Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat-Nya,
sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan dan telah rampung. Makalah ini
berjudul”BAYI TABUNG & EUTHANASIA MENURUT PANDANGAN ISLAM”.
Dengan tujuan penulisan sebagai sumber bacaan yang dapat digunakan untuk
memperdalam pemahaman dari materi ini.Selain itu, penulisan makalah ini tak
terlepes pula dengan tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam.Namun penulis
cukup menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun.Meskipun
demikian, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
maupun pembaca.
DAFTAR ISI
Kata pengantar....................................................................................................... ii
BAB1 PENDAHULUAN....................…............................................................... 1
1.1.Latar belakang.................................................................................................. 1
1.2.Rumusan masalah............................................................................................. 2
1.3.Tujuan penulisan............................................................................................... 2
1.4.Manfaat penulisan............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN..............................…...................................................... 3
3.1. Kesimpulan...................................................................................................... 10
3.2. Saran................................................................................................................ 10
BAB I
PENDAHULUAN
In vitro vertilization (IVF) atau yang lebih dikenal dengan sebutan bayi
tabung adalah proses pembuahan sel telur dan sperma di luar tubuh wanita. In vitro
adalah bahasa latin yang berarti dalam gelas atau tabung gelas, dan vertilization
berasal dari bahasa Inggris yang artinya pembuahan, sehingga dikenal dengan sebutan
bayitabung.Disebut artinya jabang bayi, yaitu sel telur yang telah dibuahi oleh sperma
yang telah dibiakkan dalam tempat pembiakan (cawan) yang sudah siap untuk
diletakkan kedalam rahim seorang.
Dan pengertian bayi tabung menurut M.Ali Hasan adalah bayi yang
didapatkan melalui proses pembuahan yang dilakukan di luar rahim sehingga
terjadi embrio tidak secara alamiah, melainkan dengan bantuan ilmu
kedokteran.1[1] Juga disebutkan, bayi tabung adalah istilah yang mengacu pada
anak yang dihasilkan dari proses In In Vitro Fertilitation atau proses pembuahan
sel telur dengan sperma yang terjadi diluar tubuh (“ in vitro” berarti “dalam
kaca”).Dalam proses tersebut, telur dikeluarkan dari ovarium ibu dan diinkubasi
dngan sprma dari ayah. Stelah pemmbuahan, sel-sel pra embrio dibiarkan untuk
membelah 2-4 kali di dalam inkubator selama 3 sampai 5 hari. Pra embrio ini
kemudian dikembalikan kerahim ibu untuk mengimplan dan tumbuh sebagaimana
dalam kehamilan umumnya. Prosedur ini adalah salah satu dari banyak teknologi
produksi berbantuan (assisted reproduction tekcnology) yang digunakan ketika
pasangan sulit mendapatkan keturunan.
َ ع
غي ِْر ِه َ رئ يُؤْ ِم ُن ِباهللِ َو ْال َي ْو ِم ْاْل َ ِخ ِر أ َ ْن َي ْس ِق
َ ي َما َءهُ زَ ْر ٍ ْْ ََل َي ِح ُّل َِل ِم
Artinya: “Tidak halal bagi seseorang yang beriman kepada
Allash dan hari akhir menyiramkan airnya (sperma) pada tanaman
orang lain (vagina istri orang lain). (Hadits Riwayat Abu Daud,
Al-Tirmidzi, dan hadits ini dipandang shahih oleh Ibnu Hibban)”
Kedua ayat dan Hadits di atas menerangkan bahwa bayi tabung
dengan sperma donor itu haram. Karena pada hakikatnya dapat
merendahkan harkat dan martabat manusia. Dalam hal itu manusia
sejajar dengan tumbuh-tumbuhan dan hewan. Selain itu,
diharamkannya bayi tabung dengan sperma donor karena akan
menimbulkan percampuradukkan dan penghilangan nasab, yang telah
diharamkan oleh ajaran Islam. Oleh karena itu, proses bayi tabung
hendaknya dilakukan dengan memperhatikan nilai moral Islami dan
tetap harus menjunjung tinggi etika dan kaidah-kaidah syari’ah.
Menurut hukum syara’ apabila bayi tabung itu dengan air mani
suaminya sendiri maka hal itu sudah sesuai dengan hukum dan
dibenarkan oleh syara’ dan dipandang sebagai cara untuk menjalankan
anak yang sah. Tetapi apabila bayi tabung itu berasal dari sperma lelaki
lain yang tidak ada hubungan perkawinan, beliau mengatakan bahwa
inseminasi tersebut dalam pandangan syari’at Islam adalah perbuatan
munkar dan dosa besar perbuatan itu setara dengan zina dan
akibatnyapun sama.
Ulama yang satu ini berpendapat bahwa tidak boleh sama sekali
dari suami sendiri maupun dari pihak isteri, karena agama telah
meletakkan asas bagi suatu perkawinan untuk menjaga keturunan. Cara
yang dilakukan seperti itu akan mengakibatkan terjadinya suatu
penyimpangan.
1) Mudharat
f) Bayi tabung lahir tanpa melalui proses kasih sayang yang alami,
terutama bagi bayi tabung lewat ibu titipan yang menyerahkan
bayinya kepada pasangan suami-isteri yang punya benihnya sesuai
dengan kontrak, tidak terjalin hubungan keibuan secara alami. (QS.
Luqman:14 dan Al-Ahqaf:14).
2) Maslahah
Lagi pula negara kita tidak mengizinkan inseminasi buatan dengan donor
sperma dan/atau ovum, karena tidak sesuai dengan konstitusi dan hukum yang
berlaku. Asumsi Menteri Kesehatan bahwa masyarakat Indonesia termasuk
kalangan agama nantinya bisa menerima bayi tabung seperti halnya KB. Namun
harus diingat bahwa kalangan agama bisa menerima KB karena pemerintah tidak
memaksakan alat/cara KB yang bertentangan dengan agama. Contohnya:
Sterilisasi, Abortus. Oleh karena itu pemerintah diharapkan mengizinkan praktek
bayi tabung yang tidak bertentangan dengan agama.4[6]
1. Euthanasia Pasif/Negatif
Yaitu tindakan membiarkan pasien yang berada dalam keadaan tidak
sadar (koma). Karena berdasarkan usulan medis sudah tidak ada harapan
hidup (tidak ada tanda-tanda kehidupan) yang disebabkan karena rusaknya
salah satu organ, tidak berfungsinya jantung dan lain-lain. Dengan kata lain
tenaga medis tidak lagi melanjutkan bantuan atau menghentikan proses
pengobatan.
Contohnya:
Seseorang penderita kanker ganas dengan rasa sakit yang luar biasa.
Hingga penderita pingsan, menurut pengetahuan medis orang yang sakit ini
tidak ada harapan untuk bisa hidup normal lagi (tidak ada harapan hidup).
Sehingga si sakit tersebut dibiarkan mati secara alamiah, karena walaupun
peralatan medis digunakan sudah tidak berfungsi lagi bagi pasien.
Firman Allah dalam surat Ali Imran 156:
“....Allah menghidupkan dan mematikan. Dan Allah melihat apa yang kamu
kerjakan”. (QS. Ali Imran:156)
2. Euthanasia Aktif
Yaitu tindakan mempercepat proses kematian, baik dengan
memberikan suntikan atau polesan alat-alat bantu pengobatan. Seperti:
saluran oksigen, alat pembantu jantung dan lain-lainnya. Sementara pasien
sebenarnya masih menunjukkan adanya harapan hidup berdasarkan usulan
medis.
Firman Allah dalam surat An-Nisaa ayat 29:
ََ َُْ ه َ ُ ْ َ ْ ه َ َ َ ُْ ً َ
ُ م تقتلوا و
ل َُ ان
ُ اّلل إنُ ُۚأنفسك ُ م ك
ُ …رحيما بك
B. Motivasi Euthanasia
َ َ َ َ َْ ْ َ َ َه ْ َ ً َ ً َ ه
....ان وماُ ن ل ُنفسُ ك
ُ وت أ
ُ ل كتابا اّللُ بإذنُ إلُ تم
ُ مؤج
"Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah,
sebagai ketetapan yang Telah ditentukan waktunya". (QS. Ali Imran:145)
Dengan demikian tidak ada jaminan bahwa pasien yang sakit ringan
mampu hidup lebih lama ketimbang pasien yang sakit parah. Padahal
kematian seseorang tidak akan terjadi kecuali atas kehendak-Nya.
Kehidupan manusia adalah sesuatu yang suci, karena itu kehidupan manusia
harus dilindungi dan dipelihara sebagai hak istimewa yang diberikan kepada
setiap manusia.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bayi tabung dibolehkan jika sel telur dan sperma berasal dari pasangan suami dan
isteri yang sah serta setelah pembuahan diluar rahim tersebut berhasil, maka sel
hasil pembuahan tersebut dimasukan kembali kedalam rahim isteri yang sah. apabila
salah satu sel (telur atau sperma) bukan berasal dari pasangan suami isteri yang sah
maka itu diharamkan.
Euthanasia lebih menunjukkan perbuatan yang membunuh karena belas kasihan,
maka menurut pengertian umum sekarang ini, euthanasia dapat diterangkan sebagai
pembunuhan yang sistematis karena kehidupannya merupakan suatu kesengsaraan
dan penderitaan.Euthanasia dapat dikelompkkan menjadi euthanasia aktif, euthanasia
pasif, euthanasia volunter, dan uethanasia involunter. Menurut kode etik kedokteran,
dokter tidak diperbolehkan mengakhiri hidup seorang yang sakit meskipun menurut
pengetahuan dan pengalaman tidak akan sembuh lagi.
DAFTAR PUSTAKA
http://satriabara.blogspot.com/2012/06/makalah-euthanasia.html
http://makalah-ilmiah-update.blogspot.com/2016/12/makalah-bayi-tabung.html
https://bakaaynam19.blogspot.com/2016/05/makalah-hukum-bayi-tabung.html
http://amalilmukita.blogspot.com/p/makalah-bayi-tabung-menurut-pandangan.html
https://keperawatanreligionirinegemasari.wordpress.com/
https://dalamislam.com/hukum-islam/hukum-bayi-tabung-menurut-islam