PENDAHULUAN
FEES sekarang menjadi pilihan pertama untuk evaluasi pasien dengan disfagia di
eropa karena mudah, dapat dilakukan berpindah tempat dan lebih murah dibandingkan MBS.
Prosedur ini dapat dilakukan oleh dokter spesialis THT-KL bersama dokter spesialis
Rehabilitasi Medik dan dapat menilai anatomi dan fisiologi menelan, perlindungan jalan
nafas dan hubungannya dengan fungsi menelan makanan padat atau cair, diagnosis, rencana
terapi selanjutnya serta evaluasi keberhasilan setelah terapi.
1. Sensitivitas pada daerah orofaring dan hipofaring yang sangat berperan dalam
terjadinya aspirasi.
3. Residu: menumpuknya sisa makanan pada daerah valekula, sinus piriformis kanan
dan kiri, poskrikoid dan dinding faring posterior sehingga makanan tersebut akan
mudah masuk ke jalan napas pada saat proses menelan terjadi ataupun sesudah proses
menelan.
4. Penetrasi: masuknya makanan ke vestibulum laring tetapi belum melewati pita suara.
Sehingga menyebabkan mudah masuknya makanan ke jalan napas saat inhalasi.
5. Aspirasi: masuknya makanan ke jalan napas melewati pita suara yang sangat berperan
dalam terjadi komplikasi paru.
Secara umum indikasi FEES adalah untuk mengevaluasi pasien dengan kesulitan menelan
dan kemungkinan resiko aspirasi dalam proses menelan. Metode ini juga dapat menentukan
intake nutrisi yang optimal untuk meminimalkan resiko aspirasi. Indikasi lain adalah :
1. Menilai struktur anatomi orofaring, nasofaring dan laringofaring.
2. Menilai integritas sensorik struktur faring dan laring
3. Menilai kemampuan pasien untuk melindungi jalan napas pada saat menelan
Keuntungan:
- Non radioaktif
- Portabel
- Tidak memerlukan ruangan khusus
- Hasilnya dapat langsung diketahui
Rekomendasi lain yaitu makanan dalam jumlah sedikit dengan frekuensi pemberian
lebih sering dan mengandung tinggi kalori dan tinggi protein. Makanan diberikan dalam
jumlah sedikit, ½ sampai 1 sendok teh setiap kali menelan. Penderita juga diminta untuk
tidak makan sambil berbicara. Bila menggunakan makanan kental, makanan dengan
kekentalan seperti madu yang dapat dijadikan pilihan. Memberikan bolus dengan
karakteristik sensorik tertentu, seperti bolus dingin, bolus dengan tekstur tertentu, atau bolus
dengan rasa yang kuat seperti jus lemon.
Prosedur pemeriksaan:
Agar pemeriksaan FEES ini dapat berlangsung dengan baik dan untuk menghindari
komplikasi yang mungkin timbul, perlu diperhatikan persiapan yang optimal. Persiapan ini
meliputi.
1. Persiapan penderita.
Sebelum tindakan FEES perlu dilakukan :
Anamnesis lengkap dan cermat
Endoskop fleksibel
Light source
Monitor televisi
Evaluasi Pemeriksaan
Komplikasi
Survei yang dilakukan oleh Langmore pada tahun 1995 menemukan hanya 27 kasus
dari 6000 prosedur FEES yang mengalami komplikasi. Adapun komplikasi yang bisa timbul
pada pemeriksaan FEES adalah sebagai berikut:
a. Rasa tidak nyaman : biasanya ringan, dari 500 pemeriksaan dengan FEES dilaporkan
86% pasien merasa tidak nyaman yang ringan.
b. Epistaksis : terdapat kurang dari 1,1% kasus epistaksis dilaporkan selama pemeriksaan
FEES. Pemeriksaan dianjurkan untuk waspada pada pasien yang diberikan terapi
antikoagulan, mereka dengan kelainan pembekuan darah serta yang memiliki riwayat
bedah nasal sebelumnya.
c. Respon vasovagal: sinkop vasovagal merupakan tipe sinkop yang paling sering terjadi
selama prosedur FEES. Dalam sebuah studi dengan 500 prosedur FEEST yang
dilakuakan, tidak terdapat laporan.
BAB III
KESIMPULAN
FEES menjadi pilihan pertama untuk evaluasi pasien dengan disfagia karena mudah,
dapat dilakukan berpindah tempat dan lebih murah dibandingkan MBS. Prosedur ini dapat
dilakukan untuk menilai anatomi dan fisiologi menelan, perlindungan jalan nafas dan
hubungannya dengan fungsi menelan makanan padat atau cair, diagnosis, rencana terapi
selanjutnya serta evaluasi keberhasilan setelah terapi.
Fiberoptic Endoscopic Examination of Swallowing (FEES) adalah pemeriksaan fase
faringeal pada proses menelan yang dilakukan secara endoskopi. Merupakan pemeriksaan
evaluasi fungsi menelan dengan menggunakan nasofaringoskop serat optic lentur. Pasien
diberikan berbagai jenis konsistensi makanan dari jenis makanan cair sampai padat dan
dinilai kemampuan pasien dalam proses menelan.
DAFTAR PUSTAKA
Hafil AF, Sosialisman, Helmi. Kelainan telinga luar. Dalam Soepardi EA, Iskandarb N,
Bashiruddin J, Restuti RD. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala
dan Leher. Edisi ke-6. Jakarta : Balai penerbit FK UI; 2007.
Badenduck A. Lucas; Fiber-optic endoscopic evaluation of swallowing to assess swallowing
outcomes as a function of head position in a normal population; Journal of Otolaryngology -
Head and Neck Surgery 2014th
Arens C ; Position paper of the German Society of Oto-Rhino-Laryngology, Head and Neck
Surgery and the German Society of Phoniatrics and Pediatric Audiology – Current state of
clinical and endoscopic diagnostics, evaluation, and therapy of swallowing disorders in
children; Department of Otorhinolaryngology, Head and Neck Surgery, University Hospitals
Magdeburg, 2015th
Park Young W ; Adding Endoscopist-Directed Flexible Endoscopic Evaluation of
Swallowing to the Videofluoroscopic Swallowing Study Increased the Detection Rates of
Penetration, Aspiration, and Pharyngeal Residue; Institute for Digestive Research, 2015th