BRONKOPNEUMONIA
Disusun oleh:
1361050271
Pembimbing :
FAKULTAS KEDOKTERAN
JAKARTA
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
I. DEFINISI
Bronkopneumonia adalah peradangan paru biasanya dimulai di
bronkiolus terminalis. Bronkiolus terminalis menjadi tersumbat dengan eksudat
mukopurulen membentuk bercak- bercak konsolidasi di lobulus yang
bersebelahan. Penyakit ini seringnya bersifat sekunder, mengikuti infeksi dari
saluran nafas atas, demam pada infeksi spesifik dan penyakit yang
melemahkan sistem pertahanan tubuh. Pada bayi dan orang-orang yang
lemah, pneumonia dapat muncul sebagai infeksi primer.1
Pneumonia adalah inflamasi yang mengenai parenkim paru, sebagian
besar disebabkan oleh mikroorganisme (virus/bakteri) dan sebagian kecil
disebabkan oleh hal lain (aspirasi, radiasi dll).3 Pneumonia adalah infeksi pada
saluran nafas bawah yang mengenai saluran nafas dan parenkim paru disertai
dengan adanya konsolidasi pada ruang alveolus.1
II. KLASIFIKASI
III. ETIOLOGI
Bakteri Bakteri
Clamydia pneumoniae Haemophillus influenza
tipe B
Mycoplasma pneumonia Moraxella catharalis
Streptococcus Staphylococcus aureus
pneumonia
Virus Neisseria meningitides
Usia 4 bulan – 5 Adenovirus Virus
tahun Rinovirus Varisela Zoster
Influenza
Parainfluenza
Bakteri Bakteri
Clamydia pneumonia Haemophillus influenza
Mycoplasma pneumonia Legionella sp
Streptococcus Staphylococcus aureus
pneumonia
Virus
Usia 5 tahun – Adenovirus
remaja Virus epstein-barr
Virus influenza
Virus parainfluenza
Virus rino
Respiratorysyncytial
virus
Virus varicella zooster
IV. PATOGENESIS
4. Resolusi (7 – 11 hari)
Stadium resolusi (stadium IV) terjadi saat respon imunologis terhadap
peradangan akan mereda atau peradangan sudah tidak lagi hebat, sisa dari sel
fibrin dan eksudat lisis akan diabsorpsi oleh makrofag sehingga jaringan akan
kembali ke strukturnya semulanya.1,2
V. MANIFESTASI KL.INIS
Gambaran klinis pneumonia pada bayi dan anak bergantung pada berat-
ringannya infeksi, tetapi secara umum adalah sebagai berikut:2,3
VI. DIAGNOSIS
3. Uji Serologis
4. Pemeriksaan Mikrobiologis
Klasifikasi Pneumonia
• Pneumonia Berat
• Bila ada sesak napas
• Harus dirawat dan diberikan antibiotik
• Pneumonia
• Bila tidak ada sesak napas
• Ada napas cepat dengan laju napas :
• > 50 x/mnt untuk anak usia 2 bulan – 1 tahun
• > 40 x/mnt untuk anal >1-5 tahun
• Tidak perlu dirawat, berikan antibiotik oral
• Bukan pneumonia
• Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas
• Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik, hanya diberikan
pengobatan simptomatis seperti penurun panas
• Pneumonia
• Bila ada naps cepat ( > 60 x/mnt) atau sesak napas
• Harus di rawat dan di berikan antibiotik
• Bukan pneumonia
• Tidak ada napas cepat atau sesak napas
• Tidak perlu dirawat, cukup diberikan pengobatan simptomatis
VII. PENATALAKSANAAN
Sebagian besar pneumonia pada anak tidak perlu dirawat inap. Indikasi
perawatan terutama berdasarkan berat-ringanya penyakit, misalnya toksis,
distress pernapasan, tidak mau makan/minum, atau ada penyakit dasar yang
lain, komplikasi, dan terutama mempertimbangkan usia pasien. Neonatus dan
bayi kecil dengan kemungkinan klinis pneumonia harus dirawat inap.2
Kriteria Rawat Inap
Bayi:
- Saturasi oksigen ≤92%, sianosis.
- Frekuensi napas >60x/menit.
- Distress pernapasan, apnea intermitten, atau grunting
- Tidak mau minum atau menetek.
Anak
- Saturasi oksigen <92%, sianosis
- Frekuensi napas >50x/menit
- Distress pernapasan
- Grunting
- Terdapat tanda dehidrasi
- Keluarga tidak bisa merawat di rumah
LAPORAN KASUS
I. Identitas Pasien
Nama : An. R. A.
Tanggal lahir : 28 November 2014
Usia : 3 tahun 5 bulan
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan :-
Alamat : Jl. Cawang no. 3 RT 02 / RW 08, Kelurahan Kebon
Pala, Kecamatan Makassar, Jakarta Timur.
Tanggal datang : 21 Mei 2018
Identitas orang tua
Ayah Ibu
Nama Tn. B Ny. S
Umur 31 thn 27 thn
Pekerjaan Karyawan Swasta Ibu Rumah Tangga
Agama Islam Islam
Perkawinan 1 1
II. Anamnesis
Demam
Pasien datang ke Poli RS UKI dengan keluhan batuk sejak 2 minggu sebelum
masuk rumah sakit. Keluhan batuk awalnya berupa batuk kering kemudian beberapa
hari kemudian disertai dahak bewarna putih, kental, darah (-). Batuk dirasakan terus-
menerus sepanjang hari terutama malam hari saat pasien tidur dan ibu pasien
mengaku keluhan batuk yang dialami pasien sampai mengganggu tidur. Ibu pasien
mengatakan sudah pernah membawa pasien berobat ke puskesmas, dan diberikan
obat puyer batuk namun keluhan tidak kunjung membaik.
Pasien juga mengeluhkan sesak nafas yang diakui pasien sebagai nafas cepat
yang diakui ibu pasien sebagai nafas cepat yang dirasakan sejak 1 hari sebelum
masuk rumah sakit, sesak nafas tidak disertai adanya suara nafas berbunyi atau
mengorok. Keluhan sesak pada pasien juga tidak disertai kebiruan pada ujung-ujung
jari maupun sekitar mulut, sesak dirasakan hingga pasien gelisah , rewel dan sulit
tidur. Ibu pasien mengatakan keluhan sesak dirasakan sepanjang hari dan pasien
mengeluhkan selalu merasakan sakit pada dadanya.
Keluhan lain yang dirasakan pasien yaitu demam yang timbul sejak 4 hari
sebelum masuk rumah sakit. Keluhan demam dirasakan hilang timbul, tidak disertai
menggigil, keringat malam hari, kejang maupun penurunan kesadaran. Ibu pasien
mengaku sudah mengukur dengan menggunakan termometer, didapatkan suhu 39oC,
dan ibu pasien sudah memberi obat penurun panas (paracetamol syrup) untuk
mengurangi keluhan. Setelah diberikan obat penurun panas, ibu pasien mengaku
keluhan demam sempat turun namun selang beberapa lama demam naik kembali.
Semenjak demam pasien mengalami penurunan nafsu makan, ibu pasien mengaku
pasien hanya memakan 3-4 sendok makan nasi dan lauk, namun ibu pasien
menyangkal adanya penurunan berat badan yang drastis selama 1 bulan terakhir ini.
Keluhan mual (-), muntah (-). Buang air kecil pasien tidak ada keluhan.
Pasien memiliki riwayat TB Paru pada bulan Februari 2016 dengan pengobatan sudah
tuntas selama 6 bulan, dan sudah dinyatakan sembuh.
Riwayat kehamilan
Perawatan Antenatal Care:
Riwayat kelahiran:
Cara persalinan : Spontan
Tempat lahir : Puskesmas
Penolong persalinan : Bidan
Penyulit : Tidak ada
Masa gestasi : Cukup bulan (38 minggu)
Berat lahir : 2000 gram
Panjang lahir : 45 cm
Nilai APGAR : Ibu tidak ingat
Kelainan bawaan : Tidak ada
BCG 1 Bulan
Campak Bulan 9 -
Hepatitis B 0 Bulan 1 bulan 6 bulan
MMR -
TIPA -
Kesan : Imunisasi tidak lengkap sesuai dengan jadwal IDAI tahun 2014
Riwayat makanan
0 - 2 bulan : ASI Ekskulsif tiap 2-3 jam sekali, selama 10-15 menit, hisapan
kuat, di payudara kanan dan kiri bergantian
2 - 6 bulan : ASI tiap 5 jam sekali, selama 5-10 menit, hisapan kuat, payudara
kanan dan kiri. Susu kedelai 5 botol (120 cc)/hari, habis 5x/hari
6 - 12 bulan : Susu kedelai 5 botol (120 cc)/hari, habis dalam 3x/hari, nasi tim
berisi wortel : 2x/hari ukuran piring anak
12 bulan – sekarang : susu kedelai 3 botol (120 cc) dalam sehari sebanyak 3x,
nasi dengan sayur + daging/ayam/ikan 3x/hari ukuran piring anak
Data Perumahan
Kepemilikan rumah adalah rumah sendiri, luas rumah 3x40 m2. Keadaan
rumah adalah dinding rumah tembok, kamar mandi di dalam rumah. Sumber air
bersih dari tanah. Terdapat jamban keluarga. Limbah buangan ke saluran atau selokan
yang ada. Keadaan lingkungan jarak antara rumah berdekatan, cukup padat.
Penyinaran matahari, pertukaran udara dan kebersihan rumah kurang. Ventilasi di
rumah terdaapat 1 jendela di tiap ruangan. Terdapat penerangan listrik.
III. Pemeriksaan Fisik
Data Antropometri
Berat Badan : 13 kg
Tinggi Badan : 89 cm
Lingkar lengan atas : 14 cm
Kepala
Kepala : Normocephali
Mata : Kelopak mata tampak cekung -/-, Sklera ikterik -/-,
konjungtiva anemis -/-
Telinga : Normotia, lapang+/+, Serumen -/-, sekret -/-
Hidung :Pernafasan cuping hidung (+), cavum nasi lapang-/-,
epistaksis (-), sekret -/-
Mulut : Sianosis sirkum oral (-)
Thoraks
Paru
Pemeriksaan Neurologis
Nervus Cranialis
I : Penciuman baik
II : Visus kasar baik
III : Refleks cahaya langsung +/+
IV : Refleks cahaya tidak langsung +/+
V : Rasa raba simetris kanan dan kiri
VI : Normal ke segala arah
VII : Wajah simeris
VIII : Nistagmus (-), pendengaran baik
IX : Disfonia (-), disfagia (-)
X : Tidak dilakukan
XI : Menoleh dan angkat bahu normal
XII : Tremor (-), fasikulasi (-), deviasi (-)
Pemeriksaan Refleks
Oppenheim: -/-
Hematologi
Bronkopneumonia
V. Diagnosis Banding
TB Paru
Bronkhitis Akut
VII. Penatalaksanaan
o Rawat inap
o Diet : lunak
o IVFD RL 10 tetes per menit (makro)
o Medikamentosa
- Ceftriaxon 2x600 mg (IV)
- Puyer batuk 3x1 pulv (PO)
- Kenacort 2½ tab
- Mucopect 2½ tab
- Ryvell 1 tab (10 mg)
- Puyer sesak 3x1 pul (PO)
- Teofilin 25 mg
- Salbutamol 0,2 mg
- Inhalasi ventolin 1 cc + pulmicort 1 cc + Nacl 0,9% 2cc 2xsehari
- Paracetamol syrup 3x1 cth (PO) (K/P)
Tes Mantoux
IX. Prognosis
Ad Vitam : Dubia ad Bonam
Ad Fungsionam : Dubia ad Bonam
Ad Sanationam : Dubia ad Bonam
FOLLOW UP HARIAN
PH: 1
PP: 15
S/ Batuk (+) masih namun mulai berkurang, dirasakan terutama saat malam, sesak
sudah berkurang, demam sudah mulai turun, nafsu makan masih kurang. Mual (-),
muntah (-), BAK dan BAB tidak ada keluhan.
Kesadaran: Composmentis
TD : 100/60mmhg
RR: 44 x/menit
Suhu: 37,2oC
Thorax:
P : VF simetris
P : Sonor-Sonor
P/ Diet Lunak
Medikamentosa
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------
Follow up hari 2 tanggal 23 Mei 2018
PH: 2
PP: 16
S/ Batuk sudah berkurang dari hari sebelumnya, sesak (-), demam (-), nafsu makan
mulai membaik, anak sudah lebih aktif. Mual (-), muntah (-), BAB dan BAK tidak
ada keluhan.
Kesadaran: composmentis
TD : 100/70mmhg
HR: 120x/menit
RR: 38x/menit
Suhu: 36,8oC
Thorax:
P : Sonor/Sonor
A/ Bronkopneumonia
P/ Diet Lunak
Medikamentosa
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------
BAB III
ANALISIS KASUS
1. Berdasarkan anamnesis:
Pada anak ini terdapat gejala umum maupun spesifik dari pneumonia yaitu :
Gejala Respiratori :
- Saat malam hari dan adanya batuk, pasien selalu merasakan sakit pada
dadanya
- Sesak napas
2. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda umum dan spesifik dari Pneumonia
yaitu :
Tanda umum
Kesadaran : Komposmentis.
Tekanan darah : 90/60 mmHg.
Tanda respiratori
3. Pemeriksaan Penunjang :
a. Laboratorium
Pasien sudah pernah foto thoraks pada tanggal 25 Mei 2018 dan hasil
interpretasinya yaitu : terdapat infiltrat parakardial kanan dan kiri.
Kesan: Bronkopneumonia
Dimana secara teori Gambaran difus pada kedua lapang paru berupa
bercak-bercak infiltrat yang dapat meluas hingga daerah perifer paru disertai
dengan peningkatan corakan peribronkial.
Berdasarkan kriteria diagnosa Bronkopneumonia pada bayi dan anak usia
1-5 tahun, diagnosa dapat ditegakan apabila ditemukan :
o Rawat inap
o Diet : 1300 kalori/ hari
- Kebutuhan kalori :
Usia 1-3 tahun 100kkal/kgBB Ideal
100 kkal x 13 = 1300kkal
o IVFD : Ringer Laktat 12 tpm
- Kebutuhan cairan :
10 x 100 = 1000cc
3 x 50 = 150
(1150 x 15) : (24 x 60) = 17.250 : 1440 = 11,9 TPM ~ 12 tetes per menit
(makro)
Medikamentosa
Ceftriaxon 2x600 mg (IV) Untuk terapi mengikuti ketentuan dari WHO
yang mengeluarkan pedoman baru, dimana antibiotik lini pertama bagi anak
dengan pneumonia adalah golongan beta laktam, yaitu amoksisilin karena
keuntungannya yang lebih efektif dibanding antibiotik lain dalam mengatasi
infeksi paru pada bronkopneumonia. Dengan dosis 25-40 mg/kgBB/kali -> 13
x (25~40)= 325~520 mg diberikan 2 kali dalam satu hari
Inhalasi ventolin 1 cc + pulmicort 1 cc + Nacl 0,9% 2cc 2xsehari menurut
pedoman pelayanan medis IDAI, nebulisasi dengan β2 agonis dan/atau NaCl
dapat diberikan untuk memperbaiki mucociliary clearance.
Paracetamol syrup 3x1 cth (PO) diberikan jika anak kembali demam sebagai
terapi simptomatik dan untuk menjaga kenyamanan pasien.
Puyer batuk 3x1 pulv (PO)
- Kenacort 2½ tab
- Mucopect 2½ tab
- Ryvell 1 tab (10 mg)
Puyer sesak 3x1 pul (PO)
- Teofilin 25 mg
- Salbutamol 0,2 mg
diberikan sebagai terapi simptomatik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kliegman RM, Stanton BMD, St. Geme J, Schor NF, Behrman RE.
Nelson Essentials of Pediatrics.. Edisi ke-7. Chapter 110. Philadelphia:
Elsevier. 2015; Hal. 358-64
2. Said M. Pneumonia dalam: Buku ajar respirologi anak. Edisi ke-1. Jakarta:
Badan Penerbit IDAI. 2015; Hal. 350-64.
3. Ikatan Kedokteran Anak Indonesia (IDAI). Pedoman Pelayanan Medis.
Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2009; hal. 250-5.