Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Rakyat merupakan salah satu unsur fundamental terbentuknya suatu

negara.Begitupun rakyat Indonesia yang merupakan Warga Negara Indonesia

(WNI). Dan bangsa Indonesia tidak lepas dari pergaulan dengan bangsa lain, dan

dalam pergulan itu akan timbul banyak masalah demikian pula dibidang hukum,

khususnya hukum perdata. Untuk itulah hukum perdata internasional diperlukan

untuk menjadi jawaban dari setiap perkara perdata klintas negara antar warga

dengan kewarganegaraan yang berbeda. Untuk mewujudkan keinginan itu perlu

diketahui apa saja yang menjadi prinsip dasar atau asas dalam penyelesaiaannya,

sebelum menentukan prinsip dasar mana yang digunakan perlu diketahui terlebih

dahulu warga negar manakah para pihak yang punya maslah ini.

Setelah diketahui maka akan bisa ditentukan prinsip dasar mana yang akan

dipakai, itupun termasuk dalam masalah mengenai kebendaan yang mungkin timbul

dalam perkawinan yang dimana suami istri punya kewarganegaraan yang berbeda.

Untuk pemenuhan rasa ingin tahu Makalah ini akan membahas mengenai Hukum

Perdata Internasional dan segala sesuatu yang berkaitan dengan pembahasannya.

Diantaranya adalah defenisi, sejarah, seumber-sumber Hukum Perdata Internasional

dan beberapa hal lagi yang akan dibahas lebih lanjut dalam pembahasan. Pada
hakekatnya setiap negara yang berdaulat, memiliki hukum atau aturan yang kokoh

dan mengikat pada seluruh perangkat yang ada didalamnya. Seperti pada Negara

Kesatuan Republik Indonesia yang memiliki mainstream Hukum Positif untuk

mengatur warga negaranya. Salah satu hukum positif yang ada di Indonesia adalah

Hukum Perdata Internasional yang nantinya akan dibahas lebih detail

B. Rumusan Masalah

Penulisan makalah ini diarahkan untuk mendapatkan pemahaman mengenai

beberapa hal yang menjadi fokus penulisan makalah, yaitu:

1. Bagaimanakah Pengertian Dari hukum perdata international menurut para ahli?

2. Apakah masalah-masalah pokok dalam Hukum Perdata internantional?

3. Apakah yang di maksud dengan Titik taut dalam HPI?

4. Apakah Sumber-sumber hukum dari HPI?

C. Tujuan Makalah

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberi pemahaman mengenai

beberapa hal, yaitu:

1. Untuk mengetahui Bagaimanakah Definisi Hukum Perdata Internasional

menurut para ahli

2. Untuk mengetahui Apa saja masalah-masalah pokok dalam Hukum Perdata

internantional.

3. Untuk memahami Apakah yang di maksud dengan Titik taut dalam HPI

4. Untuk mengehui Apakah sumber-sumber hukum dari HPI


BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Hukum Perdata Internasional

Seperti bidang kajian ilmu hukum lainnya, kajian tentang hukum perdata

internasional pun memiliki pemahaman dan definisi yang berbeda di antara para

tokoh. Adapun pengertian hukum perdata internasional menurut beberapa ahli dapat

disimak sebagai berikut:

1. Menurut Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmaja, Hukum Perdata Internasional


adalah keseluruhan kaidah dan asas hukum yang mengatur hubungan
perdata melewati batas negara, atau dengan kata lain, hukum yang
mengatur hubungan antar pelaku hukum yang masing-masing tunduk pada
hukum perdata (nasional) yang berbeda.
2. Menurut R.H Graveson, Hukum Perdata Internasional berkaitan dengan
perkara-perkara yang di dalamnya mengandung fakta yang relevan yang
berhubungan dengan suatu sistem hukum lain, baik karena
teritorialistasnya dapat menumbulkan permasalahan hukum sendiri atau
hukum asing untuk memutuskan perkara atau menimbulkan masalah
pelaksanaan yuridiksi pengadilan sendiri atau asing.
3. Van Brakel : hukum nasional yang khusus diperuntukkan bagi perkara-
perkara internasional.
4. Cheshire : dalam bukunya “Private International Law” mengatakan bahwa
cabang dari hukum Inggris yang dikenal sebagai Hukum Perdata
Internasional mulai bekerja apabila badan pengadilan dihadapkan dengan
gugatan hukum yang mempunyai unsur asing (Foreign Element).
5. Sudargo Gautama : keseluruhan peraturan dan kekhususan hukum yang
menunjuk stelsel hukum manakah yang berlaku atau apakah yang
merupakan hukum, jika hubungan-hubungan dan peristiwa antara warga-
warga negara pada suatu waktu tertentu memperlihatkan titik pertalian-
pertalian dengan stelsel-stelsel dengan kaidah-kaidah hukum 2 (dua) atau
lebih negara yang berbeda dalam lingkungan, kuasa tempat, pribadi dan
soal-soal.
Berdasarkan pendapat Para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa HPI adalah

hukum nasional, bukanlah hukum internasional. Sumber hukum HPI adalah hukum

nasional dan yang internasional adalah hubungan-hubungan atau peristiwa-

peristiwanya. Contohnya adalah kasus pernikahan antar warga negara satu dengan

warga negara lain. Masalah-masalah pokok yang dibahas dalam HPI adalah sebagai

berikut:

a. Hakim/ badan hukum peradilan manakah yang berwenang menyelesaikan


perkara-perkara hukum yang mengandung unsur asing. (chioce of yuridiction)
merupakan hukum acara dalam HPI
b. Hukum manakah yang akan dipergunakan untuk menyelesaikan maasalah HPI
(the appropriate legal system)
c. Sejauh mana suatu peradilan harus memperahatikan dan mengakui putusan
hukum asing (recognition of foreign judgements)

B. Masalah-masalah Pokok Hukum Perdata Internasional

Sebelum membahas masalah pokok dalam Hukum perdata international

kita membahas apakah HPI ini bias disamakan dengan conflict laws? Conflict laws

ini sendiri merupakan hukum yang bertujuan untuk menyelesaikan perkara yang

mengandung dua atau lebih aturan system hukum yg berbeda, conflict of laws tidak

selalu digunakan untuk menyelesiakan persoalan yang sifatnya ‘transnational’,

conflict of laws digunakan untuk menyelesaikan konflik hukum antar negara bagian

karena Di AS sendiri adalah Negara Federal. Sehingga, HPI hanya bagian dari

conflict of laws.
Conflict lawas disamakan dengan HATAH, HATAH ini terdiri dari HATAH intern

dan HATAH esktern. HPI ini sendiri terletak pada HATAH ekstern. Di sini timbul

persoalan-persoalan khas yang dapat dianggap sebagai masalah-masalah pokok HPI,

yaitu :

1. Hakim atau badan peradilan manakah yang berwenang menyelesaikan perkara-

perkara hukum yang mengandung unsur asing.

Prof. Graveson mengatakan bahwa asas-asas HPI berusaha membentuk aturan-

aturan (rules) yang dapat digunakan, antara lain untuk menjustifikasi secara

internasional mengenai kewenangan yurisdiksional suatu pengadilan untuk mengadili

perkara-perkara tertentu apapun (choice of jurisdiction). Masalah pokok ini

mewujudkan diri menjadi topik permasalahan khusus dalam HPI yang mungkin dapat

dianggap sebagai ”hukum acara perdata internasional”.

2. Hukum manakah yang harus diberlakukan untuk mengatur dan/atau

menyelesaikan persoalan-persoalan hukum yang mengandung unsur asing.

Prof. Graveson mengingatkan bahwa dalam menjawab pertanyaan ini kaidah HPI

tidak berusaha menentukan aturan hukum intern yang mana dari suatu sistem hukum

yang akan digunakan untuk memutus perkara, tetapi hanya membantu pengadilan

menentukan sistem hukum mana yang seharusnya diberlakukan.


3. Bilamana, sejauh mana suatu pengadilan harus memperhatikan dan mengakui

putusan-putusan hukum asing atau mengakui hak-hak yang terbit berdasarkan

putusan pengadilan asing.

Masalah pokok ketiga ini berkaitan erat dengan persoalan : apabila berdasarkan

pendekatan HPI ternyata hukum asing yang seharusnya diberlakukan atau hak-hak

asing yang harus ditegakkan dalam putusan perkara, timbul masalah apakah pengadilan

suatu negara harus selalu mengakui dan memberlakukan hukum atau hak asing di

wilayah yurisdiksinya. Apakah landasan bagi forum untuk menolak atau membenarkan

penerimaan atau pengakuan hukum asing tersebut. Hal inilah yang secara singkat

disebut sebagai pengakuan putusan hakim asing (recognition of foreign judgements).

C. Titik-titik Taut Hukum Perdata Internasional

Titik-titik taut dalam suatu peristiwa HPI dapat berbentuk :

a. Kewarganegaraan
b. Domisili seseorang, atau domisili (tempat kediaman) suatu badan hukum
c. Tempat kedudukan suatu benda tetap
d. Bendera kapal asing
e. Tempat suatu perbuatan dilakukan (locus actus)
f. Tempat di mana akibat suatu perbuatan hukum timbul (locus solutionis)
g. Pilihan hukum para pihak
h. Tempat perbuatan-perbuatan resmi dilakukan
Dalam Hal titik taut ini dapat dibedakan menjadi :

a. Titik Taut Primer


b. Titik Taut Sekunder
Titik taut Primer adalah unsur-unsur yang menunjukkan bahwa suatu peristiwa

hukum merupakan peristiwa Hukum Perdata Internasional dan bukan suatu peristiwa

Hukum Intern Nasional. Jadi, titik taut primer adalah titik taut yang membedakan

Hukum Perdata Internasional dari peristiwa hukum Intern Nasional. Oleh sebab itu titik

taut primer juga dinamakan titik taut pembeda. Titik taut Skunder Adalah unsur-unsur

yang akan menentukan hukum manakah yang seharusnya berlaku (lex causae) bagi

peristiwa hukum perdata internasional itu. Karena itu titik taut sekunder disebut juga

titik taut penentu.

Titik taut sekunder dalam hukum perdata internasional pada umumnya merupakan

asas-asas HPI yang merupakan kaidah-kaidah penunjuk hukum apa yang seharusnya

berlaku, dan tidak bermaksud untuk menyelesaikan peristiwa hukum yang dimaksud.

D. SUMBER HUKUM DALAM HPI

Sumber hukum terbagi atas sumber hukum materil dan formil. Sumber hukum

materil, dalam pengertian dasar berlakunya hukum apa atau sebabnya hukum mengikat

dan biasanya terletak di luar bidang hukum. Sedangkan sumber hukum formil, dalam

pengertian dimana terdapatnya ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur tentang

persoalan yang konkrit dalam bentuk tertulis. Di Indonesia HPI Dapat digolongkan

atas 2 masa yaitu

1. Masa sebelum tahun 1945 .Sumber HPI Indonasia (HINDIA Belanda)

yaitu:
- Pasal 16 AB, 17 AB, 18 AB
- Pasal 131 IS dan 163 IS
2. Masa setelah tahun 1945 ( Setelah Indonesia merdeka )

a. Pasal 16 AB, 17 AB, 18 AB


b. UU kewarganegaraan RI yaitu UU no 62 / 1958
c. UU no 5 tahun 1960, UU pokok agrarian

1. Pasal 9 ayat 1

Yang menyatakan bahwa hanya warga negara Indonesia yang dapat

mempunyai hubungan sepenuhnya dengan bumi, air,ruang angkasa dalam

batas2 ketentuan pasal 1 & 2 dengan ketentuan tersebut orang asing atau badan

hukum asing tidak boleh memiliki tanah di Indonesia kepada mereka hanya

diberi hak guna bangunan & hak guna usaha & hak pakai & hak lainya kecuali

hak milik. Kalau orang asing bisa mempunyai hak milik berarti ada negara

dalam negara

2. Pasal 1 ayat 1

Yang menyatakan seluruh wilayah Indonesia adalah kesatuan

tanah air dari seluruh rakyat Indonesia yang bersatu sebagai bangsa indonesia

d. UU penanman modal asing uu no 1 / 67 = berkaitan dengan HPI


e. UU penanaman modal dalam negara uu no 6 / 68

Anda mungkin juga menyukai