Oleh :
Kelompok : IV
Nama : 1. Harum Ambariyanti 141411040
2. Indri Andriyana 141411041
Kelas : 3B
a. Menghitung koefisien pindah panas hGa dan koefisien pindah massa kya pada
kolom isian cooling tower
b. Membandingkan suhu air yang diperoleh dari praktikum terhadap suhu air
seharusnya yang diperoleh secara teoritis dari cooling tower
c. Mengetahui pengaruh laju alir udara Gs’ terhadao kelembaban udara Y
sepanjang kolom adsorbsi
d. Menghitung harga kelembaban Y, suhu udara T, dan entalpi H pada beberapa
titik dalam kolom adsorbsi untuk menganalisa keadaan kolom.
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam pemrosesan bahan sering diperlukan untuk menentukan uap air dalam aliran
gas. Operasi ini dikenal sebagai proses humidifikasi. Dan sebaliknya untuk mengurangi uap
air dalam aliran gas disebut proses dehumidifikasi. Dalam humidifikasi, kadar uap air dapat
ditingkatkan dengan melewatkan aliran gas diatas cairan yang kemudian akan menguap ke
dalam aliran gas. Perpindahan ke aliran utama berlangsung dengan cara difusi dan pada
perbatasan (interface) perpindahan panas dan massa yang berlangsung terus-menerus,
sedangkan dalm dehumidifikasi dilakukan kondensasi (pengembunan) parsial dan uap yang
terkondensasi (terhubungkan) dibuang.
Untuk memperbesar kandungan uap air sesuai dengan yang dibutuhkan dalam proses
tertentu, bisa dipakai beberapa cara dengan bermacam persyaratan dalam bermacam
pemrosesan :
1) Uap air ditambahkan langsung. Cara ini kurang disukai karena kemungkinan besar
adanyan pengotoran.
2) Air disiramkan berlawanan arah pada kecepatan tertentu, disini terjadi penguapan dari
air dimana temperatur gas akan menurun demikian juga air, panasnya digunakan
untuk penguapan, panas laten dan panas sensibel.
3) Pencampuran dengan gas yang mempunyai kelembaban tinggi, cara ini sering
digunakan untuk pekerjaan laboratorium.
4) Gas dialirkan diatas air sehingga hanya bagian permukaan air yang mengalami
penguapan. Untuk mendapatkan kecepatan pelembaban yang tinggi maka luas
permukaan kontak harus dipertinggi.
Demikian juga untuk mengurangi kandungan uap air, dapat dilakukan dengan berbagai cara
yaitu:
1) Gas di bawa keruangan yang mempunyai permukaan yang dingin, bisa berupa
padatan atau cairan. Jika permukaan ini mempunyai temperatur yang lebih dingin dari
titik embun, maka akan terjadi kondensasi dan temperatur gas akan turun sedang
temperatur permukaan akan naik karena adanya perpindahan panas laten dan sensibel
dari gas. Di sini temperatur gas turun dengan kelembaban uap sampai titik embun dan
terjadi kondensasi, masih diikuti penurunan temperatur gas.
2) Dehumidifikasi juga dapat dilakukan dengan memperbesar tekanan dengan
pengontrolan temperatur konstan. Di sini tekanan parsial dari uap dinaikkan dan
kondensasi akan terjadi sesaat setelah titik jenuh telampaui. Jika gas udara ditekan ke
tekanan yang lebih tinggi akan menjadi jenuh dengan uap, tetapi tekanan parsial
hanyalah bagian yang kecil dari tekanan total. Contohnya gas untuk pembakaran
biasanya ditekan lebih dulu untuk mencegah kondensasi dijalur perpipaan.
3) Dengan mengalirkan gas/udara melalui zat penyerap. Ini dilakukan untuk proses yang
penurunannya tidak terlalu besar. Absorbentnya dapat dipakai lagi dengan
mamanaskannya untuk menghilangkan air yang terserap.
1 Anemometer Air
3 Kompressor
Mengatur katup
Catat data pertama Menekan tombol P2
utama sehinggaa ada
pada laju alir air= 0, (kompressor) pada
perbedaan tekanan
t=10 menit posisi ON
orifice
3.2.3 Dehumidifikasi
buka katup v2 , v3
nyalakan plant tunggu hingga kondisi
dan v5 dan tutup
dehumidifikasi alat konstan
katup v1 dan v4
b. Q = 120 L/jam
0 27 28 28 25 26 27
5 28,5 28,5
10 29,5 30
15 31,5 32
20 32,5 33
25 33,5 34
30 34 35
35 35 35
40 35 30 30 25 28,5 35
V Temperatur Temperature Y H
∆P
udara gas TG Basah TGW
Oriffice
(m/s)
(mmHg) T in T out T in T out Y in Y out H in H out
30 2,3 25 27 23 23 0,017 0,016 68,5 68,5
50 2,67 25,5 27,5 23 24,5 0,0168 0,0184 68,5 74,5
70 2,95 27 31 23,5 26 0,017 0,0192 71 80,8
V Temperatur di A Temperature di B
∆P
udara
Oriffice TG TGW Y H TG TGW Y H
(m/s)
(mmHg)
0,0168 68,5 0,0168 68,5
30 2,3 23 25,5 23
25,5
50 2,67 26 23,5 0,0174 71 26,5 23,5 0,0172 71
70 2,95 27 24 0,0178 72,5 26,5 24 0,0178 72,5
V Temperatur di C Temperature di D
∆P
udara
Oriffice TG TGW Y H TG TGW Y H
(m/s)
(mmHg)
30 2,3 25 23,5 0,0178 71 25,5 23 0,0168 68,5
50 2,67 26 23 0,0166 68,5 27 24 0,0178 72,5
0,0190 76,5 0,0186 76,5
70 2,95 25 28,5 25
27,5
Grafik kelembaban (Y) terhadap panjang kolom adsorpsi pada setiap laju alir
a. Pada beda tekanan 30 mmHg
R² = 0.4668
0.0178 Grafik Y terhadap
0.0176 panjang kolom
0.0174
0.0172
0.017 Linear (Grafik Y
0.0168 terhadap panjang
0.0166 kolom)
0.0164
0 0.5 1 1.5 2
Panjang Kolom (m)
0.0185
Grafik Y tehadap
0.018 panjang Kolom
0.0175
Linear (Grafik Y
0.017 tehadap panjang
Kolom)
0.0165
0 0.5 1 1.5 2
Panjang Kolom (m)
Grafik entalpi (H) terhadap panjang kolom adsorpsi pada setiap laju alir
a. Pada beda tekanan 30 mmHg
Grafik entalpi terhadap panjang
kolom
71.5
71
70.5
Entalpi (H)
b. Q = 120 L/h
Waktu Aliran masuk Aliran keluar
(t) menit TG TGW Y H TG TGW Y H
0 29 24,5 0,0176 74,5 27 24,5 0,0186 74,5
5
10
15
20 29 26,5 0,021 83 26,5 25 0,0196 76,5
Kya hGa Ntg Htg
0.039537 0.060202 0.223144 8.06655621
BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini praktikan melakukan proses Humidifikasi dan Dehumidifikasi.
Humidifikasi merupakan suatu proses peningkatan kadar air dalam udara. Sedangkan
dehumidifikasi merupakan suatu proses untuk menurunkan kadar air dalam udara. Proses
dehumidifikasi dan humidifikasi banyak digunakan untuk pengeringan gas, pengeringan
padatan basah, pemakaian AC dan lain-lain.Tujuan dari percobaan kali adalah mencari selisih
humiditi sebelum dan sesudah masuk kolom humidifikasi, massa air yang terserap, dan
mencari selisih entalpi sebelum dan sesudah masuk kolom dehumidifikasi .
Pengamatan dilakukan dengan cara mengambil data temperatur bola basah dan
temperatur bola kering dari udara masukkan dan keluaran, laju alir dari udara dan air baik
sebagai masukan maupun keluaran. Selanjutnya pengolahan data dapat menggunakan aplikasi
phisycometrics untuk mendapatkan nilai Relative Humidity (%), Kelembapan (kg H2O/kg
udara kering), dan Enthalpy.
Pada Percobaan Humidifikasi, dilakukan 3 variasi pengamatan, yaitu variasi pada laju
alir air pada beda tekanan udara 30 mmHg,50 mmHg dan 70 mmHg .Dari hasil percobaan
variasi laju alir air yang dilakukan, diperoleh bahwa semakin tinggi laju alir air, maka selisih
kelembapan udara relatif semakin meningkat. Namun, seiring dengan lamanya waktu air
dialirkan maka selisih kelembapan udara semakin menurun. Hal ini sesuai dengan teori
bahwa semakin besar laju alir air, maka perpindahan massa dari air ke udara semakin
berkurang. Namun, jika waktu kontak udara dengan air semakin lama, maka udara yang
keluar akan semakin banyak kandungan uap airnya. Hal ini terjadi karena adanya driving
force secara terus menerus sehingga perpindahan massa tetap berlangsung.
Dari hasil percobaan variasi beda tekanan udara terhadap laju alir, diperoleh bahwa
semakin tinggi beda tekan, maka perubahan kelembapan udara relatif semakin meningkat
seiring lamanya waktu kontak udara dengan air.
Dehumidifikasi adalah proses pengurangan kandungan air pada udara. Dengan cara
melewatkan udara pada kolom dehumidifikasi yang terdapat adsorben berupa silika gel yang
dapat mengadsorbsi kandungan air pada udara. Ketika udara melewati silika gel, kandungan
air pada udara akan diserap oleh silika gel sehingga udara keluaran dari kolom
dehumidifikasi memiliki kandungan air yang lebih rendah dibandingkan udara masukannya.
Nilai enthalpy semakin turun dikarenakan udara keluaran hasil dehumidifikasi memiliki
kandungan air yang rendah dibandingkan masukannya sehingga suhu udara keluar lebih
tinggi dibandingkan suhu udara masuk. Hal ini membuat entalpi udara keluar lebih kecil
dibandingkan entalpi udara masuk. Karena hubungan dari nilai suhu dan nilai entthalpi
berbanding terbalik.
Pada percobaan dehumidifikasi, percobaan dilakukan dengan variasi beda tekanan. Dari
hasil percobaan diperoleh bahwa semakin tinggi beda tekanan, maka perbedaan persen
kelembaban udara semakin besar. Semakin rendah Tray, maka persen kelembaban udara
semakin menurun, entalpi semakin meningkat dan Relatif humidity semakin menurun.
BAB VI
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Tim Dosen OTK Polban. 2013. Petunjuk Praktikum Operasi Teknik Kimia Pilot
Plant. Bandung Barat : Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung
LAMPIRAN
𝐶𝑜 2(∆𝑃)
𝑉𝑜 = √
√1 − (𝐷𝑜/𝐷𝑖)⁴ 𝜌′
0.610974
= 𝑥95.62005
0.987374
= 59.1684 m/dt
𝐺′ = 𝑉𝑜 . 𝐴 . 𝜌
= 59.1684 x 0.004558 x1.182551
= 0.31892542 m
𝑍
𝐻𝑡𝑔 =
𝑁𝑡𝑔
1.8
𝐻𝑡𝑔 =
1.098612
𝐻𝑡𝑔 = 1.63843061
120 L/h
1 273.2
𝜌 = 28.97( )( )
22.414 𝑇𝑓
1 273.2
= 28.97( )( )
22.414 25.5
= 1.182551 kg/m³
𝐶𝑜 2(∆𝑃)
𝑉𝑜 = √
√1 − (𝐷𝑜/𝐷𝑖)⁴ 𝜌′
0.610974
= 𝑥95.62005
0.987374
= 59.1684 m/dt
𝐺′ = 𝑉𝑜 . 𝐴 . 𝜌
= 59.1684 x 0.004558 x1.182551
= 0.31892542 m
𝑌′𝑎𝑠 – 𝑌′1
𝑁𝑡𝑔 = 𝑙𝑛
𝑌′𝑎𝑠 – 𝑌′2
0.0148 – 0.0208
= 𝑙𝑛
0.0148 – 0.0196
𝑁𝑡𝑔 = 0.223144
𝑍
𝐻𝑡𝑔 =
𝑁𝑡𝑔
1.8
𝐻𝑡𝑔 =
0.223144
𝐻𝑡𝑔 = 8.06655621