0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
83 tayangan33 halaman
Wanita 25 tahun dengan keluhan mudah lelah dan wajah pucat menderita anemia hemolitik autoimun yang ditandai dengan konjungtiva anemis dan sklera ikterik.
Wanita 25 tahun dengan keluhan mudah lelah dan wajah pucat menderita anemia hemolitik autoimun yang ditandai dengan konjungtiva anemis dan sklera ikterik.
Wanita 25 tahun dengan keluhan mudah lelah dan wajah pucat menderita anemia hemolitik autoimun yang ditandai dengan konjungtiva anemis dan sklera ikterik.
mudah lelah sejak 3 minggu ini, dan wajahnya terlihat agak pucat. Pasien tidak merasakan demam, mual, muntah, BAK dan BAB tidak ada keluhan. PF: mata: konjungtiva anemis +/+, sclera ikterik, Lien: S II. Wanita 25 tahun dengan keluhan mudah lelah sejak 3 minggu ini, wajahnya terlihat agak pucat, demam, mual, muntah (-) BAK dan BAB tidak ada konjungtiva anemis +/+, sclera ikterik, Lien: S II menderita anemia hemolitik autoimun Lelah, malaise, sesak napas, nyeri dada atau tanpa gejala? muncul mendadak atau bertahap? Adakah petunjuk mengenai penyebab anemia? Adakah gejala yang konsisten dengan malabsorpsi? Adakah tanda-tanda kehilangan darah dari saluran cerna? 1
Masalah menstruasi dan penggunaan pembalut dan tampon. RPK? penggunaan obat-obatan berhubungan dengan kehilangan darah (misalnya OAINS menyebabkan erosi lambung atau supresi sumsum tulang akibat obat sitotoksik). 1
kecukupan makanan dan kandungan Fe TTV Inspeksi : keadaan umum, warna kulit, kuku (koilonychia), Palpasi : Hepatomegali, splenomegali Perkusi Pemeriksaan konjungtiva dan skelera
Pemeriksaan penyaring Pemeriksaan darah seri anemia Pemeriksaan sumsum tulang Pemeriksaan khusus : - Direct antiglobulin test/Direct coombs test - Indirect antiglobulin test/Indirect coombs test
Direct antiglobulin test (Direct coombs test) : Sel eritrosit pasien dicuci dari protein-protein yang melekat dan direaksikan dengan antiserum atau antibodi monoclonal terhadap berbagai imunoglobulin dan fraksi komplemen, terutama IgG dan C3D. Bila pada permukaan sel terdapat salah satu atau kedua IgG dan C3D, maka akan terjadi aglutinasi.
Indirect antiglobulin test (Indirect coombs test) : Mendeteksi autoantibodi yang terdapat pada serum, serum pasien akan direaksikan dengan sel reagen. Imunoglobulin yang beredar pada serum akan melekat pada sel-sel reagen, dan dideteksi dengan antiglobulin sera dengan terjadinya aglutinasi Gambaran peningkatan pemecahan : Bilirubin serum meningkat, tidak terkonjugasi dan terikat pada albumin. Urobilinogen urin,Sterkobilinogen feses meningkat Haptoglobin serum tidak ada (karena haptoglobin menjadi jenuh oleh hemoglobin dan kompleks ini dikeluarkan oleh sel RE).
Gambaran peningkatan produksi eritrosit : Retikulositosis Hiperplasia eritroid sumsum tulang Eritrosit yang rusak -Morfologi : mikroferosit, eliptosit, fragmentosit. Fragilitas osmotik, autohemolisis Ketahanan eritrosit memendek (ditunjukkan dari pelabelan 51Cr disertai pemeriksaan lokasi destruksi)
Gambaran hemolisis intravaskular : Hemoglobinemia dan hemoglobinuria. Hemosiderinuria Methemalbuminemia
Anemia hemolitik autoimun (Autoimmune hemolytic anemia/AIHA), merupakan suatu kelainan di mana terdapat antibody terhadap sel-sel eritrosit sehingga umur sel eritrosit memendek.
Gg defek herediter pd membran SDM sehingga SDM mmbentuk sferis Tdak dpt brthan meleati mikrosirkulasi limpa Terjadi destruksi limpa Diturunkan sebagai sifat autosomal GK : anemia,splenomegali dan ikterus Akut hipovilemia Jika berlanjut 2-3 Hri tjd hemodilusi tjd kehilangan SDM Amenia normositik normokrom Kronik : menstruasi, hamil,dll Trjdi def. besi Etiologi
Etiologi pasti dari penyakit autoimun memang belum jelas, kemungkinan terjadi karena gangguan central tolerance, dan gangguan pada proses pembatasan limfosit autoreaktif residual Epidemiologi
Insidens dari AIHA tipe hangat sekitar 1 dari total 75- 80.000 populasi di USA. AIHA tipe hangat dapat muncul pada usia berapapun, tidak seperti AIHA tipe dingin yang seringkali menyerang usia pertengahan dan lanjut, atau Paroxysmal Cold Hemoglobinuria (PCH) yang melibatkan usia anak. 7
gejala yang tersamar gejala anemia terjadi perlahan ikterik dan demam Pada beberapa kasus dapat ditemukan perjalanan penyakit mendadak, disertai nyeri perut dan anemia berat Urine berwarna gelap karena terjadi hemoglobinuria
Ikterik terjadi pada 40% kasus Pada AIHA idiopatik splenomegali terjadi pada 50-60 % kasus, hepatomegali pada 30% kasus, dan limfadenopati pada 25 % kasus. Hanya 25 % kasus yang tidak disertai pembesaran organ. Dari pemeriksaan laboratorium sering didapatkan Hb dibawah 7 mg%, pemeriksaan coomb; direk positif Terapi yang biasa diberikan pada AIHA tipe hangat ini adalah : Kortikosteroid 1-1,5 mg/kgBB/hari Splenektomi, bila terapi steroid tidak adekuat, dan tidak bisa dilakukan tappering dosis dalam 3 bulan. Imunosupresi : Azatioprin 50-80 mg/hari (80mg/m2), siklofosfamid 50-150 mg/hari (60 mg/m2). Terapi lain : Danazol 600-800 mg/hari, biasanya diberikan bersamaan dengan steroid. Tranfusi : Pada kondisi yang mengancam jiwa (Hb < 3 mg%) tranfusi dapat diberikan, sambil menunggu steroid dan imunoglobulin berefek.
Deep vein thrombosis (DVT) adalah bekuan darah yang terbentuk di vena dalam, biasanya di tungkai bawah.
Gagal Ginjal Akut. Terjadi Hemogloblinuria oleh karena terjadi penghancuran eritrosit dalam sirkulasi, maka Hb dalam plasma akan meningkat dan jika konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin plasma maka Hb akan berdifusi dalam glomerulus ginjal.
Trauma pada usus. Karena flexura splenika letaknya tertutup dan dekat dengan usus pada lubang bagian bawah dari limpa, ini memungkinkan usus terluka saat melakukan operasi Perlukaan vasklular adalah komplikasi yang paling sering pada saat melakukan operasi. 9
Trauma pada diafragma. Telah digambarkan selama melakukan pada lubang superior tidak menimbulkan kesan langsung jika diperbaiki. Belum ada obat-obatan yang dapat mencegah anemia hemolitik autoimun. Sebaiknya konseling genetik sebelum memiliki anak, jika salah satu pasangan memiliki riwayat anemia hemolitik. Menghindari cuaca dingin bisa mengendalikan bentuk yang kronik pada anemia hemolitik autoimun tipe dingin. Hindari transfusi darah yang tidak perlu
Hanya sebagian kecil pasien mengalami penyembuhan komplit dan sebagian besar memiliki perjalanan penyakit yang kronik.
Anemia hemolitik autoimun ialah penyakit yang timbul karena terbentuknya anutoantibodi terhadap eritrosit sendiri sehingga menimbulkan destruksi (hemolisis) eritrosit. Tetapi sebagian besar juga ada yang tidak diketahui penyebabnya (idiopatik). Anemia hemolitik autoimun mempunyai dua tipe/klasifikasi yakni AHA tipe dingin dan AHA tipe hangat. Yang mana hangat suhu tubuh diatas/ >37 0 C dan HA tipe ingin suhu <37 o C. Penanganan atau penataklasanaan tergantung pada penegakan diagnosis, tergantung dari tipe Anemia Hemolitik Autoimun tersebut dan juga seberapa berat penyakit tersebut begitu juga dengan pemberian obat/terapi.