Anda di halaman 1dari 3

1) Aku adalah seorang aktivis kampus, yah kalo bisa dibilang

begitu, sehari-hari aku memimpin sebuah departemen di BEM


kampusku, aku adalah seorang yang senang bekerja dan akan
sangat memberikan kepuasan bagiku apabila pekerjaanku dapat
aku selesaikan dengan sempurna , setidaknya menurutku begitu.
Dan aku selalu merasa bahwa orang-orang yang berada dibawah
kepemimpinanku adalah orang2 yang belum bisa di serahkan
tanggung jawab secara penuh . sedangkan dalam 2 minggu ini
departemenku sedang merencanakan sebuah event terbesar
yang pernah diadakan. Karena waktu sudah mepet maka yang
seharusnya aku hanya sebagai steering committee Tapi aku juga
terpaksa bertindak sebagai seorang superman yang bekerja
hampir di segala bidang mulai dari membuat proposal , mencari
dana sampai mengarahkan acara yang seharusnya bukan
tugasku.
Sudah 4 hari ini aku tidak ikut kuliah, kerjaku hanya mondar-
mandir berkeliling mengurusi proposal padahal dalam 17 hari
lagi di kampusku akan diadakan ujian tengah semester yang aku
bahkan belum punya bahan-bahannya.
Tanpa aku sadari aku tidak pernah lagi makan malam karena
terlalu lelah , akupun hanya minum kopi saat sarapan itupun
karena setiap malam aku tidak bisa tidur,tidur pun aku masi
memikirkannya sehingga saat bangun pagi aku masih sangat
mengantuk.
Saat ini aku menderita kelelahan fisik dan jiwa yang entah
sampai kapan aku bisa menahannya. Kalo harus menjalani hal
ini selama 10 hari lagi, aku tidak tahu akan jadi apa aku.
Padahal orang2 dibawahku sangat tergantung padaku…..kadang
aku berharap bisa membelah dua diriku ato andaikan teknologi
transporter seperti yang di film2 Startrek sudah diciptakan di
dunia ini.begitulah lamunanku….saat aku tersadar tiba2 sudah
waktunya bagiku untuk kembali bekerja.
2. Sudah 3 hari ini aku menginap di Sekret BEM , setelah 3
malam yang lalu aku beradu mulut dengan orang tuaku yang
diakhiri dengan keluarnya aku dari rumah . rasanya hidupku
semakin berat , bukan karena aku takut orangtuaku berhenti
mensuplai uang segar kedalam rekeningku tapi karena ini
berarti aku telah kehilangan sebuah basis pertahananku yang
terakhir ,yaitu keluargaku. setelah Jeni , wanita yang selama
ini telah menjadi tempatku mencurahkan masalah, di panggil
oleh Yang Maha Esa 3bulan yang lalu. maka praktis aku telah
kehilangan segala tempatku berpijak di dunia ini. Padahal aku
baru saja terpilih menjadi presiden BEM 4 bulan yang lalu atas
dukungan teman-temanku walaupun sangat ditentang oleh
kedua orangtuaku tapi karena saat itu ada Jeni disampingku ,
rasanya aku bahkan mampu menghadapi seluruh dunia. Tapi
setelah Jeni pergi segala tanggung jawab ini tiba-tiba terasa
begitu berat, rasanya dadaku begitu sesak. Dan kesabaranku
untuk berkomunikasi dengan kedua orangtuaku yang sangat
senang memonjokkanku mengenai bagaimana kesibukanku di
BEM mengganggu kuliahku, menjadi begitu berkurang
sehingga aku selalu mengakhirinya dengan membanting pintu
kamarku. Sekarang ini aku tinggal di sekretariat BEM
kampusku,dan saat teman2ku bertanya aku selalu menjawab
bahwa rumahku sedang direnovasi dan aku malas tinggal di
rumah sewaan yang disewa keluargaku karena terlalu jauh
dari kampus. Mereka tidak tahu bagaimana aku sering
melamun membayangkan alangkah indahnya apabila
keadaan tidak menjadi seperti ini. Bagaimana aku berusaha
menyatukan pecahan2an dari diriku untuk dapat terus
memimpin teman2 yang sudah mempercayaiku namun semua
itu terasa begitu berat dan seakan2 hidup ini sudah kehilangan
pesonanya. Gairahku untuk menikmati kesenangan seakan
sudah hilang dan semua digantikan dengan Kerja…kerja…
kerja, karena hanya dengan bekerjalah kita dapat melupakan
rasa sakit.
Saat pertama kali aku mengutarakan keinginanku masuk
Fakultas Kedokteran , kedua orangtuaku sangat menentang . hal
ini karena mereka mereka merasa bahwa mereka mampu

Anda mungkin juga menyukai