Pada Hari Ke-2 Pelatihan IPCD peserta mendapatkan materi-materi yang dipaparkan mengenai:
I. PENCEGAHAN CAUTI DENGAN BUNDLE
CAUTI (Catheter Associated Urinary Tract Infection) atau nama lain dari infeksi saluran kemih yang dapat terjadi post pemasangan selang catheter urin selama 2 hari berturut-turut. Sedangkan pengertian dari BUNDLE yaitu serangkaian tindakan berlandaskan bukti terkait proses penyakit yang jika diterapkan akan meningkatkan perbaikan pelayanan kesehatan bila dilakukan secara konsisten dan kolektif. Adapun BUNDLE dibagi menjadi 2 yaitu BUNDLE Insersi (dilakukan sebelum melakukan tindakan) dan BUNDLE Maintanance (perawatan selama pemasangan/ tindakan sudah dilakukan) Pada materi ini dipaparkan mengenai tujuan penerapan BUNDLE CAUTI adalah guna mencegah terjadinya ISK (Infeksi Saluran Kemih) pada pasien yang terpasang kateter urin yg menetap selama perawatan di fasilitas kesehatan. Tidak bisa dipungkiri penggunaan catheter urin memang seringkali diperlukan pada pasien yang dirawat di rumah sakit, khususnya pada pasien dengan retensio urin, pre operasi maupun pasien yang membutuhkan monitoring urin output (Co: pada pasien dehidrasi). Dan setelah menyimak materi ini, saya jadi semakin memahami dalam pelaksanaannya, tindakan BUNDLE ini sangat efektif. Terutama yang paling utama yaitu mengkaji indikasi penggunaan tindakan, hand hygiene, teknik aseptik yang steril, petugas kesehatan yang sudah terlatih baik saat pemasangan maupun perawatan post pemasangan dan pelepasan. Jika serangkaian hal tersebut sudah dilakukan dengan baik dan benar, makan angka kejadian CAUTI dapat ditekan. Di RS tempat saya bekerja, sejauh ini para petugas kesehatan yg terlatih (dokter dan perawat) secara umum sudah mengetahui BUNDLE CAUTI dan mulai berusaha menerapkannya, salah satu contohnya hand hygiene dan tindakan steril yaitu penggunaan alat kesehatan single use (salah satunya lubricating gel single use). Namun memang terkadang dikarenakan di RS saya merupakan salah satu RS pendidikan, para mahasiswa dari keperawatan maupun kedokteran (coass) seringkali diberikan kesempatan juga untuk melakukan tindakan tersebut selama masih disupervisi oleh petugas yg sudah perpengalaman
II. PENCEGAHAN CLABSI DENGAN BUNDLE
CLABSI (Central Line Associated Blood Stream Infection) infeksi pada aliran darah yang dikonfirmasi oleh hasil laboratorium yang terjadi dalam 2 hari post pemasangan akses kateter sentral yang tidak berhubungan dengan infeksi pada area/ organ tubuh yang lain, di mana sumber infeksi berasal dari Mikroorganisme terbanyak yg berada di permukaan kulit (60%). Sama dengan materi sebelumnya, tujuan penerapan CLABSI BUNDLE adalah tidak lain untuk mencegah terjadinya infeksi pada aliran darah pada pasien yang terpasang Central Vena Line dan dapat menurunkan angka kejadiannya. Dari materi ini sama halnya dengan CAUTI BUNDLE, hal yang paling penting yaitu mengkaji indikasi penggunaan tindakan, hand hygiene (baik saat insersi maupun maintanance, tindakan aseptik dengan alkohol-based clorhexidin 0,5-2% (atau iodine), dan perawatan post pemasangan yang sesuai SOP dan steril. Namun pada CLABSI BUNDLE perlu gunakan Maximum APD (termasuk sterile gown, head cap, sterile handscoon hingga apron).
III. PERAN DAN FUNGSI IPCD
Infection Prevention Control Doctor/ Nurse/ Professional (IPCD/N/P) merupakan kunci utama sebagai orang yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan pencegahan Program PPI. Tanpa adanya IPCD, maka program PPI tidak akan berjalan seperti saat ini karena salah satu peran dari IPCD adalah untuk memonitor terlaksananya Program PPI dengan maksimal dan sesuai kaidah. Dari materi ini yang telah dipaparkan, saya jadi mengetahui bahwa sebagai IPCD harus memiliki 3 hal yang penting yaitu Power of Confident, Power of Content dan Power of Delivery sebagai leader. Selain memiliki IPCD, Rumah sakit atau pelayanan kesehatan harus memiliki suatu Komite PPI yang dibentuk oleh Pimpinan/ Direktur yang akan membantu IPCD dalam melaksanakan tugasnya.
IV. SURVEILAN HAIS
Surveilan HAIs adalah suatu proses pengumpulan, identifikasi, analisis dan interpretasi data kesehatan yang penting secara sistematis dan terus-menerus pada suatu populasi spesifik dan didiseminasikan secara berkala kepada pihak-pihak yang memerlukan untuk digunakan dalam perencanaan, penerapan, serta evaluasi suatu tindakan yang berhubungan dengan kesehatan. Hal ini merupakan bagian penting dari program PPI. Salah satu tujuannya untuk mendapatkan data HAIs yang nantinya akan berguna untuk menilai standar mutu layanan kesehatan dan tingkat keberhasilan program PPI. Tahapan surveilans meliputi perencanaan, pengumpulan data, analisa data, interpretasi, diseminasi dan evaluasi. Ini pertama kalinya saya mendapatkan materi ini dan menjadi sesuatu yang baru untuk mengetahui ternyata banyak tahapan surveilans yg harus dilakukan untuk mengetahui angka kejadian HAIs dan bagaimana cara mengevaluasinya kedepannya untuk meningkatkan program PPI. Hal ini bertujuan untuk bisa menekan angka kejadian HAIs. Dalam hal ini saya masih harus belajar dan memahami lagi materi ini agar bisa menerapkannya secara langsung.
V. PENCEGAHAN IDO, PLABSI, VAP DENGAN BUNDLE
Pada prinsipnya dalam penerapan BUNDLE HAIs terkait IDO, PLABSI dan VAP sama seperti materi BUNDLE yang sudah dijelaskan sebelumnya dimana BUNDLE HAIs terdiri dari BUNDLE Insersi dan BUNDLE Maintenance (perawatan). Dalam pelaksanaannya hal yang paling penting guna mencegah terjadinya HAIs tersebut yaitu selalu mengkaji indikasi penggunaan tindakan, hand hygiene, teknik aseptik yang steril (alat dan tindakan), petugas kesehatan yang sudah terlatih baik saat pemasangan maupun perawatan post pemasangan dan pelepasan.
VI. ICRA PROGRAM DAN BANGUNAN
Infection Control Risk Assesment (ICRA) merupakan suatu proses penilaian untuk menguji sebuah proses secara rinci dan sistematis, baik kejadian yang aktual maupun potensioal berisiko ataupun kegagakaln dengan memprioritaskan area yang akan diperbaiki berdasarkan dampak yang akan ditimbulkan. ICRA juga memiliki fungsi preventif dalam peningkatan mutu pelayanan.