MAKALAH
untuk memenuhi tugas matakuliah
Pengantar Pendidikan
yang dibina oleh Prof. Dr. A. Mukhadis
oleh
Primanda Putra Nuswantara 170513624018
Yosua Fahri Thernanda 170513624085
Ikrima Dwi Puspita 170521626014
Nur Haqiqi Ilman 170513624029
Intan Kurniasari 170711636001
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat, taufik serta hidayahnya dan tentunya nikmat sehat sehingga penyusunan
makalah ini selesai sesuai dengan apa yang diharapkan. Shalawat serta salam
selalu tercurahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW dan tak
lupa saya ucapkan terimakasih atas semua pihak yang ikut membantu penyusunan
makalah tentang Cakrawala Pendidikan Di Indonesia (Landasan, Tujuan, Ragam,
Jenis, Dan Interelasinya) Dalam Pelaksanaan Pendidikan Sebagai Wahana
Pembentukan Manusia Seutuhnya.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memberikan penjelasan tentang
tentang Cakrawala Pendidikan Di Indonesia (Landasan, Tujuan, Ragam, Jenis,
Dan Interelasinya) Dalam Pelaksanaan Pendidikan Sebagai Wahana Pembentukan
Manusia Seutuhnya. Semoga apa yang kami sampaikan melalui makalah ini dapat
menambah wawasan baik itu untuk kami pribadi sebagai penulis maupun dunia
pendidikan pada umumnya.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharap adanya kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini. Kami mengucapkan
terimakasih kepada pihak - pihak yang sudah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
20 Maret 2018
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………2
DAFTAR ISI…………………...…………………………………………………3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang…………………………………………………………4
1.2 Rumusan masalah……………………………………………………...4
1.3 Tujuan Masalah………………………………………………………..4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Landasan pelaksanaan pendidikan…………………………................ 5
2.2 Tujuan pelaksanaan pendidikan ……………………………………..12
2.3 Ragam pendidikan di Indonesia ……………………………………..12
2.4 Jenis pelaksanaan pendidikan………………………………………..12
2.5 Interelasi pelaksanaan pendidikan …………………………………..14
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………..15
3.2 Saran…………………………………………………………………15
DAFTAR RUJUKAN………………………………………………………….16
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Mudyahardjo (2001) Pendidikan merupakan upaya manusia
untuk memperluas cakrawala pengetahuannya dalam rangka membentuk nilai,
sikap dan perilaku. Dalam dunia pendidikan, kualitas pendidikan sangat
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM). SDM
yang memiliki keterampilan dan keahlian sangat dibutuhkan untuk memenuhi
pembangunan bangsa di berbagai bidang. Pendidikan juga merupakan usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki ilmu
pengetahuan, kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya maupun masyarakat
bangsa dan negara.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam hal ini akan dijelasakan satu persatu tentang landasan pendidikan
1. Landasan Filosofis
Landasan fisiologis ini terdorong untuk mengetahui apa yang kita tahu dan
apa yang belum kita ketahui. Menurut Tirtahardja (2005:83) Landasan Filosofis
merupakan landasan yang berkaitan dengan makna atau hakikat pendidikan, yang
berusaha menelaah masalah-masalah pokok seperti : apakah pendidikan
itu,mengapa pendidikan itu diperlukan apa yang seharusnya menjadi tujuannya,
dan sebagaiya. Landasan filosofis adalah landasan yang berdasarkan atau bersifat
filsafat.
Terdapat kaitan yang erat antara pendidikan dan filsafat karena filsafat
mencoba merumuskan citra tentang manusia dan masyarakat, sedangkan
pendidikan berusaha mewujudkan citra itu. filsafat pendidikan berupaya
menjawab secara kritis dan mendasar berbagai pertanyaan pokok sekitar
pendidikan, seperti apa, mengapa, ke mana, bagaimana, dsbnya dari pendidikan
itu kejelasan berbagai hal sangat perlu untuk menjadi landasan berbagai
keputusan dan tindakan yang dilakukan dalam pendidikan. Hal itu sangat pentig
karea hasil pendidikan tidak segera nampak sehingga setiap keputusan dan
tindakan harus diyakinkan kebenaran dan ketepatanya meskipun hasilnya belum
dapat dipastikan.
Peranan filsafat dalam bidang pendidikan tersebut berkaitan dengan hasil
kajian antara lain tentang
5
(a) keberadaan dan kedudukan manusia sebagai makhluk di dunia ini,
seperti yang disimpulkan sebagai zoon politicon homo sapiens, animal
educandum, dan sebagainya;
(b) masyarakat dan kebudayaanya;
(c) keterbatasan manusia sebagai makhluk hidup yang banyak
menghadapi tantangan; dan
(d) perlunya landasn pemikiran dalam pekerjaan pendidikan, utamanya
filsafat pendidikan
6
prinsipnya. Menurut mazhab essenialisme, yang termasuk “the liberal arts”, yaitu
(1) penguasaan bahasa termasuk retorika, (2) gramatika, (3) kesusasteraan, (4)
filsafat, (5) ilmu kealaman, (6) matematika, (7) sejarah, (8) seni keindahan
2. Landasan Sosiologis
Landasan ini pada intinya bertujuan untuk mempelajari bagaiman manusia
berhubungan dengan lainya dalam kelompoknya. Menurut Tirtahardja (2005:94)
mengemukakan bahwa.
7
masyarakat yang sebenarnya. Filsafat sosial sering membedakan manusia sebagai
individu dan manusia sebagai anggota masyarakat. Pandangan aliran-aliran
filsafat tentang realitas sosial itu berbedabeda, sehingga dapat ditemukan
bermacam-macam aliran filsafat sosial.
8
Dalam Landasan Sosiologis Masyarakat Indonesia berperan sebagai
Landasan Sosiologis Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) menurut Tirtahardja
(2005:98)
3. Landasan Kultural
Landasan Kultural adalah Hasil karya manusia baik itu budi daya ataupun
karya akan selalu terkait dengan pendidikan. Tirtahardja (2005:100) telah
dikemukakan.
Pendidikan selalu terkait dengan manusia, sedang setiap manusia selalu
menjadi anggota masyarakat dan pendukung kebudayaan tertentu. Oleh karena
itu, dalam UU-RI No. 2 tahun 1989 Pasal 1 ayat 2 ditegaskan bahwa yang
dimaksudkan dengan Sistem Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang
berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan yang berdasarkan pada Pancasila
dan UUD 1945 .kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik,
sebab kebudayaan dapatdilestarikan/ dikembangkan dengan jalan mewariskan
kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan, baik
secara informal maupun secara formal. Sebaliknya bentuk, ciri-ciri dan
pelaksanaan pendidikan itu ikut ditentukan oleh kebudayaan masyarakat di mana
proses pendidikan itu berlangsung. Dimaksudkan dengan kebudayaan adalah
hasil cipta dan karya manusia berupa norma-norma, nilai-nilai, kepercayaan,
tingkah laku dan teknologi yang dipelajari dan dimiliki oleh semua anggota
masyarakat tertentu.
Kebudayaan sebagai gagasan dan karya manusia beserta hasil budi dan
karya itu akan selalu terkait dengan pendidikan, utamanya belajar. Kebudayaan
dalam arti luas tersebut dapat berwujud (1) ideal seperti ide, gagasan, nilai,
dsbnya, (2) kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat, (3) fisik yakni
benda hasil karya manusia (Koentjaraningrat, 1974: 15 -22). Kebudayaan dapat
dibentuk, dilestarikan, atau dikembangkan karenadan melalui pendidikan. Baik
9
yang berwujud ideal, apalagi yang berwujud kelakuan dan teknolbbm bogi, dapat
diwujudkan melalui proses pendidikan. Sebagai contoh dalam penggunaan
bahasa, setiap masyarakat _dapat dikatakan mengajarkan kepada anak-anak untuk
mengatakan sesuatu, kapan hal itu dapat. dikatakan, bagaimana mengatakannya,
dan kepada siapa mengatakannya. Contoh lain, setiap masyarakat mempunyai
persamaan dan perbedaan dalam berpakaian. Dalam kaitan dengan pakaian, anak
harus mempelajari dari anggota masyarakat yang lain tentang cara menggunakan
pakaian tertentu dan dalam peristiwa apa pakaian tertentu dapat dipakai. Dengan
mempelajari tingkah laku yang dapat diterima dan kemudian menerapkan sebagai
tingkah lakunya sendiri menjadikan anak sebagai anggota masyrakat. Oleh sebab
itu anakanak harus diajarkan pola-pola tingkah laku yang sesuai dengan
normanorma yang berlaku di dalam masyarakat. Dengan kata lain fungsi poka
setiap sistem pendidikan adalah untuk mengajarkan anak-anak pola-POla tingkah
laku yang esensial tersebut.
4. Landasan Psikologis
Dalam hal ini dijelaskan bahwa inti dari landasan psikologis adalah
mempertimbangkan aspek psikologis peserta didik yang akan dikembangkan
sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan mereka. Menurut
Tirtahardja (2005:103) Pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia,
sehingga landasan psikologis merupakan salah satu landasan yang penting dalam
bidang pendidikan. Pada umumnya landasan psikologis tersebut tertuju pada
pemahaman manusia khususnya tentang proses perkembangan dan proses belajar.
10
dengan aspek pribadi seperti bakat, munat, kemampuan. Sebagai implikasinya
pendidik tidak mungkin memperlakukan sama kepada setiap peserta didik
sekalipun mereka mungkin memiliki beberapa kesamaan. Perbedaan jndividual
terjadi karena adanya perbedaan bernagai aspek kejiwaan antar peserta didik
bukan hanya berkaitan dengan kecerdasan dan bakat tetapi juga perbedaan
pengalaman dan tingkat pengembangan, perbedaan aspirasi dan cita cita, bahkan
perbadaan kepribadian secara keseluruhan. Oleh karena itu, pemahaman hal hal
tersebut akan sangat pentung bagi pendidikan. Perlu ditekankan bahwa
kepribadian itu unik keunikan itu bukan hanya karena perbedaan potensial, tetapi
juga perbedaan dalam perkembangannya karena pengaruh sekitarnya. Oleh
karena itu pemahaman kepribadian akan sangat bermanfaat untuk pendidikan,
utamanya dalam membantu setiap peserta didik untuk mengembangkan
kepribadiannya. Seperti telah dikemukakan bahwa salah satu tujuan pendidikan
adalah terbentuknya kepribadian yang mantap dan mandiri. Kajian psikologis
yang erat hubungannya dengan pendidikan adalah yang berkaitan dengan
kecerdasan, berfikir, belajar.
11
pendidikan itu, oleh karena itu apabila terjadi suatu kekeliruan yang berakibat
kegagalan, pada umumnya sudah terlambat untuk memperbaikinya.
Maka dari itu Kenyataan di atas menuntut agar pendidikan itu dirancang dan
dilaksanakan secermat mungkin dengan memperhatikan sejumlah landasan dan
juga asas pendidikan.
12
akademik, Pendidika profesi , Pendidikan vokasi, Pendidikan keagamaan,
Pendidikan khusus
a. Pendidikan umum
Kadir (2012) pendidikan umum adalah Pendidikan dasar dan
menengah yang mengutamakan pada aspek peruasan pengetahuan yang
diperlukan oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi.
b. Pendidikan kejuruan
Kadir (2012) pendidikan kejuruan adalah Pendidikan menengah
yang mempersiapkan pesert didik untuk belajar keahlian tertentu sesuai
dengan bakat minat yang dimilikinya sehingga dapat bekerja dalam bidang
tertentu
Contoh : Sekolah Menengah Kejuruan (SMK )
c. Pendidikan akademik
Kadir (2012) peendidikan akademik adalah Pendidikan tinggi yang
diarahkan terutama pada penguasaan dan pengembangan disiplin ilmu
pengetahuan, teknologi, seni
Contoh : program sarjana, megister dan doktor
d. Pendidika profesi
Kadir (2012) pendidikan profesi adalah Pendidikan lanjutan yang
ada pada perguruan tinggi utuk mendapatkan gelar profesi tertentu.
Pendidikan profesi juga dapat dikatakan bahwa pendidikan tinggi yang
diarahkan untuk mempersiapkan eserta didik agar memiliki pekerjaan
sesuai dengan keahlian khusus.
e. Pendidikan vokasi
Kadir (2012) pendidikan vokasi adalah Pendidikan tinggi yang
menunjang untuk mempersiapkan diri agar memiliki pekerjaan dengan
keahlian tertentu yang maksimal dan setara dengan sarjana.
Contoh : Diploma 1, Diploma 2, Diploma 3
f. Pendidikan keagamaan
Kadir (2012) pendidikan keagamaan adalah berfungsi
mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang
13
memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya menjadi ahli
ilmu agama.
Contoh : pendidikan diniyah, pesantren,
g. Pendidikan khusus
Kadir (2012) pendidikan khusus adalah pendidikan bagi peserta
didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses
pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan
memiliki potenso kecerdasan dan bakat istimewa.
Contoh : Sekolah Luar Biasa (SLB)
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Berdasarkan uraian di atas diharapkan kita mengerti tentang cakrawala
pendidikan di Indonesia sehingga kita dapat memperbaiki pendidikan di Indonesia
yang dianggap kurang baik dan mempertahankan serta meningkatkan pendidikan
di Indonesia yang dianggap baik.
15
DAFTAR RUJUKAN
16