Anda di halaman 1dari 16

CAKRAWALA PENDIDIKAN DI INDONESIA (LANDASAN, TUJUAN,

RAGAM, JENIS, DAN INTERELASINYA) DALAM PELAKSANAAN


PENDIDIKAN SEBAGAI WAHANA PEMBENTUKAN MANUSIA
SEUTUHNYA

MAKALAH
untuk memenuhi tugas matakuliah
Pengantar Pendidikan
yang dibina oleh Prof. Dr. A. Mukhadis

oleh
Primanda Putra Nuswantara 170513624018
Yosua Fahri Thernanda 170513624085
Ikrima Dwi Puspita 170521626014
Nur Haqiqi Ilman 170513624029
Intan Kurniasari 170711636001

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
Maret 2018

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat, taufik serta hidayahnya dan tentunya nikmat sehat sehingga penyusunan
makalah ini selesai sesuai dengan apa yang diharapkan. Shalawat serta salam
selalu tercurahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW dan tak
lupa saya ucapkan terimakasih atas semua pihak yang ikut membantu penyusunan
makalah tentang Cakrawala Pendidikan Di Indonesia (Landasan, Tujuan, Ragam,
Jenis, Dan Interelasinya) Dalam Pelaksanaan Pendidikan Sebagai Wahana
Pembentukan Manusia Seutuhnya.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memberikan penjelasan tentang
tentang Cakrawala Pendidikan Di Indonesia (Landasan, Tujuan, Ragam, Jenis,
Dan Interelasinya) Dalam Pelaksanaan Pendidikan Sebagai Wahana Pembentukan
Manusia Seutuhnya. Semoga apa yang kami sampaikan melalui makalah ini dapat
menambah wawasan baik itu untuk kami pribadi sebagai penulis maupun dunia
pendidikan pada umumnya.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharap adanya kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini. Kami mengucapkan
terimakasih kepada pihak - pihak yang sudah membantu dalam penyusunan
makalah ini.

20 Maret 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………2
DAFTAR ISI…………………...…………………………………………………3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang…………………………………………………………4
1.2 Rumusan masalah……………………………………………………...4
1.3 Tujuan Masalah………………………………………………………..4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Landasan pelaksanaan pendidikan…………………………................ 5
2.2 Tujuan pelaksanaan pendidikan ……………………………………..12
2.3 Ragam pendidikan di Indonesia ……………………………………..12
2.4 Jenis pelaksanaan pendidikan………………………………………..12
2.5 Interelasi pelaksanaan pendidikan …………………………………..14
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………..15
3.2 Saran…………………………………………………………………15
DAFTAR RUJUKAN………………………………………………………….16

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Mudyahardjo (2001) Pendidikan merupakan upaya manusia
untuk memperluas cakrawala pengetahuannya dalam rangka membentuk nilai,
sikap dan perilaku. Dalam dunia pendidikan, kualitas pendidikan sangat
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM). SDM
yang memiliki keterampilan dan keahlian sangat dibutuhkan untuk memenuhi
pembangunan bangsa di berbagai bidang. Pendidikan juga merupakan usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki ilmu
pengetahuan, kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya maupun masyarakat
bangsa dan negara.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa saja Landasan pelaksanaan pendidikan?
2) Apa saja Tujuan pelaksanaan pendidikan ?
3) Bagaimana Ragam pendidikan di Indonesia ?
4) Apa saja Jenis pelaksanaan pendidikan ?
5) Bagaimana Interelasi pelaksanaan pendidikan?

1.3 Tujuan Penulisan


1) Menjelaskan Landasan pelaksanaan pendidikan
2) Menjelaskan Tujuan pelaksanaan pendidikan
3) Menjelaskan Ragam pendidikan di Indonesia
4) Menjelaskan Jenis pelaksanaan pendidikan
5) Menjelaskan Interelasi pelaksanaan pendidikan

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Landasan Pelaksanaan Pendidikan


Tirtahardja (2005:82) mengemukakan tentang landasan pendidikan
sebagai berikut.

Pendidikan itu universal, namun terjadi perbedaan-perbedaan tertentu


sesuai dengan pandangan hidup dan latar sosio kultural tersebut. Dengan kata lain
pendidikan diselenggarakan berlandaskan filsafat hidup serta berlandaskan
sosiokultural setiap masyarakat, termasuk di Indonesia. Kajian ketiga landasan
yakni (filosofis, sosiologis, dan kultural ) akan membekali setiap tenaga
kependidikan dengan wawasan dan pengetahuan yang tepat tentang bidang
tugasnya. Selanjutnya terdapat dua landasan lain yang selalu erat kaitannya dalam
setiap upaya pendidikan, utamanya pengajaran, yakni landasan psikologis dan
landasan iptek.

Dalam hal ini akan dijelasakan satu persatu tentang landasan pendidikan
1. Landasan Filosofis
Landasan fisiologis ini terdorong untuk mengetahui apa yang kita tahu dan
apa yang belum kita ketahui. Menurut Tirtahardja (2005:83) Landasan Filosofis
merupakan landasan yang berkaitan dengan makna atau hakikat pendidikan, yang
berusaha menelaah masalah-masalah pokok seperti : apakah pendidikan
itu,mengapa pendidikan itu diperlukan apa yang seharusnya menjadi tujuannya,
dan sebagaiya. Landasan filosofis adalah landasan yang berdasarkan atau bersifat
filsafat.

Pengertian landasan filosofis tersendiri adalah Tirtahardja (2005:84).

Terdapat kaitan yang erat antara pendidikan dan filsafat karena filsafat
mencoba merumuskan citra tentang manusia dan masyarakat, sedangkan
pendidikan berusaha mewujudkan citra itu. filsafat pendidikan berupaya
menjawab secara kritis dan mendasar berbagai pertanyaan pokok sekitar
pendidikan, seperti apa, mengapa, ke mana, bagaimana, dsbnya dari pendidikan
itu kejelasan berbagai hal sangat perlu untuk menjadi landasan berbagai
keputusan dan tindakan yang dilakukan dalam pendidikan. Hal itu sangat pentig
karea hasil pendidikan tidak segera nampak sehingga setiap keputusan dan
tindakan harus diyakinkan kebenaran dan ketepatanya meskipun hasilnya belum
dapat dipastikan.
Peranan filsafat dalam bidang pendidikan tersebut berkaitan dengan hasil
kajian antara lain tentang

5
(a) keberadaan dan kedudukan manusia sebagai makhluk di dunia ini,
seperti yang disimpulkan sebagai zoon politicon homo sapiens, animal
educandum, dan sebagainya;
(b) masyarakat dan kebudayaanya;
(c) keterbatasan manusia sebagai makhluk hidup yang banyak
menghadapi tantangan; dan
(d) perlunya landasn pemikiran dalam pekerjaan pendidikan, utamanya
filsafat pendidikan

Aliran-aliran filsafat itu bukan hanya mempengaruhi pendidikan, tetapi


juga teah melahirkan aliran filsafat pendidikan seperti:
(a) Idealisme,
(b) realisme,
(c) perennialisme,
(d) essensialisme,
(e) pragmatisme dan progressivisme,
(f) eksistensialisme

Menurut Tirtahardja (2005:85) Naturalisme merupakan aliran filsafat yang


menganggap segala kenyataan yang bisa di tangkap oleh pancaindera sebagai
kebenaran yang sebenarnya. Sebagai contoh, Menekankan pada pengakuan
adanya kenyataan hakiki yang obyektif, di luar manusia : kenyataan hakiki yang
obyetif itu secara praeksistensi yakni mendahului dan kebih utama dari
keberadaan manusia beserta kesadaranya.

Menurut Tirtahardja (2005:86) Idealisme menegaskan bahwa hakekat


kenyataan adalah ide sebagai gagasan kejiwaan. Apa yang dianggap kebenaran
realitas hanyalah bayangan atau refleksi dari ide sebagai kebenaran bersifat
spiritual atau mental

Menurut Tirtahardja (2005:86) Pragmatisme merupakan aliran filsafat


yang mengemukakan bahwa segala sesuatu harus dinilai dari segi nilai kegunaan
praktis; dengan kata lain faham ini menyatakan bahwa yang berfaedah itu harus
benar, atau ukuran kebanaran didasarkan pada kemanfaatan dari sesuatu itu
kepada manusia .Pragmatisme pendidikan adalah suatu proses eksperimental, dan
metode mengajar yang penting adalah metode pemcahan masalah

Menurut Tirtahardja (2005:88)

Essensialisme merupakan mazhab filsafat pendidikan yang menerapkan


prinsip idealisme dan realisme secara ekletis. Essensialisme menitik beratkan
penerapan prinsip idealisme atau realisme dengantidak meleburlan prinsip-

6
prinsipnya. Menurut mazhab essenialisme, yang termasuk “the liberal arts”, yaitu
(1) penguasaan bahasa termasuk retorika, (2) gramatika, (3) kesusasteraan, (4)
filsafat, (5) ilmu kealaman, (6) matematika, (7) sejarah, (8) seni keindahan

Menurut Tirtahardja (2005:89) Perenialisme menekankan keabadian teori


kehikmatan yaitu, (1) pengeahuan yang benar, (2) keindahan, (3) kecintaan kepada
kebaikan

Menurut Tirtahardja (2005:90)

Progresivisme atau gerakan pendidikan progresif mengembangkan teori


pendidikan yang mendasar diri pada beberapa prinsip, antara lain sebagai berikut:
(a) anak harus bebas untuk berkembang secara wajar. (b) pengalaman langsung
merupakan cara terbaik untuk merangsang minat belajarm (c) guru harus menjadi
seorang peneliti dan membimbing kegiatan belajar, (d) sekolah progresif harus
merupakan suatu laboratorium untuk melakukan reformasi pedagogis dan
eksperimmentasi.

Menurut Tirtahardja (2005:91) Rekonstruksionisme adalah suatu


kelanjutan yang logis dari cara berpikir progresif dalam pendidikan. Individu tidak
hanya belajar tentang pengalaman-pengalaman kemasyarakatan masa kini di
seklah, tetapi haruslah mempelopori masyarakat ke arah masyarakat baru yang di
inginkan, dengan demikian tidak setiap individu atau kelompok akan
memecahkan

2. Landasan Sosiologis
Landasan ini pada intinya bertujuan untuk mempelajari bagaiman manusia
berhubungan dengan lainya dalam kelompoknya. Menurut Tirtahardja (2005:94)
mengemukakan bahwa.

Manusia selalu hidup berkelompok, sesuatu yang juga terdapat pada


makhluk hidup lainnyayakni hewan. Meskipun demikian,pengelompokan
manusia jauh lebih rumit dari pengelompokan hewan. Pada hewan, hiduh
berkelompok memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

(a) ada pembagian kerja yang tetap pada anggotanya


(b)ada ketergantungan antara anggota,
(c) ada kerjasama antar anggota
(d) ada komunikasi antara anggota,
(e) Ada diskriminasi antar individu yang hidup dalam suatu kelompok
dengan individu yang hidup dalam kelompok lain.

Ciri-ciri hewan tersebut dapat pula ditemukan pada manusia. Kehidupan


sosial manusia tsb dipelajari oleh filsafat, yang berusaha mencari hakikat

7
masyarakat yang sebenarnya. Filsafat sosial sering membedakan manusia sebagai
individu dan manusia sebagai anggota masyarakat. Pandangan aliran-aliran
filsafat tentang realitas sosial itu berbedabeda, sehingga dapat ditemukan
bermacam-macam aliran filsafat sosial.

Dalam hal ini akan dikemukakan pengertian tentang landasan sosiologi.


Menurut Tirtahardja (2005:95)

A. Pengertian tentang landasan sosiologis


Kegiatan pendidikan merupakan suatu proses interaksi antara dua
individu, bahkan dua generasi, yang memungkinkan generasi muda
memperkembangkan din. Kegiatan pendidikan yang sistimatis terjadi di lembaga
sekolah yang dengan sengaja dibentuk oleh masyarakat. Perhatian sosiologi pada
kegiatan pendidikan semakin intensif. Dengan meningkatnya perhatian sosiologi
pada kegiatan pendidikan tersebut, maka lahirlah cabang sosiologi pendidikan.

Sosiologi pendidikan merupakan analisis ilmiah tentang proses sosial dan


pola-pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Ruang lingkup yang
dipelajari oleh sosiologi pendidikan meliputi empat bidang:

1) Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain, yang


mempelajari (a) fungsi pendidikan dalam kebudayaan, (b) hubungan sistem
pendidikan dan proses kontrol sosial dan sistem kekuasaan, (c) fungsi sistem
pendidikan dalam memelihara dan mendorong prOsés sosial dan perubahan
kebudayaan, (d) hubungan pendidikan dengan kelas sosial atau sistem status, (e)
fungsionalisasi sistem pendidikan formal dalam hubungannya dengan ras,
kebudayaan, atau kelompokkelompok dalam masyarakat;

2) Hubungan kemanusiaan di sekolah yang meliputi. (a) sifat kebudayaan


sekolah khususnya yang berbeda dengan kebudayaan di luar sekolah, dan (b) pola
interaksi sosial atau struktur masyarakat sekolah;

3) Pengaruh sekolah pada prilaku anggotanya, yang mem-pelajari: (a)


peranan sosial guru, (b) sifat kepribadian guru, (c) pengaruh kepribadian guru
terhadap tingkah laku siswa, dan (d) fungsi sekolah dalam sosialisasi anak-anak,
dan;
4) Sekolah dalam komunitas, yang mempelajari pola interaksi antara
sekolahdengan kelompok sosial lain di dalam komunitasnya, yang meliputi: (a)
pelukisan tentang komunitas seperti tampak dalam pengaruhnya terhadap
organisasi sekolah, (b) analisis tentang proses pendidikan seperti tampak terjadi
pada sistem sosial komunitas kaum tidak terpelajar, (c) hubungan antara sekolah
dan komunitas dalam fungsi kependi-dikannya, (d) faktor-faktor demografi dan
ekologi dalam hubungannya dengan organisasi sekolah.

Keempat bidang yang dipelajari tersebut sangat esensial sebagai saran.


untuk memahami sistem pendidikan dan kaitannya dengan keseluruhan hidup
masyarakat

8
Dalam Landasan Sosiologis Masyarakat Indonesia berperan sebagai
Landasan Sosiologis Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) menurut Tirtahardja
(2005:98)

Masyarakat selalu mencakup sekelompok orang yang berinteraksi antar


sesamanya, saling tergantung dan terikat oleh nilai dan norma yang dipatuhi
bersama, pada umumnya bertempat tinggal di wilayah tertentu, dan adakalanya
mereka mempunyai hubungan darah atau memiliki kepentingan bersama.
Masyarakat dapat merupakan suatu kesatuan hidup dalam arti luas ataupun dalam
arti sempit, seperti masyarakat bangsa ataupun kesatuan kelompok kekerabatan di
suatu desa, dalam suatu mar ga. Masyarakat dalam arti luas pada umumnya lebih
abstrak apabila dibandingkan dengan masyarakat dalam arti sempit. Masyarakat
sebagai kesatuan hidup memiliki ciri utama antara lain: (a) ada interaksi antara
warga-warganya; (b) pola tingkah laku warganya diatur oleh adat istiadat, norma-
norma, hukum dan aturan-aturan yang khas, (c) ada rasa identitas kuat yang
mengikat para warganya.Kesatuan wilayah, kesatuan adatistiadat, rasa identitas,
dan rasa loyalitas terhadap kelompoknya merupakan pangkal dari perasaan
bangga sebagai patriotisme, nasionalisme, jiwa korps, dan kesetiakawanan sosial
dan lain-lain.

3. Landasan Kultural
Landasan Kultural adalah Hasil karya manusia baik itu budi daya ataupun
karya akan selalu terkait dengan pendidikan. Tirtahardja (2005:100) telah
dikemukakan.
Pendidikan selalu terkait dengan manusia, sedang setiap manusia selalu
menjadi anggota masyarakat dan pendukung kebudayaan tertentu. Oleh karena
itu, dalam UU-RI No. 2 tahun 1989 Pasal 1 ayat 2 ditegaskan bahwa yang
dimaksudkan dengan Sistem Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang
berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan yang berdasarkan pada Pancasila
dan UUD 1945 .kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik,
sebab kebudayaan dapatdilestarikan/ dikembangkan dengan jalan mewariskan
kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan, baik
secara informal maupun secara formal. Sebaliknya bentuk, ciri-ciri dan
pelaksanaan pendidikan itu ikut ditentukan oleh kebudayaan masyarakat di mana
proses pendidikan itu berlangsung. Dimaksudkan dengan kebudayaan adalah
hasil cipta dan karya manusia berupa norma-norma, nilai-nilai, kepercayaan,
tingkah laku dan teknologi yang dipelajari dan dimiliki oleh semua anggota
masyarakat tertentu.

Dalam hal ini akan dikemukakan pengertian tentang landasan kultural.


Menurut Tirtahardja (2005:100)

Kebudayaan sebagai gagasan dan karya manusia beserta hasil budi dan
karya itu akan selalu terkait dengan pendidikan, utamanya belajar. Kebudayaan
dalam arti luas tersebut dapat berwujud (1) ideal seperti ide, gagasan, nilai,
dsbnya, (2) kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat, (3) fisik yakni
benda hasil karya manusia (Koentjaraningrat, 1974: 15 -22). Kebudayaan dapat
dibentuk, dilestarikan, atau dikembangkan karenadan melalui pendidikan. Baik

9
yang berwujud ideal, apalagi yang berwujud kelakuan dan teknolbbm bogi, dapat
diwujudkan melalui proses pendidikan. Sebagai contoh dalam penggunaan
bahasa, setiap masyarakat _dapat dikatakan mengajarkan kepada anak-anak untuk
mengatakan sesuatu, kapan hal itu dapat. dikatakan, bagaimana mengatakannya,
dan kepada siapa mengatakannya. Contoh lain, setiap masyarakat mempunyai
persamaan dan perbedaan dalam berpakaian. Dalam kaitan dengan pakaian, anak
harus mempelajari dari anggota masyarakat yang lain tentang cara menggunakan
pakaian tertentu dan dalam peristiwa apa pakaian tertentu dapat dipakai. Dengan
mempelajari tingkah laku yang dapat diterima dan kemudian menerapkan sebagai
tingkah lakunya sendiri menjadikan anak sebagai anggota masyrakat. Oleh sebab
itu anakanak harus diajarkan pola-pola tingkah laku yang sesuai dengan
normanorma yang berlaku di dalam masyarakat. Dengan kata lain fungsi poka
setiap sistem pendidikan adalah untuk mengajarkan anak-anak pola-POla tingkah
laku yang esensial tersebut.

Dalam Landasan Kultural Kebudayaan Nasional berperan sebagai


Landasan Sistem Pendidikan Nasional ( Sisdiknas) menurut Tirtahardja
(2005:102)
Seperti telah dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan Sisdiknas
adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia. (UU: RI
No.2/1989 ps 1 ayat 2). Karena masyarakat Indonesia sebagaipendukung
kebudayaan itu adalah masyarakat yang majemuk, maka kebudayaan bangsa
Indonesia tersebut lebih tepat disebut sebagai kebudayaan Nusantara yang
beragam. Puncak -puncak kebudayaan Nusantara itu dan yang diterima secara
nasional, yang disebut kebudayaan nasional. Oleh karenn itu, kebudayaan
nasional tersebut haruslah di-pandang dalam latar perkembangan yang dinamis
seiring dengan semakin kokohnya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia
sesuai dengan azas bhinneka tunggal ika.

4. Landasan Psikologis
Dalam hal ini dijelaskan bahwa inti dari landasan psikologis adalah
mempertimbangkan aspek psikologis peserta didik yang akan dikembangkan
sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan mereka. Menurut
Tirtahardja (2005:103) Pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia,
sehingga landasan psikologis merupakan salah satu landasan yang penting dalam
bidang pendidikan. Pada umumnya landasan psikologis tersebut tertuju pada
pemahaman manusia khususnya tentang proses perkembangan dan proses belajar.

Pengertian dari landasan Psikologis Menurut Tirtahardja (2005:104)

Hasil kajian dan penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya


dalam bidang pendidikan terutama pengetahuan mengenai aspek pribadi, urutan
dan ciri ciri oertumbuhan setiap aspek, dan konsep tentang cara cara paling tepat
untuk mengembangkannya. Psikologi menyediakan sejumlah informasi tentang
kehidupan pribadi manusia pada umumnya serta gejala gejala yang berkaitan

10
dengan aspek pribadi seperti bakat, munat, kemampuan. Sebagai implikasinya
pendidik tidak mungkin memperlakukan sama kepada setiap peserta didik
sekalipun mereka mungkin memiliki beberapa kesamaan. Perbedaan jndividual
terjadi karena adanya perbedaan bernagai aspek kejiwaan antar peserta didik
bukan hanya berkaitan dengan kecerdasan dan bakat tetapi juga perbedaan
pengalaman dan tingkat pengembangan, perbedaan aspirasi dan cita cita, bahkan
perbadaan kepribadian secara keseluruhan. Oleh karena itu, pemahaman hal hal
tersebut akan sangat pentung bagi pendidikan. Perlu ditekankan bahwa
kepribadian itu unik keunikan itu bukan hanya karena perbedaan potensial, tetapi
juga perbedaan dalam perkembangannya karena pengaruh sekitarnya. Oleh
karena itu pemahaman kepribadian akan sangat bermanfaat untuk pendidikan,
utamanya dalam membantu setiap peserta didik untuk mengembangkan
kepribadiannya. Seperti telah dikemukakan bahwa salah satu tujuan pendidikan
adalah terbentuknya kepribadian yang mantap dan mandiri. Kajian psikologis
yang erat hubungannya dengan pendidikan adalah yang berkaitan dengan
kecerdasan, berfikir, belajar.

Dalam Landasan Perkembangan peserta didik berperan sebagai landasan


psikologis menurut Tirtahardja (2005:107)
Salah satu aspek dari pengembagan manusia seutuhnya adalah yang
berkaitan dengan perkembangan kepribadian, utamanya agar dapat diwujudkan
kepribadian yang mantap dan mandiri. Salah satu prinsip dari perkembangan
kepribadian. Salah satu perkembangan kepribadian ialah bahwa perkembangan
kepribadian mencakup aspek perilaku maupun aspek motivasi dengan
perkembangan kepribadian bukan hanya perubahan dari tingkah laku yang
nampak, tetapi juga perubahan dari yang mendoring tingkah laku itu. Prisip ke
dua bahwa kepribadian mengalami perkembangan tang terus menerus dan tidak
terputus meskipun dalam oeriode tertentu akan mengalami perkembangan yang
cepat dibandingkan periode lainnya. Disamping itu perkemvangan pada periode
tertentu akan menjadi landasan bagi periode berikutnya perkembangan
kepribadian disamping faktor keluarga juga dipengaruhi oleh faktor hereditas
(seperti keadaan fisik, inteligensi, tempramen dsb), dan faktor sosial budaya
diluar lingkungan keluarga

5. Landasan Ilmiah dan Teknologis


Pendidikan serta Ilmu pengetahuan sangat berkaitan erat. Pendidikan berperan
sangat penting dalam pewarisan dan pengembangan iptek. Tirtahardja (2005:113)
seiring dengan kemajuan iptek pada umumnya, ilmu pendidikan juga mengalami
kemajauan yang pesat.demikian pula dengan cabang-cabang khusus dari ilmu-
ilmu prilaku yang mengkaji pendidikan seperti psikologi pendidikan dan sosiologi
pendidikan.
Tirtahardja (2005:123) Pendidikan selalu berkaitan dengan manusia, dan
hasilnya tidak segera tampak. Diperlukan satu generasi untuk melihat hasil akhir

11
pendidikan itu, oleh karena itu apabila terjadi suatu kekeliruan yang berakibat
kegagalan, pada umumnya sudah terlambat untuk memperbaikinya.
Maka dari itu Kenyataan di atas menuntut agar pendidikan itu dirancang dan
dilaksanakan secermat mungkin dengan memperhatikan sejumlah landasan dan
juga asas pendidikan.

2.2 Tujuan pelaksanaan pendidikan


Menurut Triwiyanto (2015:114) Mengemukakan
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak, serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdasakan kehidupan bangsa,bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab. Tujuan
pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang :
1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
3. Menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

2.3 Ragam Pendidikan Di Indonesia


Ragam pendidikan di Indonesia ini sangatlah beragam Menurut Kadir
(2012)
ragam pendidikan di Indonesia meliputi :
a. pendidikan primer
pendidikan yang awal yang diterima seseorang sejak lahir, berasal dari keluarga
inti, berupa didikan dan asuhan dari orang tua, anggota keluarga atau bahkan
pengasuh.
b. pendidikan sekunder
pendidikan yang diterima seseorang setelah pendidikan primer, biasanya
seseorang menerima pendidikan ini di luar rumah/selain yang berasal dari
anggota keluarga intinya. contoh masyarakat dan sekolah.
c. pendidikan alternatif
pendidikan yang diterima seseorang apabila tidak menerima pendidikan secara
formal dengan lembaga legal, hal ini terjadi pada daerah/desa tertinggal, karena
fasilitas dan prasarana pendidikan tidak lengkap/ belum lengkap.

2.4 Jenis Pelaksanaan Pendidikan


Jenis pendidikan telah dijelaskan Kadir (2012) Berdasarkan UU
No.20 tahun 2003 pasal 15 menyebutkan bahwa jenis pendidikan
mencangkup : Pendidikan umum,Pendidikan kejuruan, Pendidikan

12
akademik, Pendidika profesi , Pendidikan vokasi, Pendidikan keagamaan,
Pendidikan khusus
a. Pendidikan umum
Kadir (2012) pendidikan umum adalah Pendidikan dasar dan
menengah yang mengutamakan pada aspek peruasan pengetahuan yang
diperlukan oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi.
b. Pendidikan kejuruan
Kadir (2012) pendidikan kejuruan adalah Pendidikan menengah
yang mempersiapkan pesert didik untuk belajar keahlian tertentu sesuai
dengan bakat minat yang dimilikinya sehingga dapat bekerja dalam bidang
tertentu
Contoh : Sekolah Menengah Kejuruan (SMK )
c. Pendidikan akademik
Kadir (2012) peendidikan akademik adalah Pendidikan tinggi yang
diarahkan terutama pada penguasaan dan pengembangan disiplin ilmu
pengetahuan, teknologi, seni
Contoh : program sarjana, megister dan doktor
d. Pendidika profesi
Kadir (2012) pendidikan profesi adalah Pendidikan lanjutan yang
ada pada perguruan tinggi utuk mendapatkan gelar profesi tertentu.
Pendidikan profesi juga dapat dikatakan bahwa pendidikan tinggi yang
diarahkan untuk mempersiapkan eserta didik agar memiliki pekerjaan
sesuai dengan keahlian khusus.
e. Pendidikan vokasi
Kadir (2012) pendidikan vokasi adalah Pendidikan tinggi yang
menunjang untuk mempersiapkan diri agar memiliki pekerjaan dengan
keahlian tertentu yang maksimal dan setara dengan sarjana.
Contoh : Diploma 1, Diploma 2, Diploma 3
f. Pendidikan keagamaan
Kadir (2012) pendidikan keagamaan adalah berfungsi
mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang

13
memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya menjadi ahli
ilmu agama.
Contoh : pendidikan diniyah, pesantren,
g. Pendidikan khusus
Kadir (2012) pendidikan khusus adalah pendidikan bagi peserta
didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses
pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan
memiliki potenso kecerdasan dan bakat istimewa.
Contoh : Sekolah Luar Biasa (SLB)

2.5 Interelasi Pendidikan


Interelasi pendidikan merupakan hubungan antar pendidikan. Menurut
Mudyahardjo (2001)

Suatu Konsekuensi atau akibat langsung dari pendidikan adalah :


1. Akibat langsung atau konsekuensi dari suatu keputusan.
2. Segi-segi implikasi dari konsepsi pendidikan manusia seeutuhnya dan
seumur hidup manusia seutuhnya sebagai subyek didik proses pendidian
seumur hidup.
3. Isi yang di didikan meliputi;
 Potensi jasmani dan panca indera
 Potensi piker(rasional)
 Potensi rohani
 Potensi karsa
 Potensi cipta
 Potensi karya
 Potensi budi murni

Dengan mengembangkan ketujuh potensi itu dengan sikap yang


positif dan mendasar akan mencapai kesinambungan.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tirtahardja (2005:82) mengemukakan tentang landasan pendidikan Landasan


Filosofis, Landasan Sosiologis , Landasan Kultural , Landasan Psikologis,
Landasan Ilmiah dan Teknologis

Menurut Triwiyanto (2015:114) Mengemukakan Tujuan pendidikan


nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang :
Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berakhlaq mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan, Menjadi warga negara yang demokratis,
serta bertanggung jawab.

Ragam Pendidikan Di Indonesia Menurut Kadir (2012) ragam pendidikan di


Indonesia meliputi (pendidikan primer), (pendidikan sekunder),(pendidikan
alternatif).

Jenis Pelaksanaan Pendidikan Menurut Kadir (2012) Berdasarkan UU No.20


tahun 2003 pasal 15 menyebutkan bahwa jenis pendidikan mencangkup :
pendidikan umum, pendidikan kejuruan, pendidikan akademik, pendidika profesi ,
pendidikan vokasi, Pendidikan keagamaan, pendidikan khusus.

Interelasi Pendidikan menurut Mudyahardjo (2001) Suatu Konsekuensi atau


akibat langsung dari pendidikan adalah : Akibat langsung atau konsekuensi dari
suatu keputusan,sebagai subyek didik proses pendidian seumur hidup.

3.2 Saran
Berdasarkan uraian di atas diharapkan kita mengerti tentang cakrawala
pendidikan di Indonesia sehingga kita dapat memperbaiki pendidikan di Indonesia
yang dianggap kurang baik dan mempertahankan serta meningkatkan pendidikan
di Indonesia yang dianggap baik.

15
DAFTAR RUJUKAN

Tirtarahardja,Umar. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Triwiyanto, Teguh. 2015. Pengantar Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara

Mudyahardjo, Redja. 2001. Pengantar Pendidikan . Depok : PT. Raja Grafindo

Kadir, Abdul. 2012. Dasar-Dasar Pendidikan.Jakarta: PT. Kharisma Putra Utama

16

Anda mungkin juga menyukai