Anda di halaman 1dari 5

ORIENTASI

KESLING (KESEHATAN LINGKUNGAN)

Kesehatan lingkungan sebagai salah satu upaya kesehatan ditujukan untuk mewujudkan
kualitas lingkungan yang sehat baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan
setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, sebagaimana tercantum dalam
Pasal 162 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Permenkes No. 13 Tahun
2015). Ketentuan mengenai penyelenggaraan kesehatan lingkungan selanjutnya diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan, yang
pengaturannya ditujukan dalam rangka terwujudnya kualitas lingkungan yang sehat tersebut
melalui upaya pencegahan penyakit dan/atau gangguan kesehatan dari faktor risiko kesehatan
lingkungan di permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi serta tempat dan fasilitas umum.

Tujuan:

1. Tujuan Umum:
Dengan terselenggaranya Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas diharapkan
dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya preventif, promotif,
dan kuratif yang dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan.
2. Khusus
- Menurunkan angka penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh
Faktor Risiko Lingkungan dan meningkatnya kualitas kesehatan lingkungan.
- Meningkatnya pengetahuan, kesadaran, kemampuan, dan perilaku masyarakat
untuk mencegah penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh
Faktor Risiko Lingkungan, serta untuk mewujudkan perilaku hidup bersih dan
sehat.
- Terciptanya keterpaduan kegiatan lintas program dan lintas sektor dalam
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan dengan memberdayakan
masyarakat.
Kegiatan Kesehatan Lingkungan:

1. Air
- Sumber air warga
- Depot air minum
2. Tanah
- Sampah
- Limbah
3. Vektor
- Nyamuk  Pemberantasan sarang nyamuk (DBD)
- Tikus
4. Udara
- Kebisingan
- Pencahayaan
- Kelembaban
5. Makanan
- Mikrobiologi
- Kimiawi (Formalin, Boraks, Rhodamin B)

4 Indikator Kesehatan Lingkungan:

1. Penggunaan air bersih


Air merupakan media penularan penyakit yang paling cepat, karena sifatnya yang
fleksibel untul tempat berkembangbiak, maka dari itu perlu menjaga kualitas dan
kuantitas air.
2. Rumah sehat
Kondisi kesehatan perumahan dapat berperan sebagai media penularan penyakit diantara
anggota keluarga/tetangga sekitar.
3. Keluarga yang kepemilian sarana sanitasi dasar
Persediaan air yang bersih, kepemilikan jamban keluarga, tempat sampah dan
penngelolaan limbah
4. Tempat Umum dan Pengolahan Makanan (TUPM)
Makanan termasuk minuman yang tidak dikelola dengan baik justru akan menjadi media
yang sangat efektif di dalam penularan penyakit saluran pencernaan (food borne
diseases). Terjadiny peristiwa keracunan dan penularan penyakit akut yang sering
membawa kematian banyak bersumber dari tempat pengolahan makanan (TPM).
ORIENTASI

PENGOBATAN TRADISIONAL (BATRA)

Pengobatan Tradisional adalah salah satu upaya pengobatan dan atau perwatan cara lain
diluar ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan, mencakup cara (metode) obat dan pengobatannya,
yang mengacu kepada pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan yang diperoleh secara turun
menurun, berguru, magang atau pendidikan/pelatihan baik yang asli maupun yang berasal dari
luar negeri dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat. Upaya
kesehatan tradisonal adalah cara menanggulangi masalah (gangguan) kesehatan individu,
keluarga dan masyarakat dengan perawatan dan pengobatan tradisonal yang diselenggarakan
secara komperhensif, mencakup upaya promotif (peningkatan kesehatan), upaya preventif
(pencegahan), kuratif (pengobatan) penyakit dan upaya rehabilitatif (pemulihan).

Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan
hewan, bahan mineral, sediaan sari (gelenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara
turun menurun telah digunakan untuk pengaoabatan berdasarkan pengalaman (UU Kesehatan
No.23/1992).

Pengobatan Tradisional (Batra) adalah seseorang yang diakui dan dimanfaatkan oleh
masyarakat sebagai orang yang mampu melakukan pengobatan secara tradisonal (Kepmenkes
Nomor 1076/SK/Menkes/VII/2003).

Ada 2 (KEPMENKES No. 36 tahun 2009) macam pengobat tradisonal ditinjau dari cara
pengeobatannya:
1. Pengobatan dengan Ketrampilan
2. Pengobatan dengan ramuan

Macam-macam pengobatan tradisional yang ada di masyarakat :


a. Pelayanan oleh batra (pengobat tradisional), bisa perorangan atau berkelompok
b. Sebagai bentuk UKBM al :TOGA, Posyankestrad,
c. Pengobatan sendiri (self-care).
d. Pengobatan tradisional pada pusat-pusat pengemban pengobatan tradisional,organisasi
pengobat/institusi swasta.

Pengobatan tradisional mencakup 2 hal:

1. Jamu (Ramuan)
Meramu dengan menggunakan TOGA (Taman Obat Keluarga). Pembuatan
ramuan obat tradisional menggunakan bahan-bahan alami yang segar dan bertujuan untuk
meringankan gejala penyakit.
2. Akupresur
Akupresur adalah salah satu jenis/cara perawatan kesehatan tradisional
keterampilan yang dilakukan melalui teknik penekanan di permukaan tubuh pada titik-
titik akupunktur dengan menggunakan jari, atau bagian tubuh lain, atau alat bantu yang
berujung tumpul, dengan tujuan untuk perawatan kesehatan.
Teknik pemijatan dilakukan dengan cara ditekan sebanyak 30 kali penekanan
sampai terasa ngilu dan dilakukan 1-2 kali sehari.

Anda mungkin juga menyukai