PENDAHULUAN
akan pulih dalam waktu 3 bulan (Yetti Anggraini, 2010 : 1). Kematian ibu adalah
kematian seorang wanita terjadi saat hamil, bersalin, atau 42 hari setelah
terhadap persalinan. Anemia pada masa nifas memberikan pengaruh yang kurang
baik bagi ibu dan nifas selanjutnya. Pengaruh pada anemia pada masa nifas dapat
Sekitar 99% dari seluruh kematian ibu terjadi di negara berkembang. Sekitar 80%
Menurut laporan WHO tahun 2014 Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu
289.000 jiwa. Amerika Serikat yaitu 9300 jiwa, Afrika Utara 179.000 jiwa, dan
(SDKI) 2007, secara keseluruhan lebih dari delapan ibu mendapatkan perawatan
1
2
nifas, dengan rincian 70% mendapat perawatan dalam dua hari sesudah
melahirkan, sabanyak 16% tidak pernah mendapat perawatan masa nifas atau
Bojonegoro pada tahun 2017 menunjukkan kejadian anemia pada ibu nifas lebih
(0,98%) dari 611 ibu nifas, sedangkan di Puskesmas Trucuk sebanyak 40 ibu nifas
(7,42%) dari 539 ibu nifas. Dari data kedua Puskesmas menunjukkan adanya
pada saat ini organ-organ reproduksi sedang mengalami proses pemulihan setelah
terjadinya proses kehamilan dan bersalin. Asuhan masa nifas diperlukan setelah
proses persalinan karena masa ini merupakan masa krisis baik ibu maupun
bayinya (Bahiyatun, 2009 : 3). Anemia pada ibu nifas merupakan komplikasi yang
paling sering dialami ibu di masa nifas, penyebab utamanya adalah infeksi dan
perdarahan saat proses persalinan yang berlangsung lama karena atonia uteri,
Selain itu anemia ini pada ibu nifas dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari dan
aktivitas menyusui dikarenakan penderita merasa males, pusing, dan cepat lelah.
(Manuaba, 2007).
Dengan adanya asuhan masa nifas ini dapat menurunkan angka kematian
meningkatkan pelayanan asuhan kebidanan yang bermutu pada ibu dimasa nifas.
Serta pelayanan di tujukan juga untuk memantau tanda-tanda bahaya nifas serta
3
konteks sosial, mencerminkan banyak transisi bagi orang tua, anak dan anggota
nasional masa nifas dengan kunjungan nifas dilakukan minimal 3 kali untuk
mendeteksi dini komplikasi pada ibu nifas (Dinkes, 2011: 09). Pengenalan periode
kritis dalam rentang kehamilan, persalinan dan nifas akan membawa cakrawala
baru bagi efisiensi sumberdaya dan efektifitas upaya yang akan dijalankan dalam
memperbaiki kesehatan ibu, bayi dan anak. Hal ini harus dilihat sebagai
pendekatan baru dalam upaya kesehatan dan tidaklah diartikan sebagai program
baru bagi upaya akselerasi penurunan rasio atau jumlah absolut kematian ibu, bayi
untuk menerapkan upaya perbaikan pelayanan secara baik dan benar agar mampu
mungkin terjadi pada masa nifas, serta kesehatan secara umum, personal hygiene,
nutrisi, perawatan bayi baru lahir, pemberian asi, imunisasi dan keluaga berencana
sehingga dapat menambah pemahaman ibu tentang kunjungan nifas dan ibu nifas
penelitian tentang “Asuhan kebidanan pada ibu nifas multiparitas dengan anemia
Bojonegoro.
4. Mengidentifikasi kebutuhan segera pada ibu nifas multiparitas dengan anemia
nifas.