi
yang lalu. Pasien menyangkal adanya riwayat trauma penyebab dari pembengkakan berbagia jaringan di orbita
pada mata dan riwayat memakai kacamata. Pasien meng- dan disfungsi otot ekstraokuler pada tiroid oftalmopa-
akui bahwa saat didiagnosis hipertiroid tekanan darah- ti. Pembengkakan jaringan orbita menghasilkan edema
nya sering meningkat berkisar 140-150/90-100, namun kelopak mata, khemosis, proptosis, penebalan otot eks-
setelah menjalani pengobatan tekanan darahnya mulai traokuler dan tanda lain dari tiroid oftalmopati. Berikut
normal 110-120/70-80. Pasien menyangkal adanya ri- ini skema dari patogenesis graves oftalmpati. 1;2;7
wayat penyakit lain seperti diabetes mellitus. Pasien
merupakan seorang ibu rumah tangga. Pasien tinggal di • Sirkulasi sel T pada pasien penyakit graves secara
tepi pantai sehingga mata sering terasa perih dan merah langsung melawan antigen pada sel-sel foliku-
bila terkena angin pantai. Pasien tidak merokok. lar tiroid. Pengenalan antigen ini pada fibroblast
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital tekan- tibial dan pretibial (dan mungkin myosit ekstra-
an darah 120/70 mmHg, nadi 100 kali/menit, frekuensi okular). Bagaimana lymfosit ini datang secara
napas 20 kali/menit, suhu 36,8 derajat celcius. Pada langsung melawan self antigen. Penghapusannya
pemeriksaan daerah coli, tampak sebuah massa di mi- oleh sistem imun tidak diketahui secara pasti.
dline coli anterior ukuran 8 x 6 cm, ikut bergerak saat
• Kemudian sel T menginfasi orbita dan kulit pre-
menelan, bentuk difus, permukaan rata, nyeri (-), hipe-
tibial. Interaksi antar CD4 T sel yang teraktifa-
remis (-), konsistensi padat kenyal. Pada pemeriksaan
si dan fibroblast menghasilkan pengeluaran sito-
didapatkan proptosis okuli dextra yakni 20 mm (manual)
kin ke jaringan sekitarnya, khususnya interferon-
dan 20 mm (Eksoftalmometer Hertel), serta proptosis
interleukin-1 dan TNF.
okuli sinistra yakni 18 mm (manual) dan 17 mm (Ek-
softalmometer Hertel). Pada pemeriksaan penunjang • Sitokin-sitokin ini atau yang lainnya kemudian
didapatkan nilai TSH <0,05 (N = 0,25 -0,5 Uul/ml) dan merangsang ekspresi dari protei-protein immu-
nilai FT ¿100 (N = 9-20 Pmol/l) nomodulatory (72 kd heat shock protein mole-
kul adhesi interseluler dan HLA-DR) di dalam
fibroblas orbital seterusnya mengabadikan respon
3. Diskusi autoimun pada jaringan ikat orbita.
Graves ophtalmopaty merupakan penyebab paling umum
• Lebih lanjut, sitokin-sitokin khusus (interferon-
dari proptosis bilateral dan unilateral mempengaruhi se-
interleukin-1, Transforming Growth Factor, dan
kitar 60%. Biasanya proptosis pada graves oftalmopati
insulin like growth factor 1) merangsang produksi
adalah bilateral mungkin juga asimetris. Pasien yang
glycosaminoglikan oleh fibroblast kemudian me-
diduga mengalami penyakit mata tiroid harus diperiksa
rangsang proliferasi dan fibroblast atau keduanya,
eksophtalmusnya dengan menggunakan eksohtalmome-
yang menyebabkan terjadinya akumulasi glyco-
ter hertel. Pada proptosis berat, penutupan kelopak mata
saminoglikan dan edema pada jaringan ikat orbi-
yang tidak sempurna dapat menyebabkan kekeringan
ta. Reseptor tyrotropin atau antibosy yang lain
kornea disertai ketidaknyamanan dan penglihatannya
mempunyai hubungan biologik langsung terhadap
menjadi buram. 2;4
fibroblast orbital atau miosit. Kemungkinan lain,
Retraksi kelopak mata bagian atas sering merupakan
antibodi ini mewakili ke proses imun.
salah satu tanda terjadinya TAO, muncul secara unila-
teral atau bilateral pada sekita 90% pasien. Retraksi • Peningkatan volume jaringan ikat dan pengurang-
kelopak mata bagian atas pada graves oftalmopati da- an pergerakan otot-otot ekstraokuler dihasilkan
pat disebabkan karena tindakan berlebihan dari adrener- dari stimulasi fibroblast untuk menimbulkan ma-
gik dari otot muller atau pada fibrosis dan pemendekan nifestasi klinis oftalmopaty. Proses yang sama
fungsional otot levator. Retraksi kelpak mata bagian juga terjadi di kulit pretibial akibat pengembang-
atas pada penyakit graves memiliki karakteristik kilau- an jaringan ikat kulit, yang mana menyebabkan
an temporal dengan jumlah sklera yang banyak terlihar timbulnya pretibial dermopathy dengan karakte-
secara lateral dibandingkan secara merata. 1;2;5 ristik berupa nodul-nodul atau penebalan kulit.
Kelainan mata disebabkan oleh reaksi autoimun pa-
da jaringan ikat di dalam rongga mata. Jaringan ikat Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, tanda
dengan jaringan lemaknya menjadi hiperplasik sehing- dan gejala yang terdapat pada pasien mengarahkan pa-
ga bola mata terdorong keluar dan otot mata terjepit. da Graves Opthalmopaty. Diagnosa ini dipilih karena
Akibat terjadi eksoftalmus yang dapat menyebabkan ru- sesuai dengan keluhan pasien yaitu kedua mata tampak
saknya bola mata akibat keratitis. Gangguan faal otot menonjol keluar, kelopak mata tidak dapat menutupi
mata yang menyebabkan strabismus. 2;6 seluruh bola mata sehingga menyebabkan mata terasa
Reaksi histopatologis dari berbagai jaringan didomi- kering, terkadang merah dan perih bila terkena angin, ke-
nasi oleh reaksi inflammatory sel mononuklear, ini khas mudian dari keluhan sistemik didapatkan gejala-gejala

Jurnal Kedokteran
Oftalmopati pada Penyakit Graves 29

yang mengarahkan ke diagnosis hipertiroid yaitu meng- o Prednison 40-80 mg/hari atau 1-1,5 mg/kgBB,
eluh mudah lelah, mudah lapar dan haus, berkeringat, dosis ini dipertahankan selama 2 hingga 4
tubuh terasa panas, berdebar-debar, penurunan berat minggu sampai respon klinis dirasakan. Do-
badan walaupun pasien merasa porsi makannya lebih sis kemudian dikurangi sesuai respon klinis
banyak, dan baru menyadari adanya benjolan di leher. dari fungsi saraf optik.
Dari pemeriksaan fisik umum ditemukan pembesaran o Methyl prednisolone 16-24 mg diberikan
kelenjar tiroid, dan dari pemeriksaan fisik mata didapatk- retrobulber
an adanya eksopthalmus (perbedaan > 2mm OD dan
OS pada eksoftalmometer hertel yaitu OD 20 mm dan 2 Radiasi Seperti kortikosteroid terapi radiasi pa-
OS 17 mm), lagopthalmus dimana fisura palpebra saat ling efektif dalam tahun pertama ketika perubah-
menutup mata didapatkan ODS 5 mm, dan terdapat lid an fibrotik yang signifikan belum terjadi. Iradiasi
lag. Dari hasil pemeriksaan TSH dan FT4 yang dilakuk- retrobulber (tidak boleh pada penderita diabetes
an oleh Spesialis Penyakit Dalam didapatkan hasil TSH melitus) sering diakukan pada penderita oftalmo-
< 0,05 dan FT4 > 100, dan disimpulkan hipertiroid. 1;2 pati Graves yang aktif dengan protrusis yang berat.
Pada pasien didiagnosis ODS Graves Opthalmopathy Secara keseluruhan 60% hinggan 70% pasien me-
Class III NOSPECS miliki respon yang baik dengan radiasi, walaupun
Pada pasien diusulkan pemeriksaan ultrasonografi rekuren terjadi lebih dari 25% pasien. Perbaikan
dan CT scan. Ultrasonografi, dapat mendeteksi peru- diharapkan selama 2 minggu hingga 3 bulan sete-
bahan pada otot ekstraokuler dan membantu diagnosis lah terapi radiasi tetapi dapat berlanjut hingga 1
yang cepat. Disamping dari ketebalan otot, erosi dinding tahun.
temporal dari orbita, penekanan lemak pada retroorbita
dan inflamasi perineural dari saraf optik dapat juga di- 3 Operasi Beberapa pasien dengan TAO memerluk-
perlihatakan pada beberapa kasus cepat. CT Scan, dapat an penanganan bedah, seperti dekompresi orbital,
terlihat proptosis, otot lebih tebal, saraf optik menebal pembedahan strabismus dan pembedahan kelo-
dan prolaps anterior dari septum orbital (termasuk kele- pak mata. Berbagai tindakan pencegahan perlu
bihan lemak orbital dan/atau pembengkakan otot). 1;2;5 dilakukan agar oftalmopati tidak menjadi lebih
Penatalaksanaan utama graves oftalmopati adalah berat.
penatalaksanaan untuk hipertiroidisme yang mutlak dila- • Kontol penyakit tiroid merupakan langkah uta-
kukan dengan pengobatan Tirostatika (PTU, tiamazole) ma
untuk menghambat proses organifikasi (sintesis hormon
• Pasien merokok sebaiknya ditekankan untuk
tiroid) dan sebagai imunosipresif, dan menghambat kon-
berhenti merokok. Oleh karena merokok ternyata
versi T4 menjadi T3 di perifer. Serta pemberian Beta-
memperburuk oftalmopati
Adrenergic antagonis (Propanolol) untuk mengurangi
dampak hormon tiroid pada jaringan. • Pasien dengan proptosis sebaiknya harus dipro-
Penatalaksanaan oftalmopati terdiri atas pengobatan teksi misalnya dengan kacamata, atau cairan tetes
medis, operasi, dan penyinaran. 1;2;5;6 khusus agar kornea selalu basah (artificial teas).

1 Medika mentosa Pada keadaan ringan bisa me- Prognosis dari graves oftalmopati dipengaruhi oleh
nunggu sampai keadaan eutiroid tercapai, dimana beberapa faktor dan usia juga berperan penting. Anak-
pada sebagian besar penderita akan mengalami anak dan remaja umumnya memiliki penyakit yang ri-
perbaikan, walaupun tidak merupakan perbaikan ngan tanpa cacat yang bermakna sampai batas waktu
total. yang lama. Pada orang dewasa manifestasinya sedang
sampai berat dan lebih sering menyebabkan perubahan
• Stadium awal kelainan retraksi kelopak mata struktur disebabkan oleh karena gangguan fungsional
dan juga merubah gambaran kosmetik. Diagnosis di-
o Artificial tears
ni orbitopati dan laporan pasien dengan resiko berat,
o Kelopak diplester waktu tidur progresifitas penyakit diikuti intervensi dini terhadap
perkembangan proses penyakit dan mengontrol perubah-
• Retraksi kelopak mata disertai mata merah, lak- an jaringan lunak dapat mengurangi morbiditas penyakit
rimasi, fotobia dan mempengaruhi prognosis dalam jangka waktu la-
ma. 1;2;7
o Kompres dingin waktu pagi dan tidur de-
ngan bantal tinggi
o Artificial tears Daftar Pustaka
o Kacamata hitam 1. K A. Graves’ ophthalmopathy (thyroid-associated
orbitopathy). Clin Surg Ophthalmol. 2007;25:386–
• Keluhan memberat, sehingga mata sungkar me- 392.
nutup sempurna, pergerakan bola mata terhambat
dan adanya ancaman ulkus kornea dan gangguan 2. Ing E, Law S, Roy H. Thyroid-Associated
visus Orbitopathy; 2016. Available from:

Jurnal Kedokteran
30 Farida & Sakti

http://emedicine.medscape.com/
article/1218444-overview.
3. Lubis R. Graves Ophtalmopaty. Departemen Ilmu
Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran RSUP Adam
Malik. 2009;.
4. C B. Basic Ophtalmology. 8th Edition. San
Fransisco-American Academy of Ophthalmology;
2004.
5. K G. Lang. Ophtalmology : A Pocket Book Atlas.
2nd Edition. Germany : Theime; 2004.

6. Iljas S. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ketiga. Fakultas


Kedokteran Universitas Indonesia. 2007;.
7. J Kankski. Signs in Ophthalmology: Causes and
Differential Diagnosis. United Kingdom: Elsevier;
2010.

Jurnal Kedokteran

Anda mungkin juga menyukai