ANEMIA DEFISIENSI
BESI
DIAGNOSIS
MANAGEMENT ANEMIA
DEFISIENSI BESI
Terapi Oral
Modifikasi Diet
Gejala Klinis
Gejala klinis umumnya seperti gejala anemia yang lainnya, namun defisiensi asam folat juga dapat
disertai dengan diare kronik, berat badan kurang, dan iritabilitas.
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
Jenis anemia yang terjadi berupa anemia makrositik dengan nilai MCV (Mean Corpuscular Volume >
100 fL).
Jumlah retikulosit rendah
Nukleasi sel darah merah pada pemeriksaan darah tepi.
Neutropenia dan trombositopenia
Nilai normal asam folat dalam serum sekitar 5 – 20 ng/mL, defisiensi bila di bawah <3 ng/mL.
Nilai folat sel darah merah menjadi indikator untuk defisiensi kronik.
Nilai normal folat sel darah merah sekitar 150 – 600 ng/mL dalam packed sel.
Nilai Fe dan vitamin B12 dapat normal atau meningkat.
Aktivitas laktat hidrogenase, suatu penanda terjadinya eritropoesis yang inefektif, akan meningkat.
TATALAKSANA
Asupan asam folat oral atau parenteral sebanyak 0.5 – 1 mg/hari dapat diberikan.
Jika diagnosis masih diragukan, makan dosis asam folat yang lebih kecil 0.1 mg/hari selama
seminggu dapat diberikan.
Dosis asam folat >0.1 mg dapat mengkoreksi anemia dengan defisiensi vitamin B12, namun dapat
meningkatkan risiko terjadinya abnormalitas neurologis.
Terapi asam folat 0.5 – 1 mg/hari diberikan selama 3 – 4 minggu sampai terjadi respon hematologi.
Transfusi hanya dilakukan apabila terjadi anemia berat dan keadaan anak sangat sakit.
DEFISIENSI VITAMIN B12
(COBALAMIN)
Etiologi
Asupan yang tidak adekuat
Penyerapan vitamin B12 yang menurun akibat penurunan akibat kekurangan IF (Intrinsic Factor)
Gangguan metabolisme & transpor protein vitamin B12.
Gejala Klinis
Seperti anemia pada umumnya : lemah, letargi, nafsu makan menurun, gagal tumbuh, dan iritabilitas.
Pucat, glositis, muntah, diare, dan ikterus
Gejala neurologi: parestesia, defisit sensoris, hipotonus, kejang, perkembangan terhambat, regresi
perkembangan, dan gangguan psikiatrik.
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
Pemeriksaan hematologis pada defisiensi asam folat dan vitamin B12 menurut morfologis akan sama,
yaitu makrositik.
Neutrofil dapat membesar dan hipersegmentasi.
Pada kasus yang lebih berat, dapat ditemuan neutropeni dan trombitopenia menyerupai anemia
aplastik atau leukimia.
Pemeriksaan serum vitamin B12 menunjukan hasil yang rendah, pemeriksaan serum asam
methylmalonic dan homosistein terjadi peningkatan.
Konsentrasi serum Fe dan asam folat menunjukan hasil normal.
Serum aktivitas laktat hidrogenase meningkat.
TATALAKSANA
Kebutuhan fisiologis vitamin B12 dalam sehari yaitu sekitar 1 – 3 µg/ hari.
Respon pengobatan secara hematologis telah diobservasi dan memberikan hasil dengan dosis kecil,
hal ini menunjukan pemberian dosis kecil dapat dilakukan apabila terjadi keraguan dalam
menentukan diagnosis.
Bila terjadi defisiensi berat, dosis dapat dinaikan untuk memberikan hasil terapi yang lebih baik.
ANEMIA NORMOSITIK
NORMOKROM
ANEMIA NORMOSITIK
NORMOKROM
Terjadi penurunan jumlah eritrosit tidak disertai dengan perubahan konsentrasi
hemoglobin (Indeks eritrosit normal pada anak: MCV 73 – 101 fl, MCH 23 – 31 pg,
MCHC 26 – 35 %), bentuk dan ukuran eritrosit.
Dikenali oleh
Mengikat
Terbentuk makrofag (lien) dan
membran
autoantibo sistem
eritrosit
di IgG retikuloendotelial
Cold Type
Sering terjadi aglutinisasi pada suhu dingin.
IgM Hemolisis berjalan kronik. Anemia biasanya
Pada suhu 40C ringan dengan Hb: 9-12 g/dl. Sering didapatkan
akrosianosis, dan splenomegali
2. Gammaglobulin Intravena
2g/kgBB bersama dengan kortikosteroid
3. Transfusi darah
5mg/kgBB selama 3-4 jam
Diberikan pada kadar Hb yang rendah yang disertai dengan tanda-tanda
klinis gagal jantung
4. Splenektomi
Tidak responsif terhadap kortikosteroid -> splenektomi
Komplikasi -> sepsis (dipertimbangkan)
ANEMIA HEMOLITIK NON-
IMUN
Hemolisis terjadi tanpa keterlibatan imunoglobulin tetapi karena faktor
defek molekular, abnormalitas struktur membran, faktor lingkungan yang
bukan autoantibodi, kerusakan mekanik eritrosit.
Hemolisis
Anemia Pucat
Gejala Klinis
Gangguan hematopoesis