DEFINISI
2. ETIOLOGI
Organobiologik
Psikodinamik
Mekanisme terjadinya skizofrenia pada diri seseorang dari sudut
psikodinamik dapat diterangkan dengan dua buah teori yaitu:
Teori homeostatik-deskriptif
Dalam teori ini diuraikan gambaran gejala-gejala (deskripsi) dari suatu
gangguan jiwa yang menjelaskan terjadinya gangguan keseimbangan
(balance) atau homeostatik pada diri seseorang, sebelum dan sesudah
terjadinya gangguan jiwa tersebut.2
Teori fasilitatif-etiologik
Psikoreligius
Dari sudut pandanga agama islam teori Freud tersebut sebenarnya sudah
ada hanya peristilahannya yang berbeda. Dalam islam Id dikenal denga istilah
nafsu yang berfungsi sebagai dorongan atau daya tarik. Untuk melaksanakan
kebutuhan nafsu manusia dibekali dengan iman yang berfungsi sebagai self
control. Dengan adanya iman ini manusia dapat menbedakan mana yang baik
mana yang buruk dan mana yang halal mana yang haram. Dalam teori freud
istilah iman sama dengan Super-Ego.
Manusia melaksanakan kebutuhan-kebutuhan nafsu tadi dalam bentuk
perbuatan, perilaku atau amal yang kesemuanya itu disebut sebagai akhlak.
Akhlak sesorang akan menjadi baik atau buruk tergantung dari hasil tarik
menarik antara nafsu dan iman. Dalam konsep freud akhlak ini disebut Ego.2
Psikososial
Situasi atau kondisi yang tidak kondusif pada diri seseorang dapat
merupakan stresor psikososial. Stressor psikososial adalah setiap keadaan atau
peristiwa yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang, sehingga
orang itu terpaksa mengadakan penyesuaian diri untuk menanggulangi stresor
(tekanan mental) yang timbul. Kegagalan dari adaptasi ini yang menyebabkan
timbulnya berbagai jenis gangguan jiwa yang salah satunya adalah
skizofrenia.2
3. Klasifikasi Skizofrenia
Menurut PPDGJ-III dan DSM V, klasifikasi Skizofrenia dibagi menjadi
berikut:
Skizofrenia Paranoid
Skizofrenia hebefrenik
Skizofrenia katatonik
Skizofrenia tak terinci
Skizofrenia residual
Skizofrenia simplek
Depresi pasca Skizofrenia
2. Fase prodromal
5. Diagnosis Skizofrenia
1. Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya
dua gejala atau lebih bila gejala gejala itu kurang tajam atau kurang jelas) :
“thought echo” : isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau
bergema dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan,
walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda ; atau,
“thought insertion or withdrawal” : isi yang asing dan luar masuk ke
dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh
sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan,
“thought broadcasting” : isi pikiranya tersiar keluar sehingga orang
lain atau umum mengetahuinya.
Halusinasi auditorik :
(a) Halusinasi yang menetap dan panca-indera apa saja, apabila disertai
baik oleh waham yang mengambang maupun yang setengah
berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh
ide-ide berlebihan (over- valued ideas) yang menetap, atau apabila
terjadi setiap hari selama berminggu minggu atau berbulan-bulan
terus menerus.
(b) Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan
(interpolation), yang berkibat inkoherensi atau pembicaraan yang
tidak relevan, atau neologisme.
(c) Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement), posisi
tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme,
mutisme, dan stupor.
(d) Gejala-gejala “negatif”, seperti sikap sangat apatis, bicara yang
jarang, dan respons emosional yang menumpul atau tidak wajar,
biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan
menurunnya kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal
tersebut tidak disebabkan oleh depresi oleh depresi atau medikasi
neuroleptika.
6. Pengobatan skizofrenia
Psikoterapi
Terapi psikososial
DAFTAR PUSTAKA
1. Maslim, Rusdi. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dari PPDGJ-
III, editor. Jakarta 01
2. Hawari, D : “ Pendekatan Holistik pada Gangguan Jiwa Skizofrenia edisi
2 cetakan ke-3.Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 2006.
3. Sadock, B.J., Sadock, V.A., et al. 2007. Kaplan & Sadock's Synopsis of
Psychiatry: Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry, 10th Edition. New York:
Lippincott Williams & Wilkins.
4. Lehman A.F et al. Practice Guideline for The Treatment of Patients with
Schizophrenia. 2nd ed. Arlington: American Psychiatric Association,
2004.
5. Herz M.I., Marder S.R. Schizophrenia Comprehensive Treatment and
Management. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 2002.
2.