Anda di halaman 1dari 122

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG TAHAN


GEMPA DENGAN BAHASA PEMROGRAMAN VISUAL
BASIC
(Mengacu pada Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung
SNI 03-2847-2002)

(Calculation of Seismic Reinforced Concrete Structure With Visual Basic


Programming Languages)

SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret Surakarta

Disusun oleh:

SETYO PURNOMO Y
NIM I 0106127

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK

SETYO PURNOMO Y, 2010. PERHITUNGAN STRUKTUR BETON


BERTULANG TAHAN GEMPA DENGAN BAHASA PEMROGRAMAN
VISUAL BASIC. Skripsi, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Sebelas Maret Surakarta.

Beton menjadi bagian terpenting untuk proyek-proyek di Indonesia, khususnya


bangunan gedung, jembatan dan jalan. Indonesia merupakan wilayah rawan
gempa, sehingga dibutuhkan program perhitungan struktur beton yang tahan
terhadap gempa.. Tujuan dari pembuatan program ini adalah untuk membuat
program perhitungan beton bertulang secara mandiri dengan hasil perhitungan
yang lebih cepat dan akurat.

Program ini dibuat dengan Visual Basic.Net 2008,proses pembuatannya meliputi


konsep dan perhitungan program yang dibuat berdasarkan Tata Cara Perhitungan
Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002) serta studi literatur
dari berbagai sumber.

Program perhitungan struktur beton bertulang tahan gempa ini diberi nama
QuakeCon. Hasil dari pembuatan program QuakeCon menyediakan keperluan-
keperluan pengguna seperti membuka data file (Open), menyimpan data (Save),
dan mencetak laporan. Program QuakeCon dilengkapi dengan fasilitas
penanganan kesalahan (error handler) dalam proses pemasukan data serta
mempunyai tampilan yang mudah digunakan (user friendly). Hasil perhitungan
dari program QuakeCon sama dengan perhitungan manual yang mengacu pada
SNI 03-2847-2002 dan shortcourse Desain dan Perhitungan Struktur Tahan
Gempa HAKI 2009.

Kata kunci : beton, gempa, program, struktur

commit to user

v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRACT

SETYO PURNOMO Y, 2010. CALCULATION OF SEISMIC


REINFORCED CONCRETE STRUCTURE WITH VISUAL BASIC
PROGRAMMING LANGUAGES. Thesis, Civil Engineering Department
Faculty of Engineering, Sebelas Maret University Surakarta.

Concrete becomes the most important part for projects in Indonesia, especially
building, bridges and roads. Indonesia is an earthquake prone area, that require a
calculation program of concrete structures that are resistant to earthquakes. The
objective of this program is to make the program independently of reinforced
concrete calculations with the results of calculations faster and more accurate.

This software was written in Visual Basic.Net 2008, the making process include
the concept and calculation programs that based on calculations Procedures
Concrete Structures for Buildings (SNI 03-2847-2002) and the study of literature
from various sources.

Calculation program for seismic reinforced concrete structures is named


QuakeCon. The results of QuakeCon manufacture program provides a user
purposes such as opening the data files (Open), saving data (Save), and printing
reports. QuakeCon program is equipped with error handler in the process of data
entry and has a view that is easy to use (user friendly). The calculation of
QuakeCon shows the same result with manual calculations that refers to the SNI
03-2847-2002 and Shortcourse Desain dan Perhitungan Struktur Tahan Gempa
HAKI 2009.

Keywords : program, concrete, earthquake, reinforcement

commit to user

vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PENGANTAR

Syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
penyusun dapat menyelesaikan penulisan laporan skripsi ini dengan baik. Skripsi
ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan S-1 di
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak maka
banyak kendala yang sulit untuk dipecahkan hingga terselesaikannya penyusunan
laporan skripsi ini. Pada kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Segenap pimpinan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Segenap pimpinan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
3. Yang terhormat Bapak Agus Setiya Budi, ST, MT selaku Dosen Pembimbing I
dan dosen Pembimbing Akademis.
4. Yang terhormat Bapak Ir. Sofa Marwoto selaku Dosen Pembimbing II.
5. Yang terhormat Bapak Ir. Agus Supriyadi, MT dan Setiono, ST, MSc selaku
dosen penguji pada ujian skripsi.
6. Rekan rekan satu kelompok yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini.
7. Rekan-rekan angkatan 2006.
8. Teman-teman Kaskus The Largest Indonesia Community.
9. PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Penyusun menyadari bahwa laporan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh
sebab itu penyusun mengharap saran dan kritik yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan laporan skripsi yang akan datang. Akhir kata semoga laporan
skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak pada umumnya dan
mahasiswa pada khususnya.

Surakarta, Agustus 2010

commit to user
Penyusun

vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN iv
ABSTRAK v
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL xv
DAFTAR LAMPIRAN xvii

BAB 1. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Rumusan Masalah 2
1.3. Batasan Masalah 2
1.4. Tujuan Penelitian 2
1.5. Manfaat Penelitian 3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 4


2.1. Tinjauan Pustaka 4
2.2. Landasan Teori 5
2.2.1. Wilayah Gempa di Indonesia 5
2.2.2. Beton 6
2.2.3. Beton Bertulang 7
2.2.4. Persyaratan Beton Bertulang 7
2.2.4.1. Metode Perancangan 7
2.2.4.1.1. Metode tegangan kerja (Allowable Stress Design) 7
2.2.4.1.2. Metode kekuatan batas (Unlimeted Stress Design) 7
2.2.4.2. Kuat Perlu ( U ) commit to user 9

viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2.2.4.3. Kuat Rencana 10


2.2.4.4. Hubungan Tegangan Tekan dan Regangan Beton 12
2.2.4.5. Regangan Seimbang 13
2.2.4.6. Tinggi Blok Tegangan Tekan Beton Persegi 14
2.2.4.7. Momen Nomimal Aktual 14
2.2.4.8. Luas Tulangan 14
2.2.4.9. Penampang Tension Controlled 15
2.2.4.10. Gaya Geser 16
2.2.4.11. Spasi Tulangan 17
2.2.4.12. Panjang Tulangan Negatif 17
2.2.4.13. Diagram Interaksi Kolom 17
2.2.5. Ketentuan-ketentuan Untuk Sistem Rangka Pemikul Momen
Menengah (SRPMM) 20
2.2.5.1. Balok 22
2.2.5.2. Kolom 22
2.2.6. Visual Basic 23
2.2.6.1. Integrated Development Environment ( IDE ) Visual Basic 24
2.2.6.2. Tipe Data Dalam Visual Basic 31
2.2.6.3. Kode Program 33

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN 37


3.1. Tinjauan Umum 37
3.2. Sistematika Pembuatan Program 37
3.3. Memulai Pemodelan 38
3.4. Manual Perhitungan Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa
dan Pemodelan 39
3.5. Pembuatan Algoritma 39
3.6. Pemodelan Perhitungan Struktur Beton Bertulang Tahan
Gempa dan Pemodelan 39
3.7. Validitas Program 39
3.8. Kompilasi Program 40
commit
3.9. Pembahasan dan Dokumentasi to user
Program 40

ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3.10. Pembuatan Laporan 40

BAB 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 41


4.1. Pola Dasar Program 41
4.2. Langkah-Langkah Pembuatan Progam Yang Efektif 42
4.3. Konfigurasi Hardware 42
4.4. Struktur Program 43
4.5. Variabel Kerja 45
4.6. Diagram Alir Program 57
4.6. 1. Diagram Alir Perhitungan Balok 57
4.6. 2. Diagram Alir Perhitungan Kolom 60
4.6. 3. Diagram Alir Perhitungan Diagram PM 62
4.7. Pengoperasian Program 65
4.7.1. Pengoperasian Program Perhitungan Struktur Beton 65
4.7.2. Membuat Proyek Baru 67
4.7.2.1. Membuat Proyek Baru Balok 67
4.7.2.2. Membuat Proyek Baru Kolom 73
4.7.2.3. Membuat Proyek Baru Diagram PM 78
4.8. Validasi Program 79
4.8.1. Perhitungan Balok 80
4.8.2. Perhitungan Kolom 98
4.8.3. Perhitungan Balok dengan Program 101
4.8.4. Perhitungan Kolom dengan Program 103
4.9. Pembahasan 104

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN 107


5.1. Kesimpulan 107
5.2. Saran 107

DAFTAR PUSTAKA 108


LAMPIRAN 109
commit to user

x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Faktor Beban pasal 11.2 SNI 03-2847-2002 10


Tabel 2.2. Faktor reduksi kekuatan pasal 11.3 SNI 03-2847-2002 11
Tabel 2.3. Menu utama Visual Basic 25
Tabel 2.4. Tabel Fungsi ToolBox 27
Tabel 2.5. Tabel Properties 30
Tabel 2.6. Tabel Jenis Data 32
Tabel 4.1. Tabel baja tulangan yang digunakan untuk kondisi 1 79
Tabel 4.2. Tabel baja tulangan yang digunakan untuk kondisi 2 82
Tabel 4.3. Tabel baja tulangan yang digunakan untuk kondisi 3 84
Tabel 4.4. Tabel baja tulangan yang digunakan untuk kondisi 4 86
Tabel 4.5. Tabel baja tulangan yang digunakan untuk kondisi 5 89
Tabel 4.6. Penulangan dan Kapasitas Momen Penampang Kritis Balok 92
Tabel 4.7. Tabel tulangan geser muka kolom eksterior 93
Tabel 4.8. Tabel tulangan geser muka kolom interior 94
Tabel 4.9. Tabel penulangan kolom 97
Tabel 4.10. Tabel penulangan geser 99
Tabel 4.11. Hasil perhitungan dengan menggunakan program
QuakeCon 104
Tabel 4.12. Hasil perhitungan geser di muka kolom eksterior dengan
menggunakan program QuakeCon 104
Tabel 4.13. Hasil perhitungan geser di muka kolom interior
dengan menggunakan program QuakeCon 105
Tabel 4.14. Hasil perhitungan geser di luar muka dengan
menggunakan program QuakeCon 105
Tabel 4.15. Hasil perhitungan hoops sepanjang dua kali tinggi balok dengan
menggunakan program QuakeCon 105
Tabel 4.16. Hasil perhitungan kolom menggunakan program
QuakeCon 106
Tabel 4.17. Hasil perhitungan Diagram PM menggunakan program
QuakeCon commit to user 106

xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.18. Perbandingan perhitungan manual dan program 107


Tabel 4.19. Kelebihan dan kekurangan program QuakeCon
dibandingkan dengan perhitungan manual 109

commit to user

xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Wilayah Gempa Indonesia dengan Percepatan Batuan Dasar


dengan Periode Ulang 500 Tahun (SNI 03-1726-2003). 6
Gambar 2.2. Distribusi Tegangan Tekan Pada Potongan Balok Beton 12
Gambar 2.3. Diagram Interaksi Aksial – Momen Pada Kolom ( P – M ) 18
Gambar 2.4. Gaya Lintang Rencana untuk SRPMM 21
Gambar 2.5. Interface pada Aplikasi Visual Basic 2008 24
Gambar 2.6. Tampilan Menu Utama Visual Basic 2008 25
Gambar 2.7. Tampilan Form Baru 26
Gambar 2.8. Tampilan Unit Baru 27
Gambar 2.9. Tampilan Toolbox 29
Gambar 2.10. Tampilan Solution Explorer 30
Gambar 2.11. Tampilan Properties 31
Gambar 3.1. Proses Pengolahan Data 37
Gambar 3.2. Tata Urutan Pembuatan Perangkat Lunak 38
Gambar 3.3. Garis Besar Proses Program QuakeCon 48
Gambar 3.4. Diagram Alir Perhitungan Momen Balok 49
Gambar 3.5. Diagram Alir Perhitungan Geser Balok 50
Gambar 3.6. Diagram Alir Perhitungan Balok 51
Gambar 3.7. Diagram Alir Perhitungan Kolom 52
Gambar 3.8. Diagram Alir Perhitungan Geser Kolom 53
Gambar 3.9. Diagram Alir Penggambaran Diagram P-M 54
Gambar 4.1. Struktur Menu Program QuakeCon 62
Gambar 4.2. Tampilan Saat Masuk Program QuakeCon 63
Gambar 4.3. Password untuk Masuk Program QuakeCon 64
Gambar 4.4. Tampilan Form Induk 64
Gambar 4.5. Menu Open 65
Gambar 4.6. Tampilan Form Data Balok 66
Gambar 4.7. Tampilan Form Tulangan 68
Gambar 4.8. Tampilan Form Geser 69
Gambar 4.9. Form Hasil Balok commit to user 70

xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 4.10. Form Data Kolom 71


Gambar 4.11. Form Cek Diagram PM 73
Gambar 4.12. Form Hasil Kolom 74
Gambar 4.13. Form Detail Kolom 75
Gambar 4.14. Form Diagram PM 76

commit to user

xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL

a = Tinggi blok tegangan beton tekan persegi ekivalen


Ag = Luas bruto penampang
As = Luas tulangan tarik
As_min = Luas minimum tulangan tarik
Av = Luas tulangan geser dalam daerah sejarak s, atau luas tulangan geser yang
tegak lurus terhadap tulangan lentur tarik dalam suatu daerah sejarak s pada
komponen struktur lentur tinggi
Avmin = Luas minimum tulangan geser dalam daerah sejarak s, atau luas tulangan
geser yang tegak lurus terhadap tulangan lentur tarik dalam suatu daerah
sejarak s pada komponen struktur lentur tinggi
b = Lebar muka tekan komponen struktur
bw = Lebar badan
D = Jenis tulangan ulir
d = Jarak dari serat tekan terluar terhadap titik berat tulangan tarik
de = Jarak dari serat tekan terluar terhadap titik berat tulangan tarik
dt = Jarak dari serat tekan terluar terhadap titik berat tulangan tarik
d’ = jarak dari serat tekan terluar ke pusat tulangan tekan
ds = jarak antara titik berat tulangan tarik baris pertama dan tepi serat beton tarik
Es = Modulus elatisitas tulangan
fy = Kuat leleh tulangan
fc’ = Kuat tekan beton
h = Tebal total komponen struktur
j = Faktor reduksi kekuatan
ln = Bentang bersih untuk momen positif atau geser dan rata-rata dari bentang-
bentang bersih yang bersebelahan untuk momen negative
m = jumlah tulangan maksimal yang dapat dipasang pada 1 baris
Mu = Momen terfaktor pada penampang

commitxvto user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Mn = Momen nominal
n = jumlah tulangan
Pu = Kuat tekan aksial perlu pada eksentrisitas yang diberikan
s = Spasi sumbu ke sumbu tulangan tarik lentur yang terdekat dengan muka
tarik terluar
SNI = Standar Nasional Indonesia
Vc = Kuat geser nominal yang dipikul oleh beton
Vu = Gaya geser terfaktor pada penampang
Vs = Kuat geser nominal yang disumbangkan oleh tulangan geser
Vs_max = Kuat geser maksimal yang disumbangkan oleh tulangan geser
Wu = Beban terfaktor per unit panjang dari balok
ρ = Rasio tulangan tarik non-prategang
ρb = Rasio tulangan yang memberikan kondisi regangan yang seimbang
ρg = Rasio luas tulangan total terhadap luas penampang kolom
= Faktor reduksi kekuatan
β1 = Faktor yang dipengaruhi oleh kuat tekan beton
kN = Kilo Newton
MPa = Mega pascal

commit
xvito user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A FORM PROGRAM

LAMPIRAN B FORM SKRIPSI

commit to user

xvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan teknologi komputer semakin maju, termasuk juga dalam bidang


rekayasa teknik sipil, program komputer rekayasa yang canggih semakin banyak
tersedia. Meskipun demikian, pemakaian program seperti itu mempunyai karakter
yang berbeda dengan program bisnis pada umumnya (Wiryanto Dewobroto,
2005).

Bangunan yang didirikan di wilayah yang rawan gempa harus mempertimbangkan


besar dan sifat beban akibat goncangan gempa agar keamanannya terjamin.
Bangunan yang getas akan rentan terhadap goncangan gempa, sedangkan
bangunan yang daktail akan lebih tahan terhadap goncangan gempa. Struktur
beton pada umumnya relatif lebih murah namun lebih getas dibandingkan
dengan struktur baja, sehingga struktur beton perlu direkayasa sedemikian
rupa agar menjadi tahan gempa.

Dalam aplikasi komputer bidang rekayasa, sudah banyak permasalahan rutin


pekerjaan insinyur yang telah dibuatkan program komputernya. Jadi hanya
masalah khusus saja yang memerlukan peng-kode-an tersendiri dengan bahasa
pemrograman komputer, itu pun hanya biasa dijumpai pada komunitas peneliti
atau mahasiswa (Wiryanto Dewobroto, 2005).

Muncul anggapan bahwa para insinyur era sekarang tidak perlu menguasai bahasa
pemrograman, khususnya untuk menyelesaikan kasus-kasus yang rutin karena
program aplikasinya sudah ada. Dalam pengertian sempit, untuk mendapatkan
penyelesaian secara cepat dengan program yang sudah ada, maka kita butuh
program tersebut. Mengapa kita perlu membuat
commit to userprogram tersendiri ?.

1
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id

Program komputer dibuat untuk mempermudah dan mempercepat perhitungan


dibandingkan cara konvensional yaitu dengan perhitungan manual kalkulator.
Disini penulis akan menjelaskan bagaimana cara membuat sebuah program
komputer rekayasa dengan visual basic dan menjelaskan keuntungan-keuntungan
dari program yang dibuat secara mandiri.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diambil suatu rumusan masalah
yaitu bagaimana membuat sebuah program perhitungan struktur beton tahan
gempa yang dibuat secara mandiri (tidak menggunakan program yang sudah ada).

1.3. Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak terlalu luas tinjauannya dan tidak menyimpang dari
rumusan masalah di atas, maka perlu adanya pembatasan masalah yang ditinjau.
Batasan – batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Program yang dibuat untuk perancangan struktur beton.
2. Program yang dibuat adalah struktur balok persegi, kolom persegi dan kolom
bulat.
3. Struktur berada di wilayah gempa 3 dan 4.
4. Analisis dan desain penampang sesuai SNI 03-2847-2002.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:


1. Mengetahui cara pembuatan program rekayasa secara mandiri.
2. Mengetahui cara penyelesaian kasus yang dikerjakan oleh program yang
commit to user
dibuat secara mandiri.
perpustakaan.uns.ac.id 3
digilib.uns.ac.id

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:


1. Mengetahui cara pembuatan program rekayasa secara mandiri.
2. Mengetahui cara penyelesaian kasus atau alur yang dikerjakan oleh program.
3. Mempercepat hasil yang diperlukan dalam perhitungan analisis struktur.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

Dari berbagai tipe material konstruksi, beton menjadi bagian terpenting untuk
proyek-proyek di Indonesia, khususnya bangunan gedung, jembatan dan jalan.
Industri dalam negeri telah sepenuhnya mendukung ketersediaan material utama
beton, yaitu semen dan besi beton. Maka para profesional di Industri konstruksi
harus menguasai seluk beluk perencanaan dan pelaksanaan konstruksi beton. Para
insinyur perencana harus mampu mendesain struktur beton yang kuat, kaku, dan
ekonomis untuk berbagai tipe dan keperluan konstruksi.

Struktur beton berbeda dengan struktur baja. Elemen-elemen struktur baja


umumnya terdiri atas profil baja yang ada di pasaran dan ukurannnya tertentu
sehingga desain lebih difokuskan pada evaluasi profil tersebut serta sistem
sambungan yang dipilih. Sedangkan struktur beton bertulang mempunyai variasi
bentuk dan ukuran yang lebih bebas sehingga perencanaan lebih menekankan
pemilihan geometri dan konfigurasi tulangan (Wiryanto Dewobroto, 2005).

Penampang beton bertulang sangat bervariasi, parameternya adalah bentuk


(persegi, bulat, solid, atau berongga), dimensi(ukuran), mutu beton, mutu baja
tulangan dan konfigurasi pemasangan tulangan bajanya. Dari variasi parameter
yang dipilih akan dihasilkan berbagai variasi kekuatan, kekakuan, daktilitas,
maupun ekonomis tidaknya struktur beton yang akan dibangun (Wiryanto
Dewobroto, 2005).

Dalam perencanaan struktur beton bertulang maka setiap penampang pada


struktur tersebut harus direncanakan kuat terhadap setiap gaya internal yang
commit to user

4
perpustakaan.uns.ac.id 5
digilib.uns.ac.id

terjadi, baik itu momen lentur, gaya aksial, gaya geser maupun torsi yang timbul
sebagai respon struktur tersebut terhadap pengaruh luar.

Suatu perencanaan penampang yang optimum umumnya memerlukan proses trial-


error. Dimensi penampang pada tahap awal ditetapkan terlebih dahulu, bersama-
sama konfigurasi beban selanjutnya dilakukan analisis struktur untuk mencari
gaya-gaya internal batang. Kemudian penampang beton dievaluasi terhadap gaya-
gaya internal yang terjadi (Wiryanto Dewobroto, 2005).

Ada berbagai metode dan cara yang dapat digunakan untuk mengevaluasi
penampang struktur, mulai dari cara yang sederhana yang dapat dikerjakan
dengan manual maupun cara-cara lain yang lebih teliti tetapi lebih rumit dan
memerlukan komputer. Di dalam skripsi ini akan dibahas secara detail analisis
penampang beton bertulang dengan metode kuat batas memakai cara yang lebih
teliti yaitu menggunakan pemrograman.

Komputer saat ini telah menjadi suatu yang rutin dalam kehidupan sehari-hari.
Sudah banyak anggota masyarakat yang memanfaatkannya karana harga yang
semakin terjangkau dan kemampuannya semakin canggih, serta multi fungsi
sehingga berbagai kalangan mendapat manfaatnya. Demikian juga dengan aplikasi
komputer di bidang rekayasa, sudah sangat banyak permasalahan-permasalahan
rutin pekerjaan insinyur yang telah dibuatkan program komputernya. Jadi hanya
masalah-masalah khusus saja yang memerlukan peng-kode-an tersendiri dengan
bahasa pemrograman komputer, itu pun hanya biasa dijumpai pada komunitas
peneliti/mahasiswa (Wiryanto Dewobroto, 2005).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 6
digilib.uns.ac.id

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Wilayah Gempa di Indonesia

Secara geograf is kepulauan Indonesia berada di antara 6o LU dan 11o LS serta


diantara 95o BT 141o BT dan terletak pada perbenturan 3 lempeng kerak bumi,
yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Indian Australia. Ditinjau
secara geologis, kepulauan Indonesia berada pada pertemuan 2 jalur gempa
utama, yaitu jalur gempa Sirkum Pasifik dan jalur gempa Alpide Transisiatic.
Karena itu, kepualauan Indonesia berada pada daerah yang mempunyai aktivitas
gempa bumi yang cukup tinggi.

Gambar 2.1. Wilayah gempa Indonesia dengan percepatan batuan puncak batuan dasar dengan
periode ulang 500 tahun ( SNI 03-1726-2003 ).

Gambar 2.1. Wilayah Gempa Indonesia dengan Percepatan Batuan Dasar dengan
Periode Ulang 500 Tahun (SNI 03-1726-2003).

Indonesia ditetapkan terbagi dalam 6 wilayah gempa seperti ditunjukkan gambar


2.1 dimana wilayah gempa 1 adalah wilayah kegempaan paling rendah dan
wilayah gempa 6 dengan kegempaan paling tinggi. Pembagian wilayah gempa ini,
didasarkan atas percepatan puncak batuan dasar akibat pengaruh gempa rencana
commit to user
dengan periode ulang 500 tahun yang nilai reratanya untuk setiap wilayah gempa
perpustakaan.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id

ditetapkan pada gambar 2.1. Dimana wilayah gempa 1 dan 2 disebut juga wilayah
gempa ringan, wilayah gempa 3 dan 4 adalah wilayah gempa sedang, dan wilayah
gempa 5 dan 6 disebut wilayah gempa berat ( Ps.4.7.1. SNI 03-1726-2003 ).

2.2.2. Beton

Beton didapat dari pencampuran semen portland, air, dan agregat (dan kadang-
kadang bahan tambah, yang sangat bervariasi mulai dari bahan kimia tambahan,
serat, sampai bahan buangan non-kimia) pada perbandingan tertentu (Kardiyono,
1996).

2.2.3. Beton Bertulang

Beton Bertulang adalah beton yang ditulangi dengan luas dan jumlah tulangan
yang tidak kurang dari nilai minimum, yang disyaratkan dengan atau tanpa
prategang, dan direncanakan berdasarkan asumsi bahwa kedua material bekerja
bersama-sama dalam menahan gaya yang bekerja.(civil engineering community,
2010)

2.2.4. Persyaratan Beton Bertulang

2.2.4.1. Metode Perancangan

2.2.4.1.1. Metode tegangan kerja (Allowable Stress Design)

Penampang struktur terhadap lentur direncanakan sedemikian sehingga tegangan-


tegangan yang terjadi akibat beban layan (tanpa beban terfaktor) yang dihitung
berdasarkan teori elastis balok lentur, tidak melebihi tegangan izin yang
ditetapkan. Tegangan izin ditetapkan sebagai kuat ultimate atau kuat leleh (untuk
baja) dibagi dengan faktor keamanan.

commit to
= Tegangan yang timbul yang dihitung user elastis
secara
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id

= Tegangan yang diizinkan, sebagai prosentase dari fc’ beton dan


fy baja tulangan

2.2.4.1.2 Metode kekuatan batas (Ultimite Strength Design)

Penampang struktur direncanakan dengan mempertimbangkan kondisi regangan


in-elastis saat mencapai kondisi batasnya (kondisi struktur yang stabil sesaat
sebelum runtuh). Beban yang menimbulkan kondisi seperti itu disebut beban batas
(Ultimate). Untuk mencari beban batas untuk setiap struktur sangat variatif sekali,
sehingga dibuat kesepakatan bahwa beban batas adalah sama dengan kombinasi
beban layan dikalikan dengan faktor beban yang ditentukan (menggunakan SNI
03-2847-2002).

Kekuatan yang ada (tersedia) harus lebih besar dari kekuatan yang diperlukan
untuk memikul beban berfaktor. Secara konseptual adalah : Rn i Qi
dengan :

Φ adalah faktor reduksi kekuatan


γi adalah faktor beban (jenis i)
Rn adalah kekuatan nominal
Qi adalah jenis beban

Dalam menentukan beban batas, aksi redetribusi momen negatif dapat


dimasukkan sebagai hasil dari aksi non linier yang ada antara gaya dan deformasi
penampang batang pada pembebanan maksimum, dimana pada kondisi tersebut
struktur mengalami deformasi akibat pelelehan tulangan maupun terjadi retak-
retak pada bagian beton tarik.

Beberapa alasan digunakannya metode kuat batas ( ultimate strength design)


sebagai trend perencanaan struktur beton adalah (wiryanto dewobroto,2005) :
1. Struktur beton bersifat in–elastis saat beban maksimu, sehingga teori elastis
commit tokekuatan
tidak dapat secara akurat menghitung user batasnya. Untuk struktur yang
perpustakaan.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id

direncanakan dengan metode beban kerja (working stress method) maka


faktor beban(beban batas/beban kerja) tidak diketahui dan dapat bervariasi
dari struktur satu dengan yang lainnya.
2. Faktor keamanan dalam bentuk faktor beban lebih rasional, yaitu faktor beban
rendah untuk struktur dengan pembebanan yang pasti sedangkan faktor beban
tinggi untuk pembebanan yang fluktuatif (berubah-ubah).
3. Kurva tegangan-regangan beton adalah non-linier dan tergantung dari waktu,
misal regangan rangkak (creep) akibat tegangan yang konstan dapat beberapa
kali lipat dari regangan elastis awal. Oleh karena itu nilai rasio modulus
(Es/Ec) yang digunakan dapat menyimpang dari kondisi sebenarnya.
Regangan rangkak dapat memberikan redistribusi tegangan yang lumayan
besar pada penampang struktur beton, artinya tegangan sebenarnya yang
terjadi pada struktur tersebut bisa berbeda dengan tegangan yang diambil dari
perencanaan. Contoh, tulangan baja desak pada kolom beton dapat mencapai
leleh selama pembebanan tetap, meskipun kondisi tersebut tidak terlihat pada
saat direncanakan dengan metode beban kerja yang memakai nilai modular
ratio sebelum creep. Metode perencanaan kuat batas tidak memerlukan ratio
modulus.
4. Metode perencanaan kuat batas memanfaatkan kekuatan yang dihasilkan dari
distribusi tegangan yang lebih efisien yang dimungkinkan oleh adanya
regangan in-elastis. Sebagai contoh, penggunaan tulangan desak pada
penampang dengan tulangan ganda dapat menghasilkan momen kapasitas
yang lebih besar karena pada tulangan desaknya dapat didayagunakan
samapai mencapai tegangan leleh pada beban batasnya, sedangkan dengan
teori elastis tambahan tulangan desak tidak terlalu terpengaruh karena hanya
dicapai tegangan yang rendah pada baja.
5. Metode perencanaan kuat batas menghasilkan penampang struktur beton yang
lebih efisien jika digunakan tulangan baja mutu tinggi dan tinggi balok yang
rendah dapat digunakan tanpa perlu tulangan desak.
6. Metode prencanaan kuat batas dapat digunakan untuk mengakses daktilitas
struktur di luar batas elastisnya. Hal tersebut penting untuk memasukkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id

pengaruh redistribusi momen dalam perencanaan terhadap beban gravitasi,


perencanaan tahan gempa dan perencanaan terhadap beban ledak (blasting).

2.2.4.2. Kuat Perlu ( U )

Kuat perlu adalah kekuatan “teoritis” penampang balok yang diperlukan untuk
menahan beban luar yang menghasilkan kondisi batas (ultimate). Kondisi batas
(ultimate) adalah kondisi keseimbangan terakhir sebelum runtuh. Maka untuk
keperluan perencanaan kondisi tersebut menurut peraturan dapat tercapai jika
penampang struktur tersebut menerima pembebanan rencana yang dikalikan
dengan faktor beban (wiryanto dewobroto, 2005).

Menurut SNI 03-2847-2002 kuat perlu (U) dari kombinasi pembebanan dapat
ditabelkan sebagai berikut:

Tabel 2.1. Faktor Beban pasal 11.2 SNI 03-2847-2002

No Kombinasi beban Kuat Perlu (U)

1 D 1,4D
2 D, L 1,2D + 1,6L+0,5(A atau R)
3 D, L, W 1,2D+1,0L±1,6W+0,5(A atau R)
4 D, W 0,9D ± 1,6W
5 D, L, E 1,2D + 1,0L ± 1,0E
6 D, E 0,9D ± 1,0E
7 D, L, H Pada (2), (4), (6) +1,6H

Keterangan :
D = Beban mati
L = Beban hidup
A = Beban hidup atap
E = Beban gempa
H = Beban tekanan tanah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id

W = Beban angin
R = Beban air hujan

2.2.4.3. Kuat Rencana

Kuat rencana adalah kuat struktur minimal yang harus dimiliki penampang beton
terhadap kuat perlu (U) dan ditetapkan dengan faktor reduksi kekuatan ( ) (yang
selalu bernilai kurang dari 1) dikalikan kuat nominal.

Faktor reduksi ( ) adalah untuk mengantisipasi adanya :


1. Mengakomodasi kemungkinan komponen-komponen struktur yang kurang
kuat akibat variasi kuat material dan dimensi.
2. Mengakomodasi kekurangtelitian dalam persamaan-persamaan desain.
3. Untuk mencerminkan tingkat daktilitas dan keandalan dari penampang yang
dibebani.
4. Penting tidaknya komponen yang dievaluasi terhadap struktur secara
keseluruhan.

Tabel 2.2. Faktor reduksi kekuatan pasal 11.3 SNI 03-2847-2002

No Kondisi gaya Faktor reduksi (Ø)

1 Lentur, tanpa beban aksial 0,80


2 Aksial tarik, aksial tarik dg lentur 0,80
3 Aksial tekan, aksial tekan dengan lentur
- Komponen struktur tul. Spiral 0,70*
- Komponen struktur lainnya 0,65*
4 Geser dan torsi 0,75
5 Tumpuan pada beton 0,65
* Besarnya dapat ditingkatkan secara linier sampai 0,8 ketika Pn
berkurang dari nilai terkecil antara 0,1fc’Ag dan Pb ke nol.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id

2.2.4.4. Hubungan Tegangan Tekan dan Regangan Beton

Gambar 2.2. Distribusi Tegangan Tekan Pada Potongan Balok Beton (Edward G.
Nawy,P.E, 2008)

Gambar di atas adalah bentuk distribusi tegangan tekan pada potongan balok
beton, gambar c adalah kondisi ideal sedangkan gambar d adalah bentuk
pendekatannya. Untuk tegangan tekan berbentuk persegi ekuivalen, terlihat
tegangan tekan ultimate balok adalah sama dengan 85% dari kuat tekan silinder.
Hal tersebut dimaksudkan agar konsisten dengan hasil tes dari kolom yang
dibebani konsentris, sehingga pendekatan tersebut dapat juga dipakai untuk
berbagai aplikasi perencanaan yang umum, mulai dari lentur murni sampai beban
langsung.

Dari hasil penelitian diperoleh keterangan besarnya faktor konversi bentuk


parabola ke bentuk persegi, yaitu menggunakan parameter 1 sebagai fungsi dari
mutu beton yang digunakan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id

Faktor 1 harus diambil sebesar 0,85 untuk fc’≤30 Mpa, 1 harus dikurangi secara
terus menerus sebesar 0,05 untuk setiap kelebihan mutu beton sebesar 7 Mpa di
atas 30 Mpa tetapi tidak boleh kurang dari 0,65 (pasal 12.2.7.3 SNI 03-2847-
2002).
fc’≤ 30 MPa  1= 0,85
30 MPa < fc’≤ 58 MPa  1= 0,85- 0,05/7 (fc’-30)
fc’≥ 58 MPa  1= 0,65

2.2.4.5. Regangan Seimbang

Kondisi regangan seimbang terjadi pada penampang ketika tulangan tarik


mencapai regangan yang berhubungan dengan tegangan leleh fy pada saat yang
bersamaan dengan tercapainya regangan batas (ε’cu) 0,003 pada bagian beton yang
tertekan dimana tegangan leleh fy adalah fy/Es.

Rasio Tulangan b, yang menghasilkan kondisi seimbang akibat lentur,


tergantung pada bentuk penampang dan lokasi tulangan.

f c,
ρmin = 1,4 /fy atau .……………………………………………….(2.1)
4 fy

ρmax = 0,025 (Ps 23.3.2 SNI 03-2847-2002)

diusahakan ρmin < ρ < 0,75 ρb

cb cu ' 0,003
,
d Es
cu y 0,003
fy
Cb 0,85 fc' abb 0,85 fc' 1cbb
As
Tb As .b. f y .b.d . f y
b.d
Cb Tb

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id

As
.……………………………………………………………….(2.2)
bw .d
memasukan nilai Cb, maka :
0,85 f c' ,
cu
b 1( )
fy , Es
cu
fy
,
cu = 0,003
Es = 200.000 MPa ( Ps.10.5.2. SNI 03-2847-2002)
0,85 f c' 600
b 1 ( ) .……………………………………………….(2.3)
fy 600 f y

( Ps.10.4.3. SNI 03-2847-2002)

2.2.4.6. Tinggi Blok Tegangan Tekan Beton Persegi

Tinggi blok tegangan tekan beton persegi = a


As . f y
a .………………………………………………………………..(2.4)
0,85 . f c '.b

2.2.4.7. Momen Nomimal Aktual

Ø Mn = Ø T (d-a/2)
= Ø As fy (d-a/2) …………………………………………………….(2.5)
Atau
Ø Mn = Ø C (d-a/2)
= Ø 0,85 fc’ab (d-a/2) ………………………………………………..(2.6)

2.2.4.8. Luas Tulangan

0,85 . f c '.a.b
As ……………………………………………………………...(2.7)
fy

atau
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id

Mu
As …………………………………………………………………(2.8)
f y . j.d

Mu = Momen Ultimate
fy = Kuat tarik baja
j = Faktor koreksi
Ø = Faktor reduksi

Luas As tidak boleh kurang dari :

fc
As _ min .bw .d ………………………………..…………………….…….(2.9)
4 fy

dan tidak lebih dari


1,4
As _ min .bw .d ( Ps.12.5. SNI 03-2847-2002)…………………….……..(2.10)
fy

Kontrol jumlah tulangan maksimal per baris :


b 2.ds
m 1 ……………………………………………………………...(2.11)
D Sn
m = jumlah tulangan maksimal tiap baris
b = lebar balok
ds = titik berat tulangan dari sisi bawah balok
D = diameter tulangan
Sn = jarak bersih antar tulangan 40 mm

2.2.4.9. Penampang Tension Controlled

a atel
Tulangan under reinforced
dt dt

a atel
Tulangan over reinforced
dt dt

atel
0,375. 1 ………………………………………………………………..(2.12)
dt
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id

2.2.4.10. Gaya Geser

Kuat geser untuk komponen struktur yang hanya dibebani oleh geser dan lentur
berlaku (Ps.13.3.1.1 SNI 03-2847-2002) :

f 'c
vc .bw .d ……………………………………………….….…..(2.13)
6

Vu
vs Vc ……………………………………………….….…..(2.14)

75 f 'c bw .s
Av ……………………………………………….….…..(2.15)
1200 fy

(Ps.13.5.5.3 SNI 03-2847-2002)


1 bw .s
Av _ min ……………………………………………….….…..(2.16)
3 fy

(Ps.13.5.5.4 SNI 03-2847-2002)


2
vs _ max f 'c .bw .d ……………………………………………….….…..(2.17)
3
(Ps.13.5.6.9 SNI 03-2847-2002)

Persyaratan tulangan geser :


1. Jika Vn < 0,5 Vc  Tanpa diperlukan tul geser
2. 0,50 Vc < Vn < Vc  Geser minimum
Ø Vs perlu = Ø 1/3 bw. d
Avmin = bw.s / 3.fy
smax ≤ d/2 ≤ 600 m
3. Jika Vc < Vn ≤ 3 Vc  Pakai tulangan geser
Ø Vs perlu = Vu - Ø Vc
Ø Vs ada = (Ø Av.fy.d)/s
smax ≤ d/2 ≤ 600 mm
4. Jika 3 Vc < Vn ≤ 5 Vc  Pakai tulangan geser
Ø Vs perlu = Vu - Ø Vc
Ø Vs ada = (Ø Av.fy.d)/s
commit to user
smax ≤ d/4 ≤ 300 mm
perpustakaan.uns.ac.id 17
digilib.uns.ac.id

5. Jika Vn > 5 Vc
Penampang diperbesar

Kuat geser untuk komponen struktur yang hanya dibebani tekan aksial
(Ps.13.3.1.2 SNI 03-2847-2002)

Nu f 'c
vc 1 .bw .d …………………………………...….(2.18)
14 Ag 6

2.2.4.11. Spasi Tulangan

Av . f y .d
Vs ………………………………………………………(2.19)
s
(Ps.13.5.6.2 SNI 03-2847-2002)
Spasi tulangan di sepanjang balok diluar zone sendi plastis
de
S max ………………………………………………………(2.20)
2

2.2.4.12. Panjang Tulangan Negatif

Wu
Vu Vu 2 4( xMn )
X
2
………………………………………………………(2.21)
Wu

Panjang tulangan negatif = X + de……………………………………..…(2.22)


de = Tinggi Efektif balok

2.2.4.13. Diagram Interaksi Kolom

Kapasitas penampang kolom beton bertulang dapat dinyatakan dalam bentuk


diagram interaksi P-M yang menunjukkan hubungan beban aksial dan momen
lentur pada kondisi batas. Setiap titik kurva menunjukkan kombinasi P dan M
sebagai kapsitas penampang terhadap suatu garis netral tertentu.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id

Gambar 2.3. Diagram Interaksi Aksial – Momen Pada Kolom ( P – M )


(Edward G. Nawy,P.E, 2008)

Kolom dinyatakan dapat memikul kombinasi beban apabila ketika diplotkan ke


dalam diagram P-M berada di dalam. Apabila ketika diplotkan berada di luar,
maka kolom dinyatakan tidak dapat menerima beban dan dapat menyebabkan
keruntuhan.

Untuk menentukan kombinasi P dan M perlu mempelajari terlebih dahulu sifat


diagram interaksi yang ada, karena titik-titik pada diagram tersebut tidak
semuanya harus dihitung dengan cara trial-error (iterasi). Adapun titik-titik
tersebut adalah ( wiryanto dewobroto, 2005):
1. Beban aksial tekan maksimum (( Pn-maks,Mn=0))
Pn-0=0,85fc’(Ag-Ast)+As.fy ……………………………………(2.23)
2. Beban aksial tekan maksimum yang diizinkan.
Pn maks = 0,8 P0 Mn = Pn maks.emin …………………………..…(2.24)
a 0,5h
cos 1
…………………………..…(2.25)
0,5h

h2
Ac sin cos commit to user
…………………………..…(2.26)
4
perpustakaan.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id

h 3 sin 3
y ………………………………(2.27)
Ac 12

Cc = 0,85fc’Ac ………………………………(2.28)
h h
Mn Cc y C s . yi Pn . ………………………………(2.29)
2 2
Mn = 0,65 x Mn ………………………………(2.30)

3. Beban lentur dan aksial pada kondisi balans, nilainya ditentukan dengan
mengetahui kondisi regangan beton εcu = 0,003 dan εs = εy = fy/Es

600
ab 1 .d ………………………………(2.31)
600 f y

1 a 0,5h
cos
0,5h

h2
Ac sin cos
4
h 3 sin 3
y
Ac 12

Cc = -0,85fc’Ac
Pnb Cc Fs ………………………………(2.32)

Pnb = 0,65 x Pnb ………………………………(2.33)


h h
Mn Cc y C s . yi Pn .
2 2
Mn = 0,65 x Mn

4. Beban lentur pada kondisi beban aksial nol, kondisi sperti balok.

1 a 0,5h
cos
0,5h

h2
Ac sin cos
4
h 3 sin 3
y
Ac 12 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id

Cc = -0,85fc’Ac
h h
Mn Cc y C s . yi Pn .
2 2
Mn = 0,65 x Mn

5. Beban aksial tarik maksimum,


n
Pn T Ast . f y ……...……………………………(2.34)
i 1

Kelima titik di atas adalah titik minimum yang harus ada pada kurva interaksi.
Jika perlu, ketelitian yang lebih baik dapat ditambahkan di titik lain. :
Di daerah keruntuhan tekan, yaitu di titik-titik di antara item 2 dan 3
Di daerah keruntuhan tarik, yaitu di titik-titik di antara item 3 dan 4

Jadi agar seimbang setiap penambahan titik pada kurva diperluakn dua buah titik,
yaitu untuk mengantisipasi dua kondisi keruntuhan yang terjadi. Untuk keperluan
pemrograman komputer, yaitu agar titik-titik pada kurva tersebut mudah
dimanipulasi maka titik-titik yang berisi data P dan M tersebut harus disimpan
dalam bentuk matrik array [n,2] dimana n = 5 + 2t. Adapun t adalah jumlah titik
tambahan di setiap daerah keruntuhan yang diperlukan.

2.2.5. Ketentuan-ketentuan Untuk Sistem Rangka Pemikul Momen


Menengah (SRPMM)

Detail penulangan komponen SRPMM harus memenuhi ketentuan-ketentuan


pasal 23.10.4 SNI 03-2847-2002, bila beban aksial tekan terfaktor pada komponen
struktur tidak melebihi 0,1.Ag.f’c. Bila beban aksial tekan terfaktor pada
komponen struktur melebihi 0,1.Ag.f’c, maka pasal 23.10.5 harus dipenuhi
kecuali bila dipasang tulangan spiral sesuai persamaan :
Ag f c'
s 0,45 .( 1) ………………………………………………………(2.35)
Ac fy
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id

Bila konstruksi pelat dua arah tanpa balok digunakan sebagai bagian dari sistem
rangka pemikul beban lateral, maka detail penulangannya harus memenuhi pasal
23.10.6 (Ps. 23.10.2 SNI 03-2847-2002).

Kuat geser rencana balok, kolom, dan konstruksi pelat dua arah yang memikul
beban gempa tidak boleh kurang dari :
1. Jumlah gaya lintang yang timbul akibat termobilisasinya kuat lentur nominal
komponen struktur pada setiap ujung bentang bersihnya dan gaya lintang
akibat beban gravitasi terfaktor.
2. Gaya lintang maksimum yang diperoleh dari kombinasi beban rencana
ternasuk pengaruh beban gempa, E. Dimana nilai E diambil sebesar dua kali
nilai yang ditentukan dalam peraturan perencanaan tahap gempa.
(Ps. 23.10.3 SNI 03-2847-2002).

Gambar 2.4. Gaya Lintang Rencana untuk SRPMM (SNI 03-2847-2002)


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 22
digilib.uns.ac.id

2.2.5.1. Balok

Kuat lentur positif komponen struktur lentur pada muka kolom tidak boleh lebih
kecil dari sepertiga kuat lentur negatifnya pada muka tersebut. Baik kuat lentur
negatif maupun kuat lentur positif pada setiap irisan penampang di sepanjang
bentang tidak boleh kurang dari seperlima kuat lentur yang terbesar yang
disediakan pada kedua ujung komponen struktur tersebut ( Ps. 23.10.4.1 SNI 03-
2847-2002).

Pada kedua ujung komponen struktur lentur tersebut harus dipasang sengkang
sepanjang jarak dua kali tinggi komponen struktur diukur dari muka perletakan ke
arah tengah bentang. Sengkang pertama harus dipasang pada jarak tidak lebih
daripada 50 mm dari muka perletakan. Spasi maksimum tidak boleh melebihi :
1. d/4,
2. Delapan kali diameter tulangan longitudinal terkecil,
3. 24 kali diameter sengkang dan
4. 300 mm ( Ps. 23.10.4.2 SNI 03-2847-2002).

Sedangkan sengkang harus dipasang di sepanjang bentang balok dengan spasi


tidak melebihi d/2. ( Ps. 23.10.4.3 SNI 03-2847-2002).

2.2.5.2. Kolom

Gaya aksial tekan berfaktor lebih besar dari 0,1.Ag.fc’(pasal 23.10.2 SNI 03-
2847-2002) dan ratio tulangan harus 0,01 < ρg < 0,08 (pasal 12.9 SNI 03-2847-
2002).
As
g ………………………………………………………(2.36)
Ag

Spasi maksimum sengkang ikat yang dipasang pada rentang lo dari muka

hubungan balok-kolom adalah So , spasi So tersebut tidak melebihi :


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id

1. Delapan kali diameter tulangan longitudinal terkecil,


2. 24 kali diameter sengkang ikat,
3. Setengah dimensi penampang terkecil komponen struktur, dan
4. 300 mm.

Panjang lo tidak boleh kurang daripada nilai terbesar berikut ini :

1. Seperenam tinggi bersih kolom,


2. Dimensi terbesar penampang kolom, dan
3. 500 mm ( Ps. 23.10.5.1 SNI 03-2847-2002).

Sengkang ikat pertama harus dipasang pada jarak tidak lebih daripada 0,5So dari
muka hubungan balok-kolom ( Ps. 23.10.5.2 SNI 03-2847-2002).

Spasi sengkang ikat pada sebarang penampang kolom tidak melebihi 2So. ( Ps.
23.10.5.4 SNI 03-2847-2002).

2.2.6. Visual Basic

Visual Basic berawal dari bahasa BASIC yang dikembangkan mulai tahun 1963.
BASIC adalah singkatan dari Beginner’s All Purpose Symbolic Instruction Code.
Sesuai namanya, bahasa BASIC dibuat untuk tujuan memudahkan pengguna agar
dapat dengan mudah mempelajari, membuat, dan mengembangkan program
komputer.

Visual Basic merupakan pengembangan lebih lanjut dari bahasa BASIC yang
dilakukan oleh Microsoft. Visual basic ditujukan sebagai perangkat untuk
membuat dan mengembangkan program secara cepat (Rapid Application
Development: RAD). Terutama jika menggunakan antarmuka berbasis Windows
(Graphical User Interface: GUI).

Visual Basic 1.0 merupakan versi pertama Visual Basic dan dirilis pada tahun
commituntuk
1991. Visual Basic 1.0 ditujukan to usersistem operasi Microsoft DOS.
perpustakaan.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id

Selanjutnya diteruskan dengan Visual Basic 2.0 di tahun 1992, versi 3.0 tahun
1993, versi 4.0 tahun 1995, versi 5.0 tahun 1997, versi 6.0 tahun 1998.

Visual Basic 6.0 sangat populer dan masih banyak dipakai hingga saat ini.
Sayangnya, dukungan terhadap Visual Basic 6 telah dihentikan oleh Microsoft
mulai bulan maret 2008. Namun, program yang dibuat Visual Basic 6 masih dapat
dijalankan pada sistem operasi terbaru, seperti Windows Server maupun Windows
Vista.

Visual Basic .NET diluncurkan februari 2002, merupakan penerus dari Visual
Basic 6 dan menggunakan platform .NET yang berbeda dengan visual basic
sebelumnya.

2.2.6.1. Integrated Development Environment ( IDE ) Visual Basic

Visual Basic memiliki lingkungan kerja untuk membuat aplikasi GUI (Graphical
User Interface). Visual Basic secara visual terdiri dari banyak menu, tombol,
frame, dialog, dan lain-lain seperti pada Gambar.2.5 yang memudahkan user
untuk membuat sebuah aplikasi.

Page Menu
tab bar Toolbar
Toolbox Solution
Explorer
Form
Window

Main area
Status Properties
bar Error
list
commit to user
Gambar 2.5. Interface pada Aplikasi Visual Basic 2008
perpustakaan.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id

1. Menu Utama
Menu utama Visual Basic yang terlihat pada Gambar 2.6 memiliki kegunaan
seperti menu aplikasi Windows lainnya. Proses menyimpan program, membuat
proyek baru, menjalankan program dan sebagainya dapat dilakukan dari menu ini.

Gambar 2.6. Tampilan Menu Utama Visual Basic 2008

Menu utama berisi fasilitas-fasilitas utama yang diperlukan dalam pembuatan


sebuah program aplikasi. Beberapa fungsi yang penting dan sering digunakan
seperti pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3. Menu utama Visual Basic


Menu Keterangan
File Berisi fasilitas untuk membuat project baru, menyimpan project,
membuka project, dan keluar dari IDE Visual Basic.
Edit Berisi fasilitas untuk melakukan editing atau perubahan pada kode
program, juga pengaturan form dan unit (ukuran, penempatan,
control dan sebagainya.
View Berisi fasilitas untuk mengatur tampilan IDE Visual Basic.
Misalnya pengaturan toolbar, form, dan unit.
Project Berisi fasilitas yang berkaitan dengan properti dan project,
misalnya menambahkan atau memisahkan form dan unit dari
sebuah project.
Build Membuat project form baru.
Debug Berisi fasilitas untuk menjalankan aplikasi
Data Berisi fasilitas untuk mengetahui data source.
Format Berisi fasilitas untuk pengaturan tampilan form.
Tools Berisi fasilitas untuk melakukan pengaturan direktori, library, path
penyimpan file-file penting dalam Visual Basic, dan tools yang
bekerja sama dengan Visual Basic.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 26
digilib.uns.ac.id

Window Berisi fasilitas untuk berpindah dari satu jendela kerja ke jendela
kerja yang lain dalam IDE Visual Basic.
Help Berisi fasilitas untuk meminta bantuan atau keterangan tentang
Visual Basic.

2. Form dan Unit


Form dan Unit adalah bagian terpenting dari perancangan sebuah aplikasi pada
Visual Basic seperti pada Gambar 2.7, berfungsi untuk menampung komponen-
komponen visual yang merupakan bagian dari sebuah aplikasi. Unit seperti pada
Gambar 2.8, berfungsi untuk menuliskan kode program dari masing-masing
komponen di dalam form, sehingga masing-masing komponen dalam form dapat
saling berinteraksi dan bekerjasama sebagai sebuah program aplikasi yang
berjalan sempurna.

Gambar 2.7. Tampilan Form Baru

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id

Gambar 2.8. Tampilan Unit Baru

3. Toolbox
Toolbox merupakan kotak perangkat yang berisi kumpulan tombol objek atau
kontrol untuk mengatur desain dari aplikasi yang akan dibuat. Fungsi masing-
masing kontrol yang dapat ditambahkan pada form yaitu :

Tabel 2.4. Tabel Fungsi ToolBox


Kontrol Fungsi
Pointer Memilih, mengatur ukuran, dan memindahkan posisi kontrol
yang terpasang pada bagian form.
Button Menambahkan kontrol tombol perintah.
CheckBox Menambahkan kotak periksa.
CheckListBox Sebagai wadah atau tempat untuk perletakan beberapa
komponen checkbox.
ComboBox Menambahkan kontrol kotak combo yang merupakan kontrol
gabungan antara TextBox dan ListBox.
Date TimePicker Menambahkancommit
kontroltosebagai
user kontrol pencacah waktu.
perpustakaan.uns.ac.id 28
digilib.uns.ac.id

Label Menambahkan label atau text tambahan.


LinkLabel Menambahkan tautan di dalam label.
ListBox Menambahkan kontrol daftar pilihan.
ListView Memberikan sebuah pilihan untuk berbentuk seperti sebuah
list kepada user.
MaskedTextBox Untuk membedakan pilihan yang tepat dan tidak tepat kepada
user.
MonthCalendar Menampilkan kalender bulanan, dan user bisa memilih
tanggal.
NotifyIcon Memberikan icon di area pemberitahuan disebelah kanan
windows taskbar selama program berjalan.
NumericUpDown Menampilkan nilai numerik tunggal bahwa pengguna dapat
kenaikan dan penurunan dengan memencet tombol up and
down pada kontrol.
PictureBox Menampilkan file gambar.
ProgressBar Untuk menampilkan progress atau jalannya program.
RadioButton Memberikan pilihan kepada user terhadap banyak jenis
kemungkinan, bisa lebih dari dua kemungkinan.
RichTextBox Menyediakan tampilan muka teks dan fitur pengeditan entri
seperti karakter dan format paragraph.
TextBox Menambahkan kotak teks.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id

Gambar 2.9. Tampilan Toolbox

4. Solution Explorer
Solution Explorer merupakan suatu kumpulan module atau merupakan program
aplikasi itu sendiri. Dalam Visual Basic, file project disimpan dengan nama
berakhiran .VB, dimana file ini berfungsi untuk menyimpan seluruh komponen
program.

Secara otomatis project akan diisi dengan objek Form1 ketika membuat program
aplikasi baru. Dalam jendela Solution Explorer ditampilkan suatu struktur hierarki
dari project itu sendiri yang berisi semua item yang terkandung di dalamnya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id

View
Designer
Properties
View Code
Refresh
Code
Show All
files

Gambar 2.10. Tampilan Solution Explorer

Tabel 2.5. Tabel Properties


Nama Fungsi
Properties Untuk menampilkan jendela properties.
Show All Files Menampilkan semua file dalam aplikasi yang sedang dibuat.
Refresh Untuk merefresh Solution Explorer
View Code Menampilkan jendela kode yang digunakan utnuk menulis kode
program yang terhubung dengan objek terpilih pada jendela
form.
View Designer Melihat desain tampilan form.

5. Properties
Jendela properties merupakan sebuah jendela yang digunakan untuk menampung
nama properti suatu kontrol. Pengaturan properti pada program Visual Basic
merupakan hal yang sangat penting utnuk membedakan objek yang satu dengan
yang lainnya. Pada jendela properti ditampilkan jenis dan nama objek yang dipilih
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id

berdasar abjad pada tab alphabetic atau berdasarkan kategori pada tab
categorized.

Gambar 2.11. Tampilan Properties

2.2.6.2. Tipe Data Dalam Visual Basic

Secara umum isi dari data berupa angka maupun karakter. Dalam merancang
sebuah program aplikasi tidak terlepas dari pengolahan data. Kita tidak hanya
dapat menggunakan tipe data string dan integer karena VB mendukung beberapa
jenis tipe data lainnya. Setiap jenis data memiliki jangkauan nilai (Range) masing-
masing, sebagai contoh nilai maksimal dari tipe data integer adalah
2.147.483.647, apbila kita mengisi sebuah variabel yang bertipe data integer
melebihi nilai maksimal ini maka Visual Basic 2008 akan mengeluarkan pesan
kesalahan.

Berikut beberapa jenis tipe data yang didukung oleh Visual Basic, berikut
jangkauan nilai yang didukungnya.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 32
digilib.uns.ac.id

Tabel 2.6. Tabel Jenis Data


Tipe Data Range
Boolean Tipe data ini hanya boleh diisi oleh dua buah nilai yaitu True
(Benar) dan False (Salah). Contoh :
Dim hasil as Boolean
Hasil = true

Byte 0 s/d 255


Char Tipe data ini hanya boleh diisi oleh sebuah karakter
(Unicode), bisa alphabet maupun angka. Tambahan karakter c
ketika mendeklarasikan Char, Contoh:
Dim nilai as char
nilai = ”A”c

Date Merupakan tipe data Visual Basic yang merupakan nilai


sebuah tanggal dan waktu, dengan jangkauan tanggal 1
Januari 0001 s/d 31 Desember 9999. Pergunakan karakter #
untuk mengisi tipe data date, sperti dibawah ini :
Dim tgl as date
tgl = #9/16/2008 19:02:55#

Pada contoh di atas kita mendeklarasikan satu buah variabel


dengan tipe data Date bernama tgl, kemudian mengisi variabel
tgl dengan nilai #9/16/2008 19:02:55# (#bulan/hari/tahun
jam/menit/detik#).
Decimal 0 s/d +/-79.228.162.514.264.337.593.543.950.335 (tanpa
bilangan desimal di belakang koma) atau 0 s/d +/-
7,9228162514264337593543950335 (dengan bilangan
desimal di belakang koma maksimal 28 angka, Contoh :
Dim nilai as as Decimal
nilai = 100,5

Double -1,79769313486231570E+308 s/d


1,79769313486231570E+308 (untuk bilangan positif)
Integer -2.147.483.648 s/d 2.147.483.647
Long -9.223.372.036.854.775.808 s/d 9.223.372.036.854.775.807
Sbyte -128 s/d 127
Short -32.768 s/d 32.767
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id

Single -3,4028235E+38 s/d -1,401298E-45 (untuk bilangan negatif)


atau 1,401298E-45 s/d 3,4028235E+38 (untuk bilangan
positif)
String 0 s/d 2 juta karakter (Unicode) bisa huruf, angka, atau karakter
yang tidak umum lainnya, contoh :
Dim nilai as String
nilai = ”visual basic 2008”

Uinteger 0 s/d 4.294.967.295


Ulong 0 s/d 18.446.744.073.709.551.615 (1.8...E+19)
Ushort 0 s/d 65.535

2.2.6.3. Kode Program

Kode program adalah otak dari aplikasi yang memerintahkan apa saja yang harus
dilakukan oleh aplikasi yang dibuat oleh programmer, seperti melakukan
perhitungan, menampilkan komponen tertentu, melakukan tugas tertentu dan
sebagainya. Untuk menulis kode program ini, dilakukan pada kode editor.

Kode program yang biasa dipakai pada bahasa Visual Basic dibagi menjadi
beberapa bagian.

1. Percabangan
Percabangan terjadi jika program harus memilih salah satu dari sekian banyak
pilihan yang tersedia. Pilihan biasanya didasarkan pada benar/salah dari kondisi
tertentu. Artinya, percabangan menggunakan tipe data Boolean dengan
melibatkan kondisi True (benar) atau False (salah).

Dengan Visual Basic, percabangan dilakukan dengan perintah if else dengan


syntax berikut :
If condition Then
statement
[Elself condition-n Then
statement]
[Else commit to user
statement]
perpustakaan.uns.ac.id 34
digilib.uns.ac.id

End If

a. Percabangan Tunggal
Syntax percabangan tunggal :
If condition Then
statement
End If

b. Percabangan Dua Pilihan


Syntax percabangan Dua Pilihan :
If condition Then
statement
Else
statement
End If

c. Percabangan Banyak Pilihan (Multiple Choice)


Syntax percabangan Banyak Pilihan (Multiple Choice):
If condition Then
statement
Elself condition Then
statement
Elself condition Then
statement
.................
Else
statement
End If

Sedangkan jika menggunakan perintah select case, syntaxnya :


Select Case testexpression
Case expressionlist
statement
Case expressionlist
statement
.........
[Case Else]
[statemenr]
End Select

d. Percabangan AND dan OR


Pernyataan If selain digunakan untuk membandingkan sebuah nilai, juga dapat
dipergunakan untuk membandingkan beberapa buah nilai dengan tujuan untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 35
digilib.uns.ac.id

memperbanyak proses penyeleksian. Untuk keperluan ini, kita harus


menambahkan keyword And dan Or pada pertnyataan If.
If kriteria 1[[[And|Or] kriteria2]..]Then
Pernyataan-pernyataan
End If

2. Perulangan
Perulangan digunakan untuk mengulang kode program (repetition, looping,
recursive). Selama kondisi memenuhi, kode dalam statements akan diulang terus-
menerus hingga kondisi tidak lagi memenuhi. Jika terjadi kesalahan dalam
penulisan kode, looping tidak akan berhenti dan menimbulkan error.

Dalam Visual Basic 2008 terdapat empat buah perintah yang dapat digunakan
untuk perulangan. For Next, Do Until, Do While, dan For Each. Setiap
perulangan mempunyai kelebihan masing-masing, sehingga dapat dipilih sesuai
dengan masalah yang dihadapi.

a. For Next
Loop dengan perintah For Next cocok digunakan untuk perulangan dengan jumlah
yang pasti. Misalnya untuk menampilkan kotak dialog sebanyak empat kali.
Misalnya untuk menampilkan kode dialog sebanyak empat kali seperti kode di
bawah ini :
Sub Main()
Dim x as Integer
For x = 1 to 4
Console.WriteLine(”Pernyataan ini diulang”)
Next x
Console.Readkey()
End Sub

b. Do While
Loop dengan Do While cocok digunakan pada perulangan yang terjadi selama
kondisi tertentu memenuhi. Selama kondisi memenuhi, kode akan dijalankan
terus.
Sub Main
Dim x as integer commit to user
X=1
perpustakaan.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id

Do While x <>5
Console.WriteLine(”Pernyataan ini diulang”)
x = x+1
Loop
Console.Readkey()
End Sub

c. Do Until
Loop dengan Do Until cocok digunakan pada perulangan yang terjadi hingga
kondisi memenuhi. Selama kondisi tidak memenuhi, loop akan dijalankan terus.
Sub Main
Dim x as integer
X=1
Do x <>5
Console.WriteLine(”Pernyataan ini diulang”)
x = x+1
Loop Until
Console.Readkey()
End Sub

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tinjauan Umum

Program Perhitungan Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa yang diberi nama
QuakeCon dibuat dengan menggunakan dasar SNI 03-2847-2002 dengan bantuan
program bahasa Visual Basic untuk pembuatan programnya. Pembuatan program
dengan memodelkan/menterjemahkan perhitungan struktur beton bertulang tahan
gempa ke dalam bahasa pemrograman berdasarkan peraturan dan batasan-batasan
yang ditentukan di dalam SNI 03-2847-2002. Melakukan uji validasi program
sebelum program dikompilasi dan didokumentasikan.

3.2. Sistematika Pembuatan Program

a. Flow Chart
Langkah-langkah untuk membuat program QuakeCon dijelaskan dalam diagram
alir pada gambar 3.1 berikut :

commit to user

37
perpustakaan.uns.ac.id 38
digilib.uns.ac.id

Mulai

Manual perhitungan struktur


beton bertulang tahan gempa
dan pemodelan

Pembuatan Algoritma perhitungan


struktur beton bertulang tahan gempa

Tidak Pemodelan perhitungan struktur beton


bertulang tahan gempa

Validasi
Program

Ya
Kompilasi

Pembahasan dan
dokumentasi program

Pembuatan laporan

Selesai

Gambar 3.1. Diagram alir pembuatan program

3.3. Memulai Pemodelan


Pemodelan dimulai dengan mengumpulkan berbagai landasan teori, metode yang
akan digunakan, bahasa computer yang digunakan, serta berbagai hal yang
menunjang pemodelan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 39
digilib.uns.ac.id

3.4. Manual Perhitungan Struktur Beton Bertulang Tahan


Gempa dan Pemodelan
Pada tahap kedua setelah melakukan pengumpulan dasar teori dan metode yang
akan digunakan maka tahap selanjutnya adalah melakukan perhitungan struktur
beton bertulang tahan gempa secara manual, yaitu dengan melakukan perhitungan
struktur beton bertulang tahan gempa sesuai dengan metode yang telah ditentukan
secara manual. Setelah melakukan perhitungan secara manual maka tahap
selanjutnya adalah melakukan studi pemodelan guna mengetahui dan memahami
alur perhitungan dari metode yang digunakan.

3.5. Pembuatan Algoritma


Algoritma program dibuat berdasarkan alur langkah demi langkah dari
perhitungan manual perhitungan struktur beton bertulang tahan gempa sesuai
dengan metode yang sudah ditentukan. Algoritma disusun secara bertahap dengan
memperhatikan alur dari manual perhitungan struktur beton bertulang tahan
gempa dan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pada hasil program yang akan
dihasilkan.

3.6. Pemodelan Perhitungan Struktur Beton Bertulang Tahan


Gempa dan Pemodelan
Pembuatan program (pemodelan) dilakukan berdasarkan algoritma yang sudah
dibuat dengan bahasa program. Program dibuat dengan pertimbangan kemudahan
dalam penggunaannya, sehingga sebisa mungkin mudah untuk digunakan.

3.7. Validitas Program


Setelah software tersusun dengan baik, dilakukan validasi dengan perhitungan
struktur beton bertulang tahan gempa secara manual (yang dianggap valid dan
100% benar) untuk melihat perbedaan hasil dari kedua proses tersebut baik
menggunakan software maupun manual. Jika terjadi kesalahan hasil akhir,
kemungkinan terjadi kesalahan pada software, sehingga dilakukan proses
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 40
digilib.uns.ac.id

debugging (pencarian kesalahan pada logika program) untuk mencari kesalahan


yang ada.

3.8. Kompilasi Program


Program yang telah selesai dibuat dan dievaluasi, kemudian dibuat program
kompilasinya atau diubah menjadi bahasa mesin sehingga program dapat berjalan
tanpa bantuan program visual basic. Progam yang sudah dikompilasi dapat
dengan mudah di distribusikan kepada pengguna dengan bantuan instalasi yang
sudah disediakan.

3.9. Pembahasan dan Dokumentasi Program


Program yang telah dikompilasi perlu untuk dibahas guna untuk merunut
kekurangan-kekurangan yang ada pada program tersebut sehingga tidak menutup
kemungkinan untuk melakukan pengembangan dan penyempurnaan program di
waktu mendatang. Dokumentasi program sangat dibutuhkan guna memudahkan
pengembang program dalam proses menyempurnakan dan merubah tampilan
interface program.

3.10. Pembuatan Laporan


Pembuatan laporan dibuat guna mensosialisasikan program QuakeCon kepada
para pengguna dibidang teknik sipil maupun masayrakat umum.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB 4
PERANCANGAN PROGAM

4.1. Pola Dasar Program

Program komputer meruapakan suatu proses pengolahan data, dimana proses


pengolahan data tersebut terdiri dari tiga bagian pokok sehingga program tersebut
dapat berjalan. Bagian Input data, pengolahan data, dan output data.

Input Data Pengolahan Data Output Data

Gambar 4.1. Proses Pengolahan Data

Dalam suatu proses, input data merupakan besaran yang diperlukan sebagai
sumber masukan. Cara masukan data yang akan diproses pada komputer ada
beberapa macam, antara lain yang paling sering dan umum digunakan adalah
dengan papan ketik (keyboard).

Proses merupakan rangkaian-rangkaian penggunaan persamaan yang


penulisannya berdasarkan aturan dari bahasa program yang digunakan. Rangkaian
tersebut akan diubah menjadi bahasa mesin oleh bagian pengubah bahasa pada
komputer (compiler) sehingga dapat dimengerti oleh komputer untuk diproses.
Output adalah hasil akhir proses pengolahan suatu data, penampilannya dapat
dilakukan dengan cara :
a. Penampilan akhir pada layar komputer.
b. Penampilan akhir pada kertas dengan menggunakan printer.

commit to user

41
perpustakaan.uns.ac.id 42
digilib.uns.ac.id

4.2. Langkah-Langkah Pembuatan Program Yang Efektif

Pembuatan program memerlukan susunan tata urutan yang baik. Dengan tata
urutan yang baik akan memudahkan dalam proses pengolahan data. Tata urutan
pembuatan perangkat lunak diantaranya:
a. Memikirkan apa yang akan dilakukan sebelum kode-kode program ditulis dan
membuat flowchart secara umum, kemudian merincinya kedalam flowchart-
flowchart.
b. Membuat program dapat bekerja saat pertama dijalankan, sehingga tidak perlu
mencari kesalahan progam.
c. Menghindari membuat program lebih rumit dari yang diperlukan karena dapat
membuat lebih banyak kesulitan/kesalahan pada saat program dijalankan.
d. Membuat modular program, yaitu program yang terpisah-pisah tiap-tiap
langkah atau tiap-tiap objectnya, karena programyang demikian lebih mudah
untuk diperiksa kesalahannya (debug).
e. Mempergunakan banyak tools untuk mengurangi banyak pekerjaan yang
diperlukan untuk membuat program dan meningkatkan kemampuan hasil
akhir program.
f. Mempergunakan kembali kode-kode yang telah dibuat, yaitu kode-kode yang
dapat bekerja dengan baik.
g. Membuat sedikit mungkin kode untuk menyelesaikan masalah.
h. Menuliskan banyak keterangan (catatan kecil) untuk kode program yang
rumit, sehingga dapat diketahui fungsi program tersebut.

4.3. Konfigurasi Hardware

Visual Studio merupakan perangkat lunak (program) yang berjalan diatas sistem
operasi windows. Dalam pembuatan skripsi ini bahasa pemrograman yang
digunakan adalah Visual Basic.Net 2008. Adapun perangkat keras (Hardware)
yang dibutuhkan untuk mengoperasikan program QuakeCon adalah sebagai
berikut :
commit
a. Satu unit Portable Computer (PC) atautolaptop
user dengan konfigurasi minimal :
perpustakaan.uns.ac.id 43
digilib.uns.ac.id

- Untuk komputer 32-bit :


- Windows 2000 Service Pack 4, Windows XP Service Pack 2, Windows
Server 2003 Service Pack 1, atau Windows Vista3,4
- Untuk komputer 64-bit :
- Windows Server 2003 Service Pack 1 x64 editions
- Windows XP Professional x64 Edition
c. RAM 256 (512 disarankan)
d. Monitor dengan resolusi minimal 800x600 atau yang lebih tinggi
e. Keyboard,CD-Rom Drive dan Mouse.
f. Hard disk yang dibutuhkan 2,8 GB.

4.4. Struktur Program

Untuk mendapatkan sebuah program komputer yang baik maka program tersebut
harus mudah digunakan. Pada perancangan program perhitungan struktur beton
tahan gempa menggunakan prinsip perancangan program SDI (Single Document
Interface), dimana form berdiri sendiri sesuai kebutuhan yang dipakai. Program
yang baik juga memberikan keperluan-keperluan dasar pengguna, seperti
menyimpan (save), membaca data (open), mencetak hasil (print) sehingga
program tersebut merupakan suatu lingkungan yang terpadu.

Ciri lain program yang baik adalah cara memasukkan data yang mudah dan
terkendali sehingga pengguna tidak salah dalam memasukkan data. Untuk itu
pemasukan data harus dilengkapi dengan fasilitas penanganan kesalahan (error
handler) yang baik. Program perhitungan struktur beton tahan gempa ini dicoba
dirancang sesuai kriteria tersebut. Walaupun masih banyak kekurangan dan
perbaikan yang diperlukan. Program ini mempunyai struktur yang mudah
digunakan (user friendly). Program ini terdiri dari beberapa form, yaitu:
1. Form About
2. Form Password
3. Form Induk
4. Form Data Balok commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 44
digilib.uns.ac.id

5. Form Tulangan
6. Form Geser Balok
7. Form Hasil Balok
8. Form Data Kolom
9. Form Hasil Kolom
10. Form Detail Kolom
11. Form Diagram PM
12. Form Help

Form Induk
1. File
2. Bantuan

Pilih

File Bantuan
1. Open 1. Bantuan
2. Exit

Pilih

Exit Open
1. Balok
2. Kolom
3. Diagram PM

Pilih

Balok Kolom Diagram PM

Data Data
Balok Kolom

Tulangan
Hasil
Kolom
Geser

Detail
Hasil Kolom
Balok

commit
Gambar 4.2. Struktur to user
Menu Program QuakeCon
perpustakaan.uns.ac.id 45
digilib.uns.ac.id

4.5. Variabel Kerja

Berdasarkan pada tinjauan literature dan penelitian ditentukan variabel-variabel


yang dipergunakan di dalam penyusunan program. Variabel-variabel program
tersebut berjenis string (0 sampai dengan 2 juta karakter/Unicode bisa huruf,
angka, atau karakter yang tidak umum lainnya), integer (range -2.147.483.648 s/d
2.147.483.647), single (range -3,4028235E+38 ~ -1,401298E-45 (untuk bilangan
negatif) atau 1,401298E-45 ~ 3,4028235E+38 (untuk bilangan positif)), array.
Variabel-variabel tersebut disajikan dalam tabel 4.1-4. Berikut ini :

Tabel 4.1. Daftar variabel kerja pada form password.


No Nama Variabel Tipe Data Keterangan
1 id string
2 pass string

Tabel 4.2. Daftar variabel kerja pada form data balok.


No Nama Variabel Tipe Data Keterangan
1 namaproyek string
2 perencana string
3 lbrblk string
4 tggblk string
5 pjgblk string
6 dblk string
7 fcblk string
8 fyblk string
9 aksialblk string
10 Mu1blk string
11 Mu2blk string
12 Mu3blk string
13 Mu4blk string
14 Mu5blk string
15 vublk string
16 sengkang string
17 tebal_lapisan commit to user
string
perpustakaan.uns.ac.id 46
digilib.uns.ac.id

18 wu string
Variabel ini digunakan
19 keyascii integer untuk pengecekan data
masukan
20 Cekdata1 boolean
21 Cekdata2 boolean
22 Cekdata3 boolean
23 Cekdata4 boolean
24 Cekdata5 boolean
25 Cekdata6 boolean
26 Cekdata7 boolean
27 Cekdata8 boolean Variabel-variabel ini
digunakan untuk pengecekan
28 Cekdata9 boolean
data masukan
29 Cekdata10 boolean
30 Cekdata11 boolean
31 Cekdata12 boolean
32 Cekdata13 boolean
33 Cekdata14 boolean
34 Cekdata15 boolean
35 Cekdata16 boolean
36 as_min1 decimal
37 as_min2 decimal
38 as_min3 decimal
39 as_min4 decimal
40 as_min5 decimal

Tabel 4.3. Daftar variabel kerja pada form tulangan balok.


No Nama Variabel Tipe Data Keterangan
Variabel ini digunakan
1 keyascii integer untuk pengecekan data
masukan
2 Cekdata1 boolean

3 Cekdata2 boolean

4 Cekdata3 boolean

5 Cekdata4 boolean Variabel-variabel ini


digunakan untuk pengecekan
6 Cekdata5 boolean
data masukan
7 Cekdata6 boolean

8 Cekdata7 boolean

9 Cekdata8 commitboolean
to user
perpustakaan.uns.ac.id 47
digilib.uns.ac.id

10 Cekdata9 boolean Variabel-variabel ini


digunakan untuk pengecekan
11 Cekdata10 boolean
data masukan
12 dim_tul1 string

13 dim_tul12 string

14 dim_tul2 string

15 dim_tul22 string

16 dim_tul3 string
‘0,’6,’8,’10,’12,’14,’16,’
17 dim_tul32 string 19,’22,’25,’28,’32

18 dim_tul4 string

19 dim_tul42 string

20 dim_tul5 string

21 dim_tul52 string

22 n_tul1 string

23 n_tul12 string

24 n_tul2 string

25 n_tul22 string

26 n_tul3 string

27 n_tul32 string

28 n_tul4 string

29 n_tul42 string

30 n_tul5 string

31 n_tul52 string

32 As_ada1 string

33 As_ada2 string

34 As_ada3 string

35 As_ada4 string

36 As_ada5 string

As_real1 decimal Luas tulangan yang


37
terpasang
38 As_real2 decimal

39 As_real3 decimal

40 As_real4 decimal

41 As_real5 decimal

42 d_real1 decimal Jarak d yang terpakai


43 d_real2 decimal

44 d_real3 decimal

45 d_real4 decimal

46 d_real5 decimal
commit to user
47 a1 decimal Tinggi blok desak ekivalen
perpustakaan.uns.ac.id 48
digilib.uns.ac.id

48 a2 decimal

49 a3 decimal
Tinggi blok desak ekivalen
50 a4 decimal

51 a5 decimal

52 phi_Mn1 decimal

53 phi_Mn2 decimal
phi_Mn3 decimal Momen nominal yang telah
54
direduksi
55 phi_Mn4 decimal

56 phi_Mn5 decimal

57 As_min1 decimal

58 As_min2 decimal
As_min3 decimal Persyaratan tulangan
59
minimum yang dipakai
60 As_min4 decimal

61 As_min5 decimal

62 As_min11 decimal

63 As_min12 decimal

64 As_min21 decimal

65 As_min22 decimal

66 As_min231 decimal
Persyaratan tulangan
67 As_min32 decimal minimum

68 As_min41 decimal

69 As_min42 decimal

70 As_min51 decimal

71 As_min52 decimal

72 m1 Integer

73 m2 Integer
m3 Integer Jumlah tulangan maksimum
74
per baris
75 m4 Integer

76 m5 Integer

77 n1 Integer

78 n2 Integer

79 n3 Integer Jumlah baris tulangan


80 n4 Integer

81 n5 Integer

82 rho_min1 decimal

83 rho_min2 decimal
Persyaratan ρmin
84 rho_min3 decimal

85 rho_min4 commitdecimal
to user
perpustakaan.uns.ac.id 49
digilib.uns.ac.id

86 rho_min5 decimal Persyaratan ρmin


87 rho_min11 decimal

88 rho_min12 decimal

89 rho_min21 decimal

90 rho_min22 decimal

91 rho_min31 decimal
Persyaratan ρmin
92 rho_min32 decimal

93 rho_min41 decimal

94 rho_min42 decimal

95 rho_min51 decimal

96 rho_min52 decimal

97 rho1 decimal

98 rho2 decimal

99 rho3 decimal ρ yang ada


100 rho4 decimal

101 rho5 decimal

102 rho_1 decimal

103 rho_2 decimal

104 rho_3 decimal ρ yang dipakai


105 rho_4 decimal

106 rho_5 decimal

107 rho_b1 decimal

108 rho_b2 decimal

109 rho_b3 decimal Persyaratan ρ


110 rho_b4 decimal

111 rho_b5 decimal

112 dt1 decimal

113 dt2 decimal

114 dt3 decimal

115 dt4 decimal

116 dt5 decimal

117 beta1 decimal Koefisien 1

118 dim_pakai1 Integer

119 dim_pakai2 Integer


dim_pakai3 Integer Diameter tulangan terbesar
120
yang dipakai
121 dim_pakai4 Integer

122 dim_pakai5 Integer

min commitDecimal
to user Untuk mencari nilai
123
minimal phi_Mn
perpustakaan.uns.ac.id 50
digilib.uns.ac.id

max Decimal Untuk mencari nilai


124
maksimal phi_Mn
125 Mn1 Decimal

126 Mn2 Decimal


Mn3 Decimal Momen nominal tulangan
127
yang terpasang
128 Mn4 Decimal

129 Mn5 Decimal

130 vu Decimal

131 vu_eks Decimal

132 vn_eks Decimal

133 vs1 Decimal

134 vsmaks1 Decimal

135 vtot_eks Decimal

136 vu_eks_pakai Decimal

137 vu_in Decimal

138 vn_in Decimal

139 vs2 Decimal

140 vsmaks2 Decimal

141 vtot_in Decimal

142 vg Decimal

143 vu_in_pakai Decimal

144 Vc1 Decimal

145 Vc2 Decimal

146 spasi_maks String

147 min_de decimal

148 av decimal

149 av_min1 decimal

150 av_min2 decimal

151 vs_ada1 decimal

152 vs_ada2 decimal

Tabel 4.4. Daftar variabel kerja pada form geser balok.


No Nama Variabel Tipe Data Keterangan
1 Vn1 string
2 Vc1 string
3 Vs1 string
4 Vs_maks1 string
5 diam_vc1 commit to user
string
perpustakaan.uns.ac.id 51
digilib.uns.ac.id

6 jum1 string
7 spasi_geser1 string
8 spasi_maksimum1 string
9 spasi_geser12 string
10 Vn2 string
11 Vc2 string
12 Vs2 string
13 Vs_maks2 string
14 diam_vc2 string
15 jum1 string
16 spasi_geser2 string
17 spasi_maksimum2 string
18 spasi_geser22 string
19 spasi_maks3 string
20 hoops string
21 hslhoops1 string
22 hslhoops2 string
23 hslhoops3 string
24 spasihoops string
25 KeyAscii Integer
26 pjg_tul1 decimal Panjang tulangan memanjang
27 pjg_tul2 decimal

28 tul_min1 string Keterangan panjang minimal


tulangan belok
29 tul_11 integer Diameter Tulangan yang
dipakai
30 tul_12 integer

Tabel 4.5. Daftar variabel kerja pada form data kolom.


No Nama Variabel Tipe Data Keterangan
1 NamaProyek string
2 Perencana string
3 diameter_kolom string
4 d_efektif string
5 panjang_kolom string
6 tinggi_balok string
7 Mpr_balok string
8 fc_kolom string
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 52
digilib.uns.ac.id

9 fy_kolom string
10 tebal_lapisan string

11 dimtul_kolom string ‘0,’6,’8,’10,’12,’14,’16,’


19,’22,’25,’28,’32
12 ntul string

13 dim_sengkang string ‘0,’6,’8,’10,’12,’14,’16,’


19,’22,’25,’28,’32
14 aksial_kolom string
15 mu_kolom string
16 vu string
17 y(100) decimal Array untuk koordinat y
18 f(100) decimal
19 esi(100) decimal
20 Atul(100 decimal
21 h Single
22 d1 Single
23 n_tul Single

24 D_tul Single ‘0,’6,’8,’10,’12,’14,’16,’


19,’22,’25,’28,’32
25 n_layer Single
26 nbar Single
27 d decimal
28 titik_PM(100, 3) string
29 red_PM(100, 3) string
30 nttk_kurva decimal
31 ttk_tbh decimal
32 ag decimal
33 Ast decimal
34 batas decimal
35 Persen_Tul decimal
36 TipeKol decimal
37 fc decimal
38 fy decimal
39 Cc decimal
40 y0 decimal
41 Mn decimal
42 red_k decimal
43 red_b decimal
44 red decimal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 53
digilib.uns.ac.id

45 Pn0 decimal
46 PnMax decimal
47 Pnb decimal
48 Mnb decimal
49 Mn0 decimal
50 Mnmin decimal
51 P decimal
52 Pn decimal
53 PnT decimal
54 ac decimal
55 x decimal
56 teta1 decimal
57 y_ decimal
58 xa decimal
59 ya decimal
60 xb decimal
61 c decimal
62 a decimal
63 yb decimal
64 residu decimal
65 KeyAscii integer
Variabel-variabel ini
66 Cekdata1 boolean digunakan untuk pengecekan
data masukan
67 Cekdata2 boolean
68 Cekdata3 boolean
69 Cekdata4 boolean
70 Cekdata5 boolean
71 Cekdata6 boolean
72 Cekdata7 boolean
73 Cekdata8 boolean
74 Cekdata9 boolean
75 Cekdata10 boolean
76 Cekdata11 boolean
77 Cekdata12 boolean
78 Cekdata13 boolean
79 Cekdata14 boolean

jum integer Jumlah tulangan yang


80 commit to user dipasang
perpustakaan.uns.ac.id 54
digilib.uns.ac.id

81 jum2 integer
82 LuasTul decimal
83 Beta1 decimal
84 fSteel decimal
85 Es integer
86 d single
87 cb single Untuk menghitung balans
88 ab single
Mencari sudut untuk
89 Arccos single penempatan tulangan pada
penampang lingkaran
90 phi1 single Menghitung LayerTul Kol
Bulat
91 teta1 single
92 alfa single
93 r single
94 k single

95 ymax0 integer Koordinat x dan y diagram


PM
96 ymin0 integer
97 xmin0 integer
98 xmax0 integer
99 ymax integer
100 ymin integer
101 xmin integer
102 xmax integer
103 vc decimal Untuk mencari geser kolom
104 vn decimal
105 bwd decimal
106 vcbwd decimal
107 vu_data decimal
108 vu_pakai decimal
109 vu_kap decimal
110 vs decimal
111 av decimal
112 av_min decimal

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 55
digilib.uns.ac.id

Tabel 4.6. Daftar variabel kerja pada form Diagram PM.


No Nama Variabel Tipe Data Keterangan
1 diameter_kolom string
2 d_kolom string
3 jumlah_tul string

4 diam_tul string ‘0,’6,’8,’10,’12,’14,’16,’


19,’22,’25,’28,’32
5 fc_kolom string
6 fy_kolom string
7 Pu_kolom string
8 Mu_kolom string
9 y(100) decimal
10 f(100) decimal
11 esi(100) decimal
12 Atul(100 decimal
13 h Single
14 d1 Single
15 n_tul Single
16 D_tul Single
17 n_layer Single
18 nbar Single
19 d decimal
20 titik_PM(100, 3) string
21 red_PM(100, 3) string
22 nttk_kurva decimal
23 ttk_tbh decimal
24 ag decimal
25 Ast decimal
26 batas decimal
27 Persen_Tul decimal
28 TipeKol decimal
29 fc decimal
30 fy decimal
31 Cc decimal
32 y0 decimal
33 Mn decimal
34 red_k decimal
35 red_b commit to user
decimal
perpustakaan.uns.ac.id 56
digilib.uns.ac.id

36 red decimal
37 Pn0 decimal
38 PnMax decimal
39 Pnb decimal
40 Mnb decimal
41 Mn0 decimal
42 Mnmin decimal
43 P decimal
44 Pn decimal
45 PnT decimal
46 ac decimal
47 x decimal
48 teta1 decimal
49 y_ decimal
50 xa decimal
51 ya decimal
52 xb decimal
53 c decimal
54 a decimal
55 yb decimal
56 residu decimal
57 KeyAscii integer
58 Cekdata1 boolean
59 Cekdata2 boolean
60 Cekdata3 boolean
61 Cekdata4 boolean Variabel-variabel ini
digunakan untuk pengecekan
62 Cekdata5 boolean
data masukan
63 Cekdata6 boolean
64 Cekdata7 boolean
65 Cekdata8 boolean
66 LuasTul decimal
67 Beta1 decimal
68 fSteel decimal
69 Es integer
70 d single
71 cb single Untuk menghitung balans
72 ab single
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 57
digilib.uns.ac.id

Mencari sudut untuk


73 Arccos single penempatan tulangan pada
penampang lingkaran
74 phi1 single Menghitung LayerTul Kol
Bulat
75 teta1 single
76 alfa single
77 r single
78 k single

79 ymax0 integer Koordinat x dan y diagram


PM
80 ymin0 integer
81 xmin0 integer
82 xmax0 integer
83 ymax integer
84 ymin integer
85 xmin integer
86 xmax integer

4.6. Diagram Alir Program

Diagram alir merupakan representasi grafis dari proses-proses yang terjadi pada
perhitungan. Variabel-variabel kerja yang tersusun kemudian setelah melakukan
studi kepustakaan dimasukkan menjadi objek-objek yang mengalami proses-
proses tersebut.

4.6.1. Diagram Alir Perhitungan Balok

Diagram alir ini merupakan representasi proses pembacaan data balok. Diagram
alir perhitungan balok disajikan pada gambar 4.3.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 58
digilib.uns.ac.id

Start

Lbrblk;tggblk;pjgblk;;dblk;
fcblk;fyblk; aksialblk;Mu1blk;
Mu2blk;Mu3blk;Mu4blk
Mu5blk;vublk;sengkang
tebal_lapisan;wu

as_min = (mublk * 10 ^ 6) / (0.8 * fyblk * 0.85 * dblk)

dim_tul1;dim_tul12;n_tul1;n_tul12;
dim_tul2;dim_tul22;n_tul2;n_tul22;
dim_tul3; dim_tul32;n_tul3;n_tul32;
dim_tul4;dim_tul42;n_tul4; n_tul42;
dim_tul5;dim_tul52;n_tul5; n_tul52;

as_real= (0.25 * phi * (dim_tul1) ^ 2 * (n_tul1)) + (0.25 * phi * (dim_tul12) ^ 2 *


(n_tul12))
As_min1 = ((fcblk ^ 0.5) / (4 * fyblk)) * (lbrblk * d_real1)
As_min2 = (1.4 / fyblk) * lbrblk * d_real1

Tidak
as_real> As_min1 Memenuhi
as_real> As_min2

Memenuhi

a = (As_real * (fyblk)) / (0.85 * (fcblk) * (lbrblk))

phi_Mn = 0.8 * As_real * fyblk * (d_real - (a / 2)) * 10 ^ -6

rho = As_real / (lbrblk * d_real)


Penampang
diperbesar
rho_b = beta1 * ((0.85 * fcblk) / fyblk) * (600 / (600 + (fyblk))))

Tidak
Memenuhi rho < 0,75 rho_b
rho < 0,025

Memenuhi Tulangan over


reinforce
(a1 / dt1) < (0.375 Perkecil tulangan
* beta1)

Ya ( Tulangan under reinforce )


vu_in=(mn1+mn3)/pjgblk
vu_eks=(mn2+mn4)/pjgblk
vu_in_pakai=max(vu_data,vu_in)
vu_eks_pakai=max(vu_data,vu_eks
)

C commitAto user B
perpustakaan.uns.ac.id 59
digilib.uns.ac.id

C A B

vn_in = vu_in_pakai / 0.75


Perbesar
vn_eks = vu_eks_pakai / 0.75
tampang

vc1 = (fcblk ^ 0.5) / 6000) * lbrblk) * min_d_re1


vc2= (fcblk ^ 0.5) / 6000) * lbrblk) * min_d_re1

0,5Vc < Vn < Vc Vn > 5 Vc


Cek Vn

Vc < Vn < 5Vc

Vs1=1/3*lbrblk*d_real1 Vs_perlu_1 = (vu_eks_pakai) / 0.75) – vc1


Vs2=1/3*lbrblk*d_real2 Vs_perlu_2 = (vu_in_pakai) / 0.75) – vc2

Av =(0.25 * phi * Av =(0.25 * phi *


sengkang) ^ 2 *2 sengkang) ^ 2 *2

av_min = ((1 / 3) * lbrblk Vs_ada =( av * fyblk *


* s) /fyblk d_real)/s
Perbesar Perbesar
tulangan tulangan
Av > Vs_ada >
Tidak Av_min vs_perlu Tidak

spasi_geser=(av *.fyblk * spasi_geser=(av *.fyblk *


min_d_re1) / (vs * 1000) min_d_re1) / (vs * 1000)

spasi_maksimum daerah sendi spasi_maksimum daerah sendi


plastis dipakai yang terkecil plastis dipakai yang terkecil
(a) d/4, (a) d/4,
(b). 8*dim_tul, (b). 8*dim_tul,
(c). 24*sengkang (c). 24*sengkang
(d). 300 mm (d). 300 mm
spasi_maksimum≤ d/2 ≤ 600 m spasi_maksimum≤ d/2 ≤ 600 m

spasi_maks=min_d_re1 / 2 spasi_maks=min_d_re1 / 2
spasi_maks < 600 mm spasi_maks < 300 mm

dim_tul;n_tul; phi_Mn
spasi_geser;
spasi_maksimum;
spasi_maks

Finish

commit to
Gambar 4.3. Diagram aliruser
perhitungan balok
perpustakaan.uns.ac.id 60
digilib.uns.ac.id

4.6.2. Diagram Alir Perhitungan Kolom

Diagram alir ini merupakan representasi proses pembacaan data kolom.

Start

diameter_kolom;d_efektif;panjang_kolom;
tinggi_balok;Mpr_balok;fc_kolom;fy_kolom
;tebal_lapisan;dimtul_kolom;ntul;vu;
dim_sengkang;aksial_kolom;mu_kolom
Perkecil Perkecil
tampang tampang
Persegi Bentuk Lingkaran
penampang
GayaAksial = GayaAksial =
(diameter_kolom ^ 2 * (diameter_kolom ^ 2 *
fc_kolom) / (10 * 1000) fc_kolom) / (10 * 1000)

aksial_kolom< aksial_kolom<
Tidak GayaAksial GayaAksial
Tidak

Cek konfigurasi Tulangan dengan Cek konfigurasi Tulangan dengan


Diagram Interaksi P-M Diagram Interaksi P-M

LuasTul = ntul.Text * (0.25 * phi * LuasTul = ntul * (0.25 * phi *


dimtul_kolom ^ 2) dimtul_kolom ^ 2)
rho_g = LuasTul / rho_g = LuasTul / (0.25 * phi *
(diameter_kolom ^ 2) (diameter_kolom ^ 2))

Cek Tulangan
Tidak
0,01< ρg <0,08

Ya

vu_kap=(mn1+mn3)/panjang_kolom
vu_pakai=max(vu_data,vu_kap)

vn = vu _pakai / 0.75

Vc = (Sqrt(fc_kolom) / 6) * diameter_kolom *
(diameter_kolom.Text - d_efektif.Text) * 10 ^ -3
bwd = ((1 / 3) * diameter_kolom *
(diameter_kolom - d_efektif) * 10 ^ -3
vcbwd = Vc + bwd

C A B

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 61
digilib.uns.ac.id

A B
C
0,5Vc < Vn < Vcbwd Vn > 5 Vc
Cek Vn

Vc < Vn < 5Vc


Vs=1/3*diameter_kolom * d_efektif Vs = (vu_ pakai) / 0.75) – vc

Av =(0.25 * phi * Av =(0.25 * phi *


dim_sengkang) ^ 2 *2 dim_sengkang) ^ 2 *2

av_min = ((1 / 3) * Vs_ada =( av * fy_kolom


diameter_kolom * s) /fy_kolom * d_efektif)/s
Perbesar Perbesar
tulangan tulangan
Av > Vs_ada >
Tidak Av_min vs_perlu Tidak

lo tidak boleh kurang daripada nilai lo tidak boleh kurang daripada nilai
terbesar berikut ini : terbesar berikut ini :
(a). 1/6 tinggi bersih kolom, (a). 1/6 tinggi bersih kolom,
(b). Dimensi terbesar penampang (b). Dimensi terbesar penampang
kolom, kolom,
(c). 500 mm (c). 500 mm

spasi_sengkang daerah lo spasi_sengkang x daerah lo


(a) 0,5 dimensi kolom terkecil (a) 0,5 dimensi kolom terkecil
(b). 8* dimtul_kolom terkecil, (b). 8* dimtul_kolom terkecil,
(c). 24*dim_ sengkang (c). 24*dim_ sengkang
(d). 300 mm (d). 300 mm
spasi_sengkang ≤ d/2 ≤ 600 m spasi_sengkang x ≤ d/2 ≤ 600 m

skgmax_luarpakai= d_efektif/2 skgmax_luarpakai= d_efektif/2


skgmax_luarpakai < 600 mm skgmax_luarpakai < 300 mm

diameter_kolom;
dimtul_kolom; ntul;
dim_sengkang;
DiagramPM;lo;spasi_sen
gkang; skgmax_pakai

Finish

Gambar 4.4. Diagram alir perhitungan kolom


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 62
digilib.uns.ac.id

4.6.3. Diagram Alir Perhitungan Diagram PM

Diagram alir ini merupakan representasi proses pembacaan Diagram PM.

Start

D_tul;h;n_tul;fc;fy;d1;
Pu_kolom;Mu_kolom

Persegi Lingkaran
Bentuk
penampang
ag = h ^ 2 ag = 0.25 * phi * h ^ 2

Ast = n_tul * 0.25 * phi * D_tul ^ 2


Persen_Tul = Ast / ag * 100
Pn0 = 0.85 * fc * (ag - Ast) + Ast * fy
PnMax = 0.8 * Pn0
Iterasi_cariM(PnMax)
Hitung_balans
P = (PnMax - Pnb) / (ttk_tbh + 1)
Pn = PnMax - P * i
Iterasi_cariM(Pn)
iterasi_cariM(0)
PnT = -Ast * fy

Persen_Tul;Pn0;
PnMax;MnMax;Mn0;
Pnb;Mnb; PnT

Finish

Gambar 4.5. Diagram alir perhitungan Diagram PM

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 63
digilib.uns.ac.id

Pn Beban Aksial ditentukan

XA 3*h XA diambil > d


XB 0 Ingat pada Pn0 nilai c tak terhingga

DO

c  (XA+XB)/2

Resultant Desak, Cc
dan titik berat, yo

Residu = -Cc + Pn Kolom ada gaya aksial Pn, untuk check


Mn = -Cc*yo keseimbangan pengaruhnya harus
dimasukkan

i =1

Tulangan Tarik Tulangan Desak


c y(i) Ya Tidak y(i) c
s (i ) cu y(i) > c
s (i ) cu
c c

f s (i ) s (i )

Fs (i ) As (i ) . f s (i )
no
Residu = Residu + Fs(i)
Mn = Mn+Fs(i)*y(i)

i =1
n = jumlah lapis tulangan
XB  c
(Loop Until)
Ya
Tidak
|Residu|<1000 Residu>1000

Ya
XA  c
Mn = Mn+Pn*0.5h

Plot Pn, Mn

Finish

Gambar 4.6. Diagram alir perhitungan Iterasi_cariM

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 64
digilib.uns.ac.id

Hitung Pn-Mnb

d  y(n)

600 fy
cb d
600

Resultant Desak, Cc
dan titik berat, yo

Pnb = -Cc
Mn = -Cc*yo

i =1
Tulangan Tarik Tulangan Desak
c y(i) Ya Tidak y(i) c
s (i ) cu y(i) > c
s (i ) cu
c c

f s (i ) s (i )

Fs (i ) As (i ) . f s (i )
no Keterangan :
y(i) adalah jarak baris
Residu = Residu + Fs(i) horizontal tulangan dari sisi
Mn = Mn+Fs(i)*y(i)
desak(atas)

i =1
n = jumlah lapis tulangan
Ya

Mnb = Mnb+Pnb*0.5h

Plot Pnb, Mnb

Finish

Gambar 4.7. Diagram alir perhitungan hitung_balans

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 65
digilib.uns.ac.id

4.7. Pengoperasian Program

4.7.1. Pengoperasian Program Perhitungan Struktur Beton

Program QuakeCon merupakan software dengan melakukan instalasi terlebih


dahulu. Untuk menjalankan aplikasi ini, aktifkan komputer, setelah masuk dalam
sistem windows, klik tombol START kemudian klik Program Perhitungan
Struktur Beton. Apabila program belum terinstal, maka buka folder yang berisi
file Program Perhitungan Struktur Beton, klik dua kali pada setup dan lakukan
instalasi.

Setelah berhasil menjalankan Program QuakeCon, maka akan muncul tampilan


awal program seperti terlihat pada gambar 4.8.

Gambar 4.8. Tampilan Saat Masuk Program QuakeCon

Gambar 4.9. Password untuk Masuk Program QuakeCon

Gambar 4.9 memperlihatkan tombol dan format isian form data balok sebagai
berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 66
digilib.uns.ac.id

1. ID
Mengisi ID sesuai dengan ID yang ditetapkan
2. Password
Mengisi password sesuai dengan password yang ditetapkan
3. Tombol OK
Berfungsi untuk masuk ke program
4. Tombol cancel
Berfungsi untuk keluar dari program

Gambar 4.10. Tampilan Form Induk

Fasilitas yang terdapat pada form induk adalah sebagai berikut :


1. File
File berisi fasilitas untuk membuat proyek baru, baik balok, kolom, diagram
PM dan keluar dari program
2. Bantuan
Bantuan berisi fasilitas tentang keterangan tentang program dan panduan
menggunakan program
3. Shortcut
Shortcut berisi fasilitas untuk langsung ke balok, kolom, dan diagaram PM
tanpa melalui menu file commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 67
digilib.uns.ac.id

4.7.2. Membuat Proyek Baru

Pembuatan proyek baru diawali dengan membuka file, kemudian mengklik


submenu Open dan memilih balok, kolom, maupun diagram PM seperti pada
gambar 4.11.

Gambar 4.11. Menu Open

4.7.2.1. Membuat Proyek Baru Balok

Pembuatan proyek baru balok dapat dengan dua cara yaitu masuk ke
fileopenbalok. Atau dapat dengan cara mengklik ke dalam shortcut balok.
Maka akan muncul tampilan seperti pada gambar 4.12.

Gambar 4.12. Tampilan Form Data Balok

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 68
digilib.uns.ac.id

Gambar 4.11 memperlihatkan menu, tombol dan format isian form data balok
sebagai berikut:
1. File
File berisi fasilitas untuk membuat membuka hitungan balok, menyimpan
hitungan balok dan keluar dari program
2. Bantuan
Bantuan berisi fasilitas tentang keterangan tentang program dan panduan
menggunakan program
3. Submenu
Berfungsi untuk membuka file hitungan yang telah dibuat
4. Submenu
Berfungsi untuk menyimpan file hitungan yang telah dibuat
5. Nama Proyek
Diisi dengan nama proyek yang dikerjakan
6. Perencana
Diisi dengan nama perencana yang mengerjakan proyek
7. Lebar Balok
Diisi dengan lebar dari Balok
8. Tinggi Balok
Diisi dengan tinggi dari Balok
9. Panjang Balok
Diisi dengan panjang dari balok
10. Tinggi Efektif
Diisi dengan tinggi balok dikurangi tebal lapisan ke titik berat tulangan
11. fc
Diisi dengan kuat Tekan Beton yang digunakan
12. fy
Diisi dengan kuat tarik baja tulangan yang digunakan
13. Gaya aksial Terfaktor
Diisi dengan gaya aksial yang terjadi setelah gaya yang ada dikombinasikan
14. Mu Interior Negatif
commit
Diisi dengan momen yang terjadi padatobalok
user sisi dalam saat goyang ke kanan
perpustakaan.uns.ac.id 69
digilib.uns.ac.id

15. Mu Eksterior Negatif


Diisi dengan momen yang terjadi pada balok sisi luar saat goyang ke kiri
16. Mu Eksterior Positif
Diisi dengan momen yang terjadi pada balok sisi luar saat goyang ke kanan
17. Mu Interior Positif
Diisi dengan momen yang terjadi pada balok sisi dalam saat goyang ke kiri
18. Mu Eksterior Tengah Bentang
Diisi dengan momen yang terjadi di bagian tengah balok
19. Vu
Diisi dengan gaya geser yang terjadi pada balok
20. Sengkang
Diisi dengan diameter sengkang yang dipakai
21. Tebal Lapisan
Diisi dengan tebal lapisan yang menyelimuti beton
22. WU
Diisi dengan beban yang diterima balok
23. Tombol
Tombol Sketsa berfungsi untuk memperlihatkan sketsa desain balok
24. Tombol
Tombol Clear berfungsi untuk mengosongkan data isian
25. Tombol
Tombol Hitung berfungsi untuk menghitung desain balok
26. Tombol
Tombol Menu Utama berfungsi untuk mengembalikan ke form induk

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 70
digilib.uns.ac.id

Gambar 4.13. Tampilan Form Tulangan

Gambar 4.13 memperlihatkan menu, tombol dan format isian form tulangan balok
sebagai berikut:
1. Menu
Berfungsi untuk menyimpan file balok
2. Diameter Tulangan
Diisi dengan diameter baja tulangan yang digunakan
3. Jumlah Tulangan
Banyaknya baja tulangan yang digunakan
4. Tombol
Tombol Kembali berfungsi untuk kembali ke form data balok
5. Tombol
Tombol Hitung berfungsi untuk menghitung desain balok
6. Tombol
Tombol Menu Utama berfungsi untuk mengembalikan ke form induk

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 71
digilib.uns.ac.id

Gambar 4.14. Tampilan Form Geser

Gambar 4.14 memperlihatkan menu, tombol dan format isian form geser sebagai
berikut:
1. Menu
Berfungsi untuk menyimpan file balok
2. Spasi Digunakan
Diisi dengan spasi yang digunakan untuk muka kolom interior maupun
eksterior.
3. Dipakai Spasi
Diisi dengan spasi yang digunakan untuk daerah sepanjang dua kali tinggi
balok.
4. Tombol
Tombol Kembali berfungsi untuk kembali ke form tulangan
5. Tombol
Tombol Hitung berfungsi untuk menghitung desain balok
6. Tombol
Tombol Menu Utama berfungsi untuk mengembalikan ke form induk
Form hasil balok seperti gambar 4.9 menunjukkan hasil dari perhitungan balok.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 72
digilib.uns.ac.id

Gambar 4.15. Form Hasil Balok

Gambar 4.15 memperlihatkan menu, tombol dan format isian form hasil balok
sebagai berikut:
1. Menu
Berfungsi untuk kembali ke form geser balok
2. Menu
Berfungsi untuk menyimpan file balok
3. Menu
Berfungsi untuk mencetak laporan hasil perhitungan
4. Menu
Berfungsi untuk kembali ke form utama

Proses perhitungan balok selesai dan hasil dapat dilihat pada form ini. Untuk
mencetak hasil perhitungan klik menu Cetak Laporan. Dimana laporan akan
disajikan dalam Microsoft excel.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 73
digilib.uns.ac.id

4.7.2.2. Membuat Proyek Baru Kolom

Pembuatan proyek baru kolom dapat dengan dua cara yaitu masuk ke
file>open>kolom. Atau dapat dengan cara mengklik ke dalam shortcut kolom.
Maka akan muncul tampilan seperti pada gambar 4.16.

Gambar 4.16. Form Data Kolom

Gambar 4.16 memperlihatkan tombol dan format isian form data kolom sebagai
berikut:
1. Submenu
Berfungsi untuk membuka file hitungan yang telah dibuat
2. Submenu
Berfungsi untuk menyimpan file hitungan yang telah dibuat
3. Nama proyek
Diisi dengan nama proyek yang dikerjakan
4. Perencana
Diisi dengan nama perencana yang mengerjakan proyek
5. Diameter kolom
Diisi dengan diameter dari Kolom
6. Jarak titik berat tulangan
commit to user
Diisi dengan jarak titik berat tulangan di perimeter terhadap tepi luar
perpustakaan.uns.ac.id 74
digilib.uns.ac.id

7. Panjang kolom
Diisi dengan panjang efektif dari kolom
8. Tinggi balok
Diisi dengan tinggi balok yang mengikat kolom
9. fc
Diisi dengan kuat Tekan Beton yang digunakan
10. fy
Diisi dengan kuat tarik baja tulangan yang digunakan
11. Tebal lapisan
Diisi dengan tebal lapisan yang menyelimuti beton
12. Diameter tulangan
Diisi dengan diameter tulangan utama yang dipakai
13. Jumlah tulangan
Diisi dengan tebal lapisan yang menyelimuti beton
14. Diameter sengkang
Diisi dengan diameter tulangan sengkang yang dipakai
15. Gaya aksial
Diisi dengan gaya aksial (Pu) yang terjadi
16. Mu
Diisi dengan momen (Mu) yang terjadi
17. Vu
Diisi dengan gaya geser (Vu) yang terjadi
18. Tombol
Tombol Sketsa berfungsi untuk memperlihatkan sketsa desain kolom
19. Tombol
Tombol Cek Diagram PM berfungsi untuk memperlihatkan kondisi desain
kolom yang dibuat. Apakah kolom yang didesain masuk dalam posisi aman
20. Tombol
Tombol Clear berfungsi untuk mengosongkan data isian
21. Tombol
commit to user
Tombol Hitung berfungsi untuk menghitung desain kolom
perpustakaan.uns.ac.id 75
digilib.uns.ac.id

22. Tombol
Tombol Menu Utama berfungsi untuk mengembalikan ke form induk

Gambar 4.17. Form Cek Diagram PM

Gambar 4.17 memperlihatkan tombol dan hasil dari desain kolom pada form data
kolom sebagai berikut :
1. Keterangan Gaya
Keterangan Gaya berfungsi untuk memperlihatkan nilai dari diagram yang
terbentuk
2. Tombol
Tombol Menu Utama berfungsi untuk mengembalikan ke form induk
3. Tombol
Tombol Kembali berfungsi untuk mengembalikan ke form data kolom

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 76
digilib.uns.ac.id

Gambar 4.18. Form Hasil Kolom

Gambar 4.18 memperlihatkan menu, tombol dan dan format isian form hasil
kolom sebagai berikut :
1. Menu
Berfungsi untuk menyimpan file kolom
2. Panjang lo dipakai
Diisi dengan panjang lo yang digunakan sesuai syarat yang ditentukan
3. Spasi sengkang dipakai
Diisi dengan spasi yang digunakan untuk daerah sepanjang lo
4. Spasi sengkang dipakai
Diisi dengan spasi yang digunakan untuk daerah diluar lo
5. Digunakan sengkang
Diisi dengan diameter tulangan sengkang yang digunakan
6. Tombol
Tombol Kembali berfungsi untuk kembali ke form data kolom
7. Tombol
Tombol Hitung berfungsi untuk menghitung detail kolom
8. Tombol
commit
Tombol Menu Utama berfungsi untukto user
mengembalikan ke form induk
perpustakaan.uns.ac.id 77
digilib.uns.ac.id

Form Hasil Balok seperti gambar 4.19 menunjukkan hasil dari perhitungan kolom.

Gambar 4.19. Form Detail Kolom

Gambar 4.19 memperlihatkan menu dan tombol sebagai berikut :


1. Menu
Berfungsi untuk menyimpan file kolom
2. Menu
Berfungsi untuk mencetak laporan hasil perhitungan
3. Tombol
Tombol Kembali berfungsi untuk kembali ke form hasil kolom
4. Tombol
Tombol Menu Utama berfungsi untuk mengembalikan ke form induk

Proses perhitungan kolom selesai dan hasil dapat dilihat pada form ini. Untuk
mencetak hasil perhitungan klik menu Cetak Laporan. Dimana laporan akan
disajikan dalam Microsoft excel.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 78
digilib.uns.ac.id

4.7.2.3. Membuat Proyek Baru Diagram PM

Pembuatan proyek baru Diagram PM dapat dengan dua cara yaitu masuk ke
file>open> Diagram PM. Atau dapat dengan cara mengklik ke dalam shortcut
Diagram PM. Maka akan muncul tampilan seperti pada gambar 4.20.

Gambar 4.20. Form Diagram PM

Gambar 4.20 memperlihatkan menu, tombol dan format isian form data kolom
sebagai berikut:
1. Menu
Berfungsi untuk membuka file hitungan yang telah dibuat
2. Menu
Berfungsi untuk menyimpan file hitungan yang telah dibuat
3. Menu
Berfungsi untuk membuka form bantuan
4. Menu
Berfungsi untuk kembali ke form induk
5. Diameter kolom
Diisi dengan diameter dari kolom
6. D efektif commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 79
digilib.uns.ac.id

Diisi dengan jarak titik berat tulangan di perimeter terhadap tepi luar
7. Jumlah tulangan
Diisi dengan tebal lapisan yang menyelimuti beton
8. Dim tul
Diisi dengan diameter tulangan utama yang dipakai
9. fy
Diisi dengan kuat tarik baja tulangan yang digunakan
10. fc
Diisi dengan kuat Tekan Beton yang digunakan
11. Pu
Diisi dengan gaya aksial (Pu) yang terjadi
12. Mu
Diisi dengan momen (Mu) yang terjadi
13. Tombol
Tombol Gambar berfungsi untuk menggambar diagram PM
14. Tombol
Tombol Cetak Laporan berfungsi untuk mencetak laporan hasil penggambaran
diagram PM

4.8. Validasi Program

Validasi program dapat dilakukan dengan membandingkan hasil perhitungan


program komputer dengan program lain dan perhitungan manual. Untuk validasi
diambil contoh data sebagai berikut:
1. Balok :
a. Nama Proyek : Gedung Miring DPR
b. Perencana : Setyo Purnomo Y
c. Lebar Balok : 500 mm
d. Tinggi Balok : 700 mm
e. Panjang Balok : 5500 mm
commit to user
f. Tinggi Efektif : 637,5 mm
perpustakaan.uns.ac.id 80
digilib.uns.ac.id

g. fc : 30 MPa
h. fy : 400 MPa
i. Gaya aksial Terfaktor : 40 kN
j. Mu Interior Negatif : 505,95 kN-m
k. Mu Eksterior Negatif : 482,34 kN-m
l. Mu Eksterior Positif : 325,64 kN-m
m. Mu Interior Positif : 255,15 kN-m
n. Mu Eksterior Tengah Bentang : 101,38 kN-m
o. Vu : 375,6 kN
p. Sengkang : 10 mm
q. Tebal Lapisan : 40 mm
r. Wu : 26,62 kN

2. Kolom :
a. Diameter kolom : 750 mm
b. Jarak titik berat tulangan : 74 mm
c. Panjang kolom : 3500 mm
d. Tinggi balok : 700 mm
e. Fc : 30 MPa
f. fy : 400 MPa
g. Tebal lapisan : 50 mm
h. Diameter tulangan :24 mm
i. Jumlah tulangan :20 mm
j. Diameter sengkang :12 mm
k. Gaya aksial : 3297,38 kN
l. Mu : 423,26 kN-m
m. Vu : 480,5 kN

4.8.1. Perhitungan Balok

1. Balok harus memenuhi definisi elemen lentur.


commit
a. 0,1 Agfc’ = 0,1 x 0,5m x 0,7 to MPa
m x 30 user = 1050 kN
perpustakaan.uns.ac.id 81
digilib.uns.ac.id

Ok, gaya aksial tekan terfaktor = 40 kN < 1050 kN


b. Dianggap satu lapis tulangan yang perlu dipasang, selimut beton 40 mm
sengkang menggunakan D10, dan baja tulangan lentur yang dipakai adalah
D32. Maka :
de = 700 mm – (40 mm + 10 mm + 12,5 mm) = 637,5 mm
ln/de = 5300 mm/637,5 mm = 8,31
Ok, bentang bersih komponen struktur tidak kurang dari 4 kali tinggi
efektifnya.
c. Lebar balok (b) = 500 mm dan tinggi balok (h) = 700 mm
b/h = 500/700 = 0.714
Ok, perbandingan lebar terhadap tinggi tidak kurang dari 0,3.
d. Lebar balok (b) = 500 mm > 250 mm dan b <600mm
Ok, syarat terpenuhi.

2. Hitung keperluan baja tulangan untuk menahan lentur


a. Kondisi 1, Kolom Interior, Momen Negatif, Goyangan ke Kanan.
Mu = -505,95 kN-m.

1) Baja tulangan yang dibutuhkan untuk lentur


Asumsi satu lapis tulangan. Sebagai trial awal gunakan tulangan D25
Tinggi efektif balok, de = 700 mm – ( 40 + 10 + 25 )mm
= 637,5 mm
Asumsi awal :
j = 0,8
= 0,8
Mu 505 ,95 x10 6 Nmm
As 2917,8201 mm 2
f y jd 0,8 x 400 N x0,85 x637 ,5mm
mm 2
Tabel 4.7. Tabel baja tulangan yang digunakan untuk kondisi 1
Jenis Dimensi
2
Jumlah As ( mm2 )
D Diameter (mm) Luas/bar (mm )
25 25 490.8739 6 2945,2431
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 82
digilib.uns.ac.id

Jumlah baja tulangan yang diperlukan adalah 6 D25. Maka bila spasi
bersih antar lapis di ambil 40 mm :
de = 700 mm – ( 40 + 10 + 25 )m = 637,5 mm

As f y 2945,2431mm2 x 400 N
a mm2 92,3998 mm2
0,85 f c b 0,85x30 N 2 x500mm
mm
Cek momen nominal :
a
Mn As f y de
2
92,3998 6
0,8 x2945,2431x400x 637,5 x10
2
Mn 557,2872 kNm …………….. ( OK )

2) Cek As minimum.

fc' 30 '
As _ min bw d x500 x637 ,5 1091,166 mm 2
4 fy 4 x 400

Tapi tidak boleh kurang dari


1,4 1,4
bw d x500 x637 ,5 1115,625 mm 2
fy 400

OK Syarat tulangan minimum terpenuhi.

3) Cek rasio tulangan.


As 2945 ,2431 mm 2
0,00924
bw d 500 mmx 637 ,5mm

0,85 f c 600 0,85x30 600


b 1 0,032513
fy 600 f y 400 600 400

0,75 b 0,75 x0,032513 0,024384

Batas tulangan maksimum berdasarkan SNI Beton Pasal 23.3.2 adalah


0,025.
Ok 0,75 b, Syarat tulangan maksimum terpenuhi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 83
digilib.uns.ac.id

4) Cek penampang tension-controlled


( Berdasarkan ACI 318-05 )
dt = 700 mm – ( 40 + 10 +25) mm = 637,5
a 92,3998
0,1449
dt 637,5

atcl
0,375 x 1 0,375 x0,85 0,31875
dt

a atcl
( OK ), , Desain tulangan under reinforced
dt dt

5) Reinforcement
Gunakan 6 baja tulangan D25. Kontrol jumlah tulangan maksimal per
baris:
b 2.ds
m 1
D Sn
ds = 40+10+(25/2) = 62,5mm
500 2.62,5
m 1 6,769 7
25 40
dipasang 1 lapis dengan spasi bersih antar lapis 40 mm > 25 mm.
OK, syarat spasi bersih minimum antar tulangan dan antar lapis terpenuhi.

b. Kondisi 2, Kolom Eksterior, Momen Negatif, Goyangan ke Kiri.


Mu = -482,34 kN-m.

1) Baja tulangan yang dibutuhkan untuk lentur


Asumsi satu lapis tulangan. Sebagai trial awal gunakan tulangan D25
Tinggi efektif balok, de = 700 mm – ( 40 + 10 + 25 )mm
= 637,5 mm
Asumsi awal :
j = 0,8
= 0,8

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 84
digilib.uns.ac.id

Mu 482 ,34 x10 6 Nmm


As 2781,6609 mm 2
f y jd 0,8 x 400 N x0,85 x637 ,5mm
mm 2
Tabel 4.8. Tabel baja tulangan yang digunakan untuk kondisi 2
Jenis Dimensi
2
Jumlah As ( mm2 )
D Diameter (mm) Luas/bar (mm )
25 25 490.8739 6 2945,2431

Jumlah baja tulangan yang diperlukan adalah 6 D25. Maka bila spasi bersih
antar lapis di ambil 40 mm :
de = 700 mm – ( 40 + 10 + 25 )m = 637,5 mm

As f y 2945,2431mm2 x 400 N
a mm2 92,3998 mm2
0,85 f c b 0,85x30 N 2 x500mm
mm
Cek momen nominal :
a
Mn As f y de
2
92,3998 6
0,8 x2945,2431x400x 637,5 x10
2
Mn 557,2872 kNm …………….. ( OK )

2) Cek As minimum.

fc' 30 '
As _ min bw d x500 x637 ,5 1091,166 mm 2
4 fy 4 x 400

Tapi tidak boleh kurang dari


1,4 1,4
bw d x500 x637 ,5 1115,625 mm 2
fy 400

OK Syarat tulangan minimum terpenuhi.

3) Cek rasio tulangan.


As 2945 ,2431 mm 2
0,00924
bw d 500 mmx 637 ,5mm

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 85
digilib.uns.ac.id

0,85 f c 600 0,85x30 600


b 1 0,032513
fy 600 f y 400 600 400

0,75 b 0,75 x0,032513 0,024384

Batas tulangan maksimum berdasarkan SNI Beton Pasal 23.3.2 adalah


0,025.
Ok 0,75 b, Syarat tulangan maksimum terpenuhi.

4) Cek penampang tension-controlled


( Berdasarkan ACI 318-05 )
dt = 700 mm – ( 40 + 10 +25) mm = 637,5
a 92,3998
0,1449
dt 637,5

atcl
0,375 x 1 0,375 x0,85 0,31875
dt

a atcl
( OK ), , Desain tulangan under reinforced
dt dt

5) Reinforcement
Gunakan 6 baja tulangan D25. Kontrol jumlah tulangan maksimal per
baris:
b 2.ds
m 1
D Sn
ds = 40+10+(25/2) = 62,5mm
500 2.62,5
m 1 6,769 7
25 40
dipasang 1 lapis dengan spasi bersih antar lapis 40 mm > 25 mm.
OK, syarat spasi bersih minimum antar tulangan dan antar lapis terpenuhi.

c. Kondisi 3, Kolom Eksterior, Momen Negatif, Goyangan ke Kanan.


SNI 03-2847-2002 Pasal 23.10.4(1) mensyaratkan bahwa kuat lentur
positif komponen struktur lentur pada muka kolom tidak boleh lebih kecil
commit to user
dari 1/3 (sepertiga) kuat lentur negatifnya pada muka tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id 86
digilib.uns.ac.id

Mu = 325.64 kNm ≥1/3 Mn_eksterior= 185,762 kNm


OK, syarat terpenuhi.

1) Baja tulangan yang dibutuhkan untuk lentur


Asumsi satu lapis tulangan. Sebagai trial awal gunakan tulangan D25
Tinggi efektif balok, de = 700 mm – ( 40 + 10 + 25 )mm
= 637,5 mm
Asumsi awal :
j = 0,8
= 0,8
Mu 325,64 x10 6 Nmm
As 1877,97 mm 2
f y jd 0,8 x 400 N x0,85 x637 ,5mm
mm 2

Tabel 4.9. Tabel baja tulangan yang digunakan untuk kondisi 3


Jenis Dimensi
2
Jumlah As ( mm2 )
D Diameter (mm) Luas/bar (mm )
25 25 490,8739 4 1963,4954

Jumlah baja tulangan yang diperlukan adalah 4 D25. Maka bila spasi
bersih antar lapis di ambil 40 mm :
de = 700 mm – ( 40 + 10 + 25 )m = 637,5 mm

As f y 1963,4954mm2 x 400 N
a mm2 61.5999 mm2
0,85 f c b 0,85x30 N 2 x500mm
mm
Cek momen nominal :
a
Mn As f y de
2
61,5999 6
0,8 x1963,4954x400x 637,5 x10
2
Mn 381,2009 kNm …………….. ( OK )

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 87
digilib.uns.ac.id

2) Cek As minimum.

fc' 30 '
As _ min bw d x500 x637 ,5 1091,166 mm 2
4 fy 4 x 400

Tapi tidak boleh kurang dari


1,4 1,4
bw d x500 x637 ,5 1115,625 mm 2
fy 400

OK Syarat tulangan minimum terpenuhi.

3) Cek rasio tulangan.


As 1963 ,4954 mm 2
0,00616
bw d 500 mmx 637 ,5mm

0,85 f c 600 0,85x30 600


b 1 0,032513
fy 600 f y 400 600 400

0,75 b 0,75 x0,032513 0,024384

Batas tulangan maksimum berdasarkan SNI Beton Pasal 23.3.2 adalah


0,025.
Ok 0,75 b, Syarat tulangan maksimum terpenuhi.

4) Cek penampang tension-controlled


( Berdasarkan ACI 318-05 )
dt = 700 mm – ( 40 + 10 +25) mm = 637,5
a 61,5999
0,0966
dt 637,5

atcl
0,375 x 1 0,375 x0,85 0,31875
dt

a atcl
( OK ), , Desain tulangan under reinforced
dt dt

5) Reinforcement
Gunakan 6 baja tulangan D25. Kontrol jumlah tulangan maksimal per
baris: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 88
digilib.uns.ac.id

b 2.ds
m 1
D Sn
ds = 40+10+(25/2) = 62,5mm
500 2.62,5
m 1 6,769 7
25 40
dipasang 1 lapis dengan spasi bersih antar lapis 40 mm > 25 mm.
OK, syarat spasi bersih minimum antar tulangan dan antar lapis terpenuhi.

d. Kondisi 4, Kolom Interior, Momen Positif, Goyangan ke Kiri.


SNI 03-2847-2002 Pasal 23.10.4(1) mensyaratkan bahwa kuat lentur
positif komponen struktur lentur pada muka kolom tidak boleh lebih kecil
dari 1/3 (sepertiga) kuat lentur negatifnya pada muka tersebut.
Mu = 255,15 kNm ≥1/3 Mn_Interior=185,762 kNm
OK, syarat terpenuhi.

1) Baja tulangan yang dibutuhkan untuk lentur


Asumsi satu lapis tulangan. Sebagai trial awal gunakan tulangan D25
Tinggi efektif balok, de = 700 mm – ( 40 + 10 + 25 )mm
= 637,5 mm
Asumsi awal :
j = 0,8
= 0,8
Mu 255,15 x10 6 Nmm
As 1471,4533 mm 2
f y jd 0,8 x 400 N x0,85 x637 ,5mm
mm 2

Tabel 4.10.Tabel baja tulangan yang digunakan untuk kondisi 4


Jenis Dimensi
2
Jumlah As ( mm2 )
D Diameter (mm) Luas/bar (mm )
25 25 490,8739 4 1963.4954

Jumlah baja tulangan yang diperlukan adalah 4 D25. Maka bila spasi
bersih antar lapis di ambil commit
40 mm :to user
perpustakaan.uns.ac.id 89
digilib.uns.ac.id

de = 700 mm – ( 40 + 10 + 25 )m = 637,5 mm

As f y 1963,4954mm2 x 400 N
a mm2 61.5999 mm2
0,85 f c b 0,85x30 N 2 x500mm
mm
Cek momen nominal :
a
Mn As f y de
2
61,5999 6
0,8 x1963,4954x400x 637,5 x10
2
Mn 381,2009 kNm …………….. ( OK )

2) Cek As minimum.

fc' 30 '
As _ min bw d x500 x637 ,5 1091,166 mm 2
4 fy 4 x 400

Tapi tidak boleh kurang dari


1,4 1,4
bw d x500 x637 ,5 1115,625 mm 2
fy 400

OK Syarat tulangan minimum terpenuhi.

3) Cek rasio tulangan.


As 1963 ,4954 mm 2
0,00616
bw d 500 mmx 637 ,5mm

0,85 f c 600 0,85x30 600


b 1 0,032513
fy 600 f y 400 600 400

0,75 b 0,75 x0,032513 0,024384

Batas tulangan maksimum berdasarkan SNI Beton Pasal 23.3.2 adalah


0,025.
Ok 0,75 b, Syarat tulangan maksimum terpenuhi.

4) Cek penampang tension-controlled


( Berdasarkan ACI 318-05 )
commit
dt = 700 mm – ( 40 + 10 +25) mm to =user
637,5
perpustakaan.uns.ac.id 90
digilib.uns.ac.id

a 61,5999
0,0966
dt 637,5

atcl
0,375 x 1 0,375 x0,85 0,31875
dt

a atcl
( OK ), , Desain tulangan under reinforced
dt dt

5) Reinforcement
Gunakan 6 baja tulangan D25. Kontrol jumlah tulangan maksimal per
baris:
b 2.ds
m 1
D Sn
ds = 40+10+(25/2) = 62,5mm
500 2.62,5
m 1 6,769 7
25 40
dipasang 1 lapis dengan spasi bersih antar lapis 40 mm > 25 mm.
OK, syarat spasi bersih minimum antar tulangan dan antar lapis terpenuhi.

e. Kondisi 5, Tengah Bentang, Momen Positif, Goyangan ke Kanan dan ke


Kiri.
Mu = 101,38 kN-m.

1) Baja tulangan yang dibutuhkan untuk lentur


Asumsi satu lapis tulangan. Sebagai trial awal gunakan tulangan D25
Tinggi efektif balok, de = 700 mm – ( 40 + 10 + 25 )mm
= 637,5 mm
Asumsi awal :
j = 0,8
= 0,8
Mu 101,38 x10 6 Nmm
As 584,6598 mm 2
f y jd 0,8 x 400 N x0,85 x637 ,5mm
mm 2

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 91
digilib.uns.ac.id

Tabel 4.11. Tabel baja tulangan yang digunakan untuk kondisi 5


Jenis Dimensi
2
Jumlah As ( mm2 )
D Diameter (mm) Luas/bar (mm )
25 25 490,8739 3 1472.6216

Jumlah baja tulangan yang diperlukan adalah 3 D25. Maka bila spasi
bersih antar lapis di ambil 40 mm :
de = 700 mm – ( 40 + 10 + 25 )m = 637,5 mm

As f y 1472,6216mm2 x 400 N
a mm2 46,1999 mm2
0,85 f c b 0,85x30 N 2 x500mm
mm
Cek momen nominal :
a
Mn As f y de
2
46,1999 6
0,8 x1472,6216x400x 637,5 x10
2
Mn 289,5292 kNm …………….. ( OK )

2) Cek As minimum.

fc' 30 '
As _ min bw d x500 x637 ,5 1091,166 mm 2
4 fy 4 x 400

Tapi tidak boleh kurang dari


1,4 1,4
bw d x500 x637 ,5 1115,625 mm 2
fy 400

OK Syarat tulangan minimum terpenuhi.

3) Cek rasio tulangan.


As 1472 ,6216 mm 2
0,00462
bw d 500 mmx 637 ,5mm

0,85 f c 600 0,85x30 600


b 1 0,032513
fy 600 f y 400 600 400

0,75 b 0,75 x0,032513 commit


0,024384
to user
perpustakaan.uns.ac.id 92
digilib.uns.ac.id

Batas tulangan maksimum berdasarkan SNI Beton Pasal 23.3.2 adalah


0,025.
Ok 0,75 b, Syarat tulangan maksimum terpenuhi.

4) Cek penampang tension-controlled


( Berdasarkan ACI 318-05 )
dt = 700 mm – ( 40 + 10 +25) mm = 637,5
a 46,1999
0,0725
dt 637,5

atcl
0,375 x 1 0,375 x0,85 0,31875
dt

a atcl
( OK ), , Desain tulangan under reinforced
dt dt

5) Reinforcement
Gunakan 6 baja tulangan D25. Kontrol jumlah tulangan maksimal per
baris:
b 2.ds
m 1
D Sn
ds = 40+10+(25/2) = 62,5mm
500 2.62,5
m 1 6,769 7
25 40
dipasang 1 lapis dengan spasi bersih antar lapis 40 mm > 25 mm.
OK, syarat spasi bersih minimum antar tulangan dan antar lapis terpenuhi.

f. Kapasitas Minimum Momen Positif dan Momen Negatif


SNI 03-2847-2002 Pasal 23.10.4(1) juga mensyaratkan untuk desain elemen
SRPMM baik kuat lentur negatif maupun kuat lentur positif pada setiap
penampang di sepanjang bentang tidak boleh kurang dari 1/5 (sepertlima)
kuat lentur besar yang disediakan pada kedua muka kolom tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 93
digilib.uns.ac.id

Kuat momen negatif-positif terbesar pada bentang = 505,95 kNm.


1/5 kuat momen negatif-positif terbesar = 101,19 kNm.
OK, kapasitas momen terkecil sepanjang bentang adalah di tengah bentang
= 505,95 kNm > 101,19 kNm
OK, syarat terpenuhi.

g. Perhitungan Momen Nominal Penampang


Berbeda dengan ketentuan dalam detailing untuk elemen lentur SRPMK,
dalam perhitungan geser seismic pada elemen lentur SRPMM, tegangan leleh
tulangan lentur tidak perlu dianggap mencapai 1,25 pada saat sendi plastis
terbentuk, namun faktor reduksi kekuatan, tetap dibuat 1,0. Implikasinya,
kita tidak perlu mencari harga , karena akan sama dengan hasil
perhitungan kebutuhan baja tulangan lentur.

h. Momen Untuk Struktur Bergoyang ke Kanan


1) Kondisi 1 :
a1
M n _1 As f y d e
2
92,3998 6
M n _1 1x2945,2431x400 637,5 x10 696,609kNm
2
2) Kondisi 3 :
61,5999 6
M n_3 1x1963,4954x400 637,5 x10 476,501kNm
2
Mn1 (di muka kolom interior) dan Mn3 (di muka kolom eksterior) searah
jarum jam.

i. Momen Untuk Struktur Bergoyang ke Kiri


1) Kondisi 2 :
92.3998 6
Mn_2 1x2945,2431x400 637,5 x10 696,609kNm
2
2) Kondisi 4 :
61,5999
M n _ 4 1x1963,4954x400commit
637,5 to user x10 6
476,501kNm
2
perpustakaan.uns.ac.id 94
digilib.uns.ac.id

Mn2 (di muka kolom ekterior) dan Mn4 (di muka kolom interior)
berlawanan arah jarum jam.

Tabel 4.12. Penulangan dan Kapasitas Momen Penampang Kritis Balok


Arah Mu
Case Lokasi Tulangan As (mm2) Mn (kNm)
Gempa (kNm) (kNm)
Interior
696,609 cl
1 end Kanan -505,95 6 D25 2945,2431 557,2872
ockwise
Negatif
Eksterior
696,609 C
2 end Kiri -482,34 6 D25 2945,2431 557.2872
ounter-cw
Negatif
Eksterior 476,501
3 Kanan 325,64 4 D25 1963,4954 381,2009
end positf cw
Interior 476,501cc
4 Kiri 255,15 4 D25 1963,4954 381,2009
end positif w
Midspan Kanan-
5 101,38 3 D25 1472,6216 289,5292 361,9115
Positif Kiri

j. Sengkang Untuk Gaya Geser


1) Muka kolom eksterior : Gaya geser maksimum dari hasil analisis momen
nominal penampang, Vu = 408,5 kN.

fc ' 30
Vc bw d x500 x637 ,5 290 ,9776 N
6 6 x1000
Vu 408,5
Vs Vc 290,9776 253,6891kN
0,75
SNI 03-2847-2002 Pasal 13.5.6(9)
Maksimum Vs

2 fc ' 2 30
Vs _ max bw d x500 x637 ,5 1163 ,9104 kN
3 3x1000
OK, Vs = 253,6891 kN < 1163,9104 kN. Syarat Vs maksimum terpenuhi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 95
digilib.uns.ac.id

Spasi tulangan diatur melalui persamaan


As Vs
s f yd

Coba diameter tulangan sengkang 10 mm


Av f y d 157 ,079 x 400 x637 ,5
s 157 ,8907 mm
Vs 253 ,6891 x1000

Digunakan spasi 150 mm

Tabel 4.13. Tabel tulangan geser muka kolom eksterior


Jenis Dimensi
Diameter Luas/bar Jumlah As (mm2) S (mm)
D
(mm) ( mm2)
10 10 78,5 2 157,079 150

Av f y d 157,079x400x637,5
Vs 267,0343mm
s 150x1000
OK, 267,0343kN > 253,6891kN
Jadi, digunakan 2 leg baja tulangan D10 dengan spasi 150 mm.

2) Muka kolom Interior: Gaya geser maksimum dari hasil analisis momen
nominal penampang, Vu = 408,5 kN.

fc ' 30
Vc bw d x500 x637 ,5 290 ,9776 N
6 6 x1000
Vu 408,5
Vs Vc 290,9776 253,6891kN
0,75
SNI 03-2847-2002 Pasal 13.5.6(9)
Maksimum Vs

2 fc ' 2 30
Vs _ max bw d x500 x637 ,5 1163 ,9104 kN
3 3x1000
OK, Vs = 253,6891 kN < 1163,9104 kN. Syarat Vs maksimum terpenuhi.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 96
digilib.uns.ac.id

Spasi tulangan diatur melalui persamaan


As Vs
s f yd

Coba diameter tulangan sengkang 10 mm


Av f y d 157 ,079 x 400 x637 ,5
s 157 ,8907 mm
Vs 253 ,6891 x1000

Digunakan spasi 150 mm

Tabel 4.14. Tabel tulangan geser muka kolom interior


Jenis Dimensi
Diameter Luas/bar Jumlah As (mm2) S (mm)
D
(mm) ( mm2)
10 10 78,5 2 157,079 150

Av f y d 157,079x400x637,5
Vs 267,0343mm
s 150x1000
OK, 267,0343kN > 253,6891kN
Jadi, digunakan 2 leg baja tulangan D10 dengan spasi 150 mm.

3) Kebutuhan hoops
SNI Pasal 23.10.4(2) : Diperlukan hoops ( sengkang tertutup ) di
sepanjang jarak 2h dari sisi ( muka ) kolom terdekat.
2h = 2 x 700 mm =1.400 mm

SNI Pasal 23.10.4(2) : Hoop pertama di pasang pada jarak 50 mm dari


muka kolom terdekat, dan yang berikutnya dipasang dengan spasi terkecil
di antara :
a) de/4 = 637,5 mm / 4 = 159,375 mm.
b) 8 x diameter tulangan longitudinal terkecil = 8 x 25 mm = 200 mm.
c) 24 x diameter tulangan hoop = 24 x 10 mm = 24 mm.
d) 300 mm
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 97
digilib.uns.ac.id

Dengan demikian, baja tulangan geser di atas ( yaitu 2 leg D10 ) dipasang
dengan spasi 15 cm di daerah sepanjang 2h ( = 1,4 m ) dari muka kolom.

SNI Pasal 23.10.4(3): maximum spacing tulangan geser di sepanjang balok


yang di desain untuk SRPMM adalah de/2.
de 637 ,5
smax 318 ,75 mm
2 2
(OK), dari hasil perhitungan di atas, untuk bentang di luar zone sendi
plastis, 2 leg baja tulangan geser D10 dipasang dengan spasi 300 mm.

k. Hasil Perhitungan
Hasil perhitungan di atas dapat dirangkum sebagai berikut :
1) Untuk memikul momen negatif di muka kolom interior, dipasang 6 D25,
satu lapis.
2) Untuk memikul momen positif di muka kolom interior, dipasang 6 D25,
satu lapis.
3) Untuk memikul momen negatif di muka kolom eksterior , dipasang 4 D25,
satu lapis.
4) Untuk memikul momen positif di muka kolom eksterior, dipasang 4 D25,
satu lapis.
5) Untuk memikul momen positif di tengah bentang, dipasang 3 D25, satu
lapis.
6) Untuk memikul geser di masing-masing zone sendi plastis, dipasang 2 leg
D10 dengan spasi 5 cm untuk hoop pertama, dan spasi 100 mm untuk 15
hoop lainnya.
7) Untuk memikul geser di luar zone sendi plastis, dipasang tulangan geser 2
leg D10 dengan spasi 300 mm

3. Tulangan negatif di muka kolom interior.


Jumlah tulangan terpasang 6 buah, 6 D25.

Wu
Vu Vu 2 4( xMn)
X 2 commit to user
Wu
perpustakaan.uns.ac.id 98
digilib.uns.ac.id

Panjang tulangan negatif = X + de

26,62
408,5 408,5 2 4( x696,609)
X 2 1,8123m
26,62

Cut off point untuk tulangan 6 D25 terletak pada jarak 1,8123 m dari muka kolom
interior. Tulangan diperpanjang ke tengah bentang sejauh de = 637,5 mm.

Dengan demikian, 6 D25dipasang sejauh 1,8123 m + 0,6375m = 2,45 m dari


muka kolom interior.

4. Tulangan negatif di muka kolom eksterior


Jumlah tulangan terpasang 6 buah, 6 D25.

26,62
408,5 408,5 2 4( x696,609)
X 2 1,8123m
26,62

Cut off point untuk tulangan 6 D25 terletak pada jarak 1,8123 m dari muka kolom
interior. Tulangan diperpanjang ke tengah bentang sejauh de = 637,5 mm.

Dengan demikian, 6 D25dipasang sejauh 1,8123 m + 0,6375m = 2,45 m dari


muka kolom eksterior.

4.8.2. Perhitungan Kolom

1. Gaya aksial terfaktor maksimum yang bekerja pada kolom yang di desain
melebihi Agfc’/10.

Ag f c (750 x750 ) x30 N


mm 2 1687 ,5kN
10 10
Gaya aksial terfaktor maksimum = 3297,38 kN
OK, gaya aksial terfaktor maksimum > 0,1 Agfc’

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 99
digilib.uns.ac.id

2. Cek konfigurasi penulangan


Dari hasil desain berdasarkan gaya dalam, dimensi kolom yang di gunakan
adalah 750 x 750 dengan 20 baja tulangan D22.

Tabel 4.15. Tabel penulangan kolom


Jenis Dimensi
Diameter Luas/bar Jumlah As ( mm2 )
D
(mm) ( mm2)
22 22 380,133 20 7692,654

Baja tulangan D28 dipilih untuk menghindari panjang penyaluran yang terlalu
panjang dan ρg dibatasi tidak kurang dari 0,01 dan tidak lebih dari 0,06.
7692,654 mm 2
g 0.0137
(750 mmx 750 mm )
OK, 0,01 < ρg < 0,06

3. Desain Shear Reinforcement


Vu = 480,5 kN

f 'c 30
Vc bw d x750 x(750 (40 10 11)) 471,726 kN
6 6
Sekarang cek apakah
Vu 1
Vc ?
2
Vu 480,5kN
640,667kN
0,75
1
Vc 235 ,863 kN
2
Vu 1
Ok, ternyata Vc
2
Kemudian cek apakah
Vu 1
Vc bw d
3 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 100
digilib.uns.ac.id

Vu 480,5kN
640,667kN
0,75
1 750 x(750 61)
Vc bw d 471,726 643 ,976 kN
3 3x10 3
Vu 1
Ternyata Vc bw d , sehingga diperlukan tulangan geser.
3
1 bw s
Av _ min
3 fy

SNI 03-2847-2002 Pasal 23.10.5(1)


Mengharuskan kolom di ikat dengan tulangan sengkang pada rentang lo dari muka
kolom. Panjang lo tidak boleh kurang dari pada nilai terbesar berikut :
1. 1/6 tinggi bersih kolom = 1/6 x 2,8 m = 46,7 cm = 467 mm
2. Dimensi terbesar penampang kolom = 750 mm
3. 500 mm
OK, untuk itu digunakan sengkang D10 sejauh 75 cm dari masing-masing muka
kolom.

Sengkang dipasang dengan spasi maksimim so yang tidak boleh lebih dari :
1. 8db tulangan longitudinal = 8 x 22 = 176 mm.
2. 24db sengkang ikat = 24 x 10 = 240 mm
3. Setengah dimensi terkecil penampang struktur = 300 mm
4. 300 mm
OK, untuk itu dipasang 75 cm dari masing-masing muka kolom dipasang 2 leg
D10 sengkang dengan spasi 300 cm.

Sengkang ikat pertama dipasang dengan spasi tidak lebih daripada 0,5 so = 15 cm.
Kebutuhan minimum tulangan geser pada kolom diatur melalui :

75 f 'c bw .s
Av
1200 fy

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 101
digilib.uns.ac.id

Maka dengan spasi 30 cm, luas tulangan geser yang harus disediakan
75 f 'c bw .s 75 30 750 .300
Av 192 ,559
1200 f y 1200 400

Tabel 4.16. Tabel penulangan geser


Jenis Dimensi
Diameter Luas/bar Jumlah As ( mm2 )
D
(mm) ( mm2)
12 12 113,097 2 226,195

2 leg D12 sengkang menyediakan luas penampang 226,195 mm2. Cukup untuk
memenuhi kebutuhan tulangan geser minimum.
OK, persyaratan kekuatan geser terpenuhi.

Untuk bentang di luar lo, spasi sengkang maksimal dua kali spasi yang digunakan
di daerah lo. Maka digunakan spasi :
2x300mm = 600 mm

4.8.3. Perhitungan Balok dengan Program

Perhitungan dengan program dilakukan dengan input data yang sama dengan
perhitungan manual.
Hasil perhitungan diperoleh dengan menjalankan prosedur pelaksanaan program
seperti telah dijelaskan di atas, hasil perhitungan dengan program disajikan pada
Tabel 4.17.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 102
digilib.uns.ac.id

Tabel 4.17. Hasil perhitungan dengan menggunakan program perhitungan struktur


beton
Mu Mn de
No Lokasi Tulangan As (mm2) Lapis
(kNm) (kNm) (kNm) (mm)
Interior
1 end -505,95 6 D25 2945,243 557,287 696,609 637,5 1
Negatif
Eksterior
2 end -482,34 6 D25 2945,243 557.287 696,609 637,5 1
Negatif
Eksterior
3 end 325,64 4 D25 1963,495 381,200 476,501 637,5 1
positf
Interior
4 end 255,15 4 D25 1963,495 381,200 476,501 637,5 1
positif
Midspan
5 101,38 3 D25 1472,622 289,529 361,911 637,5 1
Positif

Tabel 4.18. Hasil perhitungan geser di muka kolom eksterior dengan menggunakan
program perhitungan struktur beton
No Item Nilai Satuan
1 Vn 544,667 kN
2 Vc 290,978 kN
3 Vs 253,689 kN
4 Vs maks 1163,91 kN
5 Diameter sengkang 10 mm
6 Spasi 157,89 mm
7 Spasi yang digunakan 150 mm

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 103
digilib.uns.ac.id

Tabel 4.19. Hasil perhitungan geser di muka kolom interior dengan menggunakan
program perhitungan struktur beton
No Item Nilai Satuan
1 Vn 544,667 kN
2 Vc 290,978 kN
3 Vs 253,689 kN
4 Vs maks 1163,91 kN
5 Diameter sengkang 10 mm
6 Spasi 157,89 mm
7 Spasi yang digunakan 150 mm

Tabel 4.20. Hasil perhitungan geser di luar muka dengan menggunakan program
perhitungan struktur beton
No Item Nilai Satuan
1 Spasi maksimum 318,75 mm
2 Spasi yang digunakan 300 mm

Tabel 4.21. Hasil perhitungan hoops sepanjang dua kali tinggi balok dengan
menggunakan program perhitungan struktur beton
No Item Nilai Satuan
1 de/4 159,375 mm
2 8 x diameter tulangan longitudinal terkecil 200 mm
3 24 x diameter tulangan hoop 240 mm
4 300 mm 300 mm
5 Spasi yang dipakai 150 mm

4.8.4. Perhitungan Kolom dengan Program

Perhitungan dengan program dilakukan dengan input data yang sama dengan
perhitungan manual.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 104
digilib.uns.ac.id

Hasil perhitungan diperoleh dengan menjalankan prosedur pelaksanaan program


seperti telah dijelaskan di atas, hasil perhitungan dengan program disajikan pada
Tabel 4.22.

Tabel 4.22. Hasil perhitungan kolom dengan menggunakan program perhitungan


struktur beton
No Item Nilai Satuan
1 Diameter tulangan 22 mm
2 Jumlah tulangan 20 buah
3 Diameter sengkang 12 mm
4 Panjang lo dipakai 750 mm
5 Spasi sengkang daerah lo 300 mm
6 Spasi sengkang di luar daerah lo 600 mm

4.9. Pembahasan

Berikut akan ditampilkan validitas perhitungan antara perhitungan dengan cara


manual dan perhitungan dengan program menggunakan contoh diatas. Hasil
validitas disini tidak mencerminkan perbedaan yang besar antara perhitungan
manual dengan perhitungan program. Perbandingan antara perhitungan dengan
program dan perhitungan secara manual disajikan dalam tabel 4.17.

Tabel 4.23. Perbandingan perhitungan manual dan program


No Keterangan Program Manual Simpangan
1 Tulangan Interior Negatif 6 D25 6 D25 -
2 Luas Tulangan Interior Negatif (mm2) 2945,243 2945,243 -
3 Mn Tulangan Interior Negatif (kNm) 557,287 557,287 -
4 de Tulangan Interior Negatif (kNm) 637,5 637,5 -
5 Tulangan Ekterior Negatif 6 D25 6 D25 -
2
6 Luas Tulangan Ekterior Negatif (mm ) 2945,243 2945,243 -
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 105
digilib.uns.ac.id

7 Mn Tulangan Ekterior Negatif (kNm) 557,287 557,287 -


8 de Tulangan Ekterior Negatif (kNm) 637,5 637,5 -
9 Tulangan Ekterior Positif 4 D25 4 D25 -
2
10 Luas Tulangan Ekterior Positif (mm ) 1963,495 1963,495 -
11 Mn Tulangan Ekterior Positif (kNm) 381,200 381,200 -
12 de Tulangan Ekterior Positif (kNm) 637,5 637,5 -
13 Tulangan Interior Positif 4 D25 4 D25 -
14 Luas Tulangan Interior Positif (mm2) 1963,495 1963,495 -
15 Mn Tulangan Interior Positif (kNm) 381,200 381,200 -
16 de Tulangan Interior Positif (kNm) 637,5 637,5 -
17 Tulangan Mid span 3 D25 3 D25 -
18 Luas Tulangan Mid span (mm2) 1472,622 1472,622 -
19 Mn Tulangan Mid span (kNm) 289,529 289,529 -
20 de Tulangan Mid span (kNm) 637,5 637,5 -
21 Vn Muka kolom Eksterior (kN) 544,667 544,667 -
22 Vc Muka kolom Eksterior (kN) 290,978 290,978 -
23 Vs Muka kolom Eksterior (kN) 253,689 253,689 -
24 Vs maks Muka kolom Eksterior (kN) 1163,91 1163,91 -
25 Diameter sengkang Muka kolom 12 12
-
Eksterior (mm)
26 Spasi Muka kolom Eksterior (mm) 157,89 157,89 -
27 Spasi yang digunakan Muka kolom 150 150
-
Eksterior (mm)
28 Vn Muka kolom Interior (kN) 544,667 544,667 -
29 Vc Muka kolom Interior (kN) 290,978 290,978 -
30 Vs Muka kolom interior (kN) 253,689 253,689 -
31 Vs maks Muka kolom interior (kN) 1163,91 1163,91 -
32 Diameter sengkang Muka kolom 12 12
-
interior (mm)
33 Spasi Muka kolom interior (mm) 157,89 157,89 -
34 commit
Spasi yang digunakan Muka to user 150
kolom 150 -
perpustakaan.uns.ac.id 106
digilib.uns.ac.id

inerior (mm)
35 Spasi maksimum di luar muka kolom 318,75 318,75
-
(mm)
36 Spasi yang digunakan di luar muka 300 300
-
kolom (mm)
37 Spasi hoops yang digunakan (mm) 150 150 -
38 Diameter tulangan kolom (mm) 22 22 -
39 Jumlah tulangan kolom 20 20 -
40 Diameter sengkang kolom (mm) 12 12 -
41 Panjang lo dipakai kolom (mm) 750 750 -
42 Spasi sengkang daerah lo kolom (mm) 300 300 -
43 Spasi sengkang di luar daerah lo 600 600
-
kolom (mm)

Tabel diatas memperlihatkan bahwa perhitungan dengan menggunakan program


perhitungan struktur beton tahan gempa dibandingkan dengan perhitungan manual
untuk setiap item mempunyai simpangan 0%, disini menunjukkan bahwa
perhitungan yang dilakukan program perhitungan struktur beton cukup akurat.

Kelebihan dan kekurangan dari program QuakeCon dibanding dengan


perhitungan manual dapat dilihat pada tabel 4.24.

Tabel 4.24. Kelebihan dan kekurangan program QuakeCon dibandingkan dengan


perhitungan manual
Perhitungan Kelebihan Kekurangan
Manual - Proses perhitungan lebih rumit
- Waktu perhitungan cukup
lama
Program - Input data lebih mudah - Kecepatan perhitungan
- Dapat digunakan orang non sipil tergantung dengan memori
- Meminimalisasi kesalahan komputer.
masukan data - Jika terjadi kesalahan rumus
- Ada peringatan jika terjadi merubahnya harus melalui
kesalahan source code program.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

a. Program QuakeCon merupakan program yang dirancang untuk


mempermudah dan mempercepat perhitungan struktur bangunan di
wilayah gempa 3 dan 4 sesuai dengan SNI 03-2847-2002.
b. Kesalahan yang dihasilkan adalah mendekati 0% sehingga program ini
layak untuk digunakan

5.2. Saran

a. Perlu adanya pengembangan program dengan menambahkan bentuk


penampang dan struktur lainnya. Sehingga bisa menjadi program yang
lengkap untuk menghitung keseluruhan struktur bangunan.
b. Perlu adanya fasilitas update program karena peraturan yang dipakai selalu
berubah.

commit to user

107
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2002. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan


Gedung(SNI 03-1726-2002). Badan Standarisasi Nasional, Puslitbang
Pemukiman, Bandung.

Asroni, Ali. 2010. Balok dan Plat Beton Bertulang. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Asroni, Ali. 2010. Kolom Fondasi & Balok T Beton Bertulang. Graha Ilmu.
Yogyakarta.

Dewobroto, Wiryanto. 2005. Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan Visual Basic


6.0. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta.

Imran, I., dan Hoedajanto, D. 2009. Desain dan Perhitungan Struktur Tahan
Gempa(Shortcourse HAKI 2009). Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia,
Jakarta.

Nawy, E.G. 2008. Beton Bertulang Suatu Pendekatan Dasar. Refika


Aditama.Bandung.

Purwono,R.; Tavio; Imran,I; dan Raka,I G. P. 2007. Tata Cara Perhitungan


Struktur Beton untuk Bangunan Gedung(SNI 03-2847-2002) Dilengkapi
Penjelasan (S-2002). ITS press, Surabaya.

Purwono,Rachmat. 2005. Perencanaan Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa.


ITS press.Surabaya

commit to user

108

Anda mungkin juga menyukai