Jakarta, .................................
Mengetahui, Menyetujui,
i
TRISAKTI UNIVERSITY
Jakarta, ...............................................
ii
UNIVERSITAS TRISAKTI
(……………………………………..)
(..........................................................)
iii
Telah disetujui dan diterima untuk memenuhi sebagian dari persyaratan guna
memperoleh gelar Sarjana Akuntansi.
Jakarta, ...............................
iv
TRISAKTI UNIVERSITY
(............................................................)
(………………………………………)
(.............................................................)
v
Approved and accepted to fulfill some of the requirements in obtaining bachelor
degree of accounting.
Jakarta, ............................
Accounting Major Chairman
vi
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Jurusan : Akuntansi
Menyatakan bahwa skripsi ini adalah murni hasil karya sendiri. Apabila saya
mengutip dari karya orang lain, maka saya mencantumkan sumbernya sesuai
skripsi ini apabila terbukti melakukan tindakan plagiat. Demikian pernyataan ini
Jakarta, ……………………….
(Shienny Permatasari)
NIM: 023142182
vii
SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN UNTUK
DIPUBLIKASIKAN
N.I.M : 023142182
Jurusan : Akuntansi
Menyatakan bahwa saya bersedia untuk mempublikasikan skripsi ini atas nama
Jakarta, …………………..
(Shienny Permatasari)
NIM: 023142182
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
baik berkat adanya dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak. Melalui
kesempatan ini izinkan penulis untuk mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
Akuntansi
3. Bapak Abubakar Arif, SE, MM, selaku dosen pembimbing yang telah
4. Seluruh dosen dan staff Fakultas Ekonomi yang tidak dapat disebutkan
satu per satu yang telah membantu, berbagi ilmu, serta memberikan
ix
5. Keluarga tercinta yang telah mendoakan, memberikan dorongan, dan
skripsi
6. Ibu Eny, Ibu Tri, Ibu Dewi, Ibu Ghea, serta rekan kerja lainnya yang telah
penulisan skripsi
doa, dan dukungannya selama ini dan dalam proses penyusunan proposal
skripsi
penyusunan proposal skripsi yang tidak dapat penulis sebutkan satu per
satu
Penulis menyadari bahwa penyusunan proposal skripsi ini jauh dari kata
sempurna, baik dari segi isi maupun penyajiannya, disebabkan keterbatasan yang
dimiliki oleh penulis, baik dari segi ilmu maupun pengalaman. Semoga tugas
akhir ini dapat memberikan banyak manfaat baik bagi penulis sendiri maupun
berbagai pihak lainnya. Segala kritik dan saran akan diterima dengan senang hati.
Jakarta,…………………………….
Shienny Permatasari
x
DAFTAR ISI
xi
2.1.11 Financial Distress .......................................................... 24
2.1.12 Ukuran Perusahaan......................................................... 28
2.1.13 Leverage ......................................................................... 29
2.1.14 Operating Cash Flow ..................................................... 31
2.1.15 Firm-Level Competition ................................................. 32
2.2 Penelitian Terdahulu ................................................................ 33
2.3 Kerangka Pemikiran ................................................................. 38
2.4 Hipotesa...................................................................................... 40
2.4.1 Pengaruh Financial Distress terhadap manajemen laba .... 41
2.4.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba 41
2.4.3 Pengaruh Leverage Terhadap Manajemen Laba ................ 42
2.4.4 Pengaruh Operating Cash Flow Terhadap Manajemen Laba
........................................................................................... 42
2.4.5 Pengaruh Firm-Level Competition Terhadap Manajemen
Laba ................................................................................... 43
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 44
3.1 Rancangan Penelitian .................................................................. 44
3.2 Variabel Penelitian dan Pengukuran ........................................... 45
3.3 Populasi dan Sampel ................................................................... 46
3.4 Metode pengumpulan Data ......................................................... 47
3.5 Alat Analisa Data ........................................................................ 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................................. 54
4.1 Deskripsi Data Penelitian ............................................................ 54
4.2 Uji Asumsi Klasik ....................................................................... 57
4.3 Analisis Regresi Berganda .......................................................... 62
4.4 Pembahasan ................................................................................. 68
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 78
5.1 Simpulan ..................................................................................... 78
5.2 Keterbatasan Penelitian ............................................................... 78
5.3 Implikasi Manajerial ................................................................... 79
5.4 Saran ……………………………………………………………79
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 81
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
ABSTRAK
berada dalam tahap financial distress terhadap praktek manajemen labanya yang
pada 36 Perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek
negatif, ukuran perusahaan (size), dan operating cash flow berpengaruh negatif
Kata kunci: Financial Distress, manajemen laba, Net Income, Working Capital,
xv
ABSTRACT
discretioner (DA). The study was conducted on 36 Real Estate and Property
companies listed on Indonesia Stock Exchange (BEI) between 2012 and 2016.
The result of this study reveals that negative net income and working
capital, size of the company, and operating cash flow has negative impact towards
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
akuntansi dan menjadi salah satu jenis laporan yang wajib diterbitkan oleh
pegangan bagi para investor dan kreditor dalam proses pengambilan keputusan
(dijadikan sebagai salah satu sarana komunikasi antara pihak manajer perusahaan
akuntansi berbasis akrual memiliki sisi positif dan negatif. Sisi positifnya
penggunaan akuntansi berbasis akrual dianggap lebih rasional dan adil. Di sisi lain
manipulasi laporan keuangan ini biasanya dilakukan oleh perusahaan yang berada
1
2
memberikan perhatian utama atas bencana tersebut. Plat dan Plat dalam Fahmi
perusahaan berada pada tahap Financial Distress, misalnya saja faktor spesifik
dari dalam perusahaan itu sendiri seperti reputasi, leverage, dan ketidakstabilan
nilai earnings yang diperoleh hingga disebabkan oleh keadaan pasar seperti
kondisi perekonomian yang buruk dan tingkat suku bunga yang relatif cenderung
a. Latency : Pada tahap ini Return on Assets (ROA) perusahaan akan mengalami
penurunan.
b. Shortage of Cash : Perusahaan pada tahap ini tidak memiliki sumber daya kas
mendekati kebangkrutan.
para investor dan kreditur. Penurunan performa kinerja perusahaan secara terus
menerus berujung pada pemotongan gaji dan bonus karyawan menyebabkan para
(merupakan salah satu contoh praktek manajemen laba). Praktek ini sudah marak
terjadi sejak beberapa tahun silam, peristiwa tersebut terjadi baik di dalam negeri
maupun di luar negeri. Salah satu contoh praktek manajemen laba yang terjadi
menimpa Perusahaan Enron berhasil diungkap pada bulan Desember tahun 2001.
dari lima ratus perusahaan terkemuka di Amerika Serikat yang bergerak dalam
milyar. Kasus Enron berimplikasi sangat luas terhadap pasar keuangan global
yang ditandai dengan menurunnya harga saham secara drastis ke berbagai bursa
efek di belahan dunia, mulai dari Amerika, Eropa, hingga ke Asia. Berikut ini
Tabel 1.1
Kasus Manajemen Laba di Indonesia
No Perusahaan Kasus
masih saja kerap dilakukan, tidak peduli bagaimana caranya, diperbolehkan atau
dan kreditor dalam menilai kualitas laporan keuangan suatu perusahaan. Prinsip
kehati-hatian sangat diperlukan untuk dapat meyakini bahwa nilai yang tersaji
menunjukkan gejala distress (ex ante) terlibat dalam praktek manipulasi income
pengakuan akrual abnormal secara negatif bukan dengan cara menaikkan income.
yang sedang berada dalam tahap Financial Distress sudah pernah dilakukan, baik
di dalam negeri maupun di luar negeri. Penelitian di luar negeri, di New Zealand,
6
arah hubungan antara perilaku manajemen laba dengan perusahaan yang berada
pengembangan dari penelitian sebelumya oleh Ahsan Habib, Md. Borhan Uddin
Bhuiyan, dan Ainul Islam pada tahun 2013, di mana dalam penelitian sebelumnya
keuangannya.
perusahaan yang bergerak di bidang Real Estate dan Property yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2013 hingga 2016. Sektor industri Real
mencari hunian baru yang dikembangkan oleh perusahaan real estate yang besar
dan ternama, seperti Agung Podomoro Group, Agung Sedayu Group, Ciputra
Variabel bebas yang akan digunakan dalam penelitian ini yakni financial
manajemen laba lebih baik daripada penelitian sebelumnya. Penelitian ini berjudul
laba?
laba?
8
a. Bagi Emiten
penggunanya
c. Bagi Akademisi
labanya
9
Bab 1 : Pendahuluan
hipotesis
populasi dan sampel, metode pengumpulan data, serta alat analisa data
Bab ini berisi deskripsi data penelitian, analisa data penelitian, hasil
peneliti selanjutnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Statement) dengan:
Isi dari Financial Statement haruslah mudah untuk dipahami, relevan, dapat
10
11
d. Laporan arus kas: Menjelaskan perubahan arus kas perusahaan dalam satu
periode
bisnis, dan akuntansi). Berikut ini beberapa pengguna laporan keuangan beserta
tujuan penggunaaannya:
investor
kebijakan pembiayaannya
12
labanya atau tidak, dan memberikan informasi seputar kekuatan dan kelemahan
salah satu hasil analisa keuangan yang dapat dijadikan sebagai salah satu indikator
analisis rasio, analisis arus kas, dan valuasi merupakan alat yang dapat digunakan
laporan keuangan:
saat ini. Oleh sebab itu laporan keuangan tidak dapat dijadikan satu-satunya
dan menyajikan data dalam bentuk format yang dapat dengan mudah untuk
akrual dan cash basis. Perbedaan mendasar kedua metode tersebut terletak pada
pencatatan dilakukan pada saat terjadinya suatu peristiwa tanpa menunggu adanya
arus kas masuk atau keluar terlebih dahulu (pendapatan dan pengeluaran diakui
maupun keluar kedepannya dibandingkan dengan cash basis. Berikut ini akan
Akrual Diskresioner
penentuan umur ekonomis suatu aset tetap atau dalam pemilihan metode
kali ini. Besarnya nilai tersebut dapat diketahui dengan menggunakan model
εit……….(1)
Flow)
sebelumnya
sebelumnya
sebelumnya
variasi dari akrual non diskresioner dapat dijelaskan oleh variasi fenomena
menyatakan bahwa akrual non diskresioner merupakan akrual yang dapat berubah
bukan karna disebabkan oleh kebijakan atau pertimbangan manajemen tetapi lebih
mengarah pada variasi fenomena ekonomik perusahaan itu sendiri, misalnya saja
16
terjadinya.
untuk melakukan suatu pekerjaan atas nama principals. Pemilik akan memberikan
sehingga mengangkat satu atau beberapa agen untuk melakukan sebagian dari
permasalahan yang timbul atas hubungan tersebut. Walaupun pemilik dan pekerja
bekerja pada tujuan yang sama, namun kedua belah pihak belum tentu memiliki
Permasalahan agen berkaitan erat dengan keputusan yang diambil oleh agen,
mekanisme kebijakan dan insentif yang dapat membatasi perilaku agen dari
tindakan penyelewengan.
manajer kurang dari seratus persen (Masdupi, 2005). Kepemilikan saham yang
menimbulkan biaya keagenan (agency cost) bagi perusahaan. Teori agency ini
antara agent dan principal mendorong manajer untuk melakukan manajemen laba
perusahaan diyakini sebagai salah satu faktor pendorong munculnya moral hazard
dalam bentuk manajemen laba secara ilegal. Perusahaan di sini memegang kendali
yang memiliki kualitas baik terdorong untuk memberikan sinyal kepada pasar,
berkualitas baik dengan perusahaan yang berkualitas buruk. Agar sinyal tersebut
dapat efektif diterapkan maka harus mudah untuk ditangkap dan dipersepsikan
dengan baik oleh pasar serta tidak mudah ditiru oleh perusahaan lainnya.
total pendapatan dikurangi dengan total biaya. Laba (Earnings) merupakan item
yang sangat penting sekaligus menjadi sorotan dalam laporan keuangan. Nilai
laba dikaitkan dengan seberapa besar perusahaan efektif dan efisien dalam
19
Survei yang dilakukan pada CFO (Chief Financial Officer) oleh Graham et
pendapatan secara fiktif pada laporan keuangan (salah satu bentuk manajemen
laba).
mempengaruhi informasi yang ada dalam laporan keuangan dengan tujuan untuk
Beberapa pihak menyetujui adanya manajemen laba, namun ada juga pihak yang
angka laba hasil rekayasa tersebut sebagai angka laba tanpa rekayasa.
akuntansi yang secara sengaja dipilih oleh manajemen untuk tujuan tertentu dalam
berbasis akrual merupakan prinsip akuntansi yang berlaku saat ini dan diterima
secara umum serta manajemen laba lebih mudah terjadi pada laporan keuangan
berbasis akrual memberikan berbagai pilihan metode yang dapat digunakan untuk
mempengaruhi nilai laba (Beneish, 2001). Ketiga, tindakan manajemen laba lebih
2001).
Accounting
Ali (2009) berpendapat bahwa tindakan fraud merupakan tindakan yang disengaja
yang dapat menurunkan reliabilitas laporan keuangan baik dilakukan oleh pihak
Dapat disimpulkan bahwa fraud merupakan tindakan yang melanggar hukum dan
tunduk pada standar akuntansi dan peraturan yang berlaku. Di sisi lain fraud
perbedaannya terletak pada taat atau tidaknya pada standard / aturan yang
2003); (Bartov & Mohanram, 2004); (Shuto, 2007); (Iatridis & Kadorinis,
2009).
dalam pengaplikasiannya tidak ada batasan yang jelas sampai sejauh mana
Hingga saat ini pada prakteknya mengkategorikan suatu tindakan sebagai perilaku
Motivasi berasal dari kata Latin movere yang berarti dorongan atau
mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Motivasi dapat berasal dari dalam diri
sendiri maupun dari luar diri sendiri. Pada dasarnya motivasi berasal dari dalam
diri sendiri, faktor luar hanyalah berperan sebagai pemicunya. Terdapat 2 prinsip
motivasi pada umunya yakni untuk meraih kenikmatan atau menghindarkan diri
346-355) ada enam, yakni untuk tujuan bonus, motivasi politik, motivasi pajak,
(penghematan pajak)
23
e. IPO: Perusahaan yang hendak IPO (perusahaan yang baru pertama kali
atas sahamnya.
manajemen laba.
a. Taking a Bath / Big Bath : Merupakan pola manajemen laba yang biasanya
dikenal dengan 1-time event. Pola manajemen laba ini biasanya digunakan
Dengan adanya teknik ini akan memperbesar nilai bonus yang didapat
financial distress merupakan suatu keadaan dimana arus kas operasi perusahaan
sudah tidak lagi memadai untuk melunasi segala kewajiban lancarnya. Menurut
25
perusahaan kepada kebangkrutan (Platt dan Platt, 2006). Financial Distress terjadi
saja tingkat suku bunga hutang yang terlalu tinggi, nilai keuntungan yang rendah,
kesulitan dalam memperoleh pinjaman dan sebagainya. Memba dan Job (2013)
pencatatan akuntansi yang tidak memadahi, serta manajemen internal yang lemah.
(2003) menyatakan bahwa faktor sumber daya manusia dapat menjadi salah satu
kebangkrutan. McKeown et al. (1991), Hopwood et al. (1994), dan Mutchler et al.
sebagai berikut:
a. Stressed/bankrupt (SB)
b. Non-stressed/bankrupt (NSB)
c. Stressed/Non-bankrupt (SNB)
d. Non-stressed/Non-bankrupt (NSNB)
Status bangkrut dan tidak bangkrut dapat dengan mudahnya diketahui dengan
melihat status bangkrut perusahaan “Ex Post”. Pengelompokkan stressed dan non-
keuangan “Ex Ante”. Status “SB” diberikan pada suatu perusahaan jika
kebangkrutan
c. Saldo laba ditahan menunjukkan nilai defisit di tahun ketiga (Di mana tahun
Post” tetapi tidak menunjukkan gejala stressed “Ex Ante” (NSB), melakukan
Sweeney,1994). Berkaitan dengan tidak adanya bukti yang pasti mengenai arah
dengan perilaku manajemen laba, peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut dan
mendalam dalam penelitian kali ini dengan objek penelitian pada perusahaan
Property dan Real Estate yang beroperasi di Indonesia untuk periode 2013 hingga
a. Memiliki nilai negatif pada working capital pada akhir tahun belakangan
b. Memiliki nilai Bottom line net loss pada akhir tahun belakangan
tertentu
perusahaan besar, sedang, dan kecil. Skala perusahaan yang didasarkan pada nilai
total aset dipakai untuk menentukan besar kecilnya perusahaan. Logaritma dari
total aktiva dapat digunakan untuk memperhalus nilai dari aset yang cenderung
Berikut ini UU No. 20 Tahun 2008 yang mengatur kriteria ukuran suatu
perusahaan:
Tabel 2.1
Kriteria Ukuran Suatu Perusahaan
Kriteria
Kategori Asset
(Tidak termasuk tanah Penjualan dalam 1
dan bangunan tempat tahun
usaha)
Usaha Mikro ≤ Rp50.000.000,00 ≤ Rp300.000.000,00
Usaha Kecil > Rp50.000.000,00 dan > Rp300.000.000,00
≤ Rp500.000.000,00 dan
≤ Rp2.500.000.000,00
Usaha > Rp500.000.000,00 dan > Rp2.500.000.000,00
Menengah ≤ Rp10.000.000.000,00 dan
≤ Rp50.000.000.000,00
Usaha Besar >Rp10.000.000.000,0 > Rp50.000.000.000,00
Penelitian oleh Veronica dan Utama (2005) dan Nuryaman (2008) hasilnya
laba. Hubungan tersebut akan diteliti lebih lanjut dalam penelitian kali ini.
2.1.13 Leverage
sumber dana oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap (bunga) dan berasal dari
a. Operating Leverage
before interest and taxes (EBIT) dengan cara memperbesar pengaruh dari
b. Financial Leverage
Financial leverage merupakan penggunaan sumber dana yang memiliki fixed cost
daripada fixed cost yang ada sehingga akan meningkatkan keuntungan yang
tersedia bagi pemegang saham (Sartono, 2008:263). Biaya tetap tersebut tidak
c. Combined leverage
Penelitian kali ini menggunakan rasio long-term debt dibagi total assets
"Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas". Sumber arus
kas masuk dan arus kas keluar perusahaan berasal dari 3 aktivitas yang berbeda:
aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Arus kas yang berasal dari kegiatan
luar. Penelitian kali ini memperhitungkan total aset untuk melihat arah hubungan
terhadap perilaku manajemen laba. Operating cash flow diharapkan memiliki arah
resiko yang akan dihadapi oleh perusahaan. Perusahaan akan berhasil dan sukses
jika mampu menjawab segala ancaman dan peluang dalam pasar serta
Perusahaan yang berada dalam lingkungan persaingan pasar yang kuat cenderung
persaingan pasar yang kuat mengurangi laba perusahaan (Karuna et al., 2012;
2012).
sangat ketat cenderung untuk mencari kesempatan yang ada untuk melakukan
manajemen laba agar dapat mempertahankan posisinya baik dalam pasar maupun
33
bursa efek. Berikut ini model yang digunakan untuk menghitung firm-level
penelitian kali ini dijadikan sebagai acuan oleh peneliti dalam melakukan
penelitian untuk memperkaya wawasan. Berikut ini disajikan hasil dari beberapa
penelitian sebelumnya:
Tabel 2.2
Hasil Penelitian Terdahulu
f. Komisaris
independen
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
manajemen laba
g. Tata kelola
organisasi
berpengaruh
negatif
signifikan
terhadap
manajemen laba
4 Rifka Pengaruh Untuk menjelaskan a. Variabel bebas
Faridah Financial pengaruh Financial Financial
Adhima Distress Distress terhadap distress
(2017) Terhadap manajemen laba berpengaruh
Earnings positif terhadap
Management earnings
management
b. Variabel
kontrol:
profitabilitas,
leverage, dan
ukuran
perusahaan
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
earnings
management
5 Neerav Do Untuk meneliti Manajer
Nagar dan financially apakah perusahaan perusahaan yang
Kaustav Sen distressed yang kesulitan mengalami
(2017) firms keuangan kesulitan finansial
misclassify memanipulasi cenderung
core operating meningkatkan
expenses? income melalui pendapatan
misklasifikasi operasional
operating expenses (operating income)
sebagai income- dibandingkan
decreasing special dengan perusahaan
items. sehat. Mereka
melakukannya
36
dengan cara
mengklasifikasikan
biaya operasional
sebagai biaya
pengurang nilai
laba bukan sebagai
biaya pengurang
nilai operating
income
Secara garis besar kata kunci yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Financial distress dan Earnings management. Kedua kata kunci tersebut dijadikan
acuan oleh peneliti dalam mencari hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan
penelitian yang dikembangkan dari berbagai sumber yang relevan dan dapat
website situs jurnal akuntansi. Berikut ini disajikan isi secara garis besar dari hasil
1. Ahsan Habib, Md. Borhan Uddin Bhuiyan, dan Ainul Islam melakukan
krisis keuangan global melanda. Yang terakhir bahwa Pasar New Zealand
3. Dody Hapsoro dan Adrianus Billy Hartomo pada tahun 2016 melakukan
net income dan working capital, serta ukuran dewan direksi dan komite
manajemen laba.
38
biaya operasional sebagai biaya pengurang nilai laba bukan sebagai biaya
jatuh tempo. Manajemen laba seringkali dijadikan sebagai salah satu jalan pintas
yang dapat digunakan oleh manajer pada saat menghadapi situasi tersebut guna
insentifnya karena berhasil memenuhi target tertentu yang telah ditetapkan oleh
seringkali dijumpai bahwa target yang ditetapkan tersebut terlalu tinggi tanpa
dengan cara menaikkan laba atau apakah dengan cara menurunkan labanya.
operating cash flow, growth, dan firm-level competition) yang dianggap relevan
dengan keputusan manajer dalam melakukan manajemen laba turut pula diteliti
Distress 1
(Net Income)
Distress 2
(Working Capital)
Distress 3
(Net Income dan
Working Capital)
Ukuran
Perusahaan
Manajemen Laba
(Accrual Discretioner)
Leverage
Operating Cash
Flow
Firm-Level
Competition
2.4 Hipotesa
pengujian secara empiris (Erwan Agus Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti,
perusahaan jika tidak mampu bersaing dengan lawannya. Kondisi tersebut akan
dilakukan, misalnya saja penelitian yang dilakukan oleh Charitou pada tahun
penelitian tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Rosner pada
tahun 2003. Hasilnya menunjukkan bahwa perusahaan yang berada dalam tahap
pendapatan. Berikut ini hipotesis yang disusun untuk menguji pengaruh financial
manajemen laba
manajemen laba
besar, memiliki sistem pengendalian yang lebih baik, diaudit oleh kantor akuntan
42
pasar yang jauh lebih besar. Berikut ini hipotesis yang disusun untuk menguji
dikaitkan dengan perusahaan yang memiliki peluang lebih besar dalam melakukan
yang lebih rendah. Hal ini seringkali dikaitkan bahwa perusahaan yang memiliki
tingkat leverage yang lebih tinggi cenderung melakukan manajemen laba untuk
laba, karena tanpa melakukan manajemen laba pun perusahaan sudah dapat
meningkatkan harga sahamnya. Berikut ini hipotesis yang disusun untuk menguji
mengurangi laba perusahaan (Karuna et al., 2012; Markarian and Santalo, 2014).
(Marciukaityte dan Park, 2009). Berikut ini hipotesis yang disusun untuk menguji
METODE PENELITIAN
digunakan berupa data angka yang akan diolah dan dianalisa lebih lanjut untuk
proses analisa terhadap data yang ada. Penelitian ini berfokus pada upaya untuk
distress dengan perilaku manajemen labanya. Berikut ini tahapan dalam penelitian
kuantitatif:
a. Merumuskan masalah:
b. Mengumpulkan dan membaca teori yang telah ada beserta hasil penelitian
sebelumnya:
Pada tahap ini peneliti melakukan studi pustaka terhadap berbagai literatur
c. Merumuskan hipotesis:
44
45
kebenaran hipotesa
e. Mengumpulkan data:
Olah data dilakukan pada data yang telah dikumpulkan untuk menarik suatu
kesimpulan
orang, obyek, atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang dipilih oleh
peneliti dalam melakukan penelitiannya untuk dikaji lebih lanjut guna membantu
dalam proses penarikan suatu kesimpulan. Variabel penelitian pada penelitian kali
dibedakan menjadi:
Tabel 3.1
Skala Pengukuran
Dependent:
Manajemen Laba Rasio
Independent:
Financial distress Nominal
size Rasio
Leverage Rasio
Operating cash flow Rasio
Growth Rasio
Firm - Level Competition Rasio
1. Populasi:
dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Populasi pada penelitian kali ini adalah
Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar
2. Sampel:
populasi yang diteliti”. Penelitian kali ini menggunakan sampel laporan keuangan
tahunan periode tahun 2013 hingga 2016 untuk 35 Perusahaan Real Estate dan
Property yang terdaftar di BEI. Metode pemilihan sampel yakni secara purposive
b. Memiliki laporan keuangan lengkap mulai dari tahun 2013 hingga tahun 2016
b. Ketersediaan data
(2006: 175) sebagai cara yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data
yang dibutuhkan. Berikut ini peneliti akan menguraikan teknik pengumpulan data
1. Jenis data
Data yang digunakan pada penelitian kali ini merupakan data kuantitatif, di
2. Sumber data
Sumber data yang digunakan berupa data sekunder, di mana data tersebut
tidak diperoleh secara langsung oleh peneliti. Adapun data sekunder tersebut
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kali ini berupa
situs resmi Bursa Efek Indonesia dan situs resmi masing-masing perusahaan.
dalam pertanyaan penelitian atau model hipotesis. Analisis data secara statistik
1. Statistik Deskriptif
nilai median, nilai standar deviasi, nilai minimum, nilai maksimum, dan
sebagainya
49
digunakan, tepat, dan tidak bias. Uji asumsi klasik merupakan syarat yang
berganda. Model regresi linier dapat dikatakan baik jika memenuhi uji asumsi
normal atau tidaknya distribusi eror dari regresi. Model regresi dikatakan
normalitas dapat dilakukan melalui salah satu dari dua cara sebagai
1. Jika data menyebar di sekitar garis normal dan mengikuti arah garis
normalitas)
2. Jika data menyebar jauh dari sekitar garis normal dan tidak mengikuti
arah garis diagonal grafik, maka data tidak berdistribusi normal (tidak
lainnya.
H1 : Ada multikolinearitas
Pengujian mengacu pada nilai dari VIF (Varian Inflaction Factor) dengan
ketentuan,
apakah terdapat korelasi antara error pada periode t dengan error pada
H1 : Ada autokorelasi
0 DL DU 2 4-Du 4-DL 4
H1 : Ada heteroskedastisitas
ditolak
3. Uji hipotesis
maka menggunakan pengujian godness of fit model (R2), uji serentak (F-
α0 = Konstanta
αi = Koefisien regresi
ε = eror
a. Godness Of Fit Model (R2) : Digunakan untuk mengetahui seberapa besar
variabel dependen.
variabel dependennya.
Capital (D2), Net Income dan Working Capital (D3) , Size (X1),
Capital (D2), Net Income dan Working Capital (D3) , Size (X1),
variabel dependennya.
laba
manajemen laba
manajemen laba
Manajemen laba
54
BAB IV
Distress Terhadap Manajemen laba ini menggunakan data yang diperoleh secara
serta menyajikannya dalam mata uang rupiah). Tabel 4.1 menyajikan data sampel
penelitian dan tabel 4.2 menyajikan data statistik deskriptif untuk setiap variabel
penelitian.
Tabel 4.1
Sampel Penelitian
TAHUN TOTAL
KETERANGAN
2013 2014 2015 2016
Perusahaan Real
Estate dan
48 48 48 48 192
Property yang
terdaftar di BEI
Perusahaan Real
Estate dan
Property yang 13 13 13 13 52
tidak memenuhi
kriteria
TOTAL 35 35 35 35 140
Sumber : Data Sekunder Diolah, 2018
55
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif
Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation
Working Capital 140 0 1 .25 .435
Net Income 140 0 1 .31 .463
Working Capital dan 140 0 1 .27 .446
Net Income
Size 140 7.5640 14.7143 11.451317 1.9849948
Leverage 140 .0020 .5495 .195548 .1311297
Operating Cash Flow 140 -.1028 .3540 .038123 .0751816
Firm Level Competition 140 .0000 .2215 .041827 .0531780
Earning Management 140 -2.4451 2.8482 .023450 .3852387
Valid N (listwise) 140
Sumber : Data Sekunder Diolah, 2018
Tabel 4.3
Deskripsi Variabel Dummy
Praktik manajemen laba diukur dengan melihat nilai akrual diskresioner. Pada
tabel 4.2 terlihat bahwa nila rerata (mean) manajemen laba adalah sebesar
indikator antara lain: jumlah tenaga kerja, tingkat penjualan, jumlah total
uang, dan jumlah total aset. Pada penelitian ini ukuran (size) perusahaan
diukur dari nilai logaritma dari aset total, atau Size = Log Total asset. Pada
tabel 4.2 terlihat bahwa nila rerata (mean) Size perusahaan adalah sebesar
deviation) = 1,9849948
rasio long term debt dibagi toal asset. Pada tabel 4.2 terlihat bahwa nila rerata
dengan nilai maksimum = 0,5495 atau 54,49% dan nilai minimum = 0,0020
13,11%.
Pada tabel 4.2 terlihat bahwa nila rerata (mean) Operating Cash Flow
0,0751816.
nilai penjualan suatu perusahaan dibagi total penjualan suatu industri. Pada
tabel 4.2 terlihat bahwa nilai rerata (mean) Firm Level Competition adalah
maksimum = 0,2215 atau 22,15% dan nilai minimum = ǀ 0000 ǀ atau 0% (di
sini tidak dapat diartikan dengan nilai nol mutlak dikarenakan hasil dari
pengolahan data dengan nilai yang sangat kecil). Besarnya simpangan baku
Suatu model regresi linear beganda dikatakan baik atau layak (fit) jika
memenuhi kriteria BLUE (Best Linear Unbiased Estimator). Agar suatu model
regresi dapat memenuhi kriteria BLUE, maka pada model tersebut tidak boleh
ditemukan adanya satu atau lebih gejala-gejala asumsi klasik, maka gejala tersebut
harus diperbaiki lebih dulu agar model regresi dapat memenuhi kriteria BLUE
a. Uji Normalitas
normal. Jika distribusi data tidak normal, maka Uji t yang digunakan untuk
tidak bisa diaplikasikan jika model tidak mempunyai distribusi residual yang
cara antara lain: (1) cara grafis dengan menggunakan grafik Normal P-P Plot;
(2) Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S); dan (3) Uji Jarque-Berra (J-B). Pada
penelitian ini teknik uji normalitas yang digunakan adalah Uji Kolmogorov-
Jika nilai sig dari KS-Z < 0,05, maka HO ditolak, H1 diterima
Jika nilai sig dari KS-Z > 0,05, maka HO diterima, H1 ditolak
Tabel 4.4.
Hasil Uji Kolmogorov - Smirnov
nilai Asymp. Sig.: 0,057; 0,075; 0,084; 0,062; dan 0,064 yang semuanya lebih
atas, maka Ho dapat diterima, variabel bebas Size (X1), Leverage (X2),
b. Uji Multikolinearitas
apabila nilai variance inflation value atau nilai VIF masing-masing variabel
Tabel 4.5
Hasil Uji Multikolineritas
Collinearity
Variabel Statistics Keterangan
Tolerance VIF
Working Capital (D1) 0.833 1.200 Bebas multikolinearitas
Net Income (D2) 0.830 1.203 Bebas multikolinearitas
Working Capital dan Net 0.911 1.096 Bebas multikolinearitas
Income (D3)
60
antar variabel independen Working Capital (D1), Net Income (D2), Working
Capital dan Net Income (D3), Size (X1), Leverage (X2), Operating Cash
c. Uji Heterokedasitas
H1 : Ada heteroskedastisitas
ditolak.
61
Tabel 4.6
Hasil Uji Park
Asymp Taraf
Variabel >/< Keterangan
. Sig Signifikansi
Working Capital 0,141 > 0,05 H0 diterima, H1 ditolak
(D1)
Net Income (D2) 0,285 > 0,05 H0 diterima, H1 ditolak
Working Capital dan 0,169 > 0,05 H0 diterima, H1 ditolak
Net Income (D3)
Size (X1) 0,418 > 0,05 H0 diterima, H1 ditolak
Leverage (X2) 0,780 > 0,05 H0 diterima, H1 ditolak
Operating Cash Flow 0,149 > 0,05 H0 diterima, H1 ditolak
(X3)
Firm Level 0,769 > 0,05 H0 diterima, H1 ditolak
Competition (X4)
Sumber: data diolah, 2018
antar variabel independen Working Capital (D1), Net Income (D2), Working
Capital dan Net Income (D3), Size (X1), Leverage (X2), Operating Cash
heteroskedastisitas.
d. Uji Autokolerasi
Uji autokolerasi bertujuan menguji apakah pada model regresi linear terdapat
autokorelasi. Salah satu cara untuk mendeteksi yang dapat digunakan untuk
0 DL DU 2 4-Du 4-DL 4
Tabel 4.7
Hasil Uji Autokolerasi
Hasil tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai DW = 2,102, berada di wilayah tidak
ada autokorelasi.
Pada penelitian ini teknik analisa data yang digunakan adalah regresi
variabel bebas Working Capital (D1), Net Income (D2), Working Capital dan Net
Income (D3), Size (X1), Leverage (X2), Operating Cash Flow (X3), dan Firm-
Level Competition (X4) terhadap variabel terikat Manajemen Laba (Y). Dengan
Tabel 4.8
Hasil Analisis Regresi
0,217 X4
Nilai-nilai yang terdapat pada persamaan regresi di atas mempunyai arti sebagai
berikut:
a. Uji-t
variabel bebas Working Capital (D1), Net Income (D2), Working Capital
dan Net Income (D3), Size (X1), Leverage (X2), Operating Cash Flow
manajemen laba
manajemen laba
manajemen laba
manajemen laba
Interpretasi hasil uji – t pada tabel 4.8 di atas adalah sebagai berikut:
Tabel 4.9
Interpretasi Hasil Uji-t
Hasil uji pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa masing-masing variabel bebas
Working Capital (D1), Net Income (D2), Working Capital dan Net Income (D3),
Size (X1), Leverage (X2), Operating Cash Flow (X3), dan Firm-Level
66
Competition (X4) memiliki pengaruh terhadap manajemen laba (Y) sesuai dengan
b. Uji F
Ho : Tidak ada pengaruh variabel bebas: Working Capital (D1), Net Income
(D2), Working Capital dan Net Income (D3), Size (X1), Leverage (X2),
H1 : Ada pengaruh variabel bebas: Working Capital (D1), Net Income (D2),
Working Capital dan Net Income (D3), Size (X1), Leverage (X2),
Tabel 4.10
Hasil Uji F
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .315 7 .045 .292 .000a
Residual 20.314 132 .154
Total 20.629 139
a. Predictors: (Constant), Firm Level Competition, Working Capital/Net Income,
Operating Cash Flow, Size, Net Income, Leverage, Working Capital
b. Dependent Variable: Earning Management
Hasil uji F pada tabel 4.10 di atas menunjukkan bahwa nilai Sig. sebesar 0,000 <
0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterima, yang artinya semua variabel bebas
Working Capital (D1), Net Income (D2), Working Capital dan Net Income (D3),
Size (X1), Leverage (X2), Operating Cash Flow (X3), dan Firm-Level
c. Uji R2
determinasi dapat dilihat pada tabel output SPSS Model Summary di kolom R
Square (R2) sebagaimana yang ditunjukkan pada tabel 4.11 sebagai berikut:
Tabel 4.11
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Hasil uji koefisien determinasi (R2) pada tabel 4.11 di atas menunjukkan bahwa
nilai koefisien determinasi (R2) 0,652 atau 65,2% (0,652 x 100%). Hal ini berarti
Laba, 65,2% ditentukan oleh variabel-variabel bebas Working Capital (D1), Net
Income (D2), Working Capital dan Net Income (D3), Size (X1), Leverage (X2),
Operating Cash Flow (X3), dan Firm-Level Competition (X4) yang diteliti,
sedangkan sisanya yang 34,8% ditentukan oleh variabel lain yang tidak diteliti
4.4 Pembahasan
terhadap manajemen laba”, yang ditandai dengan nilai Sig. t = 0,1645 > 0,05 dan
salah satu bentuk tekanan keuangan (financial distress) yang dapat mengancam
Berkenaan dengan working capital negatif, terdapat kontroversi di antara dua cara
pandang yang berbeda. Pertama, working capital negatif dipandang sebagai risiko
operasinya adalah rendah; dan kedua, working capital negatif dipandang sebagai
(turnover) modal keja agar dapat menghasilkan profitabilitas lebih tinggi. Hasil
69
penelitian oleh Amit Kumar Arora (2013) menyimpulkan bahwa pada kondisi
working capital negatif atau total investasi tidak kuat (under investment), maka
membatasi peluang terjadinya praktik manajemen laba (Amit Kumar Arora, 2013:
312).
manajemen laba.
terhadap manajemen laba”, yang ditandai dengan nilai Sig. t = 0,3485 > 0,05 dan
koefisien regresi D1 = -0,031. Net income menjadi salah satu indikator penting
bagi pemilik, pemegang saham dan investor dalam menilai dan mengukur kinerja
keuangan dan nilai perusahaan. Metode akuntansi akrual apapun yang digunakan
oleh manajemen pada akhirnya akan bermuara pada deskripsi tentang net income.
Net income yang rendah, apalagi negatif atau bahkan bottom line loss, akan
menjadi pertanda (signal) atas adanya praktik manajemen laba. (Lua Luong Thi,
70
2015: 15). Fokus pengawasan dan audit melaui pendekatan net income dan cash
manajemen laba. Hal itu dapat dibuktikan pada penelitian ini bahwa “Net income
negatif atau bottom line loss berpengaruh negatif terhadap manajemen laba”.
manajemen laba.
nilai Sig. t = 0,2345 > 0,05 dan koefisien regresi D3 = -0,057. Dengan adanya
nilai Working capital dan net income yang negatif memberikan sinyal bagi pihak
sekaligus sinyal bagi para investor atau pelaku pasar lainnya tentang kinerja
keuangan perusahaan yang tidak atau kurang baik. Apabila keduannya sama-sama
ditunjukkan dengan nilai sig t = 0,305 > 0,05 dengan nilai koefisien regresi
perusahaan besar pada umumnya diaudit oleh akuntan publik bereputasi tinggi.
Hal ini akan mencegah terjadinya praktik manajemen laba yang dapat
utama bagi perusahaan besar untuk melakukan praktik manajemen laba; ketiga,
hampir semua perusahaan besar memiliki struktur audit internal yang solid
dengan perusahaan kecil (Teuta Llukani, 2013: 136). Temuan penelitian ini sesuai
dengan hasil penelitian Veronica dan Utama (2005) serta Nuryaman (2008) yang
manajemen laba”.
perusahaan dan manajemen laba dapat menuju ke arah sebaliknya, yaitu: “makin
audit secara lebih fleksibel; kedua, pemilik (owner) atau manajer perusahaan
kewenangan yang dimilikinya sehingga dapat mengatur hasil audit sesuai dengan
risiko politik; dan keempat, perusahaan besar cenderung memperbesar laba fiskal
untuk meningkatkan masukan dana dari luar (Teuta Llukani, 2013: 136).
Kesenjangan di antara kedua sudut pandang itu diteliti oleh Teita Llukani
perusahaan besar dan kecil dalam melakukan praktik manajemen laba?”. Hasil
perusahaan besar dan kecil dalam melakukan praktik manajemen laba”. Hal ini
berbeda dengan hasil penelitian ini dan dua penelitian sebelumnya, yaitu Veronica
dan Utama (2005) serta Nuryaman (2008). Perbedaan itu dapat disebabkan oleh
dan lain sebagainya. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
terhadap manajemen laba”, yang ditandai dengan nilai Sig. t = 0,3015 > 0,05 dan
dalam arti jika leverage perusahaan meningkat, maka praktik manajemen laba
73
juga akan ikut meningkat. Leverage menyangkut jumlah total hutang yang
yang berbeda.
tingkat leverage tinggi lebih cenderung melakukan praktik manajemen laba secara
hutang, artinya makin tinggi tingkat leverage (jumlah total hutang) perusahaan,
Di sisi lain, terdapat pendapat berbeda yang bersumber dari hipotesis Jensen
manajemen laba”. Hal ini berarti bahwa tingkat leverage yang tinggi akan
tingkat leverage-nya adalah rendah. Sejalan dengan Dechow eta al., Ke (2001)
manajemen laba”.
yang valid. Hasil penelitian kali ini pada perusahaan Real Estate dan Property
praktik manajemen laba, dimana makin tinggi tingkat leverage perusahaan, makin
perusahaan Real Estate dan Property yang cenderung memiliki tingkat resiko
yang tinggi (sumber pendanaan utama berasal dari eksternal sedangkan tanah dan
negatif terhadap manajemen laba”, yang ditandai dengan nilai Sig. t = 0,382 >
Praktik manajemen laba telah lama menjadi ancaman serius bagi tiap
kinerja dan nilai perusahaan, bahkan kebangkrutan. Hal ini berimplikasi pada
75
(Teoh et al, 1998; Rangan, 1998; Shivakumar, 2000; Daniel, 2008 dalam Xin
Hasil studi Xin Ling Fang (2016) menunjukkan bahwa para investor atau
pengguna jasa finansial di Bursa Efek China, menilai dan mengukur operating
pada sesi Secondary Equity Offering (SEO). Hal itu dilakukan untuk menghindari
risiko kerugian investasi yang dapat terjadi akibat bias dari prosedur akuntansi
yang dengan sengaja dilakukan oleh para manajer dengan tidak melaporkan
kerugian atau hal-hal buruk lainnya. Penggunaan indikator operating cash flow
didasarkan pada asumsi bahwa: “cash flow adalah indikator yang dapat
informasi lengkap mengenai cash flow. Zhang (2007) menyatakan bahwa “cash
flow tidak dapat atau sulit dimanipulasi”. Para regulator di China menerapkan
lainnya yang terkait, serta prosedur akuntansi akrual secara bersama-sama dalam
menilai dan mengukur kinerja dan nilai perusahaan. Diyakini bahwa pemakaian
operating cash flow dalam menilai dan mengukur kinerja perusahaan akan dapat
menekan atau mengurangi praktik manajemen laba (Xin Ling Fang, 2016: 46).
76
artinya semakin baik dan efisien operating cash flow suatu perusahaan, maka
manajemen laba.
(Y)
berpengaruh positif terhadap manajemen laba”, yang ditandai dengan nilai Sig. t =
0,3765 > 0,05 dan koefisien regresi β5 = 0,2714. Nilai-nilai tersebut secara
Artinya makin tinggi tingkat kompetisi di pasar, makin tinggi pula peluang
terjadinya praktik manajemen laba oleh para manajer (agent). Pada situasi dimana
pasar sedang tertekan oleh faktor eksternal, misalnya penurunan tarif atau
ini akan merangsang perusahaan untuk melakukan praktik manajemen laba guna
FLC memunculkan perilaku tidak etis atau oportunistik para manajer dalam
bentuk praktik manajemen laba, melalui perilaku sadar dan sengaja mengaburkan
77
atau pemegang saham. Dikatakan bahwa praktik manajemen laba adalah “sisi-sisi
gelap (dark sides) dari Firm’s Level Competitio (Shleifer, 2004 dalam Chen Lin et
antara prinsipal dan agent dalam perspektif teori keagenan, dijumpai sejumlah
PENUTUP
5.1 Simpulan
1. Net Income negatif atau bottom line loss berpengaruh negatif terhadap
manajemen laba.
manajemen laba
laba.
78
79
5.4 Saran
sehingga harga jual dapat murah dan dapat dijangkau oleh banyak
masyarakat.
81
DAFTAR PUSTAKA
Alsharairi, M., & Salama, A. (2011). Does high leverage impact earnings
management ? Evidence from Non cash Mergers and Acquisitions, 1–17.
Ardison, K. M. M., Martinez, A. L., & Galdi, F. C. (2012). The effect of Leverage
on Earnings Management in Brazil, 5, 305–324.
Cara Penulisan Footnote (catatan kaki) dari Buku, Majalah, Surat Kabar dan
Internet ~ Rethno23’s Blog. (n.d.). Diambil 18 Januari 2018, dari
http://rethno23.blogspot.co.id/2013/05/cara-penulisan-footnote-catatan-
kaki.html
Debnath, P. (2017). Assaying the impact of firm's growth and performance on
earnings management : An empirical observation of Indian Economy.
Research in Business Studies and Management, 4(2), 30–40.
Gunawan, fransisca F., Rudiawarni, F. A., & Sutanto, A. C. . (2014). Hubungan
antara Financial Distress dengan Earnings Management pada Badan Usaha
Sektor Manufaktur. Ilmiah, 3(1).
Habib, A., Bhuiyan, M. B. U., & Islam, A. (2013). Financial distress, earnings
management and market pricing of accruals during the global financial
crisis. Managerial Finance, 39(2), 155–180.
Handayani, R. S., & Rachadi, A. D. (2009). Pengaruh ukuran perusahaan terhadap
manajemen laba. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 11(1), 33–56.
Herman. (2011). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen laba pada
perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek
Indonesia. Akuntansi Keuangan.
Kasus Kimia Farma (Etika Bisnis) oleh David Hidayat - Kompasiana.com. (n.d.).
Diambil 16 Agustus 2017, dari
https://www.kompasiana.com/www.bobotoh_pas20.com/kasus-kimia-farma-
etika-bisnis_5535b4d46ea8349b26da42eb
Llukani, T. (2013). Earnings management and firm size: an Empirical analyze in
Albanian Market. European Scientific Journal, 9(16), 1857–7881.
Lusi Tyasing Swastika, D. (2013). Corporate governance, firm size, and earning
management: Evidence in Indonesia Stock Exchange. IOSR Journal of
Business and Management, 10(4), 77–82.
Marai, A., & Pavlovi, V. (2013). Earnings management VS Financial reporting
Fraud –. Economics and Organization, 10, 39–47.
Marlisa, O., & Fuadati, S. R. (2016). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
manajemen laba perusahaan properti dan real estate. Riset Manajemen, 5.
82
Mencari dan Berbagi: Pola Manajemen Laba. (n.d.). Diambil 25 Agustus 2017,
dari http://pustakateori.blogspot.co.id/2015/08/pola-manajemen-laba.html
Nikoomaram, H., Banimahd, B., & Shokri, A. (2012). An empirical analysis of
earnings management motives in firms listed on Tehran Stock Exchange.
Journal of Basic and Applied Scientific Research, 2(10), 9990–9993.
PT Bursa Efek Indonesia > Beranda. (n.d.). Diambil 21 September 2017, dari
http://www.idx.co.id/
Smith, M., & Graves, C. (2005). Corporate Turnaround and Financial Distress.
Managerial Auditing Journal, 20(3), 304–320.
https://doi.org/10.1108/02686900510585627
Sub sektor property & real estate BEI (61) | Saham OK. (n.d.). Diambil 18
Januari 2018, dari https://www.sahamok.com/emiten/sektor-property-real-
estate/sub-sektor-property-realestate/
The Advantages of Accrual Accounting | Chron.com. (n.d.). Diambil 5 September
2017, dari http://smallbusiness.chron.com/advantages-accrual-accounting-
4899.html
Thi, L. L. (2015). Earnings management through accrual-based analysis. Arcada.
Vega, W. De, & Amanah, L. (2014). Hubungan Antara Financial Distress
Terhadap Manajemen Laba, 3(4), 1–15.
Wu, P., Gao, L., & Gu, T. (2015). Business Strategy , Market Competition and
Earnings Evidence from China, 9(3), 401–424. https://doi.org/10.1108/CMS-
12-2014-0225
Zagers-mamedova, I. (2008). The effect of leverage increases on real earnings
management. Erasmus University (Institute).
Zhang, X. L. (2016). Study on Cash Flow Manipulation and Earnings
Management-Based on Empirical Evidence of China Listed Companies’ seo.
International Journal of Business and Social Science, 7(9), 46–54. Diambil
dari http://www.ijbssnet.com/journals/Vol_7_No_9_September_2016/5.pdf
83
Lampiran 1
Daftar Perusahaan Real Estate dan Property
Lampiran 2
Tabel Frekuensi
Working Capital
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Net Income
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Lampiran 3
Tabel Durbin Watson
128 1.6146 1.8105 1.5979 1.8280 1.5811 1.8457 1.5640 1.8638 1.5468 1.8821
129 1.6165 1.8107 1.5999 1.8281 1.5832 1.8457 1.5663 1.8636 1.5493 1.8817
130 1.6184 1.8110 1.6019 1.8282 1.5853 1.8457 1.5686 1.8634 1.5517 1.8814
131 1.6202 1.8113 1.6039 1.8284 1.5874 1.8457 1.5708 1.8633 1.5540 1.8811
132 1.6220 1.8116 1.6058 1.8285 1.5895 1.8457 1.5730 1.8631 1.5564 1.8808
133 1.6238 1.8119 1.6077 1.8287 1.5915 1.8457 1.5751 1.8630 1.5586 1.8805
134 1.6255 1.8122 1.6096 1.8288 1.5935 1.8457 1.5773 1.8629 1.5609 1.8802
135 1.6272 1.8125 1.6114 1.8290 1.5955 1.8457 1.5794 1.8627 1.5632 1.8799
136 1.6289 1.8128 1.6133 1.8292 1.5974 1.8458 1.5815 1.8626 1.5654 1.8797
137 1.6306 1.8131 1.6151 1.8293 1.5994 1.8458 1.5835 1.8625 1.5675 1.8794
138 1.6323 1.8134 1.6169 1.8295 1.6013 1.8458 1.5855 1.8624 1.5697 1.8792
139 1.6340 1.8137 1.6186 1.8297 1.6031 1.8459 1.5875 1.8623 1.5718 1.8789
140 1.6356 1.8140 1.6204 1.8298 1.6050 1.8459 1.5895 1.8622 1.5739 1.8787
141 1.6372 1.8143 1.6221 1.8300 1.6068 1.8459 1.5915 1.8621 1.5760 1.8785