Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

Di indonesia penderita diabetes diperkirakan 3 juta orang atau

1,5% dari 200 juta penduduk, sedangkan di Eropa mencapai 3-5%. Pada

lima tahun terakhir jumlah ini telah meningkat secara eksplosif, yang

disebabkan oleh meningkatnya peristiwa overweight dan obesitas

terutama di dunia barat (Tjay & Rahardja 2007, h. 738). Sedikitnya 250

juta orang di seluruh dunia menderita diabetes dan jumlah ini akan berlipat

ganda pada tahun 2030. Gaya Hidup dan perubahan kebiasaan makanan

yang dikenal sebagai penyebab utama diabetes (Helal, Aouf dan Khattab

2015, h. 109).

ِ‫ج ككرري‬ ‫ك‬ ‫أككولكوم كيِكرووا إركلىَ اولكور ر‬


‫ض ككوم أونكبوتكناَ رفيِكهاَ رمون ككل ل كزوو ج‬

Artinya :“Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah

banyaknya Kami tumbuhkan di bumi itu berbagai macam tumbuh-

tumbuhan yang baik?” (QS: Ash-shu’ara : 7).

Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik yang berlangsung

kronik dimana penderita diabetes tidak bisa memproduksi insulin dalam

jumlah yang cukup atau tubuh tidak mampu menggunakan insulin secara

efektif sehingga terjadilah kelebihan gula didalam darah dan baru

dirasakan setelah terjadi komplikasi lanjut pada organ tubuh (Misnadiarly

2006, h. 50).
Pada tahun 1980 WHO mengemukakan klasifikasi baru diabetes

melitus memperkuat rekomendasi National Diabetes Data Group pada

tahun 1979 yang mengajukan 2 tipe utama diabetes melitus, yaitu

"Insulin- Dependent Diabetes Mellitus" (IDDM) disebut juga Diabetes

Melitus Tipe 1 dan "Non-Insulin-Dependent Diabetes Mellitus" (NIDDM)

yang disebut juga Diabetes Melitus Tipe 2. Pada tahun 1985 WHO

mengajukan revisi klasifikasi dan tidak lagi menggunakan terminologi

DM Tipe 1 dan 2, namun tetap mempertahankan istilah "Insulin-

Dependent Diabetes Mellitus" (IDDM) dan "Non-Insulin-Dependent

Diabetes Mellitus" (NIDDM), walaupun ternyata dalam publikasi-

publikasi WHO selanjutnya istilah DM Tipe 1 dan 2 tetap muncul

(Dirjen Binfar Depkes 2005, h.10).

Diabetes melitus tipe 2 adalah bentuk yang sering dijumpai

meliputi sekitar 90% pasien yang menyandang diabetes. Walaupun pada

awalnya bisa dikendalikan dengan diet dan obat hipoglikemik oral,

banyak pasien yang akhirnya memerlukan insulin tambahan, sehingga

menjadi penyandang diabetes tipe 2 yang membutuhkan insulin

(Rubenstein, Wayne danBradley 2007).

Menurut WHO, sampai dengan 90% dari populasi dalam

pengembangan negara menggunakan tanaman dan produk-produknya

sebagai obat untuk perawatan kesehatan yang utama (Ijaola et al. 2014,

h.17). Salah satu alternatif pengobatan diabetes adalah dengan

menggunakan berbagai tumbuhan terutama yang mengandung senyawa


polifenol, termasuk flavonoid (Patel et al., 2012, h. 411). Daun ubi jalar

(Pleomele batatas L.) lebih banyak mengandung polifenol dibandingkan

dengan umbinya (Pramesti, 2014, h. 5). Flavonoid yang banyak terdapat

dalam daun ubi jalar (Pleomele batatas L.) adalah kuersetin (Octavia &

Widyastuti 2014, h. 839).

Penghambat alfa glukosidase dipertimbangkan menjadi salah satu

yang paling aman dan bagian yang terbaik ditoleransi dari bahan

antidiabetes yang tersedia (Hanefeld 2007, h.10). Namun, sejauh ini

belum terdapat publikasi tentang aktivitas antidiabetes daun ubi jalar putih

(Pleomele batatas L.) dengan mekanisme hambatan enzim pengurai

karbohidrat, seperti a-glukosidase. Penelitian ini bertujuan untuk menguji

aktivitas hambatan aglukosidase, dari daun ubi jalar putih (Pleomele

batatas L.).

B. Rumusan Masalah

Apakah ekstrak etanol daun ubi jalar putih (Ipomoea batatas L.)

memiliki efek inhibisi enzim α-glukosidase?

C. Maksud dan Tujuan Penelitian

1. Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui uji efek

inhibisi enzim α-glukosidase ekstrak etanol daun ubi jalar putih

(Ipomoea batatas L.).


2. Tujuan penelitian

a. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data

ilmiah mengenai uji efek inhibisi enzim α-glukosidase ekstrak etanol

daun ubi jalar putih (Ipomoea batatas L.)

b. Tujuan khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase ekstrak etanol daun ubi

jalar putih (Ipomoea batatas L.)

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk menambah data

ilmiah daun ubi jalar putih (Ipomoea batatas L.) mengenai efek inhibisi

enzim α-glukosidase sehingga dapat dijadikan rujukan untuk penelitian

selanjutnya serta dapat bermanfaat dalam pengembangan sumber

bahan obat.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah untuk memberikan

informasi kepada masyarakat mengenai uji efek inhibisi enzim α-

glukosidase ekstrak etanol daun ubi jalar putih (Ipomoea batatas L.)

sehingga dapat mengoptomalkan pemanfaatannya.


E. Kerangka pikir

Penyakit Diabetes Mellitus Daun ubi jalar


Keanekaragaman putih (Ipomoea
tumbuhan indonesia batatas L.)

Kandungan Kimia :
- Saponin
- Flavonoid
- Polifenol

Menurut Patel et.al.


2012. Senyawa
flavonoid merupakan
Salah satu alternatif
pengobatan diabetes

Inhibisi enzim α-
glukosidase

F. Hipotesis

Ekstrak etanol daun ubi jalar putih (Ipomoea batatas L.) memiliki

efek inhibisi enzim α-glukosidase ekstrak etanol daun ubi jalar putih

(Ipomoea batatas L.)

Anda mungkin juga menyukai