Oleh
Kelompok 8
Silvilla Sani ( 171411062 )
Weldy Putera ( 171411063 )
Yasir Mohammad Naufal A. ( 171411064 )
Destilasi : proses pemisahan senyawa berdasarkan titik didih. Pada kasus ini,
amunium sulfat ditambah larutan NaOH 30% bertujuan untuk membebaskan gas amoniak
(NH3) dan dengan pemanasan atau destilasi akan dibebaskan sebagai destilat. Destilat (gas
amoniak) yang terbentuk ditampung dalam larutan asam, misalnya asam borat (H3BO3)
2% atau H2SO4 encer yang telah diberi indikator campuran (mixed indicator). Larutan
penampung ini berwarna merah muda (pink) dan akan berubah warna menjadi hijau muda
karena terjadi reaksi asam borat dengan gas NH3. Reaksinya sbb :
Titrasi : untuk mengetahui jumlah asam borat yang bereaksi dengan gas amoniak
yang terbentuk, maka larutan ini direaksikan dengan asam klorida dengan menggunakan
metode volumetric atau titrasi. Titik ekivalen dicapai pada saat warna larutan berubah
kembali menjadi merah muda atau warna sebelum asam borat digunakan sebagai
penampung destilat. Jumlah mol Nitrogen yang bereaksi dengan asam dapat diukur dengan
menitrasi asam borat yang berubah menajdi ion H2BO3 larutan HCl, reaksinya :
Berdasarkan tahapan proses penentuan kadar nitrogen total dalam sampel dapat
dijelaskan bahwa:
%N=
va vo N 14100%
P
dengan :
Vo = volume asam klorida yang diperlukan untuk titrasi blangko (tanpa sampel) (mL)
% protein = f x %N
@ 100 ml
Blangko 1 ml 1,5 ml 2 ml
Sampel
1 (susu Cair)
Lemari asam
3 20 ml H2SO4 pekat
Tempat
destruktor
Tempat
penampung
4.1 Menggunakan APD yang lengkap seperti jas lab, sarung tangan, dan masker
4.2 Percobaan destruksi dilakukan di lemari asam
4.3 Melakukan penambahan aquades ke dalam sampel yang telah didestruksi secara
perlahan dan hati-hati. Mengikuti prosedur kerja dengan benar dan menggunakan
kacamata serta sarung tangan.
4.4 Mematuhi anjuran pembimbing dan bila ragu-ragu menanyakannya kepada
pembimbing. Baca juga MSDS.
V. Data Pengamatan
Sampel : Susu cair .-.
N1V1 = N 2 V2
1N x V1 = 0,5 N x 250 mL
V1 = 125 mL
%N=
va vo N 14100%
P
(Vol HCL sampel – Vol HCL blanko) x N HCL x Ar N x 100%
Kadar N(%) = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
1. Tabung 2
𝑔𝑟𝑎𝑚
(1,1−0,2)𝑚𝐿 𝑥 0,1𝑁 𝑥 14 𝑥 100%
𝑚𝑜𝑙
Kadar N (%) = = 1,26%
1 𝑔𝑟𝑎𝑚
VIII. Pembahasan
Praktikum Penentuan Kadar Nitrogen dan Protein suatu bahan dengan Metode
Kjedahl menggunakan sampel susu cair dilakukan melalui tiga tahapan proses yaitu
destruksi, destilasi dan titrasi.
Pada tahap awal destruksi, sampel, larutan H2SO4, selenium, dan batu didih, dengan
kadar masing-masing yang sudah ditentukan, dimasukan ke dalam 4 tabung destruktor dan
diberi label. Batu didih (terbuat dari silika) dimasukkan agar panas tidak terpusat pada satu
titik dan menyebar secara merata ke seluruh bagian cairan dalam tabung. Penambahan
larutan H2SO4 atau asam sulfat yang merupakan oksidator kuat pada tabung destruktor
masing-masing sebanyak 20 ml bertujuan untuk mendestruksi sampel menjadi unsur-unsur
penyusunnya.
Tahap kedua yaitu destilasi dengan menggunakan asam borat 2%, asam borat yang
telah dibuat dimasukan ke dalam 4 labu erlenmeyer yang masing-masing berisi 100 ml lalu
diberi mixed indicator sebanyak 3-4 tetes.
Tabung destruktor yang mengandung banyak kadar nitrogen atau protein akan
berubah warna menjadi berwarna coklat berlumut sedangkan asam boratnya yang semula
berwarna merah muda akan berubah warna menjadi hijau muda karena terjadi reaksi antara
asam borat dengan gas amonia.
Pada tabung destruktor pertama (blanko) yang seharusnya tidak ada perubahan
warna ternyata terdapat perubahan warna, hal ini disebabkan adanya zat pengotor yang ikut
larut ke dalam tabung destruktor. Tabung ke dua yang terdapat sampel sebanyak 1 ml
tabung destruktornya menjadi berwarna hijau tua sama seperti blangko hanya saja
warnanya lebih gelap, sedangkan asam boratnya berubah warna menjadi hijau muda.
Tabung ke tiga dan ke keempat warna pada tabung destruktornya menjadi biru bening,
sedangkan pada asam boratnya berwarna hijau muda
Tahap ketiga yaitu proses titrasi. Dilakukan pada asam borat yang menjadi
penampung pada destilasi. Proses titrasi menggunakan larutan HCl sebagai titrannya. HCl
yang terpakai untuk mentitrasi asam borat sampel ke-1 sebanyak 1,1 ml, sampel ke-2
sebanyak 0,6 ml, dan sampel ke-3 sebanyak 1,6 ml
Proses titrasi ini akan mengembalikann warna asam borat yang semula berwarna
hijau muda menjadi warna merah muda (bening)
Setelah ketiga tahapan tersebut selesai barulah kita menghitung jumlah kadar
nitrogen dan protein sampel pada masing-masing tabung destruktor (kecuali blanko).
banyaknya protein dalam sampel dapat dihitung dari konversi HCl yang digunakan
dikalikan dengan factor konversi nitrogen protein. Dari metode yang dilakukan untuk
menentukan kadar protein dalam susu Ultra-milk, maka diperoleh kadar protein pada
sampel. Kadungan nitrogen didapat sampel 1 = 8,0388% sampel 2= 2,3819% sampel 3 =
6,2524%
IX. Kesimpulan
9.1 Ada tiga proses penentuan kadar nitrogen dalam cuplikan dengan metode kjeldahl, yaitu
proses destruksi, distilasi dan titrasi. Destruksi berfungsi untuk menguraikan senyawa
organic menjadi anorganik, destilasi berfungsi untuk memisahkan amoniak dalam sampel,
dan titrasi untuk mengukur besarnya kandungan amoniak dalam sampel yang tertampung
dalam asam borat yang telah ditambahkan mixed indikator.
9.2 Kadar nitrogen berdasarkan percobaan dari sampel 1=8,0388% sampel 2 = 2,3819% dan
sampel 3= 6,2524%
9.3 Kadar protein dalam cuplikan berdasarkan hasil percobaan dengan perolehan hasil %
protein rata-rata pada sampel sebesar 5,5577%
X. Daftar Pustaka
1. (Sumber : www.examtutor.com )
2. Lab 3. Protein determination bio.classes.ucsc.edu/bio20L/MANUAL/Lab%203.pdf
3. http://www.pauleyequipment.co.uk/template
4. Winarno, F.G. 1984. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia, Jakarta
5. Afrianti, L H. 2008. Teknologi Pengawetan Makanan. Alfabeta, Bandung
6. Andarwulan, N, F. Kusnandar, D. Herawati. 2011. Analisis Pangan. PT Dian Rakyat,
Jakarta
7. Yazid, E, L. Nursanti. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia untuk Mahasiswa Analis.
CV Andi Offset, Yogyakarta
8. John M. deMan. 1989. Principles of food chemistry. By Van Nostrand Reinhold, A
Division of wadsworth, Inc. Canada
9. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/sunarto-drs-msi/keselamatan-kerja-
dilaboratorium.pdf