Disusunoleh:
Surabaya
2013
1
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT, karena limpahan rahmat,
kemudahan, kelancaran dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Evaluasi Mengenai Penyediaan Prasarana dan Sarana
(Infrastruktur) kesehatan pada Kecamatan Sukolilo” dapat terselesaikan.
Tugas ini merupakan syarat wajib bagi mahasiswa Jurusan S1 Perencanaan
Wilayah Kota FTSP ITS dalam penyelesaian mata kuliah Prasarana Wilayah dan Kota I.
Makalah ini juga berisi tentang kelengkapan prasarana yang telah tersedia, distribusi
pelayanannya, kualitas dari prasarana dan sarana yang tersedia, potensi dan
permasalahan terkait dengan penyediaan prasarana dan sarana kota, dan proyeksi
kebutuhan prasarana dan sarana 5 tahun ke depan.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa penulisan dan
penyusunan ini masih jauh dari sempurna, mengingat terbatasnya waktu dan
kemampuan penulis. Kritik dan saran sangat diperlukan untuk dijadikan sebagai acuan
tugas-tugas selanjutnya.
Dalam penyelesaian penulisan makalah ini penulis tidak lepas dari bantuan
semua pihak yang telah memberikan kesempatan, bimbingan, sarana dan prasarana
selama penulisan makalah ini. Atas semua bantuan yang telah diberikan kepada penulis,
penulis ingin mengucapkan terima kasih dan semoga atas bantuan yang telah diberikan
selama penulisan dan penyusunan makalah ini mendapatkan balasan dari Allah SWT.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
i
ABSTRAK
Pada masa sekarang ini kondisi dari fasilitas kesehatan itu sendiri mengalami
penurunan di bidang pelayanan kesehatan, dan administrasi kesehatan, dan pelayan
distribusi kesehatan. Seharusnya, pelayanan kesehatan yang ditawarkan lebih cepat
dalam penanganan pasien agar pasien tidak dibuat menunggu terlalu lama, di bidang
administrasi juga begitu lebih sigap dalam menangani berkas-berkas yang ada di rumah
sakit, dan pelayanan distribusi kesehatan penyebarannya tidak merata karena pelayanan
kesehatannya terpusat pada satu tempat saja. Tanpa adanya fasilitas kesehatan
menyebabkan wabah penyakit yang seharusnya bisa dicegah sehingga menyebabkan
pandemik, dan dapat mengakibatkan kesehatan penduduk memburuk dari tahun ke
tahun.
Dengan adanya berbagai permasalahan tersebut perlu adanya evaluasi terkait
fasilitas kesehatan agar fasilitas ini diharapkan mengalami perbaikan yang lebih baik lagi
dan mendapat perhatian dari seluruh kalangan masyarakat, akademisi serta pemerintah
untuk kebaikan Kecamatan Sukolilo dan Kota Surabaya. Evaluasi dilaksanakan dengan
berdasarkan kondisi eksisting yang ada sekarang dan beberapa literatur lain terkait
pengembangan di fasilitas tersebut di kawasan ini.
Cakupan evaluasi nantinya akan menggambarkan bagaimana kelengkapan,
distribusi, kualitas, potensi dan permasalahan serta tingkat kebutuhan fasilitas kesehatan
di Kecamatan Sukolilo. Dengan begitu, akan terlihat tingkat keberhasilan pemerintah
dalam mengakomodasi masyarakat dengan fasilitas kesehatan apakah sudah baik atau
masih kurang. Tentunya pemerintah harus gencar melakukan peningkatan keberhasilan
dalam mengakomadasi kebutuhan masyarakat akan fasilitas tersebut dengan
memaksimalkan berbagai indikator-indikator keberhasilan terkait penyediaan prasarana
dan sarana kota.
1
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR TABEL
Table 1. Pedoman penyediaan sarana kesehatan ............. Error! Bookmark not defined.
Table 2.Sarana kesehatan Kelurahan KeputihKelurahan Menur Pumpungan ........... Error!
Bookmark not defined.
Table 3. Sarana kesehatan Kelurahan Menur Pumpungan Error! Bookmark not defined.
Table 4. Sarana kesehatan Kelurahan Nginden Jangkungan............Error! Bookmark not
defined.
Table 5. Sarana kesehatan Kelurahan Semolowaru .......... Error! Bookmark not defined.
Table 6. Sarana kesehatan Kelurahan Medokan SemampirKelurahan Gebang PutihError!
Bookmark not defined.
Table 7. Sarana kesehatan Kelurahan Gebang Putih ........ Error! Bookmark not defined.
Table 8. Sarana kesehatan Kelurahan Klampis Ngasem ... Error! Bookmark not defined.
Table 9. Prediksi Kebutuhan Kesehatan Tahun 2014-2018 Error! Bookmark not defined.
v
DAFTAR GAMBAR
i
BAB I
PENDAHULUAN
Kota Surabaya adalah kota terbesar kedua setelah Jakarta dan jumlah
penduduknya yang banyak pula sehingga membutuhkan fasilitas kesehatan. Fasilitas
kesehatan merupakan fasilitas yang vital di sebuah wilayah. Pada masa sekarang ini,
fasilitas kesehatan mengalami kemunduran di bidang pelayanan kesehatan, dan
administrasi kesehatan, dan pelayan distribusi kesehatan. Seharusnya, pelayanan
kesehatan yang ditawarkan lebih cepat dalam penanganan pasien agar pasien tidak
dibuat menunggu terlalu lama, di bidang administrasi juga begitu lebih sigap dalam
menangani berkas-berkas yang ada di rumah sakit, dan yang terakhir pelayanan
distribusi kesehatan penyebarannya tidak merata karena pelayanan kesehatannya
terpusat pada satu tempat saja.
1
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah :
1.2.1. Untuk mengetahui berbagai jenis penyediaan prasarana dan sarana kota yang
telah tersedia.
1.2.2. Untuk mengetahui distribusi pelayanannya.
1.2.3. Untuk mengetahuikualitas dari prasarana dan sarana yang telah tersedia.
1.2.4. Untuk mengetahui potensi dan permasalahan terkait dengan penyediaan
prasarana dan sarana kota.
1.2.5. Untuk mengetahui proyeksi kebutuhan prasarana dan sarana 5 tahun ke depan.
Bab 1 Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang pembuatan makalah, tujuan penulisan makalah, dan
sistematika penulisan makalah.
Bab 3 Pembahasan
2
BAB II
REVIEW PERATURAN, KEBIJAKAN, dan STANDARD
Tingkat kesehatan penduduk adalah elemen penting untuk menentukan nilai dari
sumber daya manusia. Sarana kesehatan memiliki fungsi utama yaitu untuk melayani
secara medis bagi penduduk yang membutuhkan pengobatan. Sehingga dibutuhkan
penyediaan fasilitas kesehatan di setiap kelurahan, supaya memudahkan dalam
pelayanan medis.
3
Tabel 1 Pedoman penyediaan sarana kesehatan
No. Jenis Jumlah Luas Lantai atau Radius Standar Lokasi Keterangan
Penduduk Luas Tanah Pencapaian
Pendukung
(m2) (m2)
(jiwa)
4
6. Rumah Sakit 240.000 8,64 Ha 3lt/1000/
Wilayah P
Sumber: SKBI-2.3.5.1.1987
Standart
Tabel 2 Standart Fasilitas Kesehatan
Standar pelayanan
Bidang Kualitas
No. Pelayanan Indikator Cakupan Tingkat Pelayanan Kualitas Keterangan
1. Sarana Sebaran Satuan Minimal tersedia : Lokasi di -
Pelayanan fasilitas wilayah 1 unit Balai pusat
Kesehatan pelayanan Kabupaten Pengobatan/3.00 lingkungan/
kesehatan atau Kota 0 jiwa. kecamatan
atau 1 Unit BKIA/RS bersih,
jangkauan Bersalin/10.000- mudah
pelayanan. 30.000 jiwa. dicapai,
Tingkat 1 unit tenang, jauh
harapan Puskesmas/ dari sumber
hidup 120.000 jiwa. penyaki,
5
penduduk 65-75
thn
Sumber : Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001
6
BAB III
PEMBAHASAN
7
Tabel 3 Sarana kesehatan di Kelurahan Gebang Putih
8
6. Poliklinik 4
7. Praktek Dokter Spesialis Bersama 1
8. Bidan 2
9. Apotek 3
10. Optik 1
11. Praktek Dokter Umum 16
Sumber : Survey Lapangan
9
5. Apotek 1
6. Praktek Dokter Gigi 3
7. Posyandu 12
Sumber : Survey Lapangan
B. Distribusi Pelayanan
Pola distribusi pelayanan ditentukan oleh besarnya suatu populasi di suatu
kawasan dengan fasilitas yang akan melayani masyarakatnya. Evaluasi mengenai
distribusi fasilitas kesehatan di Kecamatan Sukolilo di kaji berdasarkan kelurahan-
kelurahan yang ada disana sehingga nantinya dapat dikembangkan suatu konsep
penyediaan prasarana dan sarana kota yang terpadu. Distribusi tempat-tempat fasilitas
kesehatan sangatlah penting, yang mana hal tersebut sangat mempengaruhi tingkat
keberhasilan masyarakat dalam mendapatkan akses layanan kesehatan. Lokasinya
harus dapat dijangkau oleh semua masyarakat. Selain itu, penyebarannya pun juga harus
merata. Jangan sampai fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada hanya bisa dijangkau oleh
kelompok masyarakat tertentu.
1. Jumlah dan kualitas sumber daya manusia. Dalam hal ini, banyaknya tenaga
medis dan para medis, seperti dokter, perawat, dan lainnya harus proporsional
10
atau sebanding dengan jumlah, kepadatan, dan persebaran penduduk, serta
kebutuhan masyarakat setempat. Jangan sampai sumber daya manusia yang ada
tidak sesuai dengan proporsi yang semestinya, yang berakibat pada
terhambatnya pelayanan kesehatan masyarakat. Selain itu, sumber-sumber daya
manusia juga harus ditempatkan secara merata agar dapat menjangkau seluruh
masyarakat. Sumber daya manusia yang ada pun harus berkompeten dan dapat
bertanggung jawab dalam melayani kebutuhan kesehatan masyarakat.
2. Kondisi infrastruktur yang digunakan untuk mengakses fasilitas-fasilitas
kesehatan. Kita bisa melihatnya pada kualitas dan kuantitas jalan dan sarana
transportasi yang tersedia. Kapasitas jalan dan sarana transportasi tentunya
disesuaikan dengan berbagai keperluan masyarakat, termasuk untuk mengakses
lokasi fasilitas kesehatan.
3. Standar jumlah dan ukuran fasilitas kesehatan. Dalam hal ini, jumlah fasilitas
kesehatan sangat ditentukan oleh aspek demografis dan kebutuhan di
masyarakat. Adapun kapasitas dan ukuran tentunya disesuaikan dengan jenis
fasilitas kesehatan. Balai pengobatan, misalnya, idealnya luas lahan yang
dibutuhkan sekitar 300 m2. Sedangkan puskesmas, lahan yang diperlukan yaitu
sekitar 1000 m2.
4. Kualitas peralatan medis. Yang mana peralatan-peralatan medis yang ada harus
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Pemerintah atau instansi-
instansi skala internasional. Tujuannya agar peralatan-peralatan tersebut bisa
membantu penyumbuhan berbagai macam penyakit yang diderita dan tidak
membahayakan pasien.
11
Tabel 10 Kelengkapan Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Sukolilo
12
Sakit
Spesialis
3 Rumah Baik
Sakit Jiwa
4 Poliklinik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
5 Apotik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
6 Praktek Baik Baik Baik
Dokter
Spesialis
7 Optikal Baik Baik Baik
8 Puskesmas Baik Baik Baik Baik Baik
9 Rumah Baik Baik Baik
Sakit
Bersalin
10 Praktek Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
Dokter
Umum
11 Praktek Baik Baik Baik Baik Baik Baik
Dokter Gigi
12 Posyandu Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
13 Praktek Baik Baik Baik Baik
Bidan
14 Praktek Baik Baik Baik
Dokter
Bersama
15 Laboratoriu Baik Baik
m Medis
D. Potensi dan Permasalahan Terkait dengan Penyediaan Prasarana dan Sarana
Kota
Terdapat berbagai permasalahan yang berhubungan dengan fasilitas kesehatan
yang ada di Kecamatan Sukolilo :
a. Kelurahan Gebang Putih
Permasalahan yang berkenaan dengan fasilitas kesehatan di Kelurahan
Gebang Putih, Kecamatan Sukolilo ini adalah rendahnya kesadaran dan
pengetatahuan terhadap kesehatan lingkungan. Hal ini dibuktikan dengan
keadaan lingkungan yang kotor, banyak sampah yang berserakan meskipun telah
disediakan bak-bak sampah. Saluran air yang kotor dan bau yang menyengat
diakibatkan saluran yang tersumbat oleh sampah.
Sistem standarisasi sarana kesehatan yang menjadi salah satu
persyaratannya adalah di lokasi pusat lingkungan atau kecamatan bersih, mudah
dicapai, jauh dari sumber penyakit, bau sampah, dan pencemaran lainnya. Namun
faktanya, Puskesmas Pembantu di Kelurahan Gebang Putih, Kecamatan Sukolilo
terletak berdekatan dengan TPS jaraknya ± 20m dan apabila hujan lebat jalan di
daerah Gebang Putih tergenang air (banjir) karena saluran air yang tersumbat.
13
Di daerah Kelurahan Gebang Putih, Kecamatan Sukolilo sangat rentan
terhadap penyakit karena lingkungannya yang kurang bersih. Hal ini terlihat dari
banyaknya sampah-sampah yang berserakan di pinggir jalan, dan bau got yang
dihasilkan berasal dari saluran air yang tersumbat oleh sampah dan permukiman
kumuh yang kebersihannya tidak perhatikan.
Potensi yang berkenaan dengan fasilitas kesehatan di Kelurahan Gebang
Putih, Kecamatan Sukolilo ini adalah fasilitas dan sarana kesehatan kelurahan
Gebang Putih dapat cukup untuk keperluan penanganan medis masyarakat.
b. Kelurahan Keputih
Permasalahan yang berkenaan dengan fasilitas kesehatan di Kelurahan
Keputih, Kecamatan Sukolilo ini adalah jumlah balai pengobatan yang kurang
dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Dengan jumlah warga sebanyak 14293
setidaknya Kelurahan Keputih, Kecamatan Sukolilo memiliki 5 balai pengobatan.
Karena setiap balai pengobatan mempunyai standar penduduk sebanyak 3000.
Lokasi dari balai pengobatan ini seharusnya berada di tengah tengah
perumahan penduduk tidak jauh dari perumahan penduduk. Dan fasilitas dokter
yang ada di Kelurahan Keputih, Kecamatan Sukolilo hanya berpusat pada daerah
perumahan atau di tepi jalan raya karena akses jalan yang mudah.
Potensi yang berkenaan dengan fasilitas kesehatan di Kelurahan Keputih,
Kecamatan Sukolilo ini adalah Kelurahan Keputih mempunyai puskesmas yang
menunjang fasilitas kesehatan yang tidak dimiliki oleh setiap Kelurahan. Fasilitas
kesehatan sudah cukup memadai. Di Kelurahan Keputih juga terdapat rumah sakit
khusus bersalin.
c. Kelurahan Menur Pumpungan
Permasalahan yang berkenaan dengan fasilitas kesehatan di Kelurahan
Menur Pumpungan, Kecamatan Sukolilo ini adalah terbatasnya peralatan medis
penunjang dan terbatasnya tenaga kesehatan.
Lokasi distribusi di Kelurahan Menur Pumpungan, Kecamatan Sukolilo ini
tergolong masih rendahnya tingkat distribusi fasilitas kesehatan. Hal ini
disebabkan karena fasilitas kesehatan yang ada terpusat di satu wilayah saja
terutama pada daerah perumahan elite di Jl. Manyar Tirto Asri.
Tingkat kesadaran dari penduduk terhadap kesehatan lingkungan rendah.
Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya sampah yang menumpuk serta saluran air
yang tersumbat yang diakibatkan oleh sampah yang dibuang sembarangan.
Potensi yang berkenaan dengan fasilitas kesehatan di Kelurahan Menur
Pumpungan, Kecamatan Sukolilo ini adalah kesadaran kesehatan akan fasilitas
14
kesehatan sudah tinggi hal itu dibuktikan dengan lingkungan yang bersih di sekitar
rumah penduduk.
d. Kelurahan Nginden Jangkungan
Permasalahan yang berkenaan dengan fasilitas kesehatan di Kelurahan
Nginden Jangkungan, Kecamatan Sukolilo ini adalah tidak adanya Rumah sakit
Umum milik pemerintah, yang ada hanyalah Rumah Sakit Umum milik Swasta
yaitu Rumah Sakit Premier meski fasilitas yang di tawarkan di rumah sakit
tersebut lengkap namun, biaya yang harus di keluarkan oleh masyarakat pun
terbilang cukup mahal. Ini menyebabkan masyarakat berpangku tangan pada
kesehatan yang didapat dari poliklinik setempat yang pelayanannya tidak sebaik
atau selengkap yang ada di Rumah Sakit Premier.
Selain itu ketidaktersediaan posyandu permanen membuat pelayanan
kurang maksimal, sehingga masyarakat memanfaatkan praktek dokter-dokter
umum yang ada di sekitar rumah mereka, dengan biaya yang relatif lebih mahal.
Penyediaan fasilitas kesehatan yang ada di Kelurahan Nginden
Jangkungan, Kecamatan Sukolilo memang lebih didominasi oleh fasilitas yang
dimiliki oleh pihak swasta baik perorangan maupun kelompok, sehingga biaya
yang di keluarkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan kesehatannya pun
memjadi mahal, jika dibandingkan dengan fasilitas kesehatan yang disediakan
pemerintah. Meski fasilitas kesehatan yang diolah oleh pihak swasta lebih
berkualitas, keterjangkauaan biaya menjadi permasalahan tersendiri bagi
masyarakat yang ada di Kelurahan Nginden Jangkungan, Kecamatan Sukolilo.
Potensi yang berkenaan dengan fasilitas kesehatan di Kelurahan Nginden
Jangkungan, Kecamatan Sukolilo ini adalah banyaknya dokter yang membuka
praktek di Kelurahan Nginden Jangkungan sehingga memudahakan dalam
pelayanan kesehatan.
e. Kelurahan Semolowaru
Permasalahan yang berkenaan dengan fasilitas kesehatan di Kelurahan
Semolowaru, Kecamatan Sukolilo ini adalah penyebaran fasilitas kesehatan
kurang merata. Karena letak tempat prakter dokter karena masih di temukannya 2
(dua) tempat prakter dokter gigi yang berbeda tetapi bersebelahan.
Tidak ditemukannya fasilitas penunjang kesehatan seperti Puskesmas
yang ada di Kelurahan Semolowaru, Kecamatan Sukolilo.
Lokasi apotek di Kelurahan Semolowaru, Kecamatan Sukolilo terletak di
jalan utama yang ramai sehingga menghambat pengguna jalan lainnya yang
seringkali menimbulkan kemacetan karena pembeli tidak di sediakan lahan
parker.
15
Potensi yang berkenaan dengan fasilitas kesehatan di Kelurahan
Semolowaru, Kecamatan Sukolilo ini adalah banyaknya dokter spesialis yang
membuka praktek disana seperti dokter spealis hewan, dll. Serta ada rumah sakit
f. Kelurahan Medokan Semampir
Permasalahan yang berkenaan dengan fasilitas kesehatan di Kelurahan
Medokan Semampir, Kecamatan Sukolilo ini adalah penyebaran fasilitas
kesehatan yang kurang merata. Puskesmas Pembantu Medokan Semampir
terletak di perkampungan, sehingga banyak masyarakat yang kesulitan dalam
menjangkau puskesmas. Apalagi bagi masyrakat yang lokasinya jauh dari lokasi
puskesmas.
Kurangnya peralatan medis dari fasilitas kesehatan yang ada di Kelurahan
Medokan Semampir, Kecamatan Sukolilo ini sehingga pasien harus di rujuk ke
rumah sakit atau Puskesmas pusat. Seperti pada kasus kecelakaan , tidak ada
peralatannya sehingga harus dirujuk. Hanya untuk penanganan pertolongan
pertama bisa dilakukan di Fasilitas Kesehatan di Kelurahan Medokan Semampir,
Kecamatan Sukolilo namun untuk perawatan yang lebih lanjut harus dibawa ke
Rumah Sakit atau Puskesmas Pusat.
Mayoritas penduduk di Kelurahan Medokan Semampir, Kecamatan
Sukolilo ini mempunyai ekonomi yang menengah ke bawah, jadi apabila berobat
dan harus dirujuk ke Rumah Sakit karena mereka sering kesulitan dalam soal
biaya dan pada akhirnya tidak mendapatkan perawatan intensif untuk
penyembuhan.
Kesadaran masyarakat akan penanggulangan wabah penyakit kurang. Hal
ini dibuktikan dengan penanggulangan wabah yang tidak segera ditangani. Pada
kasus wabah demam berdarah, masyarakat melaporkan untuk mendapat
penanganan dengan segera. Namun pengaduan tersebut tidak segera dilayani,
setelah beberapa waktu yang lama barulah penanganan tersebut dilakukan. Hal
ini sangatlah tidak baik karena masalah wabah penyakit apabila tidak segera di
atasi akan berakibat yang parah pada masyarakat.
Potensi yang ada di Kelurahan Medokan Semampir yaitu aksesibilitas
menuju ke fasilitas kesehatan yang ada cukup mudah, masyarakat cukup menuju
ke jalan utama.
g. Kelurahan Klampis Ngasem
Permasalahan yanga ada di Kelurahan Klampis Ngasem, Kecamatan Sukolilo
ini adalah kurangnya fasilitas kesehatan umum yang tersedia karena hanya
terdapat beberapa fasilitas kesehatan yakni tempat praktek dokter umum maupun
dokter spesialis yang banyak. Itu pun harus mengadakan janji jika ingin
16
mendapatkan pelayanan kesehatan. Saat ini untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan harus membayar dengan uang yang cukup mahal sebagai imbalan
atas pelayanan kesehatan yang didapatkan.
Penyebaran dari fasilitas kesehatan yang ada di Kelurahan Klampis Ngasem
tidak merata karena hanya terpusat di daerah yang berdekatan dengan Rumah
Sakit Umum Haji sedangkan di tempat lainnya tidak terjangkau oleh fasilitas
kesehatan lainnya.
Banyak terlihat pada masyarakat yang kurang mampu masih belum terjaga
dengan baik kesehatan mereka. Sehingga apa yang kita harapkan untuk bisa
lebih baik belum bisa terwujudkan dengan maksimal.
Pembuatan kartu jaminan kesehatan untuk masyarakat yang kurang mampu
belum secara maksimal, sehingga masyarakat yang kurang mampu belum bisa
mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik dari fasilitas kesehatan.
Potensi yang ada di lokasi studi adalah adanya rumah sakit yang selalu buka
24 jam memudahkan penduduk yang sakit secara tiba-tiba bisa langsung menuju
rumah sakit tanpa harus menunggu keesokan harinya.
E. Proyeksi Kebutuhan Sarana dan Prasarana 5 Tahun ke Depan
Proyeksi fasilitas kesehatan adalah perhitungan matematis jumlah fasilitas
kesehatan di masa yang akan datang berdasarkan jumlah penduduk sekarang, dalam
memproyeksikan kebutuhan fasilitas kesehatan pada suatu tahun tertetntu,
dibutuhkan beberapa faktor, diantaranya :
a. Jumlah Penduduk
b. Komposisi Penduduk
c. Ukuran Kota
d. Status Administrasi Kota
Kecamatan Tahun
2011 2012
Sukolilo 104.550 105.883
Sumber : Dispenduk dan Capil Kota Surabaya, 2012
17
Terkait dengan analisis kebutuhan fasilitas pendidikan dalam proyeksinya hingga di
tahun 2018 maka analisis yang digunakan disini menggunakan metode linier atau
polinomial sebab pertambahan penduduk relatif stabil sehingga metode inilah yang
dianggap sesuai untuk digunakan.
P(t+q) = Pt + b (q)
Dimana :
= 113.881
18
Berdasarkan hasil proyeksi penduduk dengan menggunakan metode linier
tersebut, kebutuhan fasilitas kesehatan pada tahun 2018 dan dengan mengacu pada SNI
SKBI-2.3.5.1.1987 dan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No.
534/KPTS/M/2001 maka dapat diproyeksi sebagai berikut :
a. 1 buah Posyandu dapat melayani minimum penduduk 1.250 jiwa, maka proyeksi
kebutuhan posyandu di tahun 2018 adalah sekitar 91 posyandu.
b. 1 buah Balai Pengobatan Warga dapat melayani minimum penduduk 2500 jiwa,
maka proyeksi kebutuhan Balai Pengobatan di tahun 2018 adalah 45 Balai
Pengobatan Warga.
c. 1 buah BKIA/ Klinik Bersalin dapat melayani minimum penduduk 30.000 jiwa,
maka proyeksi kebutuhan BKIA di tahun 2018 adalah 3 BKIA.
d. 1 buah Puskesmas Pembantu dapat melayani minimum penduduk 30.000 jiwa,
maka kebutuhan Puskesmas Pembantu di tahun 2018 adalah 4 Puseksmas
pembantu.
e. 1 buah Puskesmas dapat melayani minimum penduduk 120.000 jiwa, maka
kebutuhan Puskesmas di tahun 2018 adalah 0 Puskesmas.
f. 1 buah apotik dapat melayani minimum penduduk 30.000 jiwa, maka kebutuhan
apotik di tahun 2018 adalah 3 apotik.
g. 1 buah rumah sakit dapat melayani minimum penduduk 240.000 jiwa, maka
kebutuhan rumah sakit di tahun 2018 adalah 0 rumah sakit.
19
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
4.1. Kesimpulan
20
4.2. Rekomendasi
21
DAFTAR PUSTAKA
Surpriharjo, Rimadewi, and Rulli Pratiwi Setiawan. Prasarana Wilayah dan Kota I (PW09-
1307). Surabaya: ITS, 2009.