Pengendalian Aliran
Kelompok 7
2B D3-Teknik Kimia
2019
I. Tujuan
1. Kemampuan untuk dapat mengendalikan sistem aliran.
2. Mempelajari pengaruh nilai parameter pengendali pada respons aliran
Waktu tunda, td, (delay time) adalah waktu pertama yang dibutuhkan variabel
keluaran sistem untuk mencapai setengah dari nilai akhirnya.
Waktu naik, tr, (rise time) adalah waktu yang dibutuhkan oleh variable
keluaran sistem untuk naik dari 10% ke 90%, atau 0% ke 100% dari nilai
akhirnya. Untuk sistem orde dua dengan osilasi teredam (underdamped)
dipakai 0% ke 100% waktu naik. Untuk sistem sangat teredam (overdamped),
biasa dipakai 10% ke 90% waktu naik.
Waktu puncak, tp, (peak time) adalah waktu yang dibutuhkan variabel
keluaran sistem untuk mencapai puncak gelombang yang pertama.
Overshoot adalah amplitudo maksimum dari variabel keluaran sistem dihitung
dari nilai akhirnya. Jika nilai akhir tidak sama dengan satu, biasanya overshoot
dinyatakan dalam persen overshoot. Besaran ini langsung menunjukkan
kestabilan relatif dari sistem. Semakin besar overshoot, sistem semakin
takstabil. Tetapi semakin kecil overshoot, sistem semakin lambat.
Waktu mantap, ts, (settling time) adalah waktu yang dibutuhkan variabel
keluaran sistem untuk mencapai nilai dengan penyimpangan di sekitar 5% (atau
2%) dari nilai akhirnya untuk seterusnya berada dalam batas nilai tersebut.
Waktu mantap berhubungan erat dengan konstanta waktu sistem.
Decay ratio adalah perbandingan antara amplitudo kedua dan pertama.
Periode osilasi akan terjadi osilasi kontinyu dan periode osilasinya disebut
periode osilasi alami (Tn).
Penalaan pengendali adalah pekerjaan untuk mendapatkan nilai paramater pengendali
yang sesuai dengan kebutuhan proses. Parameter pengendali yang ditentukan meliputi gain
(Kc) atau proportional band (PB), waktu integral dan waktu derivatif
Respon sistem orde dua sangat penting untuk difahami, karena mirip dengan perilaku
sistem pengendalian umpan balik. Dengan adanya umpan balik, sistem dapat mengalami
osilasi, baik teredam maupun kontinyu bahkan tidak stabil.
Sedikit catatan tentang respon transien sistem orde dua. Kecuali untuk penerapan
khusus yang tidak membolehkan adanya osilasi, biasanya respon transien diinginkan
cukup cepat dan cukup teredam. Berdasar pengalaman, nilai faktor redaman () yang
memenuhi syarat demikian terletak antara 0,4 dan 0,8. Nilai yang lebih kecil dari 0,4
menyebabkan overshoot berlebihan. Sedangkan lebih besar dari 0,8 menyebabkan
respon terlalu lambat. Sementara itu, overshoot dan waktu mantap saling tarik menarik
secara berlawanan. Jika overshoot kecil, waktu mantap menjadi panjang. Sebaliknya,
jika waktu mantap dibuat pendek, overshoot menjadi besar.
Run pertama
Model sistem teredam
PARAMETER PENGENDALI
Proporsional 200.000 Band (%)
Integral 1.000 detik (s)
Derivatif 0,000 menit
150
Grafik PV (hijau) dan SP (merah)
100
50
0
0 50 100 150
Settling Time : 85 – 1 =84 detik
𝑐
Decay Ratio = 𝑎 × 100%
c = 98,49 - 50 = 48,49; a = 98,6 - 50 = 48,6
48,49
Decay Ratio = × 100% = 99,77%
48,6
𝑎
Overshoot = 𝑏 × 100%
a = 98,49-50 = 48,49 ; b = 50 – 13,61 = 36,39
48,49
Overshoot = 36,39 × 100% = 133,25%
3,64
Offset = × 100% = 7,28%
50
Waktu tunda :26,2 s
Waktu puncak : 9 s
Waktu naik :3s
t2 : 11s
t1 : 7 s
Time constant(τp) : 1,5(𝑡2 − 𝑡1 ) =1,5 (11-7)= 6 s
Dead time : t2-τp = 11-6= 5 s
Run Kedua
Model sistem Teredam
PARAMETER PENGENDALI
Proporsional 200.000 Band (%)
Integral 5.000 detik (s)
Derivatif 0,000 menit
Grafik PV (hijau) dan SP
(merah)
100
50
0
0 50 100 150 200 250
Settling Time
Ts = 137 - 65 = 72 detik
Setling time , decay ratio, overshoot tidak bisa ditentukan karena PV tidak
dapat mencapai SP.
Run Ketiga
Model sistem Tidak stabil
PARAMETER PENGENDALI
Proporsional 200.000 Band (%)
Integral 20.000 detik (s)
Derivatif 0,000 menit
Settling Time
Ts =199 - 160= 39 detik
\
Titik Kedua Pada SP 60L/menit
Settling time , decay ratio, overshoot tidak bisa ditentukan karena PV
tidak dapat mencapai SP.
0,16
Offset : 60- 59,84 = 0,16 = 𝑥100% = 0,26%
60
Titik Ketiga Pada SP 50L/menit
a : 51,43 – 50 = 4,80
b : 50 – 49,84 = 0,16
c : 51,39 – 50 = 1,39
𝑐 1,39
Decay ratio = 𝑎 𝑥100% = 4,80 𝑥100% = 28,95%
𝑎 4,80
𝑜𝑣𝑒𝑟𝑠ℎ𝑜𝑜𝑡 = 𝑥100% = 0,16 𝑥100%=3000 %
𝑏
Offset = 50 – 49,80 = 0,2
0,2
𝑥100% = 0,4%
50
Waktu tunda : 40 s
Waktu puncak : 6 s
Waktu naik :6s
t2 : 4 s
t1 : 3 s
Time constant(τp) : 1,5(𝑡2 − 𝑡1 ) =1,5 (4-3)= 1,5 s
Dead time : t2-τp = 4-1,5= 2.5 s
Run Keempat
Model sistem Osilasi Kontinyu
PARAMETER PENGENDALI
Proporsional 100.000 Band (%)
Integral 5.000 detik (s)
Derivatif 0,000 menit
Titik Kedua Pada SP 60L/menit
a : 76,49 – 60 = 16,49
b : 60 – 49,79 = 10,21
c : 89,78 – 60 = 29,78
𝑐 29,78
Decay ratio = 𝑎 𝑥100% = 16,49 𝑥100% = 180,5%
𝑎 16,49
𝑜𝑣𝑒𝑟𝑠ℎ𝑜𝑜𝑡 = 𝑥100% = 10,21 𝑥100%=161,5 %
𝑏
Offset= 89,78 – 60 = 29,78
29,78
𝑥100% = 49,63%
60
Waktu tunda : - s
Waktu puncak : 23 s
Waktu naik : 16 s
t2 : 22 s
t1 : 21 s
Time constant(τp) : 1,5(𝑡2 − 𝑡1 ) =1,5 (22-21)= 1,5 s
Dead time : t2-τp = 22-1,5= 20.5 s
Run Kelima
Model sistem Osilasi Kontinyu
PARAMETER PENGENDALI
Proporsional 100.000 Band (%)
Integral 10.000 detik (s)
Derivatif 0,000 menit
30
𝑥100% = 50%
60
Waktu tunda : 203 s
Waktu puncak : 200 s
Waktu naik :5s
t2 : 207s
t1 : 205s
Time constant(τp) : 1,5(𝑡2 − 𝑡1 ) = 1,5 (207 − 205) = 3
Dead time : t2-τp = = 207 – 3 = 204
Run Keenam
Model sistem Osilasi Kontinyu
PARAMETER PENGENDALI
Proporsional 100.000 Band (%)
Integral 20.000 detik (s)
Derivatif 0,000 menit
Titik Kedua Pada SP 60L/menit
a : 72,99 – 60 = 22,99
b : 60 – 28,91 = 31,09
c : 89,68 – 60 = 29,68
𝑐 29,68
Decay ratio = 𝑎 𝑥100% = 22,99 𝑥100% =129,09 %
𝑎 22,99
𝑜𝑣𝑒𝑟𝑠ℎ𝑜𝑜𝑡 = 𝑥100% = 31,09 100%= 73,94%
𝑏
Offset=60 – 59,74 = 0,26
0,26
𝑥100% = 0,43%
60
Waktu tunda : 86 s
Waktu puncak : 145 s
Waktu naik : 16.79s
t2 : 87s
t1 : 86s
Time constant(τp) : 1,5(𝑡2 − 𝑡1 ) = 1,5 (87 − 86) = 1,5
Dead time : t2-τp = = 87–1,5 = 86,5
Run Ketujuh
Model sistem Teredam
PARAMETER PENGENDALI
Proporsional 400.000 Band (%)
Integral 5.000 detik (s)
Derivatif 0,000 menit
Settling Time
Ts: 132 - 55= 77 detik
Titik Kedua Pada SP 60L/menit
a : 61,39 – 60 = 1,39
b : 60 – 59,64 = 0,36
c : 61,34 – 60 = 1,34
𝑐 1,34
Decay ratio = 𝑎 𝑥100% = 1,39 𝑥100% =96,4 %
𝑎 1,39
𝑜𝑣𝑒𝑟𝑠ℎ𝑜𝑜𝑡 = 𝑥100% = 0,36 100%= 386,1%
𝑏
Offset=60 – 59,75 = 0,25
0,25
𝑥100% = 0,41%
60
0,1
𝑥100% = 0,2%
50
Waktu tunda :0s
Waktu puncak : 59.71s
Waktu naik : 8.912 s
t2 : 106s
t1 : 107s
Time constant(τp) : 1,5(𝑡2 − 𝑡1 ) = 1,5 (107 − 106) = 1
Dead time : t2-τp = = 106 –1 = 105
Run Kedelapan
Model sistem Osilasi Kontinyu
PARAMETER PENGENDALI
Proporsional 400.000 Band (%)
Integral 10.000 detik (s)
Derivatif 0,000 menit
Settling Time
Ts =120 – 87 = 33 detik
Run Kesembilan
Model sistem Teredam
PARAMETER PENGENDALI
Proporsional 400.000 Band (%)
Integral 20.000 detik (s)
Derivatif 0,000 menit
Settling Time
Ts = 137 – 65 = 72 detik
PARAMETER PENGENDALI
Proporsional 400.000 Band (%)
Integral 10.000 detik (s)
Derivatif 10.000 detik (s)
Run Kedua
Model sistem Osilasi Kontinyu
PARAMETER PENGENDALI
Proporsional 200.000 Band (%)
Integral 20.000 detik (s)
Derivatif 10.000 detik (s)
Titik pertama (SP=50 L/h)
Settling Time : tak hingga
c = 98,6-50 = 48,6
a = 98,6-50 = 48,6
b = 50
𝑐
Decay Ratio = 𝑎 × 100%
48,6
Decay Ratio = 48,6 × 100% = 100 %
𝑎
Overshoot = 𝑏 × 100% a = 48,6
48,6
Overshoot = × 100% = 97,2 %
50
Offset = 89,62-50= 39,62
39,62
× 100% = 79,24 %
50
Parameter Decay
Settling Overshoot
RUN PB τi (detik) Ratio Offset (%)
Time(detik) (%)
(%) (%)
5 100 1 - 260,81 47,34 50
4 100 5 - 180,5 161,5 49,63
6 100 20 - 129,09 73,94 0,43
1 200 1 84 99,77 133,25 7,28
2 200 5 72 - - 0,33
3 200 20 39 - - 0,26
7 400 5 77 96,4 386,1 0,41
8 400 10 33 - - 0,43
9 400 20 72 - - 0,75
Parameter Settling
Decay Overshoot Offset
RUN PB τi Time
Ratio (%) (%) (%)
(detik)
5 100 1 - - - -
4 100 5 - - - -
6 100 20 - - - -
1 200 1 84 - - -
2 200 5 72 261,36 4,54 0,02
3 200 20 39 28,95 3000 0,4
7 400 5 77 80,28 86,58 0,2
8 400 10 33 - 0,67 0,42
9 400 20 72 - 4,46 0,16
Parameter Waktu Waktu Waktu Time Dead
RUN PB (%) τi (detik) Tunda Puncak naik constant time
(detik) (detik) (detik) (detik) (detik)
5 100 1 203 200 5 3 204
4 100 5 - 23 16 1,5 20,5
6 100 20 86 145 16.79 1,5 86,5
1 200 1 26,2 9 3 6 5
2 200 5 - 5 3 7,5 4,5
3 200 20 - 6 6 1,5 2,5
7 400 5 - 59,71 8,912 1 105
8 400 10 - 59,74 6,664 1 75
9 400 20 - 58,14 6,74 1 0
0.5τi τi 2τi
0.5PB
PB
2PB
TIPE PENGENDALI PID
1. Titik Pertama (SP=50L/h)
Tak Osilasi
2 200 20 10 100% 97,2% 79,24%
hingga kontinyu
2 PB dan τi
PB dan 2 τi
V. Pembahasan
Aksi pengendali berjenis reverse acting, dimana semakin besar laju alir maka valve
akan semakin menutup untuk mengurangi laju alir. Sementara proses keseluruhan bersifat
direct acting, dimana jika sensor mendeteksi semakin besar laju alir dengan semakin banyak
putaran turbin. Instrumen yang digunakan pada pengendalian kali ini berupa:
Tipe pengendali yang digunakan yaitu PI untuk 9 run dan PID untuk 1 run. Hasil
keseluruhannya sebagai berikut:
Tipe Proposional Integral Derivatif (PID) dilihat dari titik pertama (SP=50L/h)
Parameter Settling Decay Jenis
RUN Overshoot Offset
PB τi τd Time Ratio kurva
Tak Osilasi
1 400 10 10 68,61% - 97,2%
hingga kontinyu
8 400 10 0 33 - 0,67 0,42% Teredam
Osilasi
2 200 20 10 - - - -
kontinyu
3 200 20 0 39 28,95 3000 0,4% Teredam
Pada semua run yag dilakukan, kurva berupa orde-2. Jenis-jenis kurva pada orde 2
ialah:
Hasil dari praktikum tipe PI ialah semakin besar waktu integral maka respon
semakin stabil, namun pada run ke-6 yaitu pada PB 100 dan waktu integral 20 mengalami
osilasi atau ketidakstabilan. Waktu integral yang semakin besar membuat respon semakin
lambat dan offset yang terjadi semakin kecil. Selain itu, semakin besar PB, offset yang
dihasilkan berfluktuasi, kecuali pada waktu integral 20 detik dan variasi PB, di dapat offset
yang semakin besar. Selain itu, semakin besar waktu integral cenderung memperbesar
settling time. Semakin kecil PB, decay ratio dan overshoot mengalami kenaikan yang artinya
proses semakin mengalami osilasi kontinyu dan respon menjadi lama. Dalam waktu integral
yang besar, settling time akan semakin kecil. Ada beberapa parameter yang tidak dapat
dihitung karena tidak memenuhi gelombang pada umumnya dan bukan termasuk jenis model
sistem teredam.
Hasil pengamatan pada pengendalian tipe PID dengan derivative yang sama
dengan proportional band dan waktu derivative berbeda ialah, settling time, decay ratio dan
overshoot kedua run cenderung sama, yang berbeda ialah decay ratio dan overshoot pada run
pertama tidak dapat ditentukan karena tidak terdapat amplitude atau gelombang namun
berupa garis lurus. Pada variasi waktu derivative (proportional band dan waktu integral sama)
menunjukkan bahwa waktu derivative yang semakin besar akan menunjukkan decay ratio
makin kecil dan respon yang cepat. Waktu derivative yang besar akan memperbesar offset.
Dilihat dari kurva pengendalian PI da PID pada pengendalian aliran menunjukkan
keseluruhan bahwa pengendalian PID lebih banyak menghasilkan ketidakstabilan dan osilasi
pada variabel proses dibanding PI karena pada pengendalian PI jenis model sistemnya ialah
teredam.
Perbedaan pengendali PI dan PID ialah terletak pada penggunaan waktu derivatif.
Selain waktu derivative, parameter pengendali yang telah disebutkan dapat dilihat pada
persamaan berikut menurut literature:
𝐾𝑐 𝑑𝑒
𝑢 = 𝐾𝑐 𝑒 + ∫ 𝑒 𝑑𝑡 + 𝐾𝑐 𝜏𝑑 + 𝑈𝑜
𝜏𝑖 𝑑𝑡
Dalam display PC hanya terdapat PB, maka semakin besar Kc, semakin kecil PB yang
akan dihasilkan. PB merupakan persentase perubahan eror yang menghasilan
perubahan sinyal kendali sebesar 100%.
Waktu Integral (τi) :waktu integral berguna untuk menghilangkan offset
dan membuat sistem cenderung tidak stabil yang ditandai dengan overshoot dan decay
ratio semakin besar. waktu integral berada sebagai penyebut, sehingga semakin besar
waktu integral, respon semakin lama.
Waktu derivative (τd) :waktu derivative membuat respon menjadi lebih stabil
tetapi sistem menjadi peka terhadap gangguan cepat (noise). Semakin besar waktu
derivative, respon akan semakin cepat.
Berdasarkan literature dan hasil praktikum ialah cenderung sama yaitu semakin besar
waktu integral, respon akan semakin lambat namun stabil. Semakin besar PB (proportional
band) maka akan semakin besar pula offset dan stabil. Waktu derivative yang semakin besar
membuat sistem menjadi semakin osilasi.
Berdasarkan literatur bahwa suatu sistem pengendalina harus mempunyai :
1. Setlling time sekecil mungkin
2. Offset sekecil mungkin (maks 5%)
3. Dan error sekecil mungkin
Dari hasil praktikum menunjukan bahwa pada pengendalian aliran lebih baik
menggunakan tipe pengendali PI dibanding PID karena pada tipe PI menunjukan respon
settling time yang dan offset yang lebih kecil daripada tipe pengendalian PID. Tipe PID
menimbulkan model sistem osilasi kontinyu. Tipe pengendalian PI ditunjukkan untuk
pengendalian proses dengan variabel penuh noise (gangguan cepat) dan salah satu variabel
tersebut ialah aliran.
VI. Kesimpulan
1. Semakin besar nilai Proportional Band (PB) atau semakin kecil Kc maka
respon menjadi lambat, memiliki offset yang besar dan stabil
2. Waktu integral adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengulang aksi
proporsional. Semakin besar wakti integral, offset semakin kecil dan respon
melambat.
3. Waktu derivatif adalah waktu yang dibutuhan oleh aksi derivatif. Semakin
besar waktu derivatif,maka semakin besar respons perubahan error.
4. Tipe pengendalian aliran yang paling tepat ialah PI
DAFTAR PUSTAKA
Kane, L. (Ed.), Handbook of Advanced Process Control Systems and Instrumentation, Gulf
Liptak, B., Instrument Engineers Handbook; Process Control (3rd Ed.), CRC Press, Boca
Raton, 1999.
Marlin, Thomas, Process Control, Designing Processes and Control Systems for Dynamic
Matley, J. (Ed.), Practical Instrumentation and Control II, McGraw-Hill, New York, 1986
York, 1980