B. TIPE
o Splenomegali
o Hepatomegali
o limfadenopati
Laboratorium
o Hb < 7, HT rendah
o Sferositosis
o B1 tinggi
o Px. Coombs direct (+)
Penatalaksanaan
o Kortikosteroid : untuk pasien dengan IgG dominan
responnya baik tapi bila komplemen yang dominan sering
berespon buruk terhadap kortikosteroid dan splenektomi
dalam 2 minggu retikulosit meningkat, direct coombs
positif lemah, indirect coombs negative (tapering off tiap
minggu 10-20 mg/hari) dan akan mencapai normal pada
hari ke 30-90
o Splenektomi : bila terapi steroid tidak berhasil atau tidak
bisa dilakukan tapering off selama 3 bulan
Menghilangkan tempat penghancurannya
walaupun
setelah splenektomi, hemolisis tetap terjadi tapi dalam
jumlah kecil.
o Imunosupresi : bila gagal dengan cara lain azatioprin,
siklofosfamid
o Asam folat : pada kasus berat
o Transfuse darah : hanya pada kondisi yang mengancam
jiwa (Hb < 3) sambil menunggu efek steroid
o Immunoglobulin : selama 5 hari
Prognosis : dubia ad bonam sebenarnya penyembuhan
komplitnya sulit tapi akan berlangsung kronik namun terkendali.
DINGIN
Etiologi : idiopatik, infeksi ( pneumonia mycoplasma), limfoma,
paroxysmal cold hemoglobinuria
Patofisiologi : pada suhu 4oC, IgM yang paling baik berikatan
dengan eritrosit. IgM sangat efisien dalam memfiksasi
komplemen dan dapat terjadi hemolsis intra dan ekstravaskular
Gambaran klinis :
o Ikterus ringan
o Splenomegali
o Anemia ringan
o Akrosianosis karena adanya aglutinasi eritrosit di
pembuluh darah kecil
Meggs |
project
Laboratorium
o Anemia ringan
o Sferositosis ringan
o Polikromatosia
o Coombs positif
Penatalaksanaan
o Mempertahankan agar pasien tetap hangat
o Alkylating agent seperti klorambucil untuk kronik
o Plasmafaresis sulit dilakukan
Prognosis : dubia ad bonam
C. PAROXYSMAL COLD HEMOGLOBINURIA
Etiologi : infeksi virus, sifilis
Hemolisis terjadi massif dan berulang setelah terpapar dingin
Gambaran klinis : menggigil, demam, mialgia, sakit kepala,
hemoglobinuria, urtikaria
Laboratorium: hemoglobinuria, sferositosis, coombs positif,
antibody donath-landsteiner terdisosiasi dari eritrosit
Penatalaksanaan : hindari factor pencetus
Prognosis : dubia ad bonam
2. ANEMIA HEMOLITIK ALLOIMUN
Disebabkan oleh adanya transfuse darah dan penyakit rhesus pada
neonatus. Antibody yang dihasilkan bereaksi dengan eritrosit individu
lain.
3. ANEMIA HEMOLITIK IMUN YANG DIINDUKSI OBAT
Mekanisme :
Antibody yang ditujukan pada kompleks membrane eritrosit-obat
penisilin, ampisilin
Deposisi komplemen melalui kompleks obat-protein (antigen)antibodi pada permukaan eritrosit kuinidin, rifampisin
Anemia hemolitik autoimun sejati; pada keadaan ini peran obat
tidak jelas metildopa
2. Eliptositosis
Mirip dengan sferositosis tapi lebih ringan
3. Ovalositosis
Asimtomatik. Biasanya karena delesi 9 asam amino,
4. Defisiensi G6PD
Epidemiologi : keturunan afrika, mediteran, asia tenggara, terkait
sex (pada pria)
Patofisiologi : G6PD mereduksi NADPH dan ini adalah satusatunya sumber NADPH dalam eritrosit. NADPH dibutuhkan untuk
produksi glutation terreduksi sehingga deficit enzim ini
mengakibatkan eritrosit rentan terhadap stress oksidasi.
Gambaran klinis
o Anemia hemolitik yg terjadi akibat stress oksidasi (infeksi,
obat antimalaria;sulfonamide;analgesik, kacang, buncis)
o Ikterus
o Hemoglobinuria
o B1 meningkat
o Hb membentuk Heinz bodies
Penatalaksanaan
o Menghindari pencetus
Meggs |
project
PEMERIKSAAN COOMBS
PATOFISIOLOGI
Darah
o Hb
o Ht
o LED
o Lekosit
: pria 13-18
Wanita 12-16
Anak-anak (3-6 th) 12-14
: pria 40-48
Wanita 37-43
: wintrobe : pria 0-5 ; wanita 0-15
Westergren : pria 0-15 ; wanita 0-20
: 4000-10000
bayi 10 -25 ribu
1 Tahun 6 - 18 ribu
12 tahun 4,5 - 13 ribu
o Diff. count :
Eosinofil : 0-5
Basofil : 0-1
Netrofil batang : 0-3
Netrofil segmen : 40-60
Limfosit : 20-45
Monosit : 2-6
o SADT
o Eritrosit
: pria 4,6-6,2 (x 1012); wanita 4,25,4 (x 1012)
o MCV
: 82-98
o MCH
: 27-32
o MCHC
: 32-36
o LDH
: 20-220
o RDW
o Retikulosit : pria 0,6-2,6; wanita 0,4-2,4
o Trombosit : 150-350ribu
Urin
o Hb
:o Eritrosit
: 0-1
o Hemosiderin :
Meggs |
project