Anda di halaman 1dari 18

LABORATORIUM PILOT PLANT

SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2016/2017

MODUL :Humidifikasi dan Dehumidifikasi


PEMBIMBING : Anggi Regiana Agustin, SST, M.Sc

Praktikum : 20 September 2016


Penyerahan : 27 September 2016
(Laporan)

Oleh :

Kelompok : IV
Nama : 1. Harum Ambariyanti 141411040
2. Indri Andriyana 141411041

Kelas : 3B

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan

a. Menghitung koefisien pindah panas hGa dan koefisien pindah massa kya pada
kolom isian cooling tower
b. Membandingkan suhu air yang diperoleh dari praktikum terhadap suhu air
seharusnya yang diperoleh secara teoritis dari cooling tower
c. Mengetahui pengaruh laju alir udara Gs’ terhadao kelembaban udara Y
sepanjang kolom adsorbsi
d. Menghitung harga kelembaban Y, suhu udara T, dan entalpi H pada beberapa
titik dalam kolom adsorbsi untuk menganalisa keadaan kolom.
BAB II
LANDASAN TEORI

Dalam pemrosesan bahan sering diperlukan untuk menentukan uap air dalam aliran
gas. Operasi ini dikenal sebagai proses humidifikasi. Dan sebaliknya untuk mengurangi uap
air dalam aliran gas disebut proses dehumidifikasi. Dalam humidifikasi, kadar uap air dapat
ditingkatkan dengan melewatkan aliran gas diatas cairan yang kemudian akan menguap ke
dalam aliran gas. Perpindahan ke aliran utama berlangsung dengan cara difusi dan pada
perbatasan (interface) perpindahan panas dan massa yang berlangsung terus-menerus,
sedangkan dalm dehumidifikasi dilakukan kondensasi (pengembunan) parsial dan uap yang
terkondensasi (terhubungkan) dibuang.

Penggunaan yang paling luas dari proses humidifikasi dan dehumidifikasi


menyangkut sistem udara-air. Contoh paling sederhana adalah pengeringan padatan basah
dengan pengurangan jumlah kandungan air sebagai tujuan utama dan dehumidifikasi aliran
gas sebagai efek samping. Pemakaian AC dan pengeringan gas juga menggunakan proses
himidifikasi dan dehumidifikasi. Sebagai contoh kandungan uap air harus dihilangkan dari
gas klor basah, sehingga gas ini bisa digunakan pada peralatan dari baja untuk menghindari
korosi.demikian juga pada proses pembuatan asam sulfat, gas yang digunakan dikeringkan
(dehumidifikasi) sebelum masuk ke konventor bertekanan yaitu dengan jalan melewati pada
bahan yang menyerap air (dehydrating agent), seperti silika gel, larutan asam sulfat pekat,
dan sebagainya. Contoh proses humidifikasi adalah pada menara pendingin, air panas
dialirkan berlawanan arah dengan media pendingin yaitu udara.

Untuk memperbesar kandungan uap air sesuai dengan yang dibutuhkan dalam proses
tertentu, bisa dipakai beberapa cara dengan bermacam persyaratan dalam bermacam
pemrosesan :

1) Uap air ditambahkan langsung. Cara ini kurang disukai karena kemungkinan besar
adanyan pengotoran.
2) Air disiramkan berlawanan arah pada kecepatan tertentu, disini terjadi penguapan dari
air dimana temperatur gas akan menurun demikian juga air, panasnya digunakan
untuk penguapan, panas laten dan panas sensibel.
3) Pencampuran dengan gas yang mempunyai kelembaban tinggi, cara ini sering
digunakan untuk pekerjaan laboratorium.
4) Gas dialirkan diatas air sehingga hanya bagian permukaan air yang mengalami
penguapan. Untuk mendapatkan kecepatan pelembaban yang tinggi maka luas
permukaan kontak harus dipertinggi.

Demikian juga untuk mengurangi kandungan uap air, dapat dilakukan dengan berbagai cara
yaitu:

1) Gas di bawa keruangan yang mempunyai permukaan yang dingin, bisa berupa
padatan atau cairan. Jika permukaan ini mempunyai temperatur yang lebih dingin dari
titik embun, maka akan terjadi kondensasi dan temperatur gas akan turun sedang
temperatur permukaan akan naik karena adanya perpindahan panas laten dan sensibel
dari gas. Di sini temperatur gas turun dengan kelembaban uap sampai titik embun dan
terjadi kondensasi, masih diikuti penurunan temperatur gas.
2) Dehumidifikasi juga dapat dilakukan dengan memperbesar tekanan dengan
pengontrolan temperatur konstan. Di sini tekanan parsial dari uap dinaikkan dan
kondensasi akan terjadi sesaat setelah titik jenuh telampaui. Jika gas udara ditekan ke
tekanan yang lebih tinggi akan menjadi jenuh dengan uap, tetapi tekanan parsial
hanyalah bagian yang kecil dari tekanan total. Contohnya gas untuk pembakaran
biasanya ditekan lebih dulu untuk mencegah kondensasi dijalur perpipaan.
3) Dengan mengalirkan gas/udara melalui zat penyerap. Ini dilakukan untuk proses yang
penurunannya tidak terlalu besar. Absorbentnya dapat dipakai lagi dengan
mamanaskannya untuk menghilangkan air yang terserap.

Percobaan humidifikasi dan dehumidifikasi yang dilakukan tanpa menggunakan


pemanasan dengan berbagai tekanan. Humidifikasi ini dilakukan dengan cara mengalirkan
gas diatas air sehingga hanya bagian parmukaan air yang mangalami penguapan. Uap
tersebut akan berpindah ke fluida gas sehingga kandungan airnya akan meningkat.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


Tabel 1 Alat dan bahan yang digunakan
No Nama Alat Nama Bahan

1 Anemometer Air

2 Termometer bola basah dan bola kering Udara Tekan

3 Kompressor

4 Seperangkat alat humidifikasi dan


dehumidifikasi

3.2 Diagram Alir


3.2.1 Humidifikasi Tanpa Pemanasan

Memutar switch Mengatur katup-


memutar switch air
utama pada panel katup: V2 &
pressure pada posisi
kontrol searah jarum V4(Buka) dan
ON
jam ke mode ON V2,V3V5,V6 (tutup)

Mengatur katup
Catat data pertama Menekan tombol P2
utama sehinggaa ada
pada laju alir air= 0, (kompressor) pada
perbedaan tekanan
t=10 menit posisi ON
orifice

Ambil data tiap 2


Menekan tombol P1
Kemudian atur laju menit, kemudian
(centrifugal pump)
alir 60 L/menit ubah laju alir pada
ON
80 dan 100 L/menit

Gambar 3.2.1 Diagram Alir Humidifikasi Tanpa Pemanasan


3.2.2 Humidifikasi Dengan Pemanasan

Atur posisi katup Atur katup utama


Atur posisi katup
Tutup V1, V3, dan hingga dP orifice 40
Buka V2, V4, dan V5.
V6. mBar

Ambil data pertama Atur pemanasan,


Tekan tombol P1
dengan mengubah
(Centrifugal Pump) (laju air = 0, setelah mode ON pada
ON 10 min) heater

Atur sirkulasi air Ambil data setiap 2


mulai dari 60 L/min. menit

Gambar 3.2.2 Diagram Alir Humidifikasi Dengan Pemanasan

3.2.3 Dehumidifikasi

buka katup v2 , v3
nyalakan plant tunggu hingga kondisi
dan v5 dan tutup
dehumidifikasi alat konstan
katup v1 dan v4

variasikan ΔP seperti ukur humidity udara ukur humidity awal


humidifikasi di tiap keluaran tray udara

Gambar 3.2.3 Diagram Alir Dehumidifikasi


BAB IV
HASIL PENGAMATAN

4.1 Data Pengamatan


4.1.1 Dehumidifikasi

∆P V udara Temperatur gas TG Temperature Basah TGW


Oriffice (m/s)
(mmHg)
Tin Tout Ta Tb Tc Td T in T Out Ta Tb Tc Td
30 2,3 25 27 25,5 25,5 25 25,5 23 23 23 23 23,5 23
50 2,67 25,5 27,5 26 26,5 26 27 23 24,5 23,5 23,5 23 24
70 2,95 27 31 27 26,5 27,5 28,5 23,5 26 24 24 25 25

4.1.2 Humidifikasi Tanpa Pemanasan


a. Q = 80 L/jam

Waktu (t) Temperatur air


menit (Ta) oC T air pada
termometer Kondisi Steady State
0 24 25
5 24 25 udara masuk udara keluar
10 24 25 Td 28 26,5
15 25 25 Td (term) 41 23
20 25 25 Tw 25 24,5
25 25 25

b. Q = 120 L/jam

Waktu (t) Temperatur


T air pada
menit air (Ta) oC
termometer
0 25,5 26 Kondisi Steady State
5 25,5 26
10 25,5 26 udara masuk udara keluar
15 25,5 26 Td 29 26,5
20 25,5 26 Td (term) 41 23,5
25 Tw 26,5 25
4.1.3 Humidifikasi Dengan Pemanasan
Q = 100 L/h
Waktu (t) Temperatur Temperatur gas TG Temperature Basah TGW Temperatur air di
menit air (Ta) oC T in T out T in T out labuoC

0 27 28 28 25 26 27

5 28,5 28,5
10 29,5 30
15 31,5 32
20 32,5 33
25 33,5 34
30 34 35
35 35 35
40 35 30 30 25 28,5 35

Kondisi Steady State

udara masuk udara keluar


Td 30 30
Td (term) 71 32,5
Tw 25 28,5

4.2 Pengolahan Data


4.2.1 Dehumidifikasi

V Temperatur Temperature Y H
∆P
udara gas TG Basah TGW
Oriffice
(m/s)
(mmHg) T in T out T in T out Y in Y out H in H out
30 2,3 25 27 23 23 0,017 0,016 68,5 68,5
50 2,67 25,5 27,5 23 24,5 0,0168 0,0184 68,5 74,5
70 2,95 27 31 23,5 26 0,017 0,0192 71 80,8

V Temperatur di A Temperature di B
∆P
udara
Oriffice TG TGW Y H TG TGW Y H
(m/s)
(mmHg)
0,0168 68,5 0,0168 68,5
30 2,3 23 25,5 23
25,5
50 2,67 26 23,5 0,0174 71 26,5 23,5 0,0172 71
70 2,95 27 24 0,0178 72,5 26,5 24 0,0178 72,5

V Temperatur di C Temperature di D
∆P
udara
Oriffice TG TGW Y H TG TGW Y H
(m/s)
(mmHg)
30 2,3 25 23,5 0,0178 71 25,5 23 0,0168 68,5
50 2,67 26 23 0,0166 68,5 27 24 0,0178 72,5
0,0190 76,5 0,0186 76,5
70 2,95 25 28,5 25
27,5

Kolom Panjang Kolom (m)


Out 1,80
A 1,15
B 1,10
C 1,00
D 0,85
In 0

Grafik kelembaban (Y) terhadap panjang kolom adsorpsi pada setiap laju alir
a. Pada beda tekanan 30 mmHg

Grafik Y terhadap Panjang Kolom


0.018
0.0178
0.0176
0.0174
Kelembaban (Y)

0.0172 Grafik Y terhadap


0.017 Panjang Kolom
0.0168
0.0166 y = -0.0005x + 0.0174
0.0164 Linear (Grafik Y
R² = 0.248
0.0162 terhadap Panjang
0.016 Kolom)
0.0158
0 0.5 1 1.5 2
Panjang Kolom (m)

b. Padabeda tekanan 50 mmHg


Grafik Y terhadap panjang kolom
0.0186
0.0184
0.0182
y = 0.0008x + 0.0166
0.018
Kelembaban (Y)

R² = 0.4668
0.0178 Grafik Y terhadap
0.0176 panjang kolom
0.0174
0.0172
0.017 Linear (Grafik Y
0.0168 terhadap panjang
0.0166 kolom)
0.0164
0 0.5 1 1.5 2
Panjang Kolom (m)

c. Padabeda tekanan 70 mmHg

Grafik Y tehadap panjang Kolom


0.0195
y = 0.0011x + 0.0172
0.019
R² = 0.5647
Kelembaban (Y)

0.0185
Grafik Y tehadap
0.018 panjang Kolom

0.0175
Linear (Grafik Y
0.017 tehadap panjang
Kolom)
0.0165
0 0.5 1 1.5 2
Panjang Kolom (m)

Grafik entalpi (H) terhadap panjang kolom adsorpsi pada setiap laju alir
a. Pada beda tekanan 30 mmHg
Grafik entalpi terhadap panjang
kolom
71.5
71
70.5
Entalpi (H)

Grafik entalpi terhadap


70 panjang kolom
69.5
69 y = 0.0246x + 68.892
R² = 0.0002 Linear (Grafik entalpi
68.5 terhadap panjang
68 kolom)
0 0.5 1 1.5 2
Panjang Kolom (m)

b. Pada beda tekanan 50 mmHg

Grafik Entalpi terhadap panjang


kolom
75
74 y = 2.997x + 68.053
73 R² = 0.5633
Entalpi (H)

72 Grafik Entalpi terhadap


71 panjang kolom
70
69 Linear (Grafik Entalpi
68 terhadap panjang
67 kolom)
0 0.5 1 1.5 2
Panjang Kolom (m)

c. Pada beda tekanan 70 mmHg


Grafik Entalpi terhadap Panjang
Kolom
82
80 y = 4.5984x + 70.445
78 R² = 0.5374
Entalpi (H)

Grafik Entalpi terhadap


76 Panjang Kolom
74
72 Linear (Grafik Entalpi
70 terhadap Panjang
68 Kolom)
0 0.5 1 1.5 2
Panjang Kolom (m)

4.2.2 Humidifikasi Tanpa Pemanasan


a. Q = 80 L/h
Waktu Aliran masuk Aliran keluar
(t) menit TG TGW Y H TG TGW Y H
0 27,5 24 0,0174 72,5 26 23,5 0,0174 71
5
10
15
20 28 25 0,019 76,5 26,5 24,5 0,0186 74,5

Kya hGa Ntg Htg


0.194653 0.065769 1.098612 1.63843061

b. Q = 120 L/h
Waktu Aliran masuk Aliran keluar
(t) menit TG TGW Y H TG TGW Y H
0 29 24,5 0,0176 74,5 27 24,5 0,0186 74,5
5
10
15
20 29 26,5 0,021 83 26,5 25 0,0196 76,5
Kya hGa Ntg Htg
0.039537 0.060202 0.223144 8.06655621

4.2.3 Humidifikasi Dengan Pemanasan


Q = 100 L/h
Waktu Aliran masuk Aliran keluar
(t) menit TG TGW Y H TG TGW Y H
0 29 24,5 0,0176 74,5 27 24,5 0,0186 74,5
5
10
15
20 29 26,5 0,021 83 26,5 25 0,0196 76,5
25
30
35
40

Kya hGa Ntg Htg


0.298797 0.443472 1.686399 1.067363

BAB V

PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini praktikan melakukan proses Humidifikasi dan Dehumidifikasi.
Humidifikasi merupakan suatu proses peningkatan kadar air dalam udara. Sedangkan
dehumidifikasi merupakan suatu proses untuk menurunkan kadar air dalam udara. Proses
dehumidifikasi dan humidifikasi banyak digunakan untuk pengeringan gas, pengeringan
padatan basah, pemakaian AC dan lain-lain.Tujuan dari percobaan kali adalah mencari selisih
humiditi sebelum dan sesudah masuk kolom humidifikasi, massa air yang terserap, dan
mencari selisih entalpi sebelum dan sesudah masuk kolom dehumidifikasi .
Pengamatan dilakukan dengan cara mengambil data temperatur bola basah dan
temperatur bola kering dari udara masukkan dan keluaran, laju alir dari udara dan air baik
sebagai masukan maupun keluaran. Selanjutnya pengolahan data dapat menggunakan aplikasi
phisycometrics untuk mendapatkan nilai Relative Humidity (%), Kelembapan (kg H2O/kg
udara kering), dan Enthalpy.

Pada Percobaan Humidifikasi, dilakukan 3 variasi pengamatan, yaitu variasi pada laju
alir air pada beda tekanan udara 30 mmHg,50 mmHg dan 70 mmHg .Dari hasil percobaan
variasi laju alir air yang dilakukan, diperoleh bahwa semakin tinggi laju alir air, maka selisih
kelembapan udara relatif semakin meningkat. Namun, seiring dengan lamanya waktu air
dialirkan maka selisih kelembapan udara semakin menurun. Hal ini sesuai dengan teori
bahwa semakin besar laju alir air, maka perpindahan massa dari air ke udara semakin
berkurang. Namun, jika waktu kontak udara dengan air semakin lama, maka udara yang
keluar akan semakin banyak kandungan uap airnya. Hal ini terjadi karena adanya driving
force secara terus menerus sehingga perpindahan massa tetap berlangsung.
Dari hasil percobaan variasi beda tekanan udara terhadap laju alir, diperoleh bahwa
semakin tinggi beda tekan, maka perubahan kelembapan udara relatif semakin meningkat
seiring lamanya waktu kontak udara dengan air.
Dehumidifikasi adalah proses pengurangan kandungan air pada udara. Dengan cara
melewatkan udara pada kolom dehumidifikasi yang terdapat adsorben berupa silika gel yang
dapat mengadsorbsi kandungan air pada udara. Ketika udara melewati silika gel, kandungan
air pada udara akan diserap oleh silika gel sehingga udara keluaran dari kolom
dehumidifikasi memiliki kandungan air yang lebih rendah dibandingkan udara masukannya.
Nilai enthalpy semakin turun dikarenakan udara keluaran hasil dehumidifikasi memiliki
kandungan air yang rendah dibandingkan masukannya sehingga suhu udara keluar lebih
tinggi dibandingkan suhu udara masuk. Hal ini membuat entalpi udara keluar lebih kecil
dibandingkan entalpi udara masuk. Karena hubungan dari nilai suhu dan nilai entthalpi
berbanding terbalik.
Pada percobaan dehumidifikasi, percobaan dilakukan dengan variasi beda tekanan. Dari
hasil percobaan diperoleh bahwa semakin tinggi beda tekanan, maka perbedaan persen
kelembaban udara semakin besar. Semakin rendah Tray, maka persen kelembaban udara
semakin menurun, entalpi semakin meningkat dan Relatif humidity semakin menurun.
BAB VI

SIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

 Pada percobaan humidifikasi tanpa pemanasan ,temperatur udara yang masuk ke


dalam kolom mengalami penurunan saat udara itu keluar dari kolom.
 Penurunan temperatur antara udara masuk dan udara keluar pada percobaan
humidifikasi dengan pemanasan dan sikulasi aliran air lebih besar dibandingkan
humidifikasi tanpa pemanasan dan tanpa sirkulasi aliran air
 Pada percobaan dehumidifikasi temperatur udara keluar lebih besar daripada
temperatur udara masuk .

DAFTAR PUSTAKA

Budi ,Untoro .2014 .” Proses – Proses Dehumidifier ”


.http://www.academia.edu/9936385/Proses_-_Proses_Dehumidifier (diakses
tanggal 25 September 2016)

Nersdan . 2008 .” Humidifikasi ”


.http://nersdan.blogspot.co.id/2008/12/humidifikasi.html (diakses tanggal 25
September 2016)

Oktari ,Devi .2014 .” Laporan Tetap Humidifikasi dan Dehumidifikasi ”


.http://depisatir.blogspot.co.id/2014/06/laporan-tetap-humidifikasi-dan.html
(diakses tanggal 25 September 2016)

Tim Dosen OTK Polban. 2013. Petunjuk Praktikum Operasi Teknik Kimia Pilot
Plant. Bandung Barat : Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung
LAMPIRAN

Perhitungan humidifikasi tanpa pemanasan


 80 L/h
1 273.2
𝜌 = 28.97( )( )
22.414 𝑇𝑓
1 273.2
= 28.97( )( )
22.414 25.5
= 1.182551 kg/m³

𝐶𝑜 2(∆𝑃)
𝑉𝑜 = √
√1 − (𝐷𝑜/𝐷𝑖)⁴ 𝜌′

0.610974
= 𝑥95.62005
0.987374
= 59.1684 m/dt

𝐺′ = 𝑉𝑜 . 𝐴 . 𝜌
= 59.1684 x 0.004558 x1.182551
= 0.31892542 m

𝑌′𝑎𝑠 – 𝑌′1 𝐾𝑦𝑎 . 𝑍


𝑙𝑛 =
𝑌′𝑎𝑠 – 𝑌′2 𝐺𝑠′
0.0184 – 0.019 𝐾𝑦𝑎 . 1.8
𝑙𝑛 =
0.0184 – 0.0186 0.31892542
𝐾𝑦𝑎 = 0.194653

𝑇𝑔1 – 𝑇𝑎𝑠 ℎ𝐺𝑎 . 𝑍


𝑙𝑛 =
𝑇𝑔2 – 𝑇𝑎𝑠 𝐺𝑠′. 𝐶𝑠
28– 23 ℎ𝐺𝑎 .1.8
𝑙𝑛 =
26.5– 23 0.31892542 x 1.04072
ℎ𝐺𝑎 = 0.065769
𝑌′𝑎𝑠 – 𝑌′1
𝑁𝑡𝑔 = 𝑙𝑛
𝑌′𝑎𝑠 – 𝑌′2
0.0184 – 0.019
= 𝑙𝑛
0.0184 – 0.0186
𝑁𝑡𝑔 = 1.098612

𝑍
𝐻𝑡𝑔 =
𝑁𝑡𝑔
1.8
𝐻𝑡𝑔 =
1.098612
𝐻𝑡𝑔 = 1.63843061

 120 L/h

1 273.2
𝜌 = 28.97( )( )
22.414 𝑇𝑓
1 273.2
= 28.97( )( )
22.414 25.5
= 1.182551 kg/m³

𝐶𝑜 2(∆𝑃)
𝑉𝑜 = √
√1 − (𝐷𝑜/𝐷𝑖)⁴ 𝜌′

0.610974
= 𝑥95.62005
0.987374
= 59.1684 m/dt

𝐺′ = 𝑉𝑜 . 𝐴 . 𝜌
= 59.1684 x 0.004558 x1.182551
= 0.31892542 m

𝑌′𝑎𝑠 – 𝑌′1 𝐾𝑦𝑎 . 𝑍


𝑙𝑛 =
𝑌′𝑎𝑠 – 𝑌′2 𝐺𝑠′
0.0148 – 0.0208 𝐾𝑦𝑎 . 1.8
𝑙𝑛 =
0.0148 – 0.0196 0.31892542
𝐾𝑦𝑎 = 0.039537

𝑇𝑔1 – 𝑇𝑎𝑠 ℎ𝐺𝑎 . 𝑍


𝑙𝑛 =
𝑇𝑔2 – 𝑇𝑎𝑠 𝐺𝑠′. 𝐶𝑠
29– 20 ℎ𝐺𝑎 .1.8
𝑙𝑛 =
26.5– 20 0.31892542 x 1.044104
ℎ𝐺𝑎 = 0.060202

𝑌′𝑎𝑠 – 𝑌′1
𝑁𝑡𝑔 = 𝑙𝑛
𝑌′𝑎𝑠 – 𝑌′2
0.0148 – 0.0208
= 𝑙𝑛
0.0148 – 0.0196
𝑁𝑡𝑔 = 0.223144

𝑍
𝐻𝑡𝑔 =
𝑁𝑡𝑔
1.8
𝐻𝑡𝑔 =
0.223144
𝐻𝑡𝑔 = 8.06655621

Anda mungkin juga menyukai