Anda di halaman 1dari 34

Defek Intrinsik RBC

Rahmanita Kamila Zahra


1810211082
Defisiensi Piruvat kinase

Pyruvate Kinase Deficiency (PKD) adalah penyakit


yang diturunkan dari enzim piruvat kinase, suatu enzim
yang digunakan oleh sel darah merah. Tanpa enzim
tersebut, sel darah merah mudah rusak. Hal tersebut
menyebabkan rendahnya tingkat sel-sel ini (anemia
hemolitik).
Patogenesis

Piruvat kinase mengkatalisis pembentukan piruvat :


• Phosphoenol piruvat  piruvat + ATP  untuk
mempertahankan membran RBC
• Defisiensi piruvat kinase  RBC mudah lisis karena ATP
berkurang (tidak dapat dikoreksi dengan penambahan
glukosa, pada sferositosis herediter dapat dikoreksi
dengan glukosa)
Gambaran Klinis
• Anemia normokromik dan normositik ringan sampai berat
• Reticulocytosis
• Cholecystolithiasis: Biasanya setelah dekade pertama
hidup tapi mungkin di masa kecil
• Penonjolan kening (frontal bossing)
• Hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir
• Icteric sclera
• Splenomegali (cukup ringan sampai sedang)
• Tanda Murphy
• Ulkus kaki kronis (dewasa)
Pemeriksaan Laboratorium

• Pemeriksaan darah tepi menunjukkan Poikilositosis dan


prickle cell yang terdistom.
• Tingkat aktivitas enzim pada kebanyakan pasien dengan
kekurangan piruvat kinase adalah 5-25% dari normal,
dengan pengukuran zat antara (2,3-difosfogliserol dan
glukosa-6-fosfat) proksimal terhadap defek enzim yang
membantu mengkonfirmasi diagnosis.
Tatalaksana

• Splenektomi hanya diindikasikan untuk pasien dengan


anemia berat. Prosedur ini tidak menghilangkan hemolisis
atau memperbaiki anemia ringan, namun bisa
mengurangi anemia berat dan sering dilakukan untuk
meminimalkan kebutuhan transfusi darah pasien.
• Transfusi sel darah merah mungkin diperlukan jika nilai
hemoglobin pasien turun secara signifikan.
Defek pada jalur heksose-monofosfat Defisiensi G-6PD

• Adalah anemia hemolitik yang disebabkan karena


defisiensi enzim glukosa 6 fosfat dehidrogenase (G6PD)
• Defisiensi glukosa-6-fosfat dehidrogenase (G6PD)
merupakan enzimopati terkait kromosom X yang paling
umum diderita manusia.
Epidemiologi

• Defisiensi G6PD diperkirakan diderita 400 juta orang di seluruh


dunia.
• Prevalensi tertinggi ditemukan di negara-negara SubSahara
Afrika terutama di daerah-daerah dengan endemisitas malaria
tinggi.
• Di Indonesia, prevalensi defi siensi G6PD berkisar 2,7% hingga
14,2%.
• Prevalensi defisiensi G6PD yang tinggi di daerah endemis malaria
dikaitkan dengan resistensi terhadap infeksi malaria
Penyebab Hemolisis
Hemolisis pada anemia defisiensi G6DP dapat dipicu
oleh beberapa hal, seperti :
1. Obat-obatan terdiri atas :
• Anti malaria : primakuin, pirimetamin, kinine, dan
khlorokuin
• Antibakteri : sulfonamid, nitrofurantoin, penisilin,
streptomisin, dan INH
• Analgetika : fenasetin, salisilat, parasetamol
• Lain-lain : vitamin K, probenesid, quinidin, dan
dapson
2. Infeksi dan ketoasidosis diabetik
3. Fava bean (mengandung conviciene) sehingga
menimbulkan favism.
Patogenesis
• Enzim G6PD berfungsi mereduksi NADP  NADPH
• NADPH diperlukan untuk membentuk glutation reduksi
(GSH) kekurangan GSH menyebabkan RBC peka
terhadap oksidan
• NADPH  GSH dengan bantuan enzim G6PD
• GSH mencegah Hb dari proses oksidasi oleh bahan
bersifat oksidatif
• Defisiensi G6PD  tidak terbentuk GSH  Hb
teroksidasi  Hb denaturasi dan presipitasi Heinz bodies,
yg melekat di membran RBC RBC mudah lisis
Etiologi

NADPH tidak terbentuk

GSH tidak terbentuk

Eritrosit rentan teroksidasi

Eritrosis mudah lisis Hb teroksidasi

Anemia Hemolitik methemoglobinemia


Gambaran Klinis
Sebagian besar penderita defi s iensi G 6PD tidak bergejala dan tidak
mengetahui kondisinya. Penyakit ini muncul apabila eritrosit mengalami stres
oksidatif dipicu obat, infeksi, maupun konsumsi kacang fava. Dapat
menimbulkan :
• Drug induced hemolytic anemia
• Favism
• Neonatal jaundice
• Chronic hemolysis
• Di luar serangan, penderita umumnya asimtomatik.
Gejala klinik timbul akibat adanya hemolisis ekstravaskuler atau intravaskuler.
Penyakit ini muncul apabila eritrosit mengalami stres oksidatif dipicu obat,
infeksi, maupun konsumsi fava beans.
Diagnosis

Diagnosis anemia defisiensi G6PD dibuat berdasarkan :


• Riwayat klinis pemaparan obat atau infeksi
• Tanda-tanda hemolisis
• Adanya Heinz’s body
• Aktivitas enzim G6PD menurun, yang dapat diukur secara
langsung
Gambaran Laboratorium
Gambaran laboratorium di luar serangan
menunjukkan gambaran hematologik normal,
hanya aktivitas enzim G6PD eritrosit menurun.
Pada saat serangan gambaran laboratorium
yang dapat dijumpai adalah :
• Tanda-tanda hemolisis intravaskuler
• Gambaran apusan darah tepi menunjukkan
contracted and fragmented cells, bite cells,
dan blister cells. Terdapat inclusion bodies
pada eritrosit.
Penatalaksanaan
• Menghentikan pemakaian etiologi
• Mengobati infeksi mendasar
• Melakukan tranfusi darah bila anemia berat
• Mempertahankan keluaran urin yang tinggi
Bayi yang menderita ikterus neonatum dan pada kasus
yang berat mungkin memerlukan fototerapi dan tranfusi-
tukar
Kelainan membran RBC yang
herediter
Sferositosis
• Sferositosis herediter (SH) merupakan salah satu jenis anemia
hemolitik yang disebabkan defek molekular pada satu atau lebih
protein sitoskleletal sel darah merah sehingga terjadi kerusakan
pada membran sel darah merah.
• Kerusakan terjadi sebagai akibat defek molekular pada satu
atau lebih protein sitoskleletal sel darah merah yang terdiri dari
spektrin, ankirin, band 3 protein, dan protein lainnya.
• Sebagian besar kasus SH diturunkan secara autosomal dominan,
namun 25% kasus disebabkan oleh mutasi spontan atau
diturunkan secara resesif.
• Defek selular primer pada SH adalah berkurangnya luas
permukaan membran relatif terhadap volume intraselular sel
eritrosit. Sehingga menyebabkan bentuk sel menjadi bulat
dan deformabilitas sel berkurang
• Selain itu, defek protein pada membran sel meningkatkan
fragilitas membran
• sehingga sel menjadi mudah lisis terutama di limpa. Limpa
memiliki pH dan kadar glukosa yang rendah serta kadar
toksin radikal bebas yang tinggi yang dapat menyebabkan
kerusakan pada membran eritrosit.
Eliptositosis Herediter

• Penyakit ini merupakan gangguan herediter yang


berkaitan dengan gangguan stuktur kerangka protein
membran sel darah merah
• Penyakit ini berkaitan dengan kelainan morfologik di
apusan darah perifer dan adanya sel elips memanjang.
• Pada kebanyakan kasus, penyakit ini diwariskan sebagai
sifat dominan autosomal.
• Penyakit ini kadang menyebabkan anemia ringan, tetapi
tidak memerlukan pengobatan. Pada anemia yang berat
mungkin perlu dilakukan pengangkatan limpa.
• Defek membran yang herediter ini
menunjukkan adanya defisiensi a dan b
spektrin, serta adanya defek dari
spectrin heterodimer self-associations
yang menyebabkan terjadinya
fragmentasi dari eritrosit.
• Sebagian diantaranya mengalami
mutasi pada protein 4.1 dan
glikoprotein C yang menyebabkan
terjadinya eliptositosis.
Stomatositosis Herediter
• Stomatositosis herediter menggambarkan sejumlah
kondisi manusia dominan autosom yang diwariskan yang
memengaruhi sel darah merah, di mana membran atau
lapisan luar sel 'kebocoran' natrium dan ion kalium
• Penyebab kondisi keturunan ini sekarang dipahami
sebagai berbagai mutasi pada protein membran eritrosit ,
band 3 protein . Protein inilah yang menjadi perantara
kebocoran kation yang menjadi ciri khas penyakit ini.
• Osmosis mengarah ke sel darah merah yang memiliki kecenderungan
konstan untuk membengkak dan pecah.
• Kecenderungan ini dilawan dengan memanipulasi aliran ion natrium dan
kalium.
• 'Pompa' memaksa natrium keluar dari sel dan kalium masuk, dan aksi ini
diimbangi dengan proses yang disebut 'kebocoran pasif'.
• Pada stomatositosis herediter, kebocoran pasif meningkat dan sel menjadi
terbanjiri oleh garam dan air. Sel lisisdan hasilnya adalah anemia hemolitik .
• Untuk alasan yang belum diketahui, sel-sel mengambil bentuk cangkir,
dengan area 'berbentuk mulut' (stoma) dari pucat pusat. Dua jenis
stomatositosis yang diklasifikasikan sehubungan dengan status hidrasi
adalah overhydrate (hidrositosis) dan dehidrasi (xerositosis).
Piropoikilositosis Herediter

• Hereditary pyropoikilocytosis (HPP) adalah bentuk resesif


autosomal anemia hemolitik yang ditandai dengan
sensitivitas abnormal sel darah merah terhadap panas
• Morfologi eritrosit mirip dengan yang terlihat pada luka
bakar termal atau dari paparan sampel darah pasien sehat
yang berkepanjangan dengan suhu ruangan yang tinggi.
• Pasien dengan HPP cenderung mengalami hemolisis
parah dan anemia pada masa bayi yang berangsur
membaik, berevolusi menuju elliptocytosis tipikal di
kemudian hari.
• Namun, hemolisis dapat menyebabkan sekuestrasi dan
penghancuran sel darah merah yang cepat.
• Apusan darah perifer memperlihatkan anisositosis dan
poikilositosis yang ekstrim.
• Mutasi gen alphaspectrin menyebabkan penyakit ini.
Kelainan Membran RBC yang
Didapat
Paroxysmal nocturnal hemoglobinuria (PNH)

• Paroxysmal nocturnal hemoglobinuria (PNH) adalah


kelainan kronis didapat (acquired) yang ditandai
terjadinya hemolisis intravaskuler dan hemoglobinuria
yang pada umumnya terjadi pada saat pasien tidur di
malam hari.
• Hal ini disebabkan oleh kelainan seluler karena mutasi
somatic pada totipoten hematopoetic stem cell yang
menyebabkan kerusakan intrinsik pada membran sel
darah merah sehingga lebih rentan terhadap aksi lisis dari
komplemen.
• Mutasi somatic pada totipoten hematopoetic stem cell ini
menyebabkan terjadinya defisiensi berbagai jenis protein yang
diperlukan bagi pembentukan glycosylphosphatidylinositol
anchored (GPI anchored), yakni antara lain :
– leucocyte alkaline phosphatase
– acethylcholinesterase
– decay accelerating factor (DAF, CD55)
– membrane inhibitor of reactive lysis (MIRL, CD59)
– FcgammaRIIIb
– C8 binding protein
– lymphocyte function associated antigen 3
– CDI4
– dan urokinase receptor.
• Akibat defisiensi ini, GPI anchored yaitu suatu struktur
kompleks yang berfungsi mengatur protein permukaan sel
hematopoetik serta mengatur kadar complement-
mediated lysis juga mengalami defisiensi.
• Diagnosis PNH ini dapat ditegakkan dengan melihat
tanda dan gejala klinis seperti anemia, ikterus,
splenomegali, hemoglobinuria terutama pagi hari, adanya
tanda anemia hemolitik kronik, dan dapat juga terjadi
perdarahan akibat terjadinya trombositopenia.
• Dari laboratorium dapat kita jumpai tanda anemia
hemolitik seperti polikromasi dan retikulositosis serta
pada hapusan darah tepi yang sesuai dengan gambaran
anemia hemolitik, sering disertai gambaran anemia
defisiensi besi, dapat pula menyerupai anemia aplastik.
Referensi

• Sacher, Ronald A. dan Richard A. McPherson. 2004. Tinjauan Klinis Hasil


Pemeriksaan Laboratorium, E11. Jakarta:EGC
• Sari Pediatri, Laporan kasus Sferositosis Herediter
• Lecture Notes Kedokteran Klinis ed.6
• Schwartz, M. William. 2005. Pedoman Klinis Pediatri. Jakarta : EGC
• Hematologi klinik ringkas
• https://emedicine.medscape.com/article/207468-overview#a5
• https://id.iliveok.com/health/defisiensi-piruvat-kinase-penyebab-gejala-
diagnosis-pengobatan_76453i15937.html
• Laporan kasus PNH Jurnal FK Unand

Anda mungkin juga menyukai