PENDAHULUAN
dan anak-anak. KDRT terjadi pada semua lapisan masyarakat mulai dari
baik dari segi kuantitas maupun kualitas sebagaimana yang tersaji pada
Hasil survei tersebut diperkuat oleh sejumlah fakta yang tercatat pada
tahun 2005.
Sumber: http://catatan-tahun-2005.com
mitra, sedangkan tahun 2004 berjumlah 14.020 kasus. Grafik kasus KTP
pengadaan layanan: tahun 2002 meningkat 61% dari tahun 2001, tahun
2003 meningkat 66%, tahun 2004 meningkat 56%, dan tahun 2005
2007 sampai 2011 terdapat 928 kasus yang ditangani oleh UPPA yang
fenomena gunung es, artinya kasus yang terjadi belum bisa mewakili
kasus yang sebenarnya karena masih banyak kasus kekerasan yang tidak
budaya malu juga masih sangat kuat, dan anggapan tabu jika melaporkan
termasuk jika suami melakukan kekerasan maka hal itu adalah bagian dari
kodratnya.
1 Keengganan melapor ke pihak yang berwajib bukan hanya disebabkan perasaan malu,
namun juga kurangnya kepercayaan kepada lembaga penegak hukum. Karena faktanya, dari
sejumlah kasus kekerasan dalam rumah tangga yang menimpa perempuan, yang dilaporkan
kepada polisi, tidak seluruhnya bisa diteruskan sampai ke Jaksa Penuntut Umum (JPU) atau
disidangkan di Pengadilan. Dari 928 kasus yang ditangani oleh UPPA di seluruh Indonesia
hanya 109 kasus yang diteruskan sampai ke Jaksa Penuntut Umum.Sebagian besar kasus
tersebut justru dihentikan penyidikannya dengan alasan tidak cukup bukti atau harus dihentikan
demi hukum atau pelapor mencabut kembali pengakuannya. Dari 928 kasus KDRT yang
ditangani oleh UPPA di seluruh Indonesia hanya 459 kasus yang bisa diproses. Pada kasus
yang dihentikan penyidikan karena kurang bukti, biasanya karena korban melapor setelah
bekas-bekas kekerasan sudah hilang dari tubuh korban atau tidak ada saksi yang melihat
kejadiannya.
http://archive.kaskus.co.id/thread/13741386/0/penanganan-kasus-kdrt-oleh-kepolisian
4
Dalam konstruksi sosial yang demikian, seorang istri dituntut untuk selalu
keluarga, yang terwujud dalam bentuk kekerasan fisik dan psikis yang
2 Perbedaan peran dan kedudukan antara suami dan isteri diatur oleh undang-undang
negara. Lihat Pasal 31 ayat (3) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
yang menyatakan “suami adalah kepala Keluarga dan isteri adalah ibu rumah tangga”.
Ketentuan tersebut merupakan pengesahan peran dan kedudukan suami yang lebih dominan
daripada isteri dan sering ditafsirkan keliru oleh kaum perempuan bahwa karena kedudukan
suami adalah kepala keluarga, maka suami berhak melakukan kekerasan terhadap istrinya.
5
dan/atau anak-anak sulit diukur dengan tepat, karena hal itu menyangkut
luar lingkungan rumah tangga. Data peningkatan angka KDRT dari tahun
maslah bersama yang serius. Kondisi semacam ini tidak bisa dibiarkan
yang bersifat khusus (lex spesialis) (Grace Y. Balowe, 2011: 1). Hal itu
sosial, ekonomi, gender, dan budaya masyarakat. Oleh karena itu, pada
permanan.
Semarang?
pidana?
a. Manfaat Teoretis
b. Manfaat Akademis
baik melalui jalur non litigasi yaitu Alternative Dispute Resolution (ADR),
c. Manfaat Praktis
Semarang.
Semarang.
BAB I : PENDAHULUAN
manfaat penelitian.
antar pelajar.
BAB V : PEMBAHASAN
permasalahan-permasalahan penelitian.
12
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
dilakukan oleh orang lain yang ada relevansinya dengan masalah aktual
penelitian baru yang sama sekali berbeda fokus kajiannya (H.B. Sutopo,
Nunuk Setyowati, No. Mhs: 6854 yang berjudul “Kinerja Unit PPA
metode penelitian studi kasus. Data penelitian adalah data primer yang
diperoleh dari wawancara dan dianalisis dengan teknik reduksi data dan
adalah dalam aspek Kinerja Unit PPA Polres dan faktor-faktor yang
bahwa penelitian ini memiliki lingkup permasalahan yang lebih luas yaitu:
(1) kekerasan yang diteliti tidak hanya pada anak tetapi juga pada
14
perempuan dewasa; (2) lingkup tugas, fungsi dan peran yang diteliti pada
Unit PPA Polres lebih luas yaitu penanganan perkara yang mencakup
Biasanya rumah tangga terdiri atas keluarga inti (nuclear family) yaitu
rumah tangga juga ada sanak saudara yang ikut bertempat tinggal,
misalnya orang tua, baik dari pihak suami atau istri, saudara
itu, juga terdapat pembantu rumah tangga yang bekerja dan tinggal
sebagai berikut:
yang bahagia lahir dan batin, sebagaimana yang dinyatakan dalam Pasal
berikut:
Hak yang sama dan kedudukan yang seimbang antara suami dan
adalah “kepala keluarga” dan isteri adalah “ibu rumah tangga” adalah
keliru bahwa suami berkuasa atas isterinya dan sebaliknya isteri harus
hal yang wajar dalam rangka mendidik isteri, dan sebaliknya isteri
jalur non litigasi (di luar sistem peradilan pidana), meskipun dalam hal-
mediator.
pelaku tindak pidana dengan korban, maka mediasi penal ini sering
tetapi di luar tetapi di luar sistem peradilan pidana masih terdapat sarana
2008: 100-101).
peradilan pidana hanya salah satu cara dan tempat yang dapat ditempuh.
pelaku tindak pidana, serta mencari solusi yang lebih baik untuk
pidana yang lain. ADR yang merupakan bagian dari konsep keadilan
lebih merasa aman serta risiko rusaknya hubungan dan keutuhan rumah
20
bisa dihindari.
tangga yang dilakukan oleh suami terhadap isteri yang dapat dimediasi
UUKDRT).
Indonesia.
masalah sosial melalui jalur alternatif selain proses hukum atau non
litigasi antara lain melalui upaya perdamaian yang pada prinsipnya: (1)
konsep ADR; (6) Untuk kasus yang telah dapat diselesaikan melalui
22
konsep ADR agar tidak lagi disentuh oleh tindakan hukum lain yang
Resolution (ADR) dalam penangan perkara KDRT oleh Unit PPA Polres
seseorang.
tujuan tertentu.
orang tersebut.
Menurut Friedman (2009: 15-18), sistem hukum terdiri atas tiga unsur
yang membentuk satu kesatuan yang bulat dan utuh, serta saling
a. Substansi Hukum
b. Struktur Hukum
sarana dan prasarana; dan (4) masyarakat di mana hukum itu bekerja.
c. Kultur Hukum
adalah bagian dari struktur hukum yang mengemban fungsi dan tugas
sepenuhnya.
dasar hukumnya. Perkara KDRT ditangani melalui dua jalur, yaitu jalur
Ragaan Model Penanganan Perkara KDRT oleh Unit PPA Polres Semarang
KDRT
Delik aduan
(Pasal 51, 52, 53 UU KDRT
Pengaduan ke
Unit PPA Polres Semarang
Penanganan Perkara
Tidak Ya
Risiko Perceraian
Pemulihan hubungan
rumah tangga
27
BAB III
RANCANGAN PENELITIAN
a. Pendekatan Penelitian
yaitu dari hal-hal yang bersifat umum menuju ke hal-hal yang bersifat
khusus. Oleh karena itu, hasil temuan penelitian kualitatif tidak dapat
5 Menurut Strauss dan Corbin (2003) penelitian kualitatif dimaksud sebagai jenis penelitian
yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya.
Selanjutnya, dipilihnya penelitian kualitatif karena kemantapan peneliti berdasarkan
pengalaman penelitiannya dan metode kualitatif dapat memberikan rincian yang lebih kompleks
tentang fenomena yang sulit diungkapkan oleh metode kuantitatif. Supaya dapat menghasilkan
temuan yang benar-benar bermanfaat, maka penelitian kualitatif memerlukan perhatian yang
serius terhadap berbagai hal yang dipandang perlu. Dalam memperbincangkan proses
penelitian kualitatif paling tidak tiga hal. yang perlu diperhatikan, yaitu kedudukan teori,
metodologi penelitian dan desain penelitian kualitatif. (Lihat Lexy J. Moleong. 1989. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung: Remadja Karya).
28
masyarakat.
b. Metode Penelitian
b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh peneliti tidak secara langsung
Republik Indonesia;
narasumber terpilih; (2) data sekunder yang meliputi bahan hukum primer
(direduksi); (2) data yang relevan kemudian disusun secara sistematis dan
sehingga interpretasi tidak bersifat bias tetapi dapat dijelaskan oleh teori
kejadian yang ada pada tatanan penelitian. Disamping itu, peneliti harus
yang diperoleh dari suatu sumber dengan informasi yang diperoleh dari
sumber lain. Terdapat dua teknik triangulasi yaitu; (1) triangulasi sumber,
2. Penelitian lapangan
Penuyusunan Hasil Penelitian
3. Seminar Hasil penelitian
Penyusunan Skripsi
4. Sidang Ujian Skripsi
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku-buku Hukum
ND Fadjar Mukti. & Achmad Yulianto, Dualisme Penelitian Hukum: Normatif &
Empiris, Cetakan I, Pustaka Pelajar, Yogyakarta : 2010
Susi Eja Yuarsi, Menggagas Tempat Yang Aman Bagi Perempuan Cet1, Pusat
Studi Kependudukan dan Kebijakan, Universitas Gajah Mada,
Yogyakarta: 2002.
B. Peraturan Perundang-undangan
Fakhruzy Agung, Ruba’i Masruchin dan Djatmika Prija, Mediasi Penal Dalam
Penyelesaian Tindak Pidana Kekerasan Dalam Rumah Tangga Yang
Dilakukan Suami Terhadap Istri, Universitas Brawijaya, Malang: 2010.
D. Internet
http://archive.kaskus.co.id/thread/13741386/0/penanganan-kasus-kdrt-oleh
kepolisian
http://catatan-tahun-2005.com