Anda di halaman 1dari 32

SCREENING IN THE DETECTION OF

DISEASE AND MAINTENANCE OF HEALTH


OUTLINE
Latar Belakang

Definisi Screening

Kriteria Evaluasi Tes Skrining

Prinsip Yang Mendasari Program Skrining

Status Skrining Saat Ini Untuk Penyakit Tertentu

Kesimpulan
Latar Belakang
Ada dua kemungkinan besar diagnosis awal.
1. Bergantung pada perhatian cepat terhadap gejala awal
penyakit, dan
2. Berusaha untuk mendeteksi penyakit pada individu
asimptomatik

Studi tentang urutan kejadian dalam diagnosis kanker


telah berulang kali menunjukkan bahwa, pada sebagian
besar pasien, terdapat penundaan sebelum tindakan yang
tepat diambil setelah pasien menyadari masalahnya
Latar Belakang
Kebanyakan penundaan ini diakibatkan oleh
pasien, khususnya yang berada pada kelas sosial
rendah. (Hackeet et al), tapi dokter juga
berkontribusi terhadap penundaan ini
Skema berkaitan jalan deteksi untuk hasil. (Berdasarkan presentasi
oleh M.Henderson)

Rujukan Diri Perawatan penyakit

Kondisi Sekarag
Sendiri kronik

Diagnosis

Surveilans Penyembuhan

Rujukan Diri Perawatan penyakit

Proyeksi Masa
Sendiri kronik

Depan
Diagnosis

Surveilans Penyembuhan
Three stage, five levels

Pre- Clinical Disablility Death Stago


Susceptbility Symptomstic
Stage Stage

Primary Prevention Secondary Tertiary Prevention


Prevention

Level 1 Level 2 - Level 1 Level 2

Health Spesific Early Detection Limitation of Rehabilitation


Promotion Protection and Promt Disability
Treatment

Nutrition, Vaccination Chronic Pysical Therapy Palliative rieve


Screening Counseling
Smoking, Protective Disease Occupational
Drinking, Equipment Surveillance Therapy
Sport and
Management
Prevention of Disease

Preclinical Clinical Death/


Healthy
Phase Phase Disability

Primary Secondary Tertiary


Prevention Prevention Prevention

Ex. Health Ex. Ex.


Promotion, Screening Treatment
Vaccination
DEFINISI SKRINING
Definisi Skreening

• Presumptive identification of an unrecognized


disease or vdefect by the application of test,
examinations, or other procedures. Classifies
asymptomatic people as likely or unlikely to
have a disease or defe.ct. Usually not
diagnostic
Identifikasi Nilai Normal

Konsep ”normal” spesifikasi memisahkan ” positif”


dari ”negatif” sehingga layak untuk didiskusikan

”normal”  pada nilai biasa, khas dari suatu


karakteristik kelompok populasi (seperti tinggi atau
berat rata-rata)

Dapat digunakan untuk menggambarkan status


statistik, sekarang atau akan datang

Karena tujuan skrining ialah untuk mengidentifikasi


orang yang memiliki penyakit atau pada risiko yang
meningkat di masa depan, skrining pada akhirnya
terkait dengan definisi fungsional normalitas
Identifikasi Nilai Normal
Kriteria Evaluasi Tes Skrining
Kriteria Evaluasi Komponen
Tes Skrining Validitas

Validitas ukuran Sensitivitas  kemampuan


sensitivitas dan untuk mengidentifikasi
specifisitas dengan benar siapa yang
memiliki penyakit

Reliabilitas  Specifisitas kemampuan


jumlah penyakit yang untuk mengidentifikasi
dideteksi pada suatu dengan benar siapa yang
populasi tidak memiliki penyakit
Penentuan Sensitivitas dan Spesifisitas

• Contoh : hasil skrining yang dilakukan untuk menentukan


kejadian glaukoma karena terjadinya tekanan intraokular.
Penentuan Sensitivitas dan Spesifisitas

Result of Screening
Disease State
Test
Symptom Asymptom

Positive True Positive TP False Positive FP

Negative False Negative FN True Negative TN

Sensitivity = Specificity =

Results of sreening test illustrating sensitivity and specificity


Penentuan Sensitivitas dan Spesifisitas
Contoh perhitungan ukuran validitas:

Hasil tes skrining pada 990 orang

Keadaan penyakit

Ada gejala Tanpa gejala

Positif 75 50
Hasil tes
Negatif 15 850

Jumlah 90 900
Penentuan Sensitivitas dan Spesifisitas

• Sensitivitas

• Negatif semu

• Spesifisitas

• Positif semu
• Kombinasi Tes • Reliable (Ketepatan)

Dua atau lebih tes dapat Suatu tes dikatakan reliable


bila memberikan hasil yang
dikombinasikan untuk konsisten ketika tes
meningkatkan dilakukan lebih dari sekali
sensitivitas atau pada individu dan kondisi
kekhususan proses yang sama
skrining

Tes seri : disebut Tes paralel : disebut


positif jika tesnya positif jika tesnya
positif untuk semua positif terhadap
seri tes dan
sebaliknya,
beberapa tes, Ada 2 faktor yang
berfungsi untuk
digunakan dan
berfungsi untuk
meningkatkan mempengaruhi konsistensi
meningkatkan sensitivitas. Contoh
tes ini dapat
hasil, yaitu variasi metode
kekhususan.
Contohnya : Tes slide ditemukan dalam dan variasi pengamat
VDRL dalam skrining
rutin untuk sipilis
skrining kanker
payudara.
(kesalahan pengamat)
• Hasil Skrining • Perluasan Skrining

1. Hasil dari skrining akan


Faktor-faktor Yang bervariasi tergantung pada
Mempengaruhi Hasil Skrining skrining awal yang telah
dilakukan
Sensitivitas tes. Prevalensi 2. Skrining awal mendeteksi
Tes skrining harus penyakit tak kasus yang mungkin
mendeteksi bagian
kasus yang cukup dikenal. berkembang di mana skrining
agar dapat berguna. Semakin tinggi awal mencerminkan prevalensi
Jika tes memiliki prevalensi penyakit, kemudian skrining
sensitivitas rendah ulang menggambarkan nilai
dan hanya
penyakit tak
kejadian
mengidentifikasi dikenal pada
fraksi individual yang suatu populasi 3. Hasil yang diperoleh dari
berpenyakit, hasilnya semakin tinggi skrining awal mungkin lebih
mungkin buruk tinggi dibanding yang
dengan mengabaikan pula hasil dari
diperoleh dengan skrining
faktor lain skrining
ulang
Perilaku Kesehatan

Faktor psikologi dan sosial mempengaruhi tingkat


partisipasi dalam pelayanan preventif, yang biasanya
disebut dengan ”Perilaku Kesehatan”

Ancaman suatu penyakit harus dapat Relevan dengan pasien Sehingga pasien
diketahui oleh Individu harus merasa mudah terkena penyakit

Hochbaum (1958), empat


faktor yang menentukan
tingkat partisipasi dalam
skrining

Tindakan akan menghasilkan Perasaan mudah terkena penyakit yang


konsekuensi yang berarti kemudain akan menghasilkan tindakan
Nilai Prediktif

Masalah yang biasanya terdapat dalam hasil skrining adalah


mengenai bagaimana hubungan antara sensitivitas, spesifitas dan
prevelensi penyakit

Skrining umumnya diarahkan langsung pada kelompok dengan


prevalensi tinggi. Sebagai contoh, program skrining diabetes
sering dibatasi pada kelompok prevalensi tinggi seperti orang
yang menderita diabetes atau pada orang dengan riwayat keluarga
diabetes

Konsep nilai prediktif dapat dijalankan pada hasil tes postif atau
negatif, nilai prediktif tes positif didefinisikan sebagai
kemungkinan seorang individu dengan hasil tes positif memiliki
penyakit, Nilai prediktif tes negatif menyatakan kemungkinan
seseorang dengan hasil tes negatif tidak memiliki penyakit
Nilai Prediksi pada Tes Positif

Contoh Perhitungan Nilai Prediksi


Nilai Prediksi pada Tes Positif
Tes Positif & Tes Negatif
PRINSIP YANG MENDASARI PROGRAM
SKRINING

Tujuan
screening

dapat dijalankan untuk pencegahan Pada poin ini


sebagai bagian survei penyakit menular menitikberatkan pada
epidemiologi untuk skrining preskriptif
menentukan frekuensi dan perlindungan (menentukan) sebagai
atau riwayat alami kesehatan panduan perawatan
suatu kondisi masyarakat medis individu
Prinsip Screening Populasi (Wilson dan Jungner, 1968)

Harus terdapat fasilitas untuk Harus ada tahap


Kondisi yang terlihat
pengobatan yang diagnosis dan simptomatik awal
haruslah merupakan
diterima oleh pasien
masalah kesehatan pengobatan harus atau laten yang
dengan penyakit
yang penting tersedia dikenali
yang dikenali

Riwayat alami suatu


kondisi, (termasuk Harus ada kebijakan
Harus ada tes atau Tes itu harus perkembangan penyakit persetujuan terhadap
pengujian yang dapat diterima penyakit dari masa laten siapa yang akan
sampai menampakkan diobati sebagai
sesuai oleh populasi gejala) harus cukup
dipahami pasien

Biaya penemuan kasus (termasuk Penemuan kasus


diagnosis dan penanganan pasien
yang) harus seimbang secara seharusnya merupakan
ekonomi dalam hubungannya proses berkelanjutan dan
dengan kemungkinan pengeluaran
pada perawatan medis secara
bukan proyek ”satu kali
keseluruhan untuk semua”
Kelemahan Prinsip Skrining
Wilson dan Jungner

Program Masih ada


Kebanyakan Banyak ketidakpuasan
skrining program penyakit yang terhadap
yang skrining tidak masih belum kebijakan
memiliki dapat diterima diketahui untuk
oleh riwayat meminta
efek yang masyarakat kejadiannya persetujuan
kecil pasien
Lanjutan,,,
Salah satu organisasi perawatan medis yang layak untuk
skrining dengan skala besar adalah organisasi pemeliharaan
kesehatan (HMO) yang baru-baru ini diperkenalkan oleh
pemerintah federal

Pada tipe pengaturan skrining dan pengujian berkala ini dapat


disatukan ke dalam program perawatan kesehatan
komprehensif untuk kelompok orang yang pasti

Konsep skrining telah dijalankan pada anak – anak sama


halnya dengan orang dewasa yakni program Pendampingan
Medis yang ditawarkan dan dikenal dengan Diagnosis dan
Pengobatan Awal dan Berkala (EPSDT)

Tujuannya yaitu untuk meminta negara bagian mengambil


langkah agresif dalam skrining, diagnosis dan pengobatan
anak dengan masalah kesehatan
Penyakit yang
merupakan masalah :
Penyakit harus Morbiditas dan/atau
ada di populasi mortalitasnya tinggi
yang akan di masyarakat
diskrining

Deteksi dini
dan intervensi
harus dapat
memperbaiki
outcome

Kriteria untuk Skrining


Status Skrining Saat Ini Untuk Penyakit Tertentu

Kanker Servix Kanker Payudara


Papanicolau (1943)  80% bertahan hidup selama
pengujian sel exfoliat 5 thn dan berkurang menjadi
1950  Efek dari 50% ketika nodus limfa
pengujian sel exfoliat mulai diserang.
terlihat  (Mortalitas Studi HIP menyatakan
menurun) bahwa deteksi awal dapat
Tetapi menurut Breslow dan mengetahui perjalanan
Hocstim (1964)  penyakit lebih awal.
pemanfaatan metode
skrining relatif rendah
Hipertensi
Hipertensi  penyakit jantung &
stroke
Penelitian Veteran
Administration Mengobati Mortalitas
Cooperative Study
Group Hipertensi Mordibitas

Identifikasi dr ¼ dari identifikasi


50% hipertensi  terapi

Penyakit Sel Sabit


Bentuk Hb tidak normal Dampak Negatif :
Orang kulit putih (10%) a. Larangan berpartisipasi dlm bdg Atletik
Mengatasi hal ini  UU Kontrol b. Ditolak bekerja
Anemia Sel Sabit Nasional (1960) dan c. Tingginya pembayaran asuransi
thn 1971  program skrining
30
KESIMPULAN

• Skrining  pencegahan sekunder


• Karakteristik Skrining  Validitas
dan reliabilitas yang tinggi, biaya
murah
• Masalah skrining  Biaya,
kurangnya minat masyarakat, tindak
lanjut positif yg tidak memadai
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai