PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
beberapa faktor seperti cita rasa, tekstur dan nilai gizinya juga sifat
tambahan pangan (BTP) baik yang alami maupun sintetis (Cahyadi, 2009).
Bahan Tambahan Pangan (BTP) merupakan suatu zat yang tidak asing lagi
dikalangan masyarakat, baik itu alami maupun sintetis. Dewasa ini kebutuhan
industri makanan, misalnya saja bahan pewarna. Salah satu bahan makanan
Indonesia, mengandung pati cukup tinggi, serta dibuat dari bahan dasar
dijadikan lauk makanan, karena rasanya yang gurih dan enak yang dapat
2008). Kerupuk beraneka ragam macamnya menurut rasa, bentuk dan asal
menggunakan zat pewarna yang dilarang. Hal ini tentu sangat berbahaya bagi
1
panjang. Oleh karena itu perlu adanya alternatif untuk mengganti pewarna
manusia. Oleh karena itu zat warna sintetis perlu diganti menggunakan zat
Bahan pewarna alami dapat berasal dari hewan maupun tumbuhan. Pewarna
alami adalah zat warna yang diperoleh dari bagian-bagian tumbuhan atau
camphecianum, carmin berasal dari insekta Coccus cacti (hanya yang betina)
2014). Pewarna alami yang ada, memiliki beberapa pigmen warna misalnya
klorofil, karotenoid, tanin, dan antosianin. Pigmen pewarna alami lebih aman
2
harganya relatif murah, mudah dicari, tidak karsinogenik, dan biodegredable
(Saidi, 2011). Pigmen aktif pada kunyit yang dapat mewarnai jaringan
Komponen yang khas dan dapat memberikan warna kuning adalah kurkumin
Selain kunyit, salah satu pewarna alami yang sering dipakai pada
makanan adalah sari buah naga. Buah naga (Hylocereus sp.) merupakan
tanaman jenis kaktus yang berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan
dan Meksiko. Tanaman yang awalnya dikenal sebagai tanaman hias ini
menurunkan kadar gula darah dan kolesterol, mencegah kanker usus, penguat
ketajaman mata. Buah naga biasanya dikonsumsi dalam bentuk buah segar
sebagai penghilang dahaga, karena buah naga mengandung kadar air tinggi
sekitar 90% dari berat buah. Rasanya cukup manis karena mengandung kadar
gula mencapai 13-18 briks. Buah naga juga dapat disajikan dalam bentuk jus,
sari buah, manisan, maupun selai atau beragam bentuk penyajian sesuai selera.
Secara umum buah naga juga mengandung zat besi 0,65 mg, vitamin B1
vitamin C 8-9 g, selain itu juga memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi
3
yaitu 11,5 g, asam 0,139 g, protein 0,53 g, serat 0,71 g, kalsium 134,5 mg,
adalah sawi. Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang
disebut juga sawi bakso, caisim, atau caisin). Selain itu, terdapat pula sawi
putih (Brassica rapa kelompok pekinensis, disebut juga petsai) yang biasa
dibuat sup atau diolah menjadi asinan. Jenis lain yang kadang-kadang disebut
sayuran daun lain yang agak berbeda, karena daunnya lebih tebal dan lebih
cocok menjadi bahan campuran mi goreng. Sawi sendok (pakcoy atau bok
choy) merupakan jenis sayuran daun kerabat sawi yang mulai dikenal pula
untuk mengetahui sifat fisik dan daya terima kerupuk akibat penambahan
kunyit, sari buah naga dan sawi sebagai pewarna alami. Penambahan pewarna
alami berupa kunyit, buah naga dan sawi diharapkan akan menjadi alternatif
pewarna makanan yang lebih sehat bagi tubuh dan tidak menimbulkan efek
karsinogenik.
4
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
5
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyarakat
naga, dan sawi sebagai pewarna alami terhadap sifat fisik dan daya
terima kerupuk.
2. Bagi Akademik
akademis tentang pengaruh penambahan kunyit, sari buah naga, dan sawi
sebagai pewarna alami terhadap sifat fisik dan daya terima kerupuk.
6
BAB II
A. Tinjauan Pustaka
1. Penelitian Terdahulu
TABEL 1 :
Penelitian Terdahulu
Peneliti
No Judul Hasil Penelitian
(Tahun)
1 Pohan (2015) Penambahan Bit (Beta 1. Berdasarkan uji daya
Vulgaris L.) Sebagai terima terhadap
Pewarna Alami aroma, warna, rasa
Terhadap Daya dan tekstur kerupuk
Terima dan yang disukai oleh
Kandungan Zat Gizi panelis adalah
Kerupuk Merah kerupuk P2.
2. Kerupuk dengan
penambahan sari bit
50 % memiliki kadar
serat, protein, dan
vitamin C yang lebih
tinggi dibandingkan
dengan penambahan
sari bit 25 %.
3. Kerupuk dengan
penambahan sari bit
25 % memiliki kadar
lemak dan air yang
lebih tinggi
dibandingkan dengan
penambahan sari bit
50 %.
4. Kerupuk terbaik
diperoleh dari
kerupuk P2 yaitu
kerupuk dengan
perbandingan 50 %
7
Peneliti
No Judul Hasil Penelitian
(Tahun)
sari bit dan 50 %
tepung tapioka,
menghasilkan
kerupuk dengan
warna merah,
beraroma khas
kerupuk, berasa gurih
dan khas manis bit
serta renyah.
2 Aprilia (2015) Pengaruh Penambahan Hasil penelitian
Sari Kunyit Putih menunjukkan bahwa
(Curcuma zedoaria) penambahan sari kunyit
Terhadap Kualitas putih yang berbeda
Telur Asin pada telur asin
memberikan perbedaan
pengaruh yang sangat
nyata (P<0,01) terhadap
kadar garam dan nilai
tekstur, memberikan
perbedaan pengaruh
yang nyata (P<0,05)
terhadap kadar air, pH
dan intensitas warna L*
(lightness) dan b*
(yellowness), tetapi
tidak terdapat perbedaan
pengaruh yang nyata
(P>0,05) terhadap
intensitas warna a*
(redness) pada kuning
telur asin.
3 Murtiyanti Identifikasi Hasil penelitian dari 17
(2013) Penggunaan Zat sampel kerupuk yang
Pewarna pada menggunakan pewarna
Pembuatan Kerupuk berbahaya yaitu merah
dan Faktor Perilaku 39% (Rhodamin B),
Produsen kuning 22% (Methanyl
Yellow), hijau 13%
(Malachite Green),
sedangkan yang tidak
menggunakan pewarna
atau kerupuk berwarna
putih yaitu 6 sampel
kerupuk (26%).
8
Peneliti
No Judul Hasil Penelitian
(Tahun)
Pengetahuan produsen
berhubungan dengan
praktek penggunaan zat
pewarna (p value 0,001)
dan sikap produsen
berhubungan dengan
praktek penggunaan zat
pewarna (p value 0,005).
4 Raharjo (2017) Pengaruh Penambahan Hasil penelitian
Pewarna Ekstrak menunjukan bahwa jenis
Kunyit dan Ekstrak pewarna dan
Wortel Terhadap konsentrasinya tidak
Margarin Berbahan berpengaruh nyata pada
Minyak Kelapa dan Iodine Value (IV), kadar
Lemak Coklat air dan titik leleh (Slip
Melting Point), tetapi
berpengaruh terhadap
bilangan asam (Acid
Value) warna. Perlakuan
terbaik diperoleh pada
jenis pewarna kunyit
dengan konsentrasi 10%
dengan nilai bilangan
asam 2,04; iodive value
36,80; kadar air 10,13%;
titik leleh 34,00 °C dan
warna (kekuningan)
28,65.
5 Sa’diyah Penggunaan Filtrat Hasil penelitian
(2015) Kunyit (Curcuma menunjukkan bahwa
domestica Val.) filtrat kunyit dapat
Sebagai Pewarna mewarnai jaringan
Alternatif Jaringan tumbuhan pada melinjo,
Tumbuhan pada meliputi parenkim,
Tanaman Melinjo sklereid, trakea, dan
(Gnetum gnemon) trakeid. Pada jaringan
tumbuhan filtrat kunyit
nampak kuning. Warna
nampak pada jaringan
lebih tajam dan cerah
menggunakan filtrat
kunyit bercampur air
kapur. Dapat
disimpulkan bahwa
9
Peneliti
No Judul Hasil Penelitian
(Tahun)
filtrat kunyit dapat
digunakan sebagai
pewarna alternatif
jaringan tumbuhan.
ringan yang terbuat dari bahan yang mengandung pati yang cukup tinggi.
membuatnya beragam warna dan rasa, disukai oleh segala lapisan usia
adonan tepung tapioka dicampur bahan perasa seperti udang atau ikan.
semua orang, baik anak-anak maupun orang tua serta dikonsumsi oleh
lauk saat makan nasi sehari-hari atau pada saat pesta. Selain itu juga
berfungsi sebagai lauk yang dapat dibuat dari berbagai macam bahan
dasar atau bahan yang mengandung pati cukup tinggi dengan atau tanpa
10
bahan tambahan lain yang diijinkan dibuat dengan proses tertentu dan
ukuran kerupuk ada yang kecil dan besar ± 5 cm x 5 cm, begitu juga
krem, putih dan kombinasi. Tidak ada standar bentuk, ukuran maupun
pembuatan kerupuk antara lain tepung tapioka, tepung terigu dan nasi.
11
kerupuk nabati : kerupuk kedelai, kerupuk gandum, kerupuk tapioka
udang, kerupuk petis dibuat dari bahan baku kerupuk ditambah petis,
kerupuk kedelai dibuat dari bahan baku kerupuk ditambah kedelai. Ada
minyak, diganti dengan pasir yang telah dicuci bersih dan dikeringkan.
sangat bervariasi. Jika kita lihat jenis kerupuk pada masa lampau masih
meter dan bunganya muncul dari puncuk batang semu dengan panjang
12
sekitar 10 – 15 cm dan berwarna putih. Umbi akarnya berwarna kuning
tua, berbau wangi aromatis dan rasanya sedikit manis. Bagian utamanya
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Family : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
pelepah daun yang saling menutupi. Batang kunyit bersifat basah karena
mampu menyimpan air dengan baik, berbentuk bulat dan berwarna hijau
Daun kunyit tersusun dari pelepah daun, gagang daun dan helai
13
agak kasar. Pertulangan daun rata dan ujung meruncing atau melengkung
tiga lembar kelopak bunga, tig lembar tajuk bunga dan empat helai
benang sari. Salah satu dari keempat benang sari itu berfungsi sebagai
alat pembiakan. Sementara itu, ketiga benang sari lainnya berubah bentuk
berupa batang yang berada didalam tanah. Rimpang kunyit terdiri dari
rimpang induk atau umbi kunyit dan tunas atau cabang rimpang.
dilengkapi dengan bau khas yang rasanya agak pahit dan pedas. Rimpang
sebuah rumpun. Lebar rumpun mencapai 24,10 cm. panjang rimpang bias
14
mencapai 22,5 cm. tebal rimpang yang tua 4,06 cm dan rimpang muda
1,61 cm. rimpang kunyit yang sudah besar dan tua merupakan bagian
inilah yang memberi warna kuning orange pada rimpang (Winarto, 2004).
minyak atsiri, pati, zat pahit, resin, selulosa dan beberapa mineral.
Buah naga adalah salah satu buah tropikal yang masih termasuk
ini terdapat beberapa genus, sedang buah naga ini termasuk dalam genus
Divisi : Spermatophyta
15
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Cactales
Famili : Cactaceae
Subfamili : Hylocereanea
Genus : Hylocereus
Hylocereus costaricensis(berdagingmerah)
(Kristanto, 2008):
pitaya adalah buah naga yang kulitnya berwarna merah dan daging
berwarna putih. Warna merah buah ini sangat kontras dengan warna
daging buah. Pada kulit buah terdapat sisik atau jumpai berwarna
buah rata-rata 400- 500g, bahkan ada yang dapat mencapai 650 g.
diekspor.
16
b. Buah naga berdaging merah (Hylocereus polyrhizus)
ketinggian rendah
17
kuning tanpa sisik sehingga cenderung lebih halus. Walaupun tanpa
80-100 gr. Buah naga berkulit kuning ini tidak sesuai untuk
laut.
memiliki sirip. warna kulitnya merah jambu, dihiasi sulur atau sisik
berwarna hijau seperti sisik naga. Beratnya kira-kira 400-650 gr. Buah
Bentuk buah bulat agak memanjang atau bulat agak lonjong. Kulit buah
ada yang berwarna merah menyala, merah gelap, dan kuning, tergantung
dari jenisnya. Kulit buah agak tebal, yaitu sekitar 3 – 4 mm. Di sekujur
Daging buah berserat sangat halus dan di dalam daging buah bertebaran
biji-biji hitam yang sangat banyak dan berukuran sangat kecil. Daging
buah ada yang berwarna merah, putih, dan hitam, tergantung dari
18
jenisnya. Daging buah bertekstur lunak dan rasanya manis sedikit masam.
(Cahyono, 2009).
tidak kelihatan karena dari pangkal batang tumbuh tangkai daun dan
daunnya bulat panjang dan berbulu halus. Tanaman sawi yang sering
dan segar. Tanaman sawi memiliki akar tunggang (radix primaria) dan
akar pada kedalaman antara 30-50 cm. Akar-akar ini berfungsi antara lain
untuk menyerap air dan zat makanan dari dalam tanah, serta menguatkan
19
dataran tinggi maupun di dataran rendah. Struktur bunga sawi tersusun
(tinggi) dan bercabang banyak. Tiap kuntum sawi terdiri atas empat helai
daun kelopak, empat helai daun mahkota, bunga berwarna kuning cerah,
empat helai benang sari, dan satu buah putik yang berongga dua
(Rukmana, 1994).
serangga lebah dan manusia. Hasil dari penyerbukan ini terbentuk buah
berupa biji. Buah sawi termasuk tipe buah polong, yakni bentuknya
memanjang dan berongga. Tiap buah (polong) berisi dua sampai delapan
butir biji. Biji sawi berbentuk bulat kecil yang berwarna coklat atau
berwarna hijau keputihan dan lebar, batang berwarna hijau dan pendek
serta tegap, rasa enak. Kedua, sawi hijau, sawi ini berbatang pendek dan
tegap, daunnya lebih hijau dari sawi putih, tangkai daun pipih, rasa agak
pahit, tapi banyak disukai konsumen. Ketiga, sawi huma (sawi ladang),
20
varietas tropika merupakan varietas terbaik untuk parameter tinggi
indeks panen yang masing-masing adalah 18,59 cm; 2,30 helai; 85,96 g;
83,52%.
lebih baik jika ditanam di dataran tinggi. Daerah penanaman yang sesuai
dilakukan dengan teratur dan dengan air yang cukup, tanaman ini dapat
dilakukan pada dataran tinggi, tanaman ini tidak perlu air yang banyak,
hawa yang sejuk, maka akan lebih cepat tumbuh apabila ditanam dalam
suasana lembab. Akan tetapi tanaman ini juga tidak senang pada air yang
21
adalah tanah gembur, banyak mengandung humus, subur, serta drainase
Penambahan Pewarna
Alami dari Kunyit, Sari Proses Pengolahan
Buah Naga dan Sawi
Pengukusan
Kerupuk Pengukusan
22
C. Hipotesis
naga dan sawi sebagai pewarna alami dalam proses pembuatan kerupuk dapat
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Bahan Penelitian
tapioka, air, garam, sari kunyit, sari buah naga dan sari daun sawi.
B. Alat Penelitian
Alat yang digunakan dalam pembuatan pewarna dari kunyit, sari buah
naga dan sawi adalah blender, pisau, pengaduk, panci (bejana), timbangan,
saringan, penggiling, mixer, gelas ukur plastik dan kompor. Sedangkan untuk
pembuatan kerupuk alat yang diperlukan adalah panci atau dandang untuk
24
D. Jalannya Penelitian dan Diagram Alir Penelitian
1. Tahapan Penelitian
a. Penelitian Pendahuluan
kunyit, sari buah naga dan sawi. Kemudian untuk pembuatan jumlah
ekstrak sari kunyit, buah naga dan sawi yang ditambahkan dalam
kunyit sebagai pewarna alami dengan konsentrasi 25% dan 50%, sari
buah naga dengan konsentrasi 25% dan 50% dan sawi sebagai
sawi).
2. Jalannya Penelitian
a. Penelitian Pendahuluan
bahan pewarna alami yaitu kunyit, buah naga dan sawi. Setelah
25
pewarna alami dibuat, kemudian kerupuk dibuat menggunakan
26
Kunyit tua dan segar
Kupas kulit
Iris tipis
Masak 10 menit
batis setelah itu ditimbang hasil sari yang didapat. Sari buah
27
naga siap digunakan sebagai bahan pewarna alami pada
Ditimbang
Potong dadu
Blender ±5 menit
sawi hijau yang masih segar. Sawi hijau dicuci dan dibersihkan
28
Diagram pembuatan pewarna alami dari sawi disajikan pada
gambar berikut :
Pasta Sawi
4) Pembuatan Kerupuk
29
didinginkan selama satu hari, diiris dengan ketebalan 1 mm dan
Tepung Tapioka
Diayak
Bumbu Halus : Pewarna Alami :
Garam, sari kunyit,
Air, Campur dengan mixer sari buah naga,
Bawang sari sawi
Uleni Adonan
Dibentuk homogen
Masukkan loyang
Dipotong tipis 1 mm
Kerupuk
Gambar 6. Diagram Alir Pembuatan Kerupuk dengan Pewarna Alami dari
Kunyit, Buah Naga dan Sawi
30
E. Variabel Penelitian
Variabel dari penelitian ini meliputi varibel tetap dan variabel tidak
tetap.
penambahan pewarna alami berupa sari kunyit, sari buah naga dan sari
F. Rancangan Penelitian
penambahan pewarna alami dari kunyit, buah naga dan sawi terhadap
P0 = Kontrol 0%
31
Dimana :
Yij(t) = nilai pengamatan pada baris ke-i, kolom ke-j yang mendapat
perlakuan ke-t
perlakuan ke-t
dilakukan uji lanjut menggunakan uji DMRT (Duncan’s Multiple Range Test)
G. Parameter Penelitian
1. Sifat fisik kerupuk yang dibuat dengan penambahan pewarna alami dari
32
b. Uji warna metode kolorimetri
terhadap :
a. Rasa
b. Aroma
c. Warna
d. Tekstur
Uji organoleptik dilakukan pada kerupuk yang sudah dimasak atau siap
kerupuk penambahan pewarna alami dari kunyit, buah naga dan sawi.
pengujian diantaranya :
33
kemudian keliling kerupuk menggunakan seutas benang yang
𝐿𝑖 − 𝐿𝑜
%𝐿𝐸 = 𝑥 100%
𝐿𝑜
Keterangan :
LE = Kemekaran linier
2. Uji Organoleptik
34
numerik untuk menilai sifat produk yang disajikan menggunakan metode
penambahan pewarna alami dari kunyit, buah naga dan sawi sesuai
35