PENDAHULUAN
Kemenyan merupakan hasil hutan bukan kayu (HHBK) yang berasal dari
pengawet makanan, parfum, dan lain-lain. Kayu dari pohon kemenyan yang sudah
tidak produktif lagi dapat juga dimanfaatkan sebagai bahan mebel maupun
konstruksi bangunan. Pohon kemenyan ini dapat juga dimasukkan sebagai salah
satu jenis tanaman konservasi di tanah masyarakat yang merupakan hutan hak
yang terletak di daerah penyangga, karena produk utamanya bukan kayu tapi
HHBK nya.
yaitu kemenyan bulu (Styrax benzoine var hiliferum), durame (Styrax benzoin
Dryan) dan toba (Styrax sumatrana JJSM atau Styrax paralleloerum Perk). Ketiga
jenis kemenyan ini tumbuh secara alami di sepanjang Bukit Barisan mulai dari
Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara sampai dengan Lampung. Dua jenis
kemenyan yang disebut terakhir adalah kemenyan yang sudah dikenal di pasaran.
Tapanuli sudah cukup lama berlangsung, yaitu sekitar tahun 1800 an (Waluyo,
dkk., 2001).
Hampir 100 % kemenyan yang beredar di Pulau Jawa di pasok dari Pulau
Sumatera, 80% diantaranya di pasok oleh Sumatera Utara, khususnya dari daerah
berbentuk dadu, ataupun serbuk dalam kemasan. Produk ini biasa dijumpai
ditukang “rampe” (jual bunga-bungaan khusus untuk ziarah kuburan atau acara
ritual lainnya).
kemenyan itu mengandung senyawa yang disebut dengan benzoin. Selain itu
ekstraksi kemenyan menghasilkan juga asam sinamat tidak kurang dari 36,5%.
Senyawa ini merupakan bahan baku utama industri parfum, farmasi dan
kosmetika. Dengan kehadiran asam sinamat dalam parfum dapat membuat aroma
asli dari parfum tersebut lebih tahan lama, lembut dan tidak berisiko terhadap
PEMBAHASAN
Jenis ini termasuk toleran yaitu mampu tumbuh di bawah naungan pohon. Pada
cahaya penuh sedangkan batangnya relatif harus lebih sedikit karena untuk
menghindari kerusakan kulit batang (kulit kering dan mengeras). Karakter ini
faktor tempat tumbuh sangat penting untuk keberhasilan penanaman. Salah satu
1. Pengolahan lahan
Pengolahan lahan disesuaikan tipe lahan dan kondisi vegetasi awal lokasi
pengolahan mekanis dan semi mekanis untuk memperbaiki struktur dan tekstur
tanah. Pada kelerengan 15% dapat dilakukan dengan semi mekanis (hand traktor
dan cangkul).
Arah jalur yang akan dipasang ajir perlu mendapatkan perhatian. Untuk itu
pemasangan ajir harus disesuaikan garis kontur yang telah dibuat sebelumnya.
Pada areal tidak bervegetasi letak ajir dapat dipola dengan jarak 3 x 4 meter (833
naungan terlebih dahulu dengan sistim jalur dan jarak tanam yang diterapkan.
cm. Lapisan tanah atas dipisahkan dengan lapisan tanah bawah. Sebaiknya lubang
B. Seleksi benih
Dilakukan dengan terlebih dahulu merendam dalam air dingin, benih yang
terapung dibuang. Benih kemenyan memiliki karakter dormansi benih (2-3 bulan).
Pengaruh kulit biji yang keras menjadi pembatas dalam kecepatan perkecambahan
C. Pengadaan bibit
Penyiapan bibit dapat dilakukan secara langsung oleh petani atau dibeli
dari penangkar bibit yang memiliki lisensi resmi. Kriteria mutu bibit Kemenyan
0,7 – 1,2 cm, perakaran bibit pada media kompak. Umur bibit dengan kriteria
D. Tahapan perkecambahan
a. Menyiapkan bedeng semai atau bak kecambah dengan media pasir halus
campuran tanah dan kompos (7:3). Bak kecambah dan polybag tersebut
Plastik polybag dipisahkan dari media secara hati-hati agar media tidak
batangnya sejajar permukaan tanah. Tekan secara perlahan tanah timbunan agar
F. Pemeliharaan lanjutan
penyakit
dengan dosis pupuk disesuaikan hasil analisa tanah yang sebelumnya dilakukan.
membuat parit kecil selebar mata cangkul di sekeliling pokok tanaman (sesuaikan
lebar tajuk tanaman). Setelah pupuk ditabur, parit ditimbun kembali. Teknik
kecil selebar mata cangkul di sekeliling pokok tanaman (sesuaikan lebar tajuk
Pohon kemenyan sudah bisa disadap pada umur 7 Tahun dan dalam satu
tahun bisa dilakukan penyadapan 1 sampai 2 kali, yaitu di bulan Juni sampai
ciri-ciri pohon kemenyan yang sudah siap disadap adalah ketika mencukil kulit
batangnya akan terbuka dengan mudah dan sebaliknya. Hal ini diduga berkaitan
erat dengan musim berbuah dari pohon kemenyan. Proses penyadapan dan
kotoran lumut atau kulit tua yang mengelupas menggunakan pisau khusus yang
2. Pencungkilan Kulit
Pinus, Damar Mata Kucing ataupun Karet, maka pada kegiatan penyadapan
antara kulit dan xylem. Kegiatan pencungkilan ini menggunakan ”panukul” (pisau
mirip obeng). Ukuran kulit yang dicungkil lebar 2 cm dan panjang 2-4 cm.
menggunakan panukul.
3. Pemanenan Getah.
pemanenan getah. Getah sudah dapat dipanen setelah 3 bulan dari pencungkilan
kulit dengan cara mengerat (mencungkil) kulit dari batang pohon. Getah hasil
proses patogenis ini berada dibagian dalam kulit berbentuk lempengan berwarna
putih. Proses terbentuknya getah yang tidak terekspos ke udara (di balik kulit) ini
Edison dkk. (1983) dalam Totok Kartono Waluyo, dkk. (2006) kemenyan seperti
pertama, karena baik besaran lempengan maupun warnanya sudah berubah karena
terjadi interaksi dengan udara bebas. Untuk lebih jelasnya mengenai kualitas,
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
ritual keagamaan, perdukunan atau yang berbau mistis lainnya, tapi juga bisa
untuk kepentingan yang lebih luas lagi seperti untuk bahan baku obat-obatan,
bahan pengawet makanan sampai untuk bahan kosmetika dan harganya cukup
sesuai untuk ditanam di daerah penyangga yang merupakan daerah tangkapan air,
maka tanaman ini selain dapat berfungsi sebagai tanaman produksi hutan rakyat
hutan.jakarta
Tugas Individu
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2018