Anda di halaman 1dari 3

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG MENGATUR

JAMINAN KESEHATAN BAGI PEKERJA WARGA NEGARA


INDONESIA DI LUAR NEGERI

Oleh : Heny Okta Hardianti (1604000083)

Ketentuan hukum dan peraturan (yang mengatur) mengenai tenaga kerja


Indonesia ("TKI") yangbekerja di luar negeri secara umum diatur dalam Undang-Undang
Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di
Luar Negeri (“UU No. 39 Tahun 2004”). Kemudian, secara khusus diatur dalam beberapa
peraturan perundang-undangan yang merupakan ketentuan pelaksanaan undang-undang
dimaksud, -antara lain- adalah sebagai berikut:

a. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perlindungan Tenaga Kerja


Indonesia di Luar Negeri (“PP No. 3 Tahun 2013”);
b. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Penempatan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri oleh Pemerintah (“PP No. 4
Tahun 2013”);
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per-14/Men/X/2010
Pelaksanaan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar
Negeri (“Permenakertrans No.Per-14/Men/X/2010”);
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per-07/Men/V/2010
tentang Asuransi Tenaga Kerja Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Meneteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 01 Tahun 2012 tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per-07/Men/V/2010
tentang Asuransi Tenaga Kerja Indonesia (“Permenakertrans No. 07/Men/V/2010”).
e. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Kep-262/Men/XI/2010
tentang Penunjukan Pejabat Penerbitan Izin Penempatan Tenaga Kerja Indonesia di
Luar Negeri Untuk Kepentingan Perusahaan Sendiri.

Hak-hak (selama penempatan/bekerja di luar negeri) yang secara umum diatur dalam
peraturan perundang-undangan RI yang berlaku bagi TKI yang dikirim melalui PPTKI-S,
antara lain:
Asuransi TKI (selama penempatan/bekerja di luar negeri), meliputi:
- Pertanggungan gagal ditempatkan (dikirim ke luar negeri)
- Asuransi kematian (meninggal dunia);
- Asuransi sakit;
- Kecelakaan yang mengakibatkan cacat;
- Pemutusan hubungan kerja (PHK)
- Asuransi menghadapi masalah hukum;
- Jaminan upah tidak dibayar (sesuai perjanjian kerja)
- Asuransi pemulangan TKI bermasalah;
- Asuransi tindak kekerasan fisik dan/atau seksual;
- Asuransi hilangnya akal-budi
- Asuransi pindah tempat kerja yang tidak sesuai ketentuan
(sebagaimana dimanatkan dalam Pasal 68 ayat [1] UU No. 39 Tahun 2004 jo Pasal 2 jo Pasal
25 ayat [1] huruf b dan Pasal 26 ayat [4] huruf c Permenakertrans No.07/Men/V/2010);

Dengan demikian, tidak ada kewajiban bagi perusahaan PPTKI-S untuk mengikut-
sertakan TKI-LN yang akan ditempatkan dalam program jamsostek (sesuai UU No. 3 Tahun
1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja seperti layaknya TKI (pekerja/buruh) yang
bekerja pada perusahaan-perusahaan Indonesia di dalam negeri. Akan tetapi, hanya
diwajibkan untuk mempertanggungkan setiap TKI pada Asuransi TKI sebagaimana tersebut
di atas. Walaupun untuk TKI-LN tertentu, seperti TKI-LN yang dikirim melalui sistem intra-
corporate transfer untuk kepentingan perusahaan sendiri harus diikutkan dalam program
jamsostek dan/atau asuransi lainnya yang sejenis (vide Pasal 26 ayat [2] huruf e UU
No. 39 Tahun 2004).

Menteri Ketenagakerjaan, M Hanif Dhakiri, menjelaskan perlindungan untuk TKI ini


mulai dilaksanakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan pada
1 Agustus 2017 dengan skema khusus perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan bagi
TKI.

Dia mengatakan Jamiban Sosial merupakan salah satu bentuk perwujudan


perlindungan bagi seluruh Rakyat Indonesia yang diberikan oleh Negara. Meski TKI ini
bekerja di Luar Negeri, perlindungan atas risiko sosial yang bisa saja terjadi sudah
diantisipasi oleh pemerintah dengan menyediakan suatu bentuk perlindungan agar para TKI
beserta keluarga dapat menjalani aktifitas pekerjaan sehari-hari dengan tenang.
Inisiatif perlindungan Jaminan Sosial kepada para TKI ini berawal dari hasil pembahasan
Panja Komisi IX DPR RI, hasil kajian Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kepada
Presiden Republik Indonesia dan rekomendasi kepada Kementerian Ketenagakerjaan, Kajian
oleh Bappenas dan World Bank, serta rekomendasi Kementerian Luar Negeri.

Perllindungan untuk para TKI ini dilakukan berdasarkan Undang undang no 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan, dan Undang undang no 40 Tahun 2004 tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional yang menginstruksikan seluruh pekerja agar terlindungi dalam
program jaminan sosial yang diselenggarakan oleh BPJS dalam hal ini diselenggarakan oleh
BPJS Ketenagakerjaan, sesuai dengan mandat dari Undang undang No. 24 Tahun 2011.

Selain itu, Peraturan Pemerintah (PP) yang mengatur hal ini juga tertera dalam PP no.
3 tahun 2013 tentang Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri dan PP No. 4
tahun 2013 tentang Tata Cara Penempatan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri oleh
Pemerintah.

Sumber:

https://finance.detik.com/moneter/d-3579322/mulai-1-agustus-tki-dapat-perlindungan-
jaminan-sosial

http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt514350dce62bf/apakah-tenaga-kerja-indonesia-
di-luar-negeri-dapat-jamsostek

Anda mungkin juga menyukai